Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

KOMUNIKASI CHATTING MEDIA SOSIAL SEBAGAI BENTUK EKSPRESI REMAJA DALAM MENCAPAI UTILITARIANISME Safiudin, Khamdan; Mochamad Bayu Firmansyah; Innayatul Laili; Isnanda Ainul Rohma
NIVEDANA : Jurnal Komunikasi dan Bahasa Vol. 3 No. 2 (2022): NIVEDANA: Jurnal Komunikasi & Bahasa
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri Raden Wijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53565/nivedana.v3i2.662

Abstract

Komunikasi chatting dengan berbagai platform media sosial banyak digunakan karena penggunaannya yang relatif mudah, Selain itu bagi remaja, komunikasi melalui chatting selain efektif dan relatif mudah, remaja dapat dengan jelas mengekspresikan diri mereka hingga mencapai utilitarianisme. Utilitarianisme merupakan paham etik dan moral yang menempatkan perbuatan baik sebagai perbuatan yang berguna, bermanfaat dan menguntungkan, di mana perbuatan buruk adalah perbuatan yang menimbulkan penderitaan dan kerugian. Artikel dengan judul Komunikasi Chatting Media Sosial Sebagai Bentuk Ekspresi Remaja dalam Mencapai Utilitarianisme merupakan artikel bertemakan Komunikasi dan Filsafat yang dimana artikel ini menerapkan metode deskriptif kualitatif serta dengan menerapkan metode kajian literatur atau yang sering disebut dengan studi pustaka.Berdasarkan uraian sub pembahasan pertama di atas, dapat dianalisis bahwa manifestasi remaja cenderung mudah mahir berkomunikasi melalui komunikasi via chat atau chatting media sosial. Hal ini didasari oleh adanya jenis dan ukuran komunikasi yang mendukung bentuk ekspresi emoticon (simbolik), secara verbal melalui pesan teks, yang kemudian dikirimkan melalui chat kepada orang lain, sehingga tercipta komunikasi interpersonal atau antarpribadi.Komunikasi chatting media sosial sebagai bentuk ekspresi remaja yang dapat mencapai utilitarianisme berdasarkan konsep utilitarianisme menurut Jeremi adalah komunikasi yang dapat membuat orang lain bahagia, sedangkan utilitarianisme menurut konsep Mill menegaskan bahwa komunikasi yang baik adalah komunikasi yang memberikan manfaat dan memperhatikan hal serta keadilan orang lain.
MODEL PEMBELAJARAN MENULIS SASTRA WISATA DI PERGURUAN TINGGI Mochamad Bayu Firmansyah; Suwadi
Jurnal Tinta: Jurnal Ilmu Keguruan dan Pendidikan Vol. 6 No. 2 (2024): Jurnal Tinta
Publisher : Universitas Al-Qolam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model pembelajaran menulis sastra wisata yang dapat diterapkan di perguruan tinggi. Model ini dirancang untuk meningkatkan kemampuan menulis kreatif mahasiswa dengan memanfaatkan tema wisata sebagai sumber inspirasi. Metode penelitian yang digunakan adalah studi pustaka, yang melibatkan analisis kritis dan mendalam terhadap berbagai literatur yang relevan, termasuk teori sastra, prinsipprinsip pariwisata, dan metodologi pengajaran. Langkah-langkah pembelajaran dalam model ini mencakup pengenalan konsep dan teori, eksplorasi destinasi wisata melalui kunjungan lapangan atau tur virtual, pengumpulan informasi dan data, pengembangan ide cerita, penulisan draf awal, revisi dan penyuntingan, publikasi dan presentasi karya, serta refleksi dan evaluasi. Setiap langkah dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang komprehensif dan mendalam, membekali mahasiswa dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan dalam menulis sastra wisata. Sintaks pembelajaran menulis sastra wisata terdiri dari delapan langkah utama: (1) pengenalan konsep dan teori, (2) eksplorasi destinasi wisata, (3) pengumpulan informasi dan data, (4) pengembangan ide dan brainstorming, (5) penulisan draf awal, (6) revisi dan penyuntingan, (7) publikasi dan presentasi, dan (8) refleksi dan evaluasi. Pedoman peranan dalam pembelajaran ini menetapkan tugas dosen sebagai fasilitator, pembimbing, dan evaluator, sementara mahasiswa berperan sebagai pembelajar aktif, penulis, peneliti, kolaborator, dan evaluator. Penelitian ini menunjukkan bahwa model pembelajaran menulis sastra wisata yang terstruktur dan komprehensif tidak hanya dapat meningkatkan keterampilan menulis mahasiswa, tetapi juga memperkaya pemahaman mereka tentang budaya, sejarah, dan dinamika pariwisata.
MODEL PEMBELAJARAN MENULIS SASTRA WISATA DI PERGURUAN TINGGI Mochamad Bayu Firmansyah; Suwadi
Jurnal Tinta Vol. 6 No. 2 (2024): Jurnal Tinta
Publisher : Universitas Al-Qolam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35897/jurnaltinta.v6i2.1357

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model pembelajaran menulis sastra wisata yang dapat diterapkan di perguruan tinggi. Model ini dirancang untuk meningkatkan kemampuan menulis kreatif mahasiswa dengan memanfaatkan tema wisata sebagai sumber inspirasi. Metode penelitian yang digunakan adalah studi pustaka, yang melibatkan analisis kritis dan mendalam terhadap berbagai literatur yang relevan, termasuk teori sastra, prinsipprinsip pariwisata, dan metodologi pengajaran. Langkah-langkah pembelajaran dalam model ini mencakup pengenalan konsep dan teori, eksplorasi destinasi wisata melalui kunjungan lapangan atau tur virtual, pengumpulan informasi dan data, pengembangan ide cerita, penulisan draf awal, revisi dan penyuntingan, publikasi dan presentasi karya, serta refleksi dan evaluasi. Setiap langkah dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang komprehensif dan mendalam, membekali mahasiswa dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan dalam menulis sastra wisata. Sintaks pembelajaran menulis sastra wisata terdiri dari delapan langkah utama: (1) pengenalan konsep dan teori, (2) eksplorasi destinasi wisata, (3) pengumpulan informasi dan data, (4) pengembangan ide dan brainstorming, (5) penulisan draf awal, (6) revisi dan penyuntingan, (7) publikasi dan presentasi, dan (8) refleksi dan evaluasi. Pedoman peranan dalam pembelajaran ini menetapkan tugas dosen sebagai fasilitator, pembimbing, dan evaluator, sementara mahasiswa berperan sebagai pembelajar aktif, penulis, peneliti, kolaborator, dan evaluator. Penelitian ini menunjukkan bahwa model pembelajaran menulis sastra wisata yang terstruktur dan komprehensif tidak hanya dapat meningkatkan keterampilan menulis mahasiswa, tetapi juga memperkaya pemahaman mereka tentang budaya, sejarah, dan dinamika pariwisata.