p-Index From 2020 - 2025
0.408
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Sebatik
Pebria Dheni Purnasari
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Institut Shanti Bhuana

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENGUKURAN TINGKAT KESIAPAN DIGITALISASI PEMBELAJARAN SEKOLAH DASAR DITINJAU DARI PERSPEKTIF PENDIDIK DAN PESERTA DIDIK WILAYAH PERBATASAN Pebria Dheni Purnasari; Silvester Silvester; Rismauli Manulang; Deri Wulandari; Bella Ghia Dimmera
Sebatik Vol 26 No 2 (2022): Desember 2022
Publisher : STMIK Widya Cipta Dharma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46984/sebatik.v26i2.1977

Abstract

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengembangkan instrumen pengukuran tingkat kesiapan digitalisasi pembelajaran sekolah dasar yang ditinjau dari perspektif pendidik dan peserta didik di wilayah perbatasan mengingat alat ukur tingkat kesiapan digitalisasi pembelajaran belum ada sehingga solusi atau tindakan untuk mengentaskan ketertinggalan dan memeratakan digitalisasi pembelajaran masih sulit dilakukan. Sasaran utama dalam pengembangan instrumen ini adalah menciptakan alat ukur yang akurat sehingga dapat digunakan sebagai acuan evaluasi sekolah dalam merancang program pembelajaran berbasis digital. Menjawab dan mengikuti perkembangan zaman yang kian pesat seiring dengan pesatnya perkembangan digitalisasi. Pengembangan instrumen pengukuran tingkat kesiapan digitalisasi pembelajaran di jenjang sekolah dasar menjadi langkah awal bagi sekolah dalam pemerataan digitalisasi pendidikan. Penelitian ini dilakukan dengan mengusung konsep penelitian pengembangan. Lokasi dari penelitian ini adalah sekolah dasar yang berjumlah 4 sekolah dengan tingkat akreditasi yang berbeda yakni akreditasi A, akreditasi B, Akreditasi C, dan tidak terakreditasi. Data dikumpulkan melalui observasi, angket terbuka, wawancara dalam FGD. Data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis secara kualitatif. Hasil analisis ini selanjutnya dikembangkan menjadi prototype awal yang selanjutnya diuji kelayakannya oleh 6 pakar. Berdasarkan hasil penelitian, ruang lingkup pengembangan instrumen menyasar pada kesiapan sekolah dengan ditandai adanya fasilitas penunjang pembelajaran digitalisasi, kompetensi guru serta kesiapan guru yang meliputi kemampuan guru dalam merancang, mengelola, dan mengevaluasi penggunaan digitalisasi, dan yang terakhir adalah pengalaman belajar siswa. Ruang lingkup tersebut menjadi gambaran utama di sebuah sekolah apakah sekolah tersebut dapat dikategorikan siap dalam memberikan pembelajaran berbasis digital.
PERSEPSI, KEBUTUHAN DAN TANTANGAN IMPLEMENTASI KEBIJAKAN “MERDEKA BELAJAR, KAMPUS MERDEKA” PADA PERGURUAN TINGGI SWASTA DI WILAYAH PERBATASAN Bella Ghia Dimmera; Pebria Dheni Purnasari; Yosua Damas Sadewo
Sebatik Vol 26 No 2 (2022): Desember 2022
Publisher : STMIK Widya Cipta Dharma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46984/sebatik.v26i2.1980

Abstract

Penelitian ini tujuannya adalah untuk mengetahui persepsi, kebutuhan dan tantangan implementasi “Merdeka Belajar, Kampus Merdeka” terkhusus bagi perguruan tinggi swasta di wilayah Perbatasan atau 3T (terdepan, terluar, tertinggal) mengingat kondisi perbatasan atau 3T di Indonesia didominasi dengan ketimpangan infrastruktur pendidikan yang kurang memadai. Wilayah perbatasan yang dimaksud salah satunya adalah Kabupaten bengkayang, Kalimantan Barat yang berbatasan langsung dengan negara Malaysia. Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk memperoleh data yang bersifat deskriptif, sedangkan observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi sebagai teknik pengumpulan data. Sumber data dalam penelitian diperoleh melalui observasi, studi pustaka kuesioner dan wawancara yang dilakukan kepada para responden, meliputi pimpinan perguruan tinggi, unit pengembangan kurikulum perguruan tinggi, dosen, dan mahasiswa. Adapun responden yang diambil adalah pemangku kepentingan internal kampus di dua perguruan tinggi swasta yang ada di Kabupaten Bengkayang Kalimantan Barat, yakni Institut Shanti Bhuana dan Akademi Manajemen Bumi Sebalo. Teknik pemilihan responden dilakukan dengan menggunakan purposive sampling dari masing-masing perguruan tinggi swasta yang berada di Kabupaten Bengkayang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan kebijakan, program, kegiatan, telah sesuai dengan mekanisme yang ditetapkan, meskipun masih ada beberapa hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaannya. Dalam hal ini kesulitan yang dihadapi oleh perguruan tinggi di wilayah perbatasan adalah infrastruktur yang belum memadai. Setiap program maupun bentuk kegiatan pembelajaran harapannya mampu menjawab permasalahan pendidikan khususnya di wilayah perbatasan, sehingga mahasiswa di daerah juga mampu bersaing dalam dunia kerja.