Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Kombinasi Ekstrak Daun Kecombrang (Etlingera elatior) dan Daun Beluntas (Pluchea indica) sebagai Biolarvasida Afifah Nur Shobah; Fajrin Noviyanto; Nia Marlina Kurnia
JURNAL KESEHATAN PERINTIS Vol 8 No 2 (2021): Jurnal Kesehatan Perintis
Publisher : LPPM UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33653/jkp.v8i2.675

Abstract

Indonesia merupakan negara tropis dengan dua musim yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Dimusim penghujan merupakan waktu untuk penyebaran penyakit demam berdarah dengue (DBD) oleh nyamuk Aedes aegypti. Kecombrang sudah lama digunakan sebagai bahan pangan dan bahan obat. Bagian bunga, daun, batang, dan rimpang kcombrang mengandung senyawa alkaloid, saponin, tanin, fenolik, flavonoid, triterpenoid, steroid, dan glikosida. Daun beluntas mengandung tannin dan alkaloid, selain itu juga mengandung flavonoid, fenol, saponin, dan minyak atsiri. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui efektvitas ekstrak daun kecombrang (Etlingera elatior) dan daun beluntas (Pluchea indica) sebagai biolarvasida terhadap larva nyamuk A.aegypti. Manfaat dari penelitian ini yaitu dapat mengetahui potensi dari ekstrak etanol daun kecombrang dan daun beluntas sebagai biolarvasida untuk A.aegypti. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber pengetahun dari daun kecombrang dan daun beluntas sebagai bahan biolarvasida. Bahan yang digunakan menggunakan air sumur, daun kecombrang, daun beluntas, larva nyamuk A.aegypti, dan ethanol 96%. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan tujuh perlakuan dan ulangan sebanyak empat kali. Pengamatan dilakukan setelah 24 jam dengan cara menghitung larva yang mati dan dinyatakan dalam persen kematian. Selanjutnya hasil dianalisis menggunakan analisis probit untuk mengetahui nilai LC50. Hasil dari penelitian ini yaitu ekstrak daun kecombrang (E.elatior) dan daun beluntas (P.indica) positif mengandung alkaloid, flavonoid, terpenoid/steroid, dan tannin serta negatif mengandung saponin. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu kombinasi dari kedua ekstrak ini memiliki potensi sebagai biolarvasida dengan nilai LC50 sebesar 910 ppm.
Antioxidant Activity and Vitamin C Concentration Analysis of Gandaria (Bouae macrophylla Griff) Ethanol Extract Using Spectrophotometry UV Vis Eva Kholifah; Dewi Nurazizah; Fajrin Noviyanto
Journal of Fundamental and Applied Pharmaceutical Science Vol 3, No 2 (2023): February
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/jfaps.v3i2.15992

Abstract

Antioxidants are chemical compounds that donate one or more electrons to free radicals to inhibit free radical reactions. One of the potential antioxidant sources is gandaria fruit (Bouea Macrophylla Griff). This research aims to determine the antioxidant activity and vitamin C content of the gandaria fruit extract. Gandaria fruit was macerated with ethanol as a solvent. Furthermore, the rotated extract was carried out for the phytochemical screening. The results of the phytochemical screening of the gandaria fruit extract showed a positive of flavonoids, terpenoids, tannins, saponins, and phenolics. The gandaria fruit extract was tested for antioxidants and quantitative analysis of vitamin C levels to obtain IC50 values and vitamin C levels using spectrophotometry UV-Vis at a wavelength of 517nm with vitamin C as a positive control. The results of spectrophotometric measurements revealed that the gandaria fruit extract had an IC50 value of 5.72 g/ml, and vitamin C had an IC50 value of 2.260 g/ml, indicating that the gandaria fruit extract and vitamin C had very strong antioxidants. The value of vitamin C levels was 0.526 mg.
EFEKTIVITAS ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL DAUN BARU CINA (Artemesia vulgaris L ) TERHADAP PERTUMBUHAN Candida albicans Afifah Nur Shobah; Dharojatul Khasfah; Sofi Nurmay Stiani; Fajrin Noviyanto
Jurnal Farmamedika (Pharmamedika Journal) Vol 8 No 1 (2023): Jurnal Farmamedika (Pharmamedica Journal)
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Industri dan Farmasi Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47219/ath.v8i1.174

Abstract

Pengobatan kandidiasis umumnya dilakukan dengan memberikan obat antifungi yang berasal dari golongan azole. Candida albicans merupakan khamir atau jamur tidak berfilamen yang bersifat patogen. Salah satu cara alternatif untuk menghambat antijamur yaitu melalui penggunaan obat tradisional. Tanaman daun baru cina bagian dari tanaman obat keluarga (toga), dan secara empiris oleh masyarakat untuk pengobatan keputihan. Penelitian ini bertujuan untuk mengatahui efektivitas konsentrasi dan metabolit sekunder dari ekstrak etanol daun baru cina (Artemisia vulgaris L). Metode penelitian ini dilakukan dengan cara pembuatan simplisia, pembuatan ekstrak digunakan ekstraksi dengan metode maserasi dengan pelarut etanol 96% selama 3 x 24 jam, dan dilanjutkan dengan proses skrining fitokimia. Hasil skrining fitokimia ini menunjukkan bahwa adanya senyawa metabolit sekunder yaitu alkaloid, flavonoid, tanin, saponin, dan steroid. Kemudian dilanjutkan dengan proses pengujian efektivitas antifungi menggunakan metode apus Kirby-Bauer dengan menggunakan kertas cakram dan ekstrak daun baru cina dengan konsentrasi 20%, 40%, 60%, kontrol negatif, dan kontrol positif. Hasil penelitian ini didapatkan zona hambat pada konsentrasi 20% dengan diameter zona hambat 11,95 mm, pada konsentrasi 40% dengan diameter zona hambaat 12,91 mm, pada konsentrasi 60% dengan diameter zona hambat 16,23 mm, sedangkan kontrol positif memiliki diameter zona hambat sebesar 21,18 mm dan kontrol tanpa perlakuan tidak memiliki zona hambat. Ekstrak etanol daun baru cina (Artemisia vulgaris L) efektif sebagai antifungi untuk menghambat pertumbuhan Candida albicans. Konsentrasi optimum yang dapat menghambat pertumbuhan Candida albicans yaitu konsentrasi 60%, semakin tingginya konsentrasi maka semakin besar diameter zona hambat antifungi.
Gambaran Interaksi Obat Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 di Rumah Sakit X Fajrin Noviyanto; Rita Mintarsih; Farahdina Chairani
Journal Syifa Sciences and Clinical Research Vol 5, No 2 (2023): Volume 5 Edisi 2 2023
Publisher : State University of Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37311/jsscr.v5i2.21578

Abstract

Diabetes mellitus is a chronic condition characterized by higher than normal blood glucose levels and problems with protein, carbohydrate, and lipid metabolism caused by a relative or total lack of the hormone insulin. In addition, as a result of more prescriptions being written, the danger of drug interactions increases due to potential interactions among diabetic inpatients. The purpose of this study was to describe drug interactions in patients with Type 2 Diabetes Mellitus at X Hospital in the period January-March 2023. Data taken retrospectively from medical records were used in this kind of study, and Lexicomp Interact Online was used to evaluate drug interaction data. The results of this study showed that females 46-55 experienced. Most drug interactions in the hospital. Based on lexicomp interact online, drug interactions were categorized into 3 categories, B minor (23.6%), C moderate (62.5%) and D major (13.9%). This study may encourage healthcare workers to increase their awareness to counteract drug interactions in diabetic patients with complications to improve their clinical outcomes.