Claim Missing Document
Check
Articles

SKRINING FITOKIMIA DAN PEMBUATAN KRIM EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH PISANG AMBON (MUSA PARADISIACA L) UNTUK LUKA BAKAR Sofi Nurmay Stiani
Jurnal Farmagazine Vol 3, No 1 (2016): Jurnal Farmagazine
Publisher : STF Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47653/farm.v3i1.5

Abstract

Kulit buah pisang mengandung tanin. Tanin secara umum didefinisikan sebagai senyawa polifenol yang memiliki berat molekul cukup tinggi (lebih dari 1000) dan dapat membentuk kompleks dengan protein. Berdasarkan strukturnya, tanin dibedakan menjadi dua kelas, yaitu tanin terkondensasi (condensed tannins) dan tanin-terhidrolisiskan (hydrolysable tannins). Tanin digunakan untuk pengobatan luka bakar dengan cara mempresipitasikan protein dan karena ada daya antibakteri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas senyawa tanin dalam kulit buah pisang dibuat menjadi sediaan krim untuk mengobati luka bakar. Oleh karena itu, metode yang diambil adalah metode eksperimen. Kandungan kimia yang terdapat dalam kulit buah pisang adalah tannin, karena pada saat dilakukan uji skrining fitokimia terhadap filtrat terjadi perubahan warna saat ditetesi larutan FeCl3 yaitu berwarna hijau kehitaman. Perbandingan konsentrasi adepslanae pada 3 formula tidak berpengaruh terhadap warna, konsistensi dan homogenitas. Akan tetapi, berpengaruh pada aroma, daya sebar dan daya lekat. Dari uji daya sebar dapat dilihat bahwa F1 memiliki daya sebar yang lebih baik dibandingkan F2 dan F3. Selanjutnya pada uji daya lekat, F2 memiliki kemampuan melekat lebih kuat. Selain itu pada ketiga formula memiliki pH yang sama yaitu 6 dan menunjukan bahwa ke 3 formula sesuai dengan pH kulit. Kata kunci : Krim, Kulit buah pisang, Luka bakar
ANALISA TINGKAT KEPUASAN PASIEN BPJS TERHADAP PELAYANAN KEFARMASIAN UNIT RAWAT JALAN DI IFRS SERANG Sofi Nurmay Stiani
Jurnal Farmagazine Vol 1, No 1 (2014): Jurnal Farmagazine
Publisher : STF Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47653/farm.v1i1.44

Abstract

Mutu pelayanan kefarmasian sangat mempengaruhi kualitas pelayanan kesehatan, bahkan menjadi salah satu faktor penentu citra institusi pelayanan kesehatan di mata masyarakat. Sebagai indikatornya adalah lima dimensi penilaian atas tingkat kepuasan (Parasuraman, et al, 1991): Responsiveness (ketanggapan), reliability (kehandalan), assurance (jaminan), emphaty (empati) dan tangibles (bukti fisik). Kepuasan pasien dapat mempengaruhi minat untuk kembali ke rumah sakit yang sama. Hal ini akan menjadi promosi gratis dari mulut kemulut bagi calon pasien lainnya yang diharapkan sangat positif bagi usaha apotek di rumah sakit (Supranto J. 2001). Tujuan Penelitian untuk mengetahui seberapa besar tingkat kepuasan pasien BPJS terhadap Pelayanan Kefarmasian Unit Rawat Jalan di IFRS RSUD Serang. Penelitian ini menggunakan metode survey, yaitu merupakan suatu metode pengumpulan data primer yang memerlukan adanya komunikasi antara peneliti dan responden. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, hasil menunjukan bahwa tingkat kepuasan pasien di Unit Rawat Jalan Instalasi Farmasi RSUD Serang mencapai nilai rata-rata sebesar 0,77 dengan interpretasi cukup puas. Dimensi tangible (bukti fisik), dalam dimensi ini secara keseluruhan pasien merasa cukup puas dengan nilai sebesar 0,74. Dimensi reliability (kehandalan), dalam dimensi ini secara keseluruhan pasien merasa cukup puas dengan nilai sebesar 0,67. Dimensi Assurance (Jaminan), dalam dimensi ini secara keseluruhan pasien merasa sangat puas dengan nilai sebesar 0,81. Dimensi Responsiveness (Daya Tanggap), dalam dimensi ini secara keseluruhan pasien merasa cukup puas dengan nilai sebesar 0,78. Dimensi empathy (Empati) dalam dimensi ini secara keseluruhan pasien merasa sangat puas dengan nilai sebesar 0,85. Kata kunci : Tingkat kepuasan, Pelayanan Kefarmasian, Pasien BPJS, Rawat Jalan
FORMULASI SALEP EKSTRAK ETANOL DAUN KEMANGI (OCIMUM BASILIUM L) SEBAGAI ANTIFUNGI DENGAN VARIASI TIPE BASIS SALEP DAN EVALUASI SIFAT FISIKNYA Sofi Nurmay Stiani; Rini Rumantir; Sefi Megawati
Jurnal Farmagazine Vol 2, No 1 (2015): Jurnal Farmagazine
Publisher : STF Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47653/farm.v2i1.15

Abstract

Berdasarkan penelitian Anandini Nindya Lestari Umar (2011) telah membuktikan bahwa ekstrak daun Kemangi dengan kosentrasi 50% berdasarkan uji kadar hambat minimum (KHM) dengan metode sokletasi dengan pelarut etanol 70% menghambat pertumbuhan Candida Sp lebih baik dibandingkan Ketokonazol 2% pada kandidiasis vulvovaginalis secara in vitro. Penelitian ini bertujuan untuk membuat salep yang memenuhi persyaratan, mengetahui sifat fisik salep ekstrak etanol Daun Kemangi (Ocimum basilium L) dengan variasi tipe basis salep dan mengidentifikasi kandungan senyawa kimia yang terdapat pada Daun Kemangi (Ociumum basilium L). Hasil dari penelitian ini adalah Ekstrak etanol daun kemangi (Ocimum basilium L) dapat dijadikan sediaan salep yang memenuhi syarat, evaluasi sifat fisik meliputi uji organoleptik, uji daya sebar, daya lekat, dan proteksi. Uji organoleptis meliputi warna, bau, homogenitas, dan konsistensi. Dari ketiga basis salep tersebut didapat bahwa basis salep hidrokarbon dan basis salep serap (absorpsi) stabil tidak mengalami perubahan setelah diamati selama 1 minggu. Sedangkan basis salep larut air mengalami perubahan bau dari hari pertama bau khas ekstrak daun kemangi dan mengalami perubahan bau pada hari ketiga menjadi bau khas PEG. Uji daya sebar, dari hasil uji daya sebar pada ketiga formula didapatkan hasil bahwa (Formula 1) basis larut air yang memiliki daya sebar lebih luas yaitu 5,67 cm2 dibandingkan (Formula 2) basis hidrokarbon 3,91 cm2 dan (Formula 3) basis absorpsi 3,73 cm2. Uji daya lekat, dilihat dari data yang didapatkan basis hidrokarbon memiliki daya lekat paling besar dan yang paling kecil daya lekatnya ada pada basis larut air. Uji Proteksi, dari data yang didapat ketiga formula memiliki kemampuan proteksi yang paling baik adalah basis hidrokarbon, dimana memiliki kemampuan melindungi kulit dari pengaruh luar. Kandungan kimia yang terdapat dalam ekstrak Daun kemangi adalah flavonoid yang berfungsi sebagai antifungi. Kata kunci : Salep, Daun kemangi, Antifungi
PENETAPAN HARGA POKOK SEBAGAI DASAR PENENTUAN TARIF RAWAT INAP BERDASARKAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DI RUMAH SAKIT UMUM PKU MUHAMMADIYAH BANTUL Sofi Nurmay Stiani; Achmad Fudholi; Satibi .
Jurnal Farmagazine Vol 1, No 2 (2014): Jurnal Farmagazine
Publisher : STF Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47653/farm.v1i2.51

Abstract

Penetapan biaya rawat inap di Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah Bantul masih menggunakan sistem akuntansi tradisional dengan menggunakan satu jenis cost driver saja yaitu jumlah hari rawat inap. Tarif yang diperoleh dengan cara menghitung semua biaya yang ditimbulkan dibagi dengan jumlah hari rawat inap. Akan tetapi selain itu RSU PKU Muhammadiyah Bantul juga mempertimbangkan faktor harga pasar, sehingga biaya overhead dibebankan pada produknya saja dan penyebab timbulnya biaya hanya didasarkan pada aktivitas berlevel unit saja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui harga pokok dan tarif rawat inap dengan menggunakan ABC system pada Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul dan mengetahui perbedaan antara akuntansi tradisional yang digunakan oleh Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul dengan metode ABC system dalam menetapkan cost kamar rawat inap. Hasil dari penelitian ini adalah Harga pokok rawat inap tiap tipe kelas di RSU PKU Muhammadiyah Bantul bila dihitung menggunakan ABC system untuk kelas VIP sebesar Rp 203.561,93; kelas I sebesar Rp 73.244,73; kelas II sebesar Rp 72.630,28; dan kelas III sebesar Rp 65.061,49. Tarif jasa rawat inap Rumah Sakit apabila dihitung dengan menggunakan ABC system dengan memperhitungkan laba yang diharapkan adalah sebesar Rp 246.309,93 untuk kelas VIP; sebesar Rp 87.893,68 untuk kelas I; sebesar Rp 80.619,61 untuk kelas II; dan sebesar Rp 67.013,33 untuk kelas III. Dari hasil perhitungan tarif rawat inap dengan metode ABC, apabila dibandingkan dengan metode tradisional, maka metode ABC memberikan hasil yang lebih besar kecuali pada kelas I yang memberikan hasil lebih kecil dengan selisih untuk kelas VIP sebesar Rp 36.309,93; kelas I sebesar Rp 27.106,32; kelas II sebesar Rp 25.619,61 dan kelas III sebesar Rp 32.013,33. Kata kunci : Harga Pokok, Activity Based Costing System, RSU PKU Muhammadiyah Bantul
Formulasi Dan Evaluasi Sediaan Gel Ekstrak Etanol 96% Daun Pandan Wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) Sebagai Sediaan Antinyamuk Aedes aegypti Sofi Nurmay Stiani; Siska Purnama Sari; Banu Kuncoro
Jurnal Farmagazine Vol 5, No 2 (2018): Jurnal Farmagazine
Publisher : STF Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47653/farm.v5i2.93

Abstract

Tanaman Daun Pandan Wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) mengandung insektisida berupa saponin dan polifenol yang dapat menghambat bahkan membunuh larva nyamuk, saponin dapat merusak membran sel dan mengganggu proses metabolisme serangga sedangkan polifenol sebagai inhibitor pencernaan serangga. Penelitian tentang formulasi dan evaluasi sediaan gel ekstrak etanol 96% daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) sebagai sediaan antinyamuk Aedes aegypti telah dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui dapat diformulasikan dalam bentuk sediaan gel. Formula dibuat dalam enam konsentrasi yaitu 0%, 0,5%, 1%, 1,5%, 2%, dan 2,5%. Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratorium.Formula optimum gel ditentukan berdasarkan variasi konsentrasi natrium karboksimetil selulosa (CMC-Na).Gel yang memenuhi kriteria organoleptik, homogenitas, pH, viskositas, dan daya sebar ditetapkan sebagai formula optimum.Keenam formula menghasilkan gel yang baik ditinjau dari segi organoleptik, homogenitas, pH, viskositas, daya sebar, dan semua formula tidak menyebabkan iritasi. Uji aktivitas antinyamuk menunjukkan bahwa gel ekstrak etanol 96% daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) dengan konsentrasi 0,5% efektif sebagai antinyamuk terhadap nyamuk Aedes aegypti dengan waktu pengujian selama 6 jam. Kata kunci : Daun pandan wangi, gel, Aedes aegypti
RASIONALITAS PERESEPAN OBAT DIARE PADA PASIEN BALITA DI PUSKESMAS CURUG TAHUN 2015 Nita Rusdiana S.Farm., M.Sc, Apt; Sofi Nurmay Stiani; Ahmad Syauqi Fuady
Jurnal Farmagazine Vol 3, No 2 (2016): Jurnal Farmagazine
Publisher : STF Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47653/farm.v3i2.26

Abstract

Diare merupakan penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari biasanya (>3 kali/hari) disertai perubahan konsistensi tinja (menjadi cair), dengan atau tanpa darah atau lendir. Sebagian besar (70-80%) dari penderita diare adalah kelompok anak dibawah 5 tahun (balita). Tata laksana diare diketahui bahwa pengetahuan petugas puskesmas dalam tata laksana diare masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rasionalitas peresepan obat diare pada pasien balita di Puskesmas Curug Tahun 2015 dan dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi Puskesmas Curug untuk meningkatkan standar pelayanan medik selanjutnya. Populasi dalam penelitian ini adalah lembar MTBS dan lembar peresepan pasien balita yang terdiagnosa diare di Puskesmas Curug pada periode januari sampai dengan desember 2015 yang berjumlah 646 pasien dengan sampel yang diambil sebanyak 87 pasien. Pengambilan sampel dengan menggunakan teknikacak. Penelitian yang telah dilakukan dari 87 pasien, diperoleh 68 pasien yang termasuk kriteria inklusi. Dari 68 pasien diketahui 35 pasien (51,5%) yang rasional pengobatannya dan 33 pasien (48,5) yang tidak rasional pengobatannya berdasarkan buku saku lintas diare DepKes RI 2011.
Formulasi dan Evaluasi Fisik Sediaan Gel Antiseptik Tangan Dari Ekstrak Etanol 96% Daun Pandan Wangi (Pandanus Amaryllifolius Roxb) Siti Marina; Banu Kuncoro; Sofi Nurmay Stiani; Rahmawida Putri
Journal of Pharmaceutical and Health Research Vol 2 No 1 (2021): Februari 2021
Publisher : Forum Kerjasama Pendidikan Tinggi (FKPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (322.168 KB) | DOI: 10.47065/jharma.v2i1.837

Abstract

Antiseptic serves to kill or inhibit the growth of bacteria that can cause the onset of disease. Antiseptics can be formulated with natural ingredients so that they are environmentally friendly. Pandan wangi leaf is a plant that is often used as a food additive leaves, as a green dye and aroma. Pandan fragrance is also one of the plants that can be used as antiseptic formulations because it has antibacterial activity and can be used as a topical preparation in the form of gels. The aim of this research is to know the difference of pandan wangi leaf extract concentration (Pandanus amaryllifolius Roxb.) Which has optimum physical properties evaluation. This research is an experimental research, maseration method used to get extract with 96% ethanol. The gel was formulated into four formulas with various extract concentrations of 10%, 20%, 30%, and 40%. Evaluation tests include: organoleptic, homogeneity, pH, dispersion, viscosity, stability, hedonic, irritation and hand antiseptic testing. The results showed that the concentration of extract had no effect on pH and homogeneity. Increased concentration of extract effect on the color change and aroma. The higher concentration of extract will be more concentrated also color. The result of stability inspection showed that texture change in F2 and aroma change in F3. A good gel preparation formula based on physical quality and hedonic test is a concentration formula of 10% (F1). Keywords: Pandanus amaryllifolius Roxb., Hand Antiseptic, Gel.
PENGABDIAN MASYARAKAT TENTANG DAGUSIBU (DAPATKAN, GUNAKAN, SIMPAN DAN BUANG) OBAT DENGAN BENAR DI SMK IKPI LABUAN PANDEGLANG Yusransyah Yusransyah; Sofi Nurmay Stiani; Siti Lailatu Zahroh
Jurnal Abdi Masyarakat Kita Vol 1 No 1 (2021): Jurnal Abdi Masyarakat Kita
Publisher : APDFI (Asosiasi Pendidikan Diploma Farmasi Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1054.104 KB) | DOI: 10.33759/asta.v1i1.95

Abstract

Efforts to improve health for the community are very important. This is reinforced by the launching of DAGUSIBU (Get, Use, Store and Dispose of Medicines properly) so that the community is able to understand and be able to implement it in an effort to increase the degree of understanding in terms of medicine, especially how to get, use, store, dispose of drugs properly and create a drug-aware family through the DAGUSIBU program in the SMK IKPI School of Labuan Pandeglang. Material that is socialized is the explanation of the general definition of drugs, drug classification consisting of over-the-counter drugs, limited free drugs, hard drugs, and mandatory drug pharmacies. Then the explanation of the drug preparations and how to use them, special attention is needed so that they are not wrong in using them and the proper and correct storage and disposal procedures for the drugs. It is hoped that through this activity, the ultimate goal to be achieved will be realized, and the community will become a concern in consuming and managing medicines, especially those in the family environment.
OPTIMASI RASIO VOLUME PELARUT DAN WAKTU EKSTRAKSI TERHADAP RENDEMEN EKSTRAK BATANG KECOMBRANG (Etlingera eltior) SERTA PROFIL METABOLIT SEKUNDER MENGGUNAKAN LC-MS/MS: EFFECT OF SOLVENT VOLUME RATIO AND TIME OF EXTRACTION ON THE YIELD EXTRACT OF KECOMBRANG STEM (Etlingera elatior) AND SECONDARY METABOLITE PROFILING USING LC-MS/MS Syilvi Adini; Shirly Kumala; Siswa Setyahadi; Sofi Nurmay Stiani; Yusransyah
Medical Sains : Jurnal Ilmiah Kefarmasian Vol 8 No 1 (2023)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37874/ms.v8i1.713

Abstract

Kecombrang (Etlingera elatior) merupakan salah satu tanaman asli Indonesia yang digunakan sebagai obat. Walaupun semua bagian tanaman ini dapat dimanfatkan, bagian batang merupakan yang paling banyak digunakan sebagai obat.  Metabolit sekunder yang terkandung dalam batang kecombrang memiliki banyak aktivitas farmakologi. Proses ekstraksi metabolit sekunder dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah volume pelarut dan waktu ekstraksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rasio volume pelarut dan waktu ekstraksi optimal pada proses ekstraksi batang kecombrang yang memberikan rendemen tertinggi dan untuk mengetahui profil metabolit sekunder yang terkandung di dalamnya. Batang kecombrang dimaserasi dengan metode maserasi kinetik menggunakan pelarut metanol dengan rasio volume pelarut 1:10, 1:20 dan 1:30 selama 60 menit. Kemudian hasil rendemen tertinggi dari variasi volume pelarut dioptimasi lebih lanjut menggunakan variasi waktu ekstraksi 15, 30, 60, 90, 120 dan 180 menit. Pengujian profil metabolit sekunder dilakukan menggunakan LC-MS/MS. Hasil optimasi menunjukan bahwa volume pelarut dengan rendemen tertinggi terdapat pada rasio 1:30 dan variasi waktu pada menit ke 120 menit. Esktrak metanol batang kecombrang menunjukkan adanya senyawa biondinin A, methyl kushenol C, trichosanic acid dan malvalic acid. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi optimal ekstraksi batang kecombrang adalah pada rasio volume pelarut 1:30 selama 120 menit dan profil metabolit sekundernya biondinin A, methyl kushenol C, asam punisik dan asam malvalic. Kata kunci: Batang kecombrang, optimasi, rendemen, LC-MS/MS
Enhancing Dissolution and Bioavaibility of Purely Water Insoluble Natural Compounds by Solid Dispersion with Hot Melt Extrusion Technique Sofi Nurmay Stiani; Taofik Rusdiana; Anas Subarnas
Journal of Global Pharma Technology Volume 10 Issue 07: (2018) July 2018
Publisher : Journal of Global Pharma Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The use of herbal remedies is still a trend in the world, especially Indonesia as the second largest country after Brazil is rich in medicinal plants, in addition to having many pharmacological properties also have low side effects. The most common problems with biopharmaceutically related natural substances are low drug solubility, low biopharmaceutics, stability problems and active substance absorption. Bioavailability is an important factor in achieving the effects of drug therapy. Low bioavailability may occur due to low water solubility, instability in the digestion, and difficulty passing through the membrane. To overcome the problem of bioavaibility of natural material compounds should be made efforts to improve it, one of them with solid dispersion method. The solid dispersion is the dispersion of one or more active ingredients in an inert solid carrier. Technique of Dispersion in the carrier can be by way of hot spin mixing, co-evaporation, co-precipttion, freeze-drying, spray drying and HME. Techniques that are still rarely used in Indonesia is hot melt extrusion (HME). This study aims to explore characteristics of the chemical properties of natural materials, efforts to increase the bioavailability of natural compounds, and solid dispersion techniques.Keywords: Bioavailability, Natural compounds, solid dispersion, hot melt extrusion
Co-Authors Achmad Fudholi Ade Anwar Ade Apriliani Adini, Syilvi Aditia Saeffurrohman Afifah Nur Shobah Afifah Nur Shobah Afifah Nur Shobah Agnes Syafera Agus Sulaeman Alfarizqi, Asep Salman Anas Subarnas Andri Harpan Anjani, Shabrina Talitha Apriliani, Ade Ashari, Elva Febri Audy Nursifa'atun Aufalya Wibirezkina Aulia, Ayu Ayuni, Eka Sirly Baha Udin Cahya, Wulan Chairani, Farahdina Dewi Intan Sri Rahayu Deya Adiby Nabillah Dharojatul Khasfah Effendi, Erwin Elfrida Ratnawati Endah Endah endah, endah Endi Muchyar Eneng Elda Ernawati Ernawati, Eneng Elda Fahlevy, Muhamad Ichsan Fajrin Noviyanto Fajrin Noviyanto Fajrin Noviyanto, Fajrin Farahdina, Chairani Fathiyati Fathiyati Fauzi, Andrian Maulana Ferdiyansyah, Ferdiyansyah Fifih Lutfiyah Ghina Annufus Hanifah Dwi Safitri Harpan, Andri Hasanah, Indah Ayu Nur Hayati, Farida Herawati, Fera Indriatmoko, Dimas Danang Ismiyati, Renditya Junaedi, Candra Kelutur, Faruk Jayanto Kholifah, Eva Kuncoro, Banu Kurnia, Nia Marlina Latifah Nur, Rizki Leni Halimatusyadiah Lidiah, Mae Lutfiyah, Fifih Maharani, Sylvianti Maharani, Zahra Citra Marlina, Nia Masfuah, Imas Megawati, Sefi Meila Pertiwi Mohammad Rizal Mohammad Rizal, Mohammad Nabillah, Deya Adiby Nasiti, Febriane Dwi Neneng Nasliah Nia Marlina Nita Rusdiana S.Farm., M.Sc, Apt Nur Shobah, Afifah Nurani, Agnes Wieanita Nurhayati, Ghina Siti Nurhikmah, Ihda Nurul Fitri, Nabila Ofsah, Olin Najilah Oktaviana Hadi, Agriyaningsih Perdi, Perdi Pratiwi, Linda Rani Pratiwi, Rossi Putri, Nabila Septiani Rahmawida Putri Renditya Ismiyati Renditya Ismiyati Renditya Ismiyati Rini Rumantir Ristiani, Yuanisa Rizkiana, Muhammad Dinta Rustiyani, Risa Sabilla, Aliffia Nur Saeffurrohman, Aditia Salsabillah, Audy Nursifa'atun Satibi . Seira, Trisya Selviani, Astri Septina Sumantri, Aulia Shabrina Talitha Anjani Shirly Kumala Shobah, Afifah Nur Siska Purnama Sari Siswa Setyahadi Siti Lailatu Zahroh Siti Marina Subchan, Mohamad Suci Nurainun Sudarto, Teguh Sumarlin US Syifa Maulidia Rizqi Syilvi Adini Sylvi Addini Sylvianti Maharani Taofik Rusdiana US, Sumarlin Wibirezkina, Aufalya Yulistina, Isti Yusransyah, Yusransyah Zahroh, Siti Lailatu