Muta'allim Muta'allim
Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Togo Ambarsari Bondowoso

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

THE ROLE OF LINGUISTICS AND LOCAL WISDOM ON KNOWING HARMONY BETWEEN RELIGIONS AT TANA TORAJA Riyantino Yudistira; Muta'allim Muta'allim; Nurcaya Nurcaya; Julhadi Julhadi; Petrus Pattiasina Jacob Pattiasina
Muslim Heritage Vol 7, No 2 (2022): Muslim Heritage: Jurnal Dialog Islam dengan Realitas
Publisher : IAIN Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21154/muslimheritage.v7i2.5023

Abstract

AbstractHarmony between religious communities is everyone's dream, but living in a plural society is very difficult to avoid conflict. Therefore, this research is presented in order to provide views related to the concept of knitting harmony between religious communities through linguistics and local wisdom. This study aims to identify and describe the role of linguistic concepts and local wisdom in knitting inter-religious harmony at Tana Toraja land with a phenomenological approach. This research is a qualitative research with observation and interview methods. Data obtained from interviews with Tana Toraja speakers by voice recording and field note-taking. In addition, the researcher was assisted by the experience of the informants by using the reflective-introspective method. The results of the study show that (1) the linguistic concept can prevent misunderstandings, violence, fanaticism, be sensitive and be able to make inter-religious people aware of the grace of diversity at Tana Toraja land so as to create humanist communication. (2) the role of local wisdom can build solidarity, togetherness, harmonious relations, and religious awareness in a plural society so as to create peaceful social relations. The role of linguisitics and local wisdom can make Tana Toraja societies have harmony relation with others without see the status (race, ethnic, religion, and so on). AbstrakKerukunan antar umat beragama merupakan dambaan setiap orang, namun hidup dalam masyarakat majemuk sangat sulit untuk menghindari konflik. Oleh karena itu, penelitian ini dihadirkan untuk memberikan pandangan terkait konsep merajut kerukunan antar umat beragama melalui linguistik dan kearifan lokal. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mendeskripsikan peran konsep linguistik dan kearifan lokal dalam merajut kerukunan antar umat beragama di tanah Tana Toraja dengan pendekatan fenomenologis. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode observasi dan wawancara. Data diperoleh melalui wawancara dengan masyarakat Tana Toraja dilengkapai dengan teknik rekam dan catat. Selain itu, peneliti dibantu oleh pengalaman informan dengan menggunakan metode reflektif-introspektif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) konsep kebahasaan dapat mencegah terjadinya kesalahpahaman, kekerasan, fanatisme, peka dan mampu menyadarkan umat antar umat beragama akan anugerah keberagaman di tanah Tana Toraja sehingga tercipta komunikasi yang humanis. (2) peran kearifan lokal dapat membangun solidaritas, kebersamaan, hubungan yang harmonis, dan kesadaran beragama dalam masyarakat majemuk sehingga tercipta hubungan sosial yang damai. Peran linguistik dan kearifan lokal dapat membuat masyarakat Tana Toraja memiliki hubungan yang harmonis dengan orang lain tanpa melihat status (ras, suku, agama, dan sebagainya).
The Kyai’s Position in Rural Local Democracy Based on Patronage Politics at Tapal Kuda Ardhana Januar Mahardhani; Nawiruddin Nawiruddin; Jalaluddin Jalaluddin; Julhadi Julhadi; Muta'allim Muta'allim
Muslim Heritage Vol 8, No 1 (2023): Muslim Heritage: Jurnal Dialog Islam dengan Realitas
Publisher : IAIN Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21154/muslimheritage.v8i1.6004

Abstract

AbstractSociologically, the village community in the East Java Tapal Kuda is dominated by the sarong people who have affiliation with certain Pesantren either as alumni or only as sympathizers. This is because the distribution of Islamic boarding schools in this area is relatively highand is socio-cultural educational basis of rural communities in the region. The indication is the domination of society Nahdliyin affiliated with Nahdlatul Ulama as a social organization social largest in Indonesia. This study aims to describe the role of Kyai in the context of local democracy rural based on patronage politics in the East Java Tapal Kuda. The method used in this research is descriptive qualitativewith inductive approach. While the type study is a case study. The data collection instruments used were observation, documentation and in-depth interviews. In collecting data, this research uses Miles and Huberman’s interactive model, namely; data reduction, data presentation, drawing conclusions. In testing the validity of the data, researchersuse triangulation, namely source triangulation, method triangulation, peer discussion andmember check. The results of the study show that rural communities are ordinary people who do not have political awareness in local democracy so they are independent patron to Kyai as role models in their lives and the role of the Kyai in the patronage politics of rural communities determines the flow of support for local democratic communities because politics is a subordinate area of the religiosity of rural communities.  AbstrakMasyarakat desa secara sosiologis di Tapal Kuda Jawa Timur didominasi oleh kaum sarungan yang  memiliki afiliasi pada pesantren tertentu baik sebagai alumni maupun hanya sebatas simpatisan. Pasalnya, sebaran pesantren di daerah ini tergolong tinggi dan merupakan basis sosial-budaya pendidikan masyarakat pedesaan di wilayah tersebut. Indikasinya adalah dominasi masyarakat Nahdliyin yang berafiliasi pada Nahdlatul Ulama sebagai organisasi sosial kemasyarakatan terbesar di Indonesia.Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran Kyai dalam konteks demokrasi lokal pedesaan yang berbasis pada politik patronase di lingkup Tapal Kuda Jawa Timur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan pendekatan induktif. Sedangkan jenis penelitian adalah studi kasus. Instrumen pengumpulan data yang dipakai adalah observasi, dokumentasi dan wawancara secara mendalam.  Dalam pengumpulan data, penelitian ini menggunakan model interaktif Miles dan Huberman, yaitu; reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan. Dalam uji keabsahaan data, peneliti menggunakan triangulasi, yaitu triangulasi sumber, triangulasi metode, diskusi sejawat dan member check. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat pedesaan adalah masyarakat awam yang tidak memiliki kesadaran politis dalam demokrasi lokal sehingga mereka berpatron pada Kyai sebagai panutan dalam kehidupan mereka dan peran Kyai dalam politik patronase masyarakat pedesaan menentukan terhadap arus dukungan masyarakat demokrasi lokal sebab politik merupakan wilayah subordinat dari religiusitas masyarakat desa.
The Kyai’s Position in Rural Local Democracy Based on Patronage Politics at Tapal Kuda Ardhana Januar Mahardhani; Nawiruddin Nawiruddin; Jalaluddin Jalaluddin; Julhadi Julhadi; Muta'allim Muta'allim
Muslim Heritage Vol 8, No 1 (2023): Muslim Heritage: Jurnal Dialog Islam dengan Realitas
Publisher : IAIN Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21154/muslimheritage.v8i1.6004

Abstract

AbstractSociologically, the village community in the East Java Tapal Kuda is dominated by the sarong people who have affiliation with certain Pesantren either as alumni or only as sympathizers. This is because the distribution of Islamic boarding schools in this area is relatively highand is socio-cultural educational basis of rural communities in the region. The indication is the domination of society Nahdliyin affiliated with Nahdlatul Ulama as a social organization social largest in Indonesia. This study aims to describe the role of Kyai in the context of local democracy rural based on patronage politics in the East Java Tapal Kuda. The method used in this research is descriptive qualitativewith inductive approach. While the type study is a case study. The data collection instruments used were observation, documentation and in-depth interviews. In collecting data, this research uses Miles and Huberman’s interactive model, namely; data reduction, data presentation, drawing conclusions. In testing the validity of the data, researchersuse triangulation, namely source triangulation, method triangulation, peer discussion andmember check. The results of the study show that rural communities are ordinary people who do not have political awareness in local democracy so they are independent patron to Kyai as role models in their lives and the role of the Kyai in the patronage politics of rural communities determines the flow of support for local democratic communities because politics is a subordinate area of the religiosity of rural communities.  AbstrakMasyarakat desa secara sosiologis di Tapal Kuda Jawa Timur didominasi oleh kaum sarungan yang  memiliki afiliasi pada pesantren tertentu baik sebagai alumni maupun hanya sebatas simpatisan. Pasalnya, sebaran pesantren di daerah ini tergolong tinggi dan merupakan basis sosial-budaya pendidikan masyarakat pedesaan di wilayah tersebut. Indikasinya adalah dominasi masyarakat Nahdliyin yang berafiliasi pada Nahdlatul Ulama sebagai organisasi sosial kemasyarakatan terbesar di Indonesia.Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran Kyai dalam konteks demokrasi lokal pedesaan yang berbasis pada politik patronase di lingkup Tapal Kuda Jawa Timur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan pendekatan induktif. Sedangkan jenis penelitian adalah studi kasus. Instrumen pengumpulan data yang dipakai adalah observasi, dokumentasi dan wawancara secara mendalam.  Dalam pengumpulan data, penelitian ini menggunakan model interaktif Miles dan Huberman, yaitu; reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan. Dalam uji keabsahaan data, peneliti menggunakan triangulasi, yaitu triangulasi sumber, triangulasi metode, diskusi sejawat dan member check. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat pedesaan adalah masyarakat awam yang tidak memiliki kesadaran politis dalam demokrasi lokal sehingga mereka berpatron pada Kyai sebagai panutan dalam kehidupan mereka dan peran Kyai dalam politik patronase masyarakat pedesaan menentukan terhadap arus dukungan masyarakat demokrasi lokal sebab politik merupakan wilayah subordinat dari religiusitas masyarakat desa.