Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Pengaruh Cekaman Kekeringan Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Padi Hitam Varietas Jeliteng Mudhor, Mohammad Ali; Dewanti, Parawita; Handoyo, Tri; Ratnasari, Tri
Agrikultura Vol 33, No 3 (2022): Desember, 2022
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/agrikultura.v33i3.40361

Abstract

Kekeringan merupakan salah satu faktor cekaman abiotik yang dapat menghambat pertumbuhan serta menurunkan hasil tanaman padi. Penanaman varietas tahan kekeringan dengan beberapa perlakuan ketersediaan air diamati pada penelitian ini. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji karakter morfologi dan fisiologi tanaman padi varietas jeliteng pada berbagai persentase ketersediaan air. Perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan pemberian air optimum padi (kontrol), 100%, 80%, 60%, dan 40% dari ketersediaan air. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada kapasitas lapang 80% tanaman padi varietas jeliteng mengalami penurunan hasil yaitu sebesar 36,67% dibandingkan kontrol. Berdasarkan respon fisiologi, pada ketersediaan air 80% terdapat penurunan jumlah klorofil sebesar 10,54% dan peningkatkan jumlah akumulasi kandungan prolin sebesar 21,21%. Berdasarkan respon morfologi, pada 80% ketersediaan air terdapat penurunan kerapatan stomata sebesar 30,85%. Tanaman padi varietas Jeliteng merupakan varietas yang toleran terhadap cekaman kekeringan, hal ini ditunjukkan dengan tidak adanya perbedaan nilai yang signifikan pada berbagai parameter komponen hasil padi yang diamati.
Pendampingan Kelompok Tani Bangsring Jaya dalam Pembuatan Pupuk Organik Berbahan Kotoran Sapi di Desa Bangsring Kabupaten Banyuwangi Effendi, Mokhtar; Indraloka, Aldy Bahaduri; Shidiqi, Moh Hasbi Ash; Mudhor, Mohammad Ali
JATIMAS : Jurnal Pertanian dan Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2025): MAY
Publisher : Kadiri University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/jatimas.v5i1.6469

Abstract

Fertilizers are a key component in agriculture, supporting soil fertility and enhancing crop productivity. However, the scarcity of subsidized fertilizers often poses significant challenges for farmers in meeting the nutritional needs of their crops, ultimately affecting yields and farmers' economic well-being. On the other hand, cattle manure waste remains largely underutilized. This waste is often left to accumulate in livestock enclosures or discarded without proper treatment. Processing cattle manure into organic fertilizer can not only mitigate the negative environmental impacts of waste but also offer an alternative solution to the shortage of subsidized fertilizers. The objective of this community service program is to assist farmer groups in producing organic fertilizer from cattle manure, with the aim of improving farmers' knowledge and skills in waste management and organic fertilizer production. Furthermore, this initiative seeks to support food security and promote sustainable agricultural productivity in Bangsring Village, Banyuwangi Regency. The program has successfully reduced farmers’ dependence on subsidized fertilizers and contributed to increased crop yields. Pupuk merupakan komponen utama dalam pertanian yang mendukung kesuburan tanah dan meningkatkan produktivitas tanaman. Namun, kelangkaan pupuk bersubsidi seringkali mengakibatkan petani menghadapi kesulitan dalam memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman mereka, yang pada akhirnya memengaruhi hasil panen dan kesejahteraan ekonomi petani. Di sisi lain, ada permasalahan limbah kotoran sapi yang belum diolah secara optimal. Limbah ini seringkali dibiarkan mengendap di kandang ternak atau dibuang tanpa pengolahan yang tepat. Pengolahan kotoran sapi untuk diolah sebagai pupuk organik tidak hanya dapat mengurangi dampak negatif dari limbah, tetapi juga memberikan alternatif solusi bagi kelangkaan pupuk bersubsidi. Tujuan pengabdian masyarakat adalah pendampingan kelompok tani dalam pembuatan pupuk organik berbahan kotoran sapi sehingga diharapkan untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan petani dalam mengolah limbah menjadi pupuk organik. Adapun itu, program ini juga bertujuan untuk mendukung ketahanan pangan dan meningkatkan produktivitas pertanian secara berkelanjutan di Desa Bangsring Kabupaten Banyuwangi. Program ini telah berhasil mengurangi ketergantungan petani terhadap pupuk bersubsidi dan meningkatkan hasil panen.
Perbandingan Jumlah dan Kerapatan Stomata pada Tanaman C3, C4, dan CAM Menggunakan Metode Cetakan Cat Kuku Mudhor, Mohammad Ali; Oktavia, Ika
Jurnal Penelitian Inovatif Vol 5 No 3 (2025): JUPIN Agustus 2025
Publisher : CV Firmos

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54082/jupin.1808

Abstract

Stomata adalah struktur mikroskopis pada daun yang berperan dalam pertukaran gas (CO₂, O₂, dan H₂O) serta mengatur transpirasi dan fotosintesis. Jumlah dan kerapatan stomata bervariasi antar jenis tanaman, dipengaruhi oleh intensitas cahaya, suhu, ketersediaan air, dan konsentrasi CO₂. Berdasarkan mekanisme fiksasi karbon, tanaman dibedakan menjadi C₃, C₄, dan CAM yang memiliki strategi adaptasi berbeda terhadap lingkungan. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi dan membandingkan kerapatan stomata pada padi (C₃), jagung (C₄), dan lidah mertua (CAM) sebagai representasi perbedaan adaptasi fisiologis. Pengamatan dilakukan di Laboratorium Teknologi Produksi Hasil Ternak Politeknik Negeri Banyuwangi menggunakan metode cetakan permukaan daun dengan cat kuku pada sisi bawah daun, dilanjutkan pengamatan mikroskopis perbesaran 400x. Hasil menunjukkan kerapatan stomata tertinggi terdapat pada padi, diikuti jagung, dan terendah pada lidah mertua. Padi dengan habitat tergenang air memiliki kerapatan tinggi untuk memaksimalkan pertukaran gas. Jagung sebagai tanaman C₄ memiliki kerapatan sedang karena efisiensi pemekatan CO₂ internal, sedangkan lidah mertua memiliki kerapatan rendah untuk meminimalkan kehilangan air di lingkungan kering. Perbedaan ini menegaskan bahwa kerapatan stomata berperan penting dalam strategi adaptasi tanaman terhadap kondisi lingkungan, efisiensi penggunaan air, dan ketahanan terhadap cekaman kekeringan. Temuan ini berpotensi dimanfaatkan dalam pemuliaan varietas adaptif, perencanaan pola tanam, dan pengelolaan sumber daya air, sehingga mendukung pengembangan pertanian berkelanjutan di tengah perubahan iklim.
Respons Fisiologis dan Anatomi Padi Aromatik (Oryza sativa L.) terhadap Cekaman Kekeringan melalui Analisis Klorofil, Prolin, dan Kerapatan Stomata Mudhor, Mohammad Ali; Nurmala Sari, Eka; Susilowati, Erlin
Agriprima : Journal of Applied Agricultural Sciences Vol 9 No 2 (2025): SEPTEMBER
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/agriprima.v9i2.757

Abstract

Padi aromatik varietas Sintanur memiliki nilai jual tinggi karena aroma khas dan kualitas beras premium, namun rentan terhadap cekaman kekeringan akibat perubahan iklim. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi pengaruh cekaman kekeringan terhadap kandungan klorofil, prolin, dan kerapatan stomata sebagai indikator fisiologis toleransi kekeringan pada padi aromatik Sintanur. Penelitian dilakukan di Greenhouse Program Studi Agronomi dan Laboratorium CDAST Universitas Jember dengan rancangan acak lengkap non-faktorial, lima taraf perlakuan kapasitas lapang (kontrol, 100%, 80%, 60%, 40%), enam ulangan. Parameter yang diamati meliputi kandungan klorofil menggunakan SPAD-10, prolin dengan metode Bates (1973), dan kerapatan stomata melalui cetakan cat kuku. Data dianalisis menggunakan ANOVA dan dilanjutkan uji DMRT 5%. Hasil penelitian menunjukkan kandungan klorofil menurun signifikan seiring meningkatnya cekaman kekeringan, terutama pada taraf 80%, 60%, dan 40% kapasitas lapang. Sebaliknya, kandungan prolin meningkat, berperan sebagai osmoprotektan dan penetral radikal bebas, menjaga turgor sel di bawah kondisi stres. Kerapatan stomata juga menurun pada cekaman berat sebagai mekanisme adaptasi untuk mengurangi kehilangan air, meskipun varietas Sintanur menunjukkan kerapatan stabil pada kapasitas lapang 100%. Ketiga parameter ini menjadi indikator penting dalam seleksi varietas padi aromatik toleran kekeringan. Sintanur menunjukkan respons adaptif pada cekaman sedang, namun performanya menurun drastis pada kekeringan berat, sehingga diperlukan program pemuliaan lanjutan.