Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

RECHTSVACUUM DALAM PENCEGAHAN PERKAWINAN PAKSA DI PERADILAN AGAMA (TELAAH YURIDIS SOSIOLOGIS KEBEBASAN ANAK UNTUK MEMILIH PASANGAN DALAM PERKAWINAN) Ahmad Rasyidi Halim; M Fahmi Al Amruzi; Jalaluddin Jalaluddin
Proceeding International Seminar of Islamic Studies INSIS 5 (March 2023)
Publisher : Proceeding International Seminar of Islamic Studies

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Berdasarkan data yang diperoleh dari Laporan Tahunan Badan Peradilan Agama RI Tahun 2020 dan 2021 serta Dokumen Elektronik Putusan Pengadilan Agama seluruh Indonesia menunjukkan bahwa pada tahun 2020 hingga 2021 terjadi perceraian disebabkan perkawinan paksa yang berjumlah 5080 perkara dan perceraian disebabkan perkawinan melalui perjodohan tanpa dasar cinta berjumlah 3446 perkara. Jumlah perkara tersebut menunjukkan bahwa masih marak terjadinya praktik perkawinan secara paksa maupun perkawinan melalui perjodohan tanpa dasar cinta yang menjadi penyebab terjadinya perceraian. Beranjak dari latar belakang tersebut, melalui penelitian ini akan ditelaah upaya pencegagah perkawinan paksa melalui peradilan agama. Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif yang bersifat kualitatif yang meneliti norma-norma hukum dalam peraturan perundang-undangan sebagai objek penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya rechtsvacuum (kekosongan hukum) dalam pencegahan perkawinan paksa melalui peradilan agama bertujuan untuk mengakomodir peran anak secara aktif, langsung dan mandiri untuk mencegah perkawinan paksa terhadap dirinya oleh wali nikah. Sehingga, perlu dilakukan formulasi hukum baru dalam upaya pencegahan perkawinan paksa melalui peradilan ranah peradilan agama. Jika wali nikah terbukti melakukan tindakan paksa untuk menikahkan anak atau orang yang berada di bawah perwaliannya, maka wali nikah tersebut dinyatakan sebagai wali mujbir yang dituangkan dalam amar putusan pengadilan agama. Pada ujungnya gagasan hukum tersebut sebagai salah satu upaya mengurangi tingginya jumlah perceraian yang terjadi di masyarakat.
Woman representative in Divorce: An analysis form Syafi’iyyah Fiqh Karimuddin Abdullah Lawang; Rika Sasralina; Darwin Sagala; J Jalaluddin; Titin Samsudin
Athena: Journal of Social, Culture and Society Vol. 1 No. 2 (2023): April 2023
Publisher : CV. Media Digital Publikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1121.073 KB) | DOI: 10.58905/athena.v1i2.31

Abstract

The divorce phenomenon that occurs in society is a husband who assigns his wife the authority to file for divorce, giving up his right to file for divorce himself. Moving past these issues, the author is interested in learning more about the legality of a divorce from a husband to his wife based on the legal foundation of fiqh al-syafi’iyyah. The writers’ method of inquiry is descriptive qualitative research with a normative perspective. The study’s findings indicated that the legality of divorce on a wife according to fiqh scholars al-syafi’īyyah is valid and the fall of divorce is because there is a need (hajat) and this opinion is a strong opinion to practice. This is different from the case of a husband delegating his wife’s divorce to another woman. There is a difference in the opinion of scholars, some fiqh al-Syafi’iyyah scholars say it is legal, some others argue that it is illegal on the grounds that there is no intention and women also cannot accept representation.
The Kyai’s Position in Rural Local Democracy Based on Patronage Politics at Tapal Kuda Ardhana Januar Mahardhani; Nawiruddin Nawiruddin; Jalaluddin Jalaluddin; Julhadi Julhadi; Muta'allim Muta'allim
Muslim Heritage Vol 8, No 1 (2023): Muslim Heritage: Jurnal Dialog Islam dengan Realitas
Publisher : IAIN Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21154/muslimheritage.v8i1.6004

Abstract

AbstractSociologically, the village community in the East Java Tapal Kuda is dominated by the sarong people who have affiliation with certain Pesantren either as alumni or only as sympathizers. This is because the distribution of Islamic boarding schools in this area is relatively highand is socio-cultural educational basis of rural communities in the region. The indication is the domination of society Nahdliyin affiliated with Nahdlatul Ulama as a social organization social largest in Indonesia. This study aims to describe the role of Kyai in the context of local democracy rural based on patronage politics in the East Java Tapal Kuda. The method used in this research is descriptive qualitativewith inductive approach. While the type study is a case study. The data collection instruments used were observation, documentation and in-depth interviews. In collecting data, this research uses Miles and Huberman’s interactive model, namely; data reduction, data presentation, drawing conclusions. In testing the validity of the data, researchersuse triangulation, namely source triangulation, method triangulation, peer discussion andmember check. The results of the study show that rural communities are ordinary people who do not have political awareness in local democracy so they are independent patron to Kyai as role models in their lives and the role of the Kyai in the patronage politics of rural communities determines the flow of support for local democratic communities because politics is a subordinate area of the religiosity of rural communities.  AbstrakMasyarakat desa secara sosiologis di Tapal Kuda Jawa Timur didominasi oleh kaum sarungan yang  memiliki afiliasi pada pesantren tertentu baik sebagai alumni maupun hanya sebatas simpatisan. Pasalnya, sebaran pesantren di daerah ini tergolong tinggi dan merupakan basis sosial-budaya pendidikan masyarakat pedesaan di wilayah tersebut. Indikasinya adalah dominasi masyarakat Nahdliyin yang berafiliasi pada Nahdlatul Ulama sebagai organisasi sosial kemasyarakatan terbesar di Indonesia.Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran Kyai dalam konteks demokrasi lokal pedesaan yang berbasis pada politik patronase di lingkup Tapal Kuda Jawa Timur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan pendekatan induktif. Sedangkan jenis penelitian adalah studi kasus. Instrumen pengumpulan data yang dipakai adalah observasi, dokumentasi dan wawancara secara mendalam.  Dalam pengumpulan data, penelitian ini menggunakan model interaktif Miles dan Huberman, yaitu; reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan. Dalam uji keabsahaan data, peneliti menggunakan triangulasi, yaitu triangulasi sumber, triangulasi metode, diskusi sejawat dan member check. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat pedesaan adalah masyarakat awam yang tidak memiliki kesadaran politis dalam demokrasi lokal sehingga mereka berpatron pada Kyai sebagai panutan dalam kehidupan mereka dan peran Kyai dalam politik patronase masyarakat pedesaan menentukan terhadap arus dukungan masyarakat demokrasi lokal sebab politik merupakan wilayah subordinat dari religiusitas masyarakat desa.
Criminal Liability of Children from the Perspective of Islamic Law and Positive Law in Indonesia Akhmad Sukris Sarmadi; Arne Huzaimah; Jalaluddin Jalaluddin; Lahmudinur Lahmudinur; Agus Bambang Nugraha; Karimuddin Abdullah Lawang
JURNAL AT-TURAS Vol 10, No 1 (2023): Moderation of Religion and Islamic Law
Publisher : Universitas Nurul Jadid

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33650/at-turas.v10i1.5497

Abstract

The position of children as legal subjects will certainly become a problem that needs to be studied in more depth. Children who physically and psychologically still need care and guidance in order to achieve perfect growth, precisely when dealing with the law will certainly experience psychological and even physical changes in a bad direction. In the case of children as legal subjects, there is a difference between Islamic law and positive law in Indonesia because of the different objectives of establishing and enforcing the law itself. To examine this problem, qualitative research methods are used with a normative juridical approach. The data collection technique was carried out using the documentation method, in which data was collected from fiqh literature and laws related to juvenile crimes, then analyzed using the content analysis method. The results of the study show that children according to Islamic law are not subject to criminal punishment because punishment in Islam is imposed on people who are mature (adults), have good sense and criminal acts are not carried out by force. However, in Islam if a child performs jarimah, a ta'zir punishment will be imposed as guidance and teaching for the child. Meanwhile, according to positive laws in Indonesia, the punishment system is different from adults.
The Kyai’s Position in Rural Local Democracy Based on Patronage Politics at Tapal Kuda Ardhana Januar Mahardhani; Nawiruddin Nawiruddin; Jalaluddin Jalaluddin; Julhadi Julhadi; Muta'allim Muta'allim
Muslim Heritage Vol 8, No 1 (2023): Muslim Heritage: Jurnal Dialog Islam dengan Realitas
Publisher : IAIN Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21154/muslimheritage.v8i1.6004

Abstract

AbstractSociologically, the village community in the East Java Tapal Kuda is dominated by the sarong people who have affiliation with certain Pesantren either as alumni or only as sympathizers. This is because the distribution of Islamic boarding schools in this area is relatively highand is socio-cultural educational basis of rural communities in the region. The indication is the domination of society Nahdliyin affiliated with Nahdlatul Ulama as a social organization social largest in Indonesia. This study aims to describe the role of Kyai in the context of local democracy rural based on patronage politics in the East Java Tapal Kuda. The method used in this research is descriptive qualitativewith inductive approach. While the type study is a case study. The data collection instruments used were observation, documentation and in-depth interviews. In collecting data, this research uses Miles and Huberman’s interactive model, namely; data reduction, data presentation, drawing conclusions. In testing the validity of the data, researchersuse triangulation, namely source triangulation, method triangulation, peer discussion andmember check. The results of the study show that rural communities are ordinary people who do not have political awareness in local democracy so they are independent patron to Kyai as role models in their lives and the role of the Kyai in the patronage politics of rural communities determines the flow of support for local democratic communities because politics is a subordinate area of the religiosity of rural communities.  AbstrakMasyarakat desa secara sosiologis di Tapal Kuda Jawa Timur didominasi oleh kaum sarungan yang  memiliki afiliasi pada pesantren tertentu baik sebagai alumni maupun hanya sebatas simpatisan. Pasalnya, sebaran pesantren di daerah ini tergolong tinggi dan merupakan basis sosial-budaya pendidikan masyarakat pedesaan di wilayah tersebut. Indikasinya adalah dominasi masyarakat Nahdliyin yang berafiliasi pada Nahdlatul Ulama sebagai organisasi sosial kemasyarakatan terbesar di Indonesia.Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran Kyai dalam konteks demokrasi lokal pedesaan yang berbasis pada politik patronase di lingkup Tapal Kuda Jawa Timur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan pendekatan induktif. Sedangkan jenis penelitian adalah studi kasus. Instrumen pengumpulan data yang dipakai adalah observasi, dokumentasi dan wawancara secara mendalam.  Dalam pengumpulan data, penelitian ini menggunakan model interaktif Miles dan Huberman, yaitu; reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan. Dalam uji keabsahaan data, peneliti menggunakan triangulasi, yaitu triangulasi sumber, triangulasi metode, diskusi sejawat dan member check. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat pedesaan adalah masyarakat awam yang tidak memiliki kesadaran politis dalam demokrasi lokal sehingga mereka berpatron pada Kyai sebagai panutan dalam kehidupan mereka dan peran Kyai dalam politik patronase masyarakat pedesaan menentukan terhadap arus dukungan masyarakat demokrasi lokal sebab politik merupakan wilayah subordinat dari religiusitas masyarakat desa.
Implementasi Nilai Dakwah Melalui Toleransi Beragama di Pondok Pesantren Nor Ipansyah; Jalaluddin Jalaluddin; Bahran Bahran; Akhmad Sukris Sarmadi; Nadiyah Nadiyah; Rusdiyah Rusdiyah; Karimuddin Abdullah Lawang
At-Ta'dib Vol. 19 No. 1 (2024): Islamic Educational Institutions and Their Dynamics in Facing the Times.
Publisher : Fakultas Tarbiyah, Universitas Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/attadib.v19i1.11968

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi nilai dakwah melalui toleransi beragama di pondok pesantren di Provinsi Kalimantan Selatan. Hal ini penting dipahami karena tudingan yang mengatakan bahwa pondok pesantren di Kalimantan Selatan masih rawan tertular paham radikal keagamaan. Metodologi yang dipakai ini merupakan penelitian lapangan, sumber data berupa hasil wawancara dengan pimpinan pondok pesantren dan juga para guru pengasuh pondok pesantren yang berada dalam wilayah Kalimantan Selatan terkait isu-isu toleransi beragama. Data penelitian dianalisis dengan menggunakan teknik analisis data kualitatif dengan pendekatan sosiologi. Hasil penelitian menunjukan bahwa implementasi nilai dakwah melalui toleransi beragama di pondok pesantren dalam Provinsi Kalimantan Selatan berjalan dengan sangat baik. Pemahaman para usataz dan ustazah tentang toleransi beragama dan berkeyakinan semuanya merujuk kepada ayat Al-Quran dan contoh perilaku kebaikan Nabi Muhammad terhadap orang-orang non muslim. Di samping itu, negara Indonesia yang berdasarkan atas Pancasila, UUD 1945, dan UU di bawahnya juga menjadi rujukan ketika para ustaz dan ustazah menjelaskan toleransi beragama. Toleransi beragama itu diimplementasikan dengan mempersilahkan kepada penganut agama lain untuk mendirikan tempat ibadah mereka di tengah masyarakat muslim, termasuk melakukan segenap aktivitas keagamaan lainnya. Tudingan bahwa pondok pesantren di Kalimantan Selatan telah terkontaminasi paham radikal tidak terbukti. Penelitian ini merupakan penelitian pertama yang mengkaji tentang toleransi beragama di pondok pesantren dalam Provinsi Kalimantan Selatan, sehingga menjadi dasar kebijakan terhadap perumusan peraturan terhadap lembaga pendidikan.
Pengelolaan Lingkungan Pertambangan Batubara di Provinsi Kalimantan Selatan Jalaluddin Jalaluddin; Abdul Hafiz Sairaji; Muhammad Lutfi; Sa'adah Sa'adah
Al Washliyah : Jurnal Penelitian Sosial dan Humaniora Vol. 1 No. 1 (2023): Januari
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Washiliyah Barabai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70943/jsh.v1i1.25

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2020 Tentang Pertambangan Mineral dan Batubara serta faktor kendala dalam mengimplementasikan undang-undang tersebut. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Ida Manggala dengan subjek penelitian adalah lima orang dari perusahaan pertambangan, pemerintah dan masyarakat dan untuk objek penelitian adalah implementasi peraturan mengenai pertambangan batubara. Metode penelitian menggunakan hukum normatif dalam implementasi. Berdasarkan hasil penelitian mengenai implementasi peraturan pertambangan batubara bahwa pihak PT. BAS telah melaksanakan reklamasi sedikit demi sedikit sesuai dengan amanat perundang-undangan yang berlaku, sementara dari pihak masyarakat menyatakan bahwa PT. BAS tidak menerapkan peraturan dengan baik dapat dilihat lingkungan sekitar menjadi rusak akibat pertambangan batubara dan dari pihak pemerintah memandang bahwa tidak adanya masalah penyimpangan dalam peraturan tentang bertambangan dan pencemaran lingkungan di Desa Ida Manggala. Tidak terlaksananya reklamasi menyebabkan permukaan tanah yang tidak merata membuat kebun karet warga rusak total. Kerusakan lingkungan Desa Ida Manggala akibat pertambangan batubara ternyata lepas dari pengawasan pemerintah. Faktor yang mempengaruhi implementasi peraturan mengenai pertambangan batubara tersebut adalah adanya Covid-19, hukum itu sendiri, disposisi, mis komunikasi, dan masyarakat sekitar. Faktor inilah yang membuat implementasi Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2020 Tentang Pertambangan Mineral dan Batubara menjadi tidak maksimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2020 Tentang Pertambangan Mineral dan Batubara serta faktor kendala dalam mengimplementasikan undang-undang tersebut. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Ida Manggala dengan subjek penelitian adalah lima orang dari perusahaan pertambangan, pemerintah dan masyarakat dan untuk objek penelitian adalah implementasi peraturan mengenai pertambangan batubara. Metode penelitian menggunakan hukum normatif dalam implementasi. Berdasarkan hasil penelitian mengenai implementasi peraturan pertambangan batubara bahwa pihak PT. BAS telah melaksanakan reklamasi sedikit demi sedikit sesuai dengan amanat perundang-undangan yang berlaku, sementara dari pihak masyarakat menyatakan bahwa PT. BAS tidak menerapkan peraturan dengan baik dapat dilihat lingkungan sekitar menjadi rusak akibat pertambangan batubara dan dari pihak pemerintah memandang bahwa tidak adanya masalah penyimpangan dalam peraturan tentang bertambangan dan pencemaran lingkungan di Desa Ida Manggala. Tidak terlaksananya reklamasi menyebabkan permukaan tanah yang tidak merata membuat kebun karet warga rusak total. Kerusakan lingkungan Desa Ida Manggala akibat pertambangan batubara ternyata lepas dari pengawasan pemerintah. Faktor yang mempengaruhi implementasi peraturan mengenai pertambangan batubara tersebut adalah adanya Covid-19, hukum itu sendiri, disposisi, mis komunikasi, dan masyarakat sekitar. Faktor inilah yang membuat implementasi Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2020 Tentang Pertambangan Mineral dan Batubara menjadi tidak maksimal.