Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Efek Penambahan Limbah Lokal Jerami Dan Sekam Padi Bagi Pertumbuhan Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) Afifah Nur Shobah; Swastika Oktavia
Bioeksperimen: Jurnal Penelitian Biologi Vol 5, No 2: September 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/bioeksperimen.v5i2.9233

Abstract

White oyster mushroom (Pleurotus ostreatus) is a group of microscopic fungi that are used as food.  P. ostreatus is cultivated in an artificial medium derived from sawdust and has been sterilized. However, the use of sawdust also has problems. Straw and husk of rice can be used as mushroom growing media because they contain organic ingredients such as cellulose, hemicellulose, and lignin. This study aimed to know the growth of white oyster mushroom (P. ostreatus) on straw and husk of rice as an artificial medium and to know the best composition of straw and husk of rice that can be got highly produced of white oyster mushroom (P. ostreatus). The methods of this research were experimental with ten treatments and included several stages including preparation of tools, materials and research sites, the stage of cultivation of P. ostreatus and data collection. This study used an experimental method with a completely randomized design consisting of 40 experimental units. The results obtained were the most optimal P. ostreatus mycelium growth in K1J2S1 treatment with a mean growth rate of 30,60 cm / 30 days, the highest wet weight was K3J1S0 which was 85,83 g while the highest dry weight was in K1J2S1 treatment that is equal to 8,71 g.
Kombinasi Ekstrak Daun Kecombrang (Etlingera elatior) dan Daun Beluntas (Pluchea indica) sebagai Biolarvasida Afifah Nur Shobah; Fajrin Noviyanto; Nia Marlina Kurnia
JURNAL KESEHATAN PERINTIS Vol 8 No 2 (2021): Jurnal Kesehatan Perintis
Publisher : LPPM UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33653/jkp.v8i2.675

Abstract

Indonesia merupakan negara tropis dengan dua musim yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Dimusim penghujan merupakan waktu untuk penyebaran penyakit demam berdarah dengue (DBD) oleh nyamuk Aedes aegypti. Kecombrang sudah lama digunakan sebagai bahan pangan dan bahan obat. Bagian bunga, daun, batang, dan rimpang kcombrang mengandung senyawa alkaloid, saponin, tanin, fenolik, flavonoid, triterpenoid, steroid, dan glikosida. Daun beluntas mengandung tannin dan alkaloid, selain itu juga mengandung flavonoid, fenol, saponin, dan minyak atsiri. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui efektvitas ekstrak daun kecombrang (Etlingera elatior) dan daun beluntas (Pluchea indica) sebagai biolarvasida terhadap larva nyamuk A.aegypti. Manfaat dari penelitian ini yaitu dapat mengetahui potensi dari ekstrak etanol daun kecombrang dan daun beluntas sebagai biolarvasida untuk A.aegypti. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber pengetahun dari daun kecombrang dan daun beluntas sebagai bahan biolarvasida. Bahan yang digunakan menggunakan air sumur, daun kecombrang, daun beluntas, larva nyamuk A.aegypti, dan ethanol 96%. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan tujuh perlakuan dan ulangan sebanyak empat kali. Pengamatan dilakukan setelah 24 jam dengan cara menghitung larva yang mati dan dinyatakan dalam persen kematian. Selanjutnya hasil dianalisis menggunakan analisis probit untuk mengetahui nilai LC50. Hasil dari penelitian ini yaitu ekstrak daun kecombrang (E.elatior) dan daun beluntas (P.indica) positif mengandung alkaloid, flavonoid, terpenoid/steroid, dan tannin serta negatif mengandung saponin. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu kombinasi dari kedua ekstrak ini memiliki potensi sebagai biolarvasida dengan nilai LC50 sebesar 910 ppm.
Kombinasi Daya Hambat Daun Pepaya (Carica papaya L. ) dan Teh Hijau (Camellia sinensis) terhadap Streptococcus mutans Bayi Bayi; Afifah Nur Shobah; Nurul Insani
JURNAL KESEHATAN PERINTIS Vol 9 No 2 (2022): Jurnal Kesehatan Perintis
Publisher : LPPM UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33653/jkp.v9i2.886

Abstract

Daun pepaya (Carica papaya L.) dan daun teh hijau (Camellia sinensis) merupakan jenis tumbuhan yang bermanfaat sebagai antibakteri. Daun pepaya dan daun teh hijau mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, saponin, tanin dan kafein khususnya pada daun teh hijau. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui efektifitas dan konsentrasi berapa kombinasi infusa daun pepaya (C. papaya L.) dan daun teh hijau (C. sinensis) sebagai antibakteri Streptococcus mutans. Metode dari penelitian ini yaitu meliputi pembuatan ekstrak dengan infusa, skrining fitokimia, dan uji antibakeri kombinasi infusa daun pepaya dan daun teh hijau. Hasil penelitian menunjukan bahwa simplisia daun pepaya dan daun teh mengandung senyawa yaitu flavonoid, tanin dan saponin. Kombinasi infusa daun pepaya dan daun teh hijau dapat menghambat bakteri S. mutans dengan perbandingan konsentrasi 33,33% : 33,33% dikategorikan kuat, 50% : 50% dikategorikan sangat kuat, dan 66,67% : 66,67% dikategorikan sangat kuat. Sedangkan pada kontrol positif kloramfenikol mampu memiliki daya hambat yang sangat kuat dan kontrol negatif tidak memiliki daya hambat. Dari penelitian ini dapat disimpulkan kombinasi infusa daun pepaya (C. papaya L.) dan daun teh hijau (C.sinesis) efektif sebagai antibakteri karena menunjukan adanya zona hambat dengan konsentrasi 66,67% kombinasi infusa daun pepaya (C. papaya L.) dan daun teh hijau (C. sinensis) menunjukan zona hambat >20 mm sehingga masuk dalam katagori sangat kuat.
FORMULASI SEDIAAN BEDAK DINGIN EKSTRAK ETANOL 96% HERBA SELEDRI (Apium graveolens L.) SEBAGAI ANTIBAKTERI Propionibacterium acnes: CELERY HERBS Apium graveolens L. 96% EXTRACT OF COLD POWDER PREPARATION FORMULA AS ANTIBACTERIAL FOR Propionibacterium acnes Sofi Nurmay Stiani; Agnes Syafera; Afifah Nur Shobah
Medical Sains : Jurnal Ilmiah Kefarmasian Vol 8 No 1 (2023)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37874/ms.v8i1.691

Abstract

Jerawat muncul ketika terjadi penyumbatan folikel polisebasea yang menyebabkan sebum terhambat untuk keluar dan mengalami inflamasi. Peradangan dapat disebabkan salah satunya oleh bakteri Propionibacterium acnes. Ekstrak etanol herba seledri diketahui memiliki senyawa fitokimia yaitu alkaloid, saponin, flavonoid, dan tanin yang memiliki efek sebagai antibakteri. Untuk kemudahan aplikasi saat pengobatan jerawat dari ekstrak etanol 96% herba seledri diformulasikan menjadi bedak dingin yang praktis dalam penggunaannya. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan sediaan bedak dingin ekstrak etanol 96%  herba seledri, dengan variasi konsentrasi untuk mengetahui aktivitas antibakteri sediaan bedak dingin untuk mengatasi bakteri Propionibacterium acnes. Riset ini adalah riset laboratorium menggunakan 3 kelompok uji dan 3 kelompok untuk kontrol. Perlakukan dari konsentrasi 22,5%; 33,75%; 45% dan kontrol negatif adalah basis bedak dingin, clindamycin dan kontrol positif (bedak bermerek). Pengujian antibakteri menggunakan metode difusi cakram Kirby-Bauer dan diamati diameter zona hambat. Hasil penelitian menujukkan bahwa bedak dingin sesuai dengan persyaratan uji homogenitas, uji pH (4,5-6,5), uji kadar air ?10%, stabilitas pada F 1 dan F2, namun untuk F3 pada uji stabilitas tidak masuk dalam persyaratan karena mengalami perubahan warna. Uji aktivitas antibakteri bedak dingin ekstrak etanol herba seledri dengan konsentrasi 22,5% memiliki rata-rata diameter zona hambat 16,5 mm, konsentrasi 33,75% yaitu 2,5 mm dan konsentrasi 45% tidak ada zona hambat. Penelitian ini menujukkan ekstrak etanol etanol 96% herba seledri (Apium graveolens L.) dapat diformulasikan menjadi sediaan bedak dingin dengan variasi konsentrasi, sediaan bedak dingin ekstrak etanol 96% herba seledri (Apium graveolens. L) pada konsentrasi 22,5% yang efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri Propionibacterium acnes ...
EFEKTIVITAS ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL DAUN BARU CINA (Artemesia vulgaris L ) TERHADAP PERTUMBUHAN Candida albicans Afifah Nur Shobah; Dharojatul Khasfah; Sofi Nurmay Stiani; Fajrin Noviyanto
Jurnal Farmamedika (Pharmamedika Journal) Vol 8 No 1 (2023): Jurnal Farmamedika (Pharmamedica Journal)
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Industri dan Farmasi Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47219/ath.v8i1.174

Abstract

Pengobatan kandidiasis umumnya dilakukan dengan memberikan obat antifungi yang berasal dari golongan azole. Candida albicans merupakan khamir atau jamur tidak berfilamen yang bersifat patogen. Salah satu cara alternatif untuk menghambat antijamur yaitu melalui penggunaan obat tradisional. Tanaman daun baru cina bagian dari tanaman obat keluarga (toga), dan secara empiris oleh masyarakat untuk pengobatan keputihan. Penelitian ini bertujuan untuk mengatahui efektivitas konsentrasi dan metabolit sekunder dari ekstrak etanol daun baru cina (Artemisia vulgaris L). Metode penelitian ini dilakukan dengan cara pembuatan simplisia, pembuatan ekstrak digunakan ekstraksi dengan metode maserasi dengan pelarut etanol 96% selama 3 x 24 jam, dan dilanjutkan dengan proses skrining fitokimia. Hasil skrining fitokimia ini menunjukkan bahwa adanya senyawa metabolit sekunder yaitu alkaloid, flavonoid, tanin, saponin, dan steroid. Kemudian dilanjutkan dengan proses pengujian efektivitas antifungi menggunakan metode apus Kirby-Bauer dengan menggunakan kertas cakram dan ekstrak daun baru cina dengan konsentrasi 20%, 40%, 60%, kontrol negatif, dan kontrol positif. Hasil penelitian ini didapatkan zona hambat pada konsentrasi 20% dengan diameter zona hambat 11,95 mm, pada konsentrasi 40% dengan diameter zona hambaat 12,91 mm, pada konsentrasi 60% dengan diameter zona hambat 16,23 mm, sedangkan kontrol positif memiliki diameter zona hambat sebesar 21,18 mm dan kontrol tanpa perlakuan tidak memiliki zona hambat. Ekstrak etanol daun baru cina (Artemisia vulgaris L) efektif sebagai antifungi untuk menghambat pertumbuhan Candida albicans. Konsentrasi optimum yang dapat menghambat pertumbuhan Candida albicans yaitu konsentrasi 60%, semakin tingginya konsentrasi maka semakin besar diameter zona hambat antifungi.
FORMULASI SEDIAAN BEDAK DINGIN EKSTRAK ETANOL 96% HERBA SELEDRI (Apium graveolens L.) SEBAGAI ANTIBAKTERI Propionibacterium acnes: CELERY HERBS Apium graveolens L. 96% EXTRACT OF COLD POWDER PREPARATION FORMULA AS ANTIBACTERIAL FOR Propionibacterium acnes Sofi Nurmay Stiani; Agnes Syafera; Afifah Nur Shobah
Medical Sains : Jurnal Ilmiah Kefarmasian Vol 8 No 1 (2023)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37874/ms.v8i1.691

Abstract

Jerawat muncul ketika terjadi penyumbatan folikel polisebasea yang menyebabkan sebum terhambat untuk keluar dan mengalami inflamasi. Peradangan dapat disebabkan salah satunya oleh bakteri Propionibacterium acnes. Ekstrak etanol herba seledri diketahui memiliki senyawa fitokimia yaitu alkaloid, saponin, flavonoid, dan tanin yang memiliki efek sebagai antibakteri. Untuk kemudahan aplikasi saat pengobatan jerawat dari ekstrak etanol 96% herba seledri diformulasikan menjadi bedak dingin yang praktis dalam penggunaannya. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan sediaan bedak dingin ekstrak etanol 96%  herba seledri, dengan variasi konsentrasi untuk mengetahui aktivitas antibakteri sediaan bedak dingin untuk mengatasi bakteri Propionibacterium acnes. Riset ini adalah riset laboratorium menggunakan 3 kelompok uji dan 3 kelompok untuk kontrol. Perlakukan dari konsentrasi 22,5%; 33,75%; 45% dan kontrol negatif adalah basis bedak dingin, clindamycin dan kontrol positif (bedak bermerek). Pengujian antibakteri menggunakan metode difusi cakram Kirby-Bauer dan diamati diameter zona hambat. Hasil penelitian menujukkan bahwa bedak dingin sesuai dengan persyaratan uji homogenitas, uji pH (4,5-6,5), uji kadar air ?10%, stabilitas pada F 1 dan F2, namun untuk F3 pada uji stabilitas tidak masuk dalam persyaratan karena mengalami perubahan warna. Uji aktivitas antibakteri bedak dingin ekstrak etanol herba seledri dengan konsentrasi 22,5% memiliki rata-rata diameter zona hambat 16,5 mm, konsentrasi 33,75% yaitu 2,5 mm dan konsentrasi 45% tidak ada zona hambat. Penelitian ini menujukkan ekstrak etanol etanol 96% herba seledri (Apium graveolens L.) dapat diformulasikan menjadi sediaan bedak dingin dengan variasi konsentrasi, sediaan bedak dingin ekstrak etanol 96% herba seledri (Apium graveolens. L) pada konsentrasi 22,5% yang efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri Propionibacterium acnes ...