Agung B. Windarto, Agung B.
Unknown Affiliation

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

MANGROVE DAN PENGEMBANGAN SILVOFISHERY DI WILAYAH PESISIR DESA ARAKAN KECAMATAN TATAPAAN KABUPATEN MINAHASA SELATAN SEBAGAI IPTEK BAGI MASRAKAT Paruntu, Carolus P.; Windarto, Agung B.; Mamesah, Movrie
JURNAL LPPM BIDANG SAINS DAN TEKNOLOGI Vol 3, No 2 (2016)
Publisher : JURNAL LPPM BIDANG SAINS DAN TEKNOLOGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan kegiatan pengabdian pada masyarakat di Desa Arakan Kecamatan Tatapaan Kabupaten Minahasa Selatan adalah untuk memberikan Iptek bagi Masyarakat (IbM) untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Silvofishery adalah sistem pertambakan teknologi tradisional yang menggabungkan antara usaha perikanan dengan penanaman mangrove, yang diikuti konsep pengenalan sistem pengelolaan dengan meminimalkan input dan mengurangi dampak terhadap lingkungan. Konstruksi tambak di Desa Arakan pada pengabdian pada masyarakat ini lebih memilih silvofishery model komplangan daripada model empang parit karena model komplangan lebih ramah lingkungan. Pemahaman mangrove yang diberikan dalam pembelajaran pada masyarakat meliputi definisi dan ruang lingkup mangrove, komponen mangrove, cara pengenalan mangrove dan jenis-jenis tanaman mangrove. Masyarakat nelayan dan pesisir Desa Arakan yang mengikuti kegiatan penanaman mangrove diberikan panduan mengacu pada Lampiran 1 Peraturan Menteri Kehutanan P.03/MENHUT.V/2004 tertanggal 22 Juli 2004 pada Bagian Keempat tentang Pedoman Pembuatan Rehabilitasi Hutan Mangrove, Gerakan Rehabilitasi Hutan dan Lahan.
Kondisi Ekologi Mangrove Di Pulau Mantehage Kecamatan Wori Kabupaten Minahasa Utara Provinsi Sulawesi Utara Lahabu, Yostan; Schaduw, Joshian N. W.; Windarto, Agung B.
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 3, No 2 (2015): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.3.2.2015.10851

Abstract

Mangrove adalah tumbuhan yang tumbuh diantara garis pasang surut. Hutan mangrove memiliki fungsi ekologis dan ekonomis yang sangat penting, tetapi sangat rentan terhadap kerusakan apabila kurang bijaksana dalam mempertahankan, melestarikan dan pengelolaannnya. Penelitian ini dilakukan di Pulau Mantehage Kecamatan Wori Kabupaten Minahasa Utara Provinsi Sulawesi Utara. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi jenis-jenis mangrove dan mengetahui kondisi ekologi vegetasi hutan mangrove yang terdapat di kawasan Pulau Mantehage. Metode yang digunakan yaitu metode line transek kuadran. Data yang didapatkan selanjutnya diolah dengan analisis struktur komunitas. Terdapat 8 jenis mangrove yang teridentifikasi di Pulau Mantehage, yaitu : Rhizophora mucronata, Rhizophora apiculata, Rhizophora stylosa, Bruguiera gymnorrhiza, Bruguiera cylindrical, Ceriops tagal, Sonneratia alba, dan Lumnitzera littorea. Hasil analisis vegetasi mangrove menunjukkan ekosistem dalam keadaan belum stabil Hal ini didasarkan pada nilai indeks keanekaragaman yang masuk dalam kategori rendah (H’= 0,93, H’= 0,91, H’=1,07, H’=1,38). Nilai indeks keseragaman dari tingkat semai, pancang, tiang dan pohon dari empat stasiun menunjukkan nilai yang merata (tingkat Semai=0,95, Pancang=0,82, Tiang=64 dan Pohon=0,85). Sedangkan nilai indeks dominansi menunjukkan nilai yang tinggi (tingkat Semai=0,66, Pancang=1,00, Tiang=0,61 dan Pohon=0,37). Faktor lingkungan seperti suhu dan salinitas menunjukkan nilai kisaran 29-33 ppt untuk salinitas dan 27-30 0C untuk suhu. Nilai ini tergolong baik untuk pertumbuhan mangrove.
Granulometric and Bioindex Analysis of Macrobenthos in Malalayang Coastal Waters Windarto, Firmansyah Candra; Rampengan, Royke M.; Windarto, Agung B.; Djamaluddin, Rignolda; Manengkey, Hermanto W.K.; Manu, Gaspar D.
Jurnal Ilmiah Platax Vol. 10 No. 1 (2022): ISSUE JANUARY-JUNE 2022
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.v10i1.38817

Abstract

 The purpose of this study was (1) to describe macrozoobenthos and calculate and analyze bio-indexes including density, diversity, domination, and proprietary macrozoobenthos genus found on the beach of Malalayang. (2) inform the condition of habitat sediment granulometry and related to various macrozoobenthos bio-indexes found on the Malalayang Beach. The results of the identification of macrozoobenthos types obtained from the entire research station have obtained macrozoobenthos taxa covering 3 classes, namely: Gastropoda classes include 5 genera, namely Melanella, Margarites, Frigidoalvania, Oenopot, and Cylichna, Crustacean class (2 genera: Pagurus and Hemigrapsus) and Polychaeta classes ( 1 genus: nais). Macrozoobenthos density at Station 1 and Station 3. Overall, station 1 has the highest average density of 29.33 ind./m2; Furthermore, Station 3 has an average density of 23 indv. /m2; And finally Station 2 with a density of 17.67 Ind. /m2. Based on the results of the test, it was concluded that none of the values of the macrozoobenthos diversity index at the research site showed that the H1 acceptance or can be said that the results of the t-test stated that all the recatient research tests were not significantly different meaning the diversity of the entire station tested had the same diversity. The dominance index also obtains values that indicate the condition of the lack of dominance from certain macrozoobenthos genera at the research location.The volume index is obtained that the community is in a stable condition only found at Station 3, namely the rear graduation area in the Malalayang River estuary. Communities that are in depressed conditions are found in the graduation land of station 1 and station 3, as well as the rearstal land of station 2. Other areas obtained by the community are in unstable conditionsThe sediment composition that looks for files to stations at the research site displays diverse conditions. In general, through the graph of the sediment composition produced, at station 1 can be said to have decreased grain size towards land. Physical at Station 2, on the contrary, experienced an increase in a more rough (gravel) sediment on the middle and rear land, and at station 3, the center of the center looks composed of sediments that have a rough size.Keywords: intertidal; macrobenthos; sediment AbstrakTujuan penelitian ini adalah (1) Mendeskripsikan makrozoobenthos serta menghitung dan menganalisis bioindeks meliputi kepadatan, keanekaragaman, dominasi, dan kemerataan genus makrozoobenthos yang terdapat di Pantai Malalayang. (2) Menginformasikan kondisi granulometri sedimen habitat dan kaitannya dengan berbagai bioindeks makrozoobenthos yang terdapat di pantai Malalayang. Hasil identifikasi jenis-jenis makrozoobenthos yang diperoleh dari keseluruhan stasiun penelitian telah diperoleh taksa makrozoobenthos meliputi 3 kelas yaitu: Kelas Gastropoda meliputi 5 Genera yakni Melanella, Margarites, Frigidoalvania, Oenopotadan Cylichna, Kelas Crustacea (2 Genus: Pagurus dan Hemigrapsus) dan Kelas Polychaeta (1 Genus: Nais).Kepadatan makrozoobenthos pada Stasiun 1 dan Stasiun 3,  Secara keseluruhan, Stasiun 1 memiliki rata-rata kepadatan tertinggi yaitu sebesar 29,33 ind./m2; selanjutnya Stasiun 3 memiliki kepadatan rata-rata 23 ind./m2; dan terakhir Stasiun 2 dengan kepadatan 17,67 ind./m2.Berdasarkan hasil uji_t diperoleh kesimpulan bahwa tidak ada satupun dari nilai indeks keanekaragaman makrozoobenthos pada lokasi penelitian menunjukkan terima H1 atau dapat dikatakan hasil uji-t menyatakan bawha semua satisun penelitian yang di uji tidak berbeda nyata artinya keanekaragaman seluruh stasiun yang diuji mempunyai keanekaragaman sama. Indeks Dominansi juga memperoleh nilai-nilai yang menunjukkan kondisi tidak adanya dominasi dari genus makrozoobenthos tertentu pada lokasi penelitian.Indeks kemerataan diperoleh bahwa komunitas berada dalam kondisi stabil hanya terdapat pada Stasiun 3, yaitu area lahan gisik bagian belakang di muara Sungai Malalayang.  Komunitas yang berada dalam kondisi tertekan, terdapat pada lahan gisik bagian depan Stasiun 1 dan Stasiun 3, serta lahan gisik bagian belakang Stasiun 2.  Area lainnya diperoleh komunitas berada dalam kondisi yang labilKomposisi sedimen yang menghampari gisik pada stasiun-stasiun di lokasi penelitian menampilkan kondisi yang beragam.  Secara umum, melalui grafik komposisi sedimen yang dihasilkan, pada Stasiun 1 dapat dikatakan terjadi penurunan ukuran butir ke arah darat. Gisik pada Stasiun 2, sebaliknya mengalami peningkatan sedimen berukuran lebih kasar (kerikil) pada lahan bagian tengah dan belakang, dan pada Stasiun 3, gisik bagian tengah tampak tersusun oleh sedimen yang memiliki ukuran kasar. Kata Kunci: intertidal; makrobenthos; sedimen
Benthic Foraminifera Composition in Coral Reef Areas at Malalayang Beach Waters Alam, Muhammad Reza Sinar; Mamuaja, Jane M.; Windarto, Agung B.; Mantiri, Rose O. S. E.; Schaduw, Joshian N. W.
Jurnal Ilmiah Platax Vol. 12 No. 2 (2024): ISSUE JULY-DECEMBER 2024
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.v12i2.51386

Abstract

Malalayang Beach is part of the coastal area of Manado Bay and is situated in the North Sulawesi Province of Indonesia. The coral reef ecosystem is one of the coastal ecosystems with high biodiversity. The uniqueness of the ecosystem and the diversity of its organisms make coral reef ecosystems have high social, ecological, and economic values. In 1998, the Environmental Protection Agency (EPA) of the United States recommended the use of foraminifera as indicators for aquatic assessments. Foraminifera is a meiobenthic components at the bottom of the sea that act as producer of calcium carbonate (CaCO3) in sediments in the benthic and pelagic zones of the sea. The purpose of this study was to study at the composition of benthic foraminifera based on their genus in the waters of Malalayang Beach and also assess the condition of coral reef waters on Malalayang Beach using the FoRAM Index. This research was carried out by taking sediment samples in Malalayang Beach in nine sampling points at a depth of 5–8.5 m. The samples were then washed and sorted to obtain foraminifera tests. From 2,830 successfully identified specimens, 17 genera were obtained with FoRAM index values ranging from 5.46 to 9.53. The average value of the FoRAM Index at Malalayang Beach is 7.32, indicating that the waters of Malalayang Beach are still suitable for coral growth. Keywords: Malalayang Beach, Foraminifera, Coral Reef, FoRAM Index Abstrak Pantai Malalayang adalah bagian dari Teluk Manado yang terletak di Sulawesi Utara, Indonesia. Ekosistem terumbu karang merupakan salah satu ekosistem pesisir dengan biodiversitas yang tinggi. Keunikan ekosistem serta keragaman organismenya menjadikan ekosistem terumbu karang memiliki nilai sosial, ekologi dan ekonomi yang tinggi. Environmental Protection Agency (EPA) dari Amerika Serikat menyarankan penggunaan foraminifera sebagai indikator penilaian perairan pada tahun 1998. Foraminifera merupakan komponen meiobentik di dasar perairan yang berperan sebagai penghasil kalsium karbonat (CaCO3) pada sedimen yang ada di zona bentik dan pelagis laut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari komposisi foraminifera bentik berdasarkan genusnya pada perairan Pantai Malalayang dan juga menilai kondisi perairan terumbu karang di Pantai Malalayang menggunakan Indeks FoRAM. Penelitian ini dilakukan dengan cara mengambil sampel sedimen di perairan Pantai Malalayang pada sembilan titik pengambilan sampel dengan kedalaman 5 - 8,5 m. Selanjutnya sampel dicuci dan disortir untuk mendapatkan cangkang foraminifera. Dari sejumlah 2830 spesimen yang berhasil diidentikasi, diperoleh sebanyak 17 genus dengan nilai indeks FoRAM berkisar dari 5,46 -  9,53. Nilai rata-rata indeks FoRAM pada Pantai Malalayang adalah 7,32 dan ini mengindikasikan bahwa perairan Pantai Malalayang masih baik dan layak untuk pertumbuhan karang. Kata Kunci : Pantai Malalayang, Foraminifera, Terumbu Karang, Indeks FoRAM
KONDISI PADANG LAMUN DI PERAIRAN SEKITAR DESA BULO KECAMATAN WORI KABUPATEN MINAHASA UTARA Tulung, Rezykita; Sondak, Calvyn F.A.; Warouw, Veibe; Kumampung, Deislie R.H; Wagey, Billy T.; Windarto, Agung B.
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 12 No. 3 (2024): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.12.3.2024.58285

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi padang lamun yang berada di Perairan Sekitar Desa Bulo Kecamatan Wori Kabupaten Minahasa Utara. Lamun (Seagrass) adalah salah satu tumbuhan ada di ekosistem atau lingkungan laut. Lamun merupakan tumbuhan tingkat tinggi (Anthophyta) yang hidup dan berkembang di lingkungan laut serta berkembang biak secara generatif dan vegetatif. Lamun adalah tumbuhan berbunga (Angiospermae) yang hidup dan berkembang di kolom perairan yang dangkal. Tumbuhan lamun ini memiliki akar, batang yang menjalar yang disebut (Rhizome), daun, bunga, dan buah. Padang lamun yaitu tumbuhan  yang menutupi suatu areal pesisir laut dangkal pada pasang surut intertidal maupun subtidal yang dapat terbentuk oleh satu spesies lamun atau lebih dengan kerapatan jarang atau padat. Metode yang dilakukan dalam pengambilan data menggunakan metode line transek kuadrat yang terdiri dari transek dan frame yang berbentuk kuadrat. Hasi dari penelitian ini menemukan kondisi atau tutupan lamun di stasiun I dengan rata-rata 10%, pada stasiun II 10,34%, dan pada stasiun III 11,25, dengan rata-rata persentase tutupan dari ketiga stasiun yaitu 10,53% dapat di simpulkan lamun di Perairan Desa Bulo dalam dikategorikan dalam kondisi miskin/jarang. jenis lamun yang di temukan Enhalus acoroides. Kata kunci: Desa Bulo, Kondisi, Lamun  
KOMPOSISI DAN DISTRIBUSI GRANULOMETRI SEDIMEN PADA BEBERAPA KAWASAN WISATA PANTAI KECAMATAN LEMBEAN TIMUR KABUPATEN MINAHASA Papoiwo, Evilin; Rampengan, Royke M.; Windarto, Agung B.; Gerung, Grevo S.; Manembu, Indri S.; Mamuaja, Jane M.
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 13 No. 1 (2025): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.13.1.2025.61284

Abstract

Kecamatan Lembean Timur di Kabupaten Minahasa Provinsi Sulawesi Utara merupakan kecamatan  sedang berkembang aktivitas wisata pantainya, memanfaatkan keberadaan lahan gisik sebagai objek utamanya.  Oleh karena itu telah dilaksanakan penelitian bertujuan mendeskripsi komposisi dan menganalisis distribusi granulometri sedimen yang menghampari permukaan gisik beberapa kawasan wisata pantai di Kecamatan Lembean Timur. Pengambilan sampel sedimen dilaksanakan tanggal 6 Juni 2024 di gisik kawasan wisata Kamenti Beach, Kora-Kora Beach, dan BW Beach.  Pengambilan sedimen dilakukan pada permukaan lahan gisik dengan ketebalan 1 cm.  Hasil penelitian menunjukkan komposisi sedimen permukaan lahan gisik terdiri dari sedimen berukuran debu sampai dengan kerakal.  Sedimen pada permukaan gisik lebih dari 90 % berupa pasir dari berbagai ukuran (pasir sangat halus sampai pasir sangat kasar) di mana kondisi ini sangat menunjang berkaitan dengan penggunaan lahan untuk wisata pantai. Peubah rataan empirik  menunjukkan kecenderungan peningkatan ukuran butir sedimen untuk kawasan pantai yang berada di bagian Selatan kecamatan ini.  Kriteria penyortiran umumnya tersortir sedang, kemencengan umumnya berada pada kriteria simetris granulometri sampai asimetris kuat ke ukuran kecil. Peruncingan berada pada kriteria leptokurtik sampai platikurtik di mana pada lahan gisik di kawasan wisata yang terletak semakin ke arah Selatan terjadi peningkatan proporsi kriteria platikurtik. Kata kunci: sedimen gisik, komposisi sedimen, distribusi granulometri, Lembean Timur