Stunting memiliki dampak besar pada perkembangan anak, sehingga upaya pencegahan dan penanggulangannya dapat dilakukan dengan memperkuat ketahanan pangan keluarga melalui konsumsi makanan bergizi. Di Desa Lok Baintan, pencegahan stunting dilakukan dengan memberikan edukasi dan pelatihan kepada masyarakat untuk mendeteksi stunting dan menanganinya dengan membudidayakan tanaman sayuran dan buah di pekarangan rumah, baik dengan cara konvensional maupun non-konvensional. Tujuan dari kegiatan ini adalah meningkatkan kesadaran akan pentingnya asupan gizi dan cara mendapatkannya melalui keterampilan memanfaatkan lahan rumah untuk menanam tanaman pangan sehat, yang diharapkan dapat mengubah perilaku masyarakat dalam memenuhi kebutuhan gizi keluarga. Kegiatan pengabdian masyarakat ini diawali dengan model PRA (Participatory Rural Appraisal) untuk merancang dan memetakan kebutuhan kegiatan. Dalam pelaksanaannya, digunakan model service-learning yang melibatkan mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu untuk memberikan edukasi dan pelatihan kepada kader Posyandu, PKK, dan ibu-ibu di desa. Program ini berlangsung selama tiga bulan dengan enam sesi yang mencakup penyuluhan tentang anemia dan stunting, pelatihan pengukuran stunting, serta praktik budidaya tanaman di pekarangan rumah. Evaluasi dilakukan dengan pre-test dan post-test, serta observasi. Hasilnya menunjukkan peningkatan pemahaman lebih dari 80%, dan model service-learning efektif meningkatkan keterampilan mahasiswa. Program ini juga berhasil meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pencegahan stunting melalui ketahanan pangan lokal. Community Empowerment for Cultivated Vegetable and Fruit Plants to control stunting in Lok Baintan Stunting has a significant impact on child development, and preventive and mitigation efforts can be made through family food security by consuming nutritious food. In Lok Baintan Village, stunting prevention is carried out by educating and training community members to detect and manage stunting through the cultivation of vegetables and fruits in home gardens, using both conventional and non-conventional methods. The aim of this activity is to raise awareness about the importance of nutrition and how to obtain it by utilizing home garden land to grow healthy food crops, which is expected to influence families' nutritional behavior. This community service program begins with a Participatory Rural Appraisal (PRA) model to design and map activities based on the needs of the target community. The program is implemented using a service-learning model, involving students from various disciplines to educate and train Posyandu (community health center) cadres, PKK (women's empowerment) members, and mothers in the village. The program lasts for three months and includes six sessions: two on anemia and stunting awareness, two on stunting measurement training, one on the benefits of plants, and one on practical training for cultivating vegetables/fruits in home gardens. The success of the program is assessed using pre-test and post-test evaluations, as well as participant engagement observation. The results show a more than 80% increase in understanding, and the service-learning model was effective in improving students' cognitive skills and communication abilities. This program successfully raised community awareness in Lok Baintan Village about stunting prevention through local food-based food security, resulting in a positive impact on family food security and health independence in the village.