Royke M. Rampengan
Unknown Affiliation

Published : 10 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

ANALISIS TUTUPAN VEGETASI MANGROVE DI PULAU MANTEHAGE, TAMAN NASIONAL BUNAKEN, SULAWESI UTARA Sapsuha, Jufran; Djamaluddin, Rignolda; Sondak, Calvyn F.A.; Rampengan, Royke M.; Opa, Esri T.; Kambey, Alex D.
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 6, No 2 (2018): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.6.2.2018.21522

Abstract

Mangrove forest are typical forest growing on along coasts, river mouth saffected by tides. This study was conducted on April to September 2018 in Mantehage Island, Bunaken National Park, North Sulawesi. It was aimed to evaluate vegetation cover change during the period from 1995 to 2017 and to deskrip condition of mangrove vegetation at locations where the vegetation covers were identified to have been change. Image interpretation method and ground checks were applied in the study. RGB composite results of 473 1995 Landsat-5 images, RGB 453 of Landsat-7 images in 2005 and RGB 564 of Landsat-8 images in 2017 showed the area of mangrove vegetation cover in 1995, 2005 and 2017 respectively were 1333.95 ha, 1371.53 and 1383.21 ha. There was an increase in the area of mangrove vegetation cover in 1995-2005 covering an area of 37.58 ha and in the years 2005-2017 covering an area of 11.68 ha. In total there was an additional vegetation cover change of 49,26 ha for 22 years. Result from ground check indicated that the change in vegetation covers occurred at locations subjected to sedimentation, natural recovery at previous clear-cutting areas and area of artificial plantation. The phenomenan of mangrove diebach was found in the middle part between the two mainlands of Mantehage Island.Hutan mangrove merupakan tipe hutan yang khas dan tumbuh di sepanjang pantai atau muara sungai yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Penelitian ini dilakukan dari bulan April-September 2018 di Pulau Mantehage, Taman Nasional Bunaken, Sulawesi Utara dengan tujuan untuk mengevaluasi perubahan tutupan vegetasi mangrove di Pulau Mantehage dengan selang waktu 1995, 2005 dan 2017sertaMendeskripsikan kondisi vegetasi mangrove yang teridentifikasi mengalami perubahan tutupan. Penelitian dilakukan dengan metode interpretasi citra dan survei lapangan (Ground check). Hasil komposit RGB 473 citra Landsat-5 tahun 1995, RGB 453 citra Landsat-7 tahun 2005 dan RGB 564 citra Landsat-8 tahun 2017 menunjukkan luas tutupan vegetasi mangrove pada tahun 1995, 2005 dan 2017 secara berturut-turut adalah 1333,95 ha, 1371,53 dan 1383,21 ha. Terjadi penambahan luas tutupan vegetasi mangrove pada tahun 1995-2005 seluas 37,58 ha dan pada tahun 2005-2017 seluas 11,68 ha, jika dijumlahkan dalam kurun waktu 22 tahun terjadi penambahan luas tutupan vegetasi mangrove sebesar 49,26 ha. Hasil Ground Check di lapangan menunjukkan penambahan luas tutupan vegetasi mangrove terjadi pada lahan yang mengalami sedimentasi, lahan terbuka bekas penebangan yang mengalami pemulihan kembali dan pada lokasi tertentu yang ditanami secara artifisial. Fenomena mangrove dieback ditemukan di lokasi bagian tengah antara dua daratan Pulau Mantehage.
Amplitude of the Tidal Harmonic Constituents M2, S2, K1, and O1 in Waters Around the City of Bitung in North Sulawesi Royke M. Rampengan
Jurnal Ilmiah PLATAX Vol. 1 No. 3 (2013): EDISI MEY - AGUSTUS 2013
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.1.3.2013.2569

Abstract

ABSTRACT This study was conducted to describe the amplitude of the tidal harmonic constituents M2, S2, K1, and O1 in waters around the city of Bitung in North Sulawesi.  Calculations performed using the admiralty method.  Based on calculations, it was found that the average amplitude of M2 is 34.8, S2 is 22.5, K1 is 20.3, and O1 is 11.7. The tidal behaviour in the study area is mixed tide predominant semidiurnal, with average Formzahl number of about 0.6. Keywords : amplitude, tidal, Bitung   ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk menggambarkan amplitudo pasut harmonik M2, S2, K1, dan O1 di perairan sekitar kota Bitung di Sulawesi Utara. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan metode admiralty. Berdasarkan hasil perhitungan, diketahui bahwa rata-rata amplitudo M2 adalah 34,8, S2 adalah 22,5, K1 adalah 20,3, dan O1 adalah 11,7. Perilaku pasang surut di daerah penelitian adalah air campuran dominan semidiurnal, dengan rata-rata jumlah Formzahl sekitar 0,6. Kata kunci : amplitudo, pasut, Bitung
Foraminifera On The Beach Of Malalayang Dua Petrick Billy; Jane M. Mamuaja; Royke M. Rampengan; Medy Ompi; Esry T. Opa; Joppy Mudeng
Jurnal Ilmiah PLATAX Vol. 6 No. 2 (2018): ISSUE JULY-DECEMBER 2018
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.6.2.2018.20660

Abstract

Beach as one on the landform that reflects the work of hydro-oceanographic factors, generally in the form of loose sedimentary material. Loose sediment is a collection of organic and inorganic particles that accumulate widely and are irregular in shape. One example of organism in marine waters that contributes to the availability of organic particles in the beach landform is foraminifera. Foraminifera is a single-celled organism that has the ability to form shells from substances of CaCO3 which originate from itself or from the surrounding environment. This study was aimed to classify physical sediments on the Malalayang Dua beach according to the points of sediment sampling, and see how the composition of foraminifera in the beach area and analyze the presence of foraminifera in relation to the granulometry of beach sediments. From the result of the study, it is found that the composition of grain size of sediment on the beach of Malalayang Dua is different, in stasion 1A, 1B, 2A, and 2B the sediment were mostly composed by fine grains while in station 3A and 3B were of coarse-grained sediment. A number of a species of foraminifera (dead test) was found in the study, and the number of tests was highes in fine sediments compared to coarse sediment.Keywords : Beach Landform, Malalayang Dua Coast, Foraminifera ABSTRAKGisik sebagai salah satu bentuklahan yang merefleksikan kerja faktor-faktor hidro-oseanografi, umumnya berwujud material sedimen lepas. Sedimen lepas adalah kumpulan partikel organik dan anorganik yang terakumulasi secara luas dan bentuknya tidak beraturan. Salah satu organisme di perairan laut yang berkontribusi terhadap ketersediaan partikel organik di gisik adalah foraminifera. Foraminifera merupakan organisme bersel tunggal yang mempunyai kemampuan membentuk cangkang dari zat-zat CaCO3yang berasal dari dirinya sendiri atau dari lingkungan sekitarnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengelompokkan sedimen gisik di pantai Malalayang Dua menurut titik-titik pengambilan sampel sedimen, dan melihat bagaimana komposisi foraminifera di kawasan gisik serta menganalisis keberadaan foraminifera dalam kaitannya dengan granulometri sedimen gisik. Dari hasil penelitian komposisi ukuran butir sedimen pada lahan gisik di pantai Malalayang Dua berbeda menurut stasiun yang ditetapkan, di ruang pantai ke arah Timur yaitu stasiun 1A, 1B, 2A, 2B komposisi sedimennya berukuran halus, sedangkan di ruang pantai ke arah Barat yaitu stasiun 3A dan 3B komposisi sedimennya berukuran kasar, komposisi sedimen di setiap stasiun gisik litoral dan sublitoral menampilkan adanya perbedaan tingkat kekasaran partikel sedimen. Dari hasil penelitian ditemukan 9 cangkang foraminifera. Pada komposisi sedimen gisik yang berukuran halus ditemukan jumlah cangkang foraminifera yang lebih banyak dibandingkan dengan gisik yang komposisi sedimen berukuran kasar.Kata kunci : Lahan Gisik, Pantai Malalalayang Dua, Foraminifera
Granulometric and Bioindex Analysis of Macrobenthos in Malalayang Coastal Waters Windarto, Firmansyah Candra; Rampengan, Royke M.; Windarto, Agung B.; Djamaluddin, Rignolda; Manengkey, Hermanto W.K.; Manu, Gaspar D.
Jurnal Ilmiah Platax Vol. 10 No. 1 (2022): ISSUE JANUARY-JUNE 2022
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.v10i1.38817

Abstract

 The purpose of this study was (1) to describe macrozoobenthos and calculate and analyze bio-indexes including density, diversity, domination, and proprietary macrozoobenthos genus found on the beach of Malalayang. (2) inform the condition of habitat sediment granulometry and related to various macrozoobenthos bio-indexes found on the Malalayang Beach. The results of the identification of macrozoobenthos types obtained from the entire research station have obtained macrozoobenthos taxa covering 3 classes, namely: Gastropoda classes include 5 genera, namely Melanella, Margarites, Frigidoalvania, Oenopot, and Cylichna, Crustacean class (2 genera: Pagurus and Hemigrapsus) and Polychaeta classes ( 1 genus: nais). Macrozoobenthos density at Station 1 and Station 3. Overall, station 1 has the highest average density of 29.33 ind./m2; Furthermore, Station 3 has an average density of 23 indv. /m2; And finally Station 2 with a density of 17.67 Ind. /m2. Based on the results of the test, it was concluded that none of the values of the macrozoobenthos diversity index at the research site showed that the H1 acceptance or can be said that the results of the t-test stated that all the recatient research tests were not significantly different meaning the diversity of the entire station tested had the same diversity. The dominance index also obtains values that indicate the condition of the lack of dominance from certain macrozoobenthos genera at the research location.The volume index is obtained that the community is in a stable condition only found at Station 3, namely the rear graduation area in the Malalayang River estuary. Communities that are in depressed conditions are found in the graduation land of station 1 and station 3, as well as the rearstal land of station 2. Other areas obtained by the community are in unstable conditionsThe sediment composition that looks for files to stations at the research site displays diverse conditions. In general, through the graph of the sediment composition produced, at station 1 can be said to have decreased grain size towards land. Physical at Station 2, on the contrary, experienced an increase in a more rough (gravel) sediment on the middle and rear land, and at station 3, the center of the center looks composed of sediments that have a rough size.Keywords: intertidal; macrobenthos; sediment AbstrakTujuan penelitian ini adalah (1) Mendeskripsikan makrozoobenthos serta menghitung dan menganalisis bioindeks meliputi kepadatan, keanekaragaman, dominasi, dan kemerataan genus makrozoobenthos yang terdapat di Pantai Malalayang. (2) Menginformasikan kondisi granulometri sedimen habitat dan kaitannya dengan berbagai bioindeks makrozoobenthos yang terdapat di pantai Malalayang. Hasil identifikasi jenis-jenis makrozoobenthos yang diperoleh dari keseluruhan stasiun penelitian telah diperoleh taksa makrozoobenthos meliputi 3 kelas yaitu: Kelas Gastropoda meliputi 5 Genera yakni Melanella, Margarites, Frigidoalvania, Oenopotadan Cylichna, Kelas Crustacea (2 Genus: Pagurus dan Hemigrapsus) dan Kelas Polychaeta (1 Genus: Nais).Kepadatan makrozoobenthos pada Stasiun 1 dan Stasiun 3,  Secara keseluruhan, Stasiun 1 memiliki rata-rata kepadatan tertinggi yaitu sebesar 29,33 ind./m2; selanjutnya Stasiun 3 memiliki kepadatan rata-rata 23 ind./m2; dan terakhir Stasiun 2 dengan kepadatan 17,67 ind./m2.Berdasarkan hasil uji_t diperoleh kesimpulan bahwa tidak ada satupun dari nilai indeks keanekaragaman makrozoobenthos pada lokasi penelitian menunjukkan terima H1 atau dapat dikatakan hasil uji-t menyatakan bawha semua satisun penelitian yang di uji tidak berbeda nyata artinya keanekaragaman seluruh stasiun yang diuji mempunyai keanekaragaman sama. Indeks Dominansi juga memperoleh nilai-nilai yang menunjukkan kondisi tidak adanya dominasi dari genus makrozoobenthos tertentu pada lokasi penelitian.Indeks kemerataan diperoleh bahwa komunitas berada dalam kondisi stabil hanya terdapat pada Stasiun 3, yaitu area lahan gisik bagian belakang di muara Sungai Malalayang.  Komunitas yang berada dalam kondisi tertekan, terdapat pada lahan gisik bagian depan Stasiun 1 dan Stasiun 3, serta lahan gisik bagian belakang Stasiun 2.  Area lainnya diperoleh komunitas berada dalam kondisi yang labilKomposisi sedimen yang menghampari gisik pada stasiun-stasiun di lokasi penelitian menampilkan kondisi yang beragam.  Secara umum, melalui grafik komposisi sedimen yang dihasilkan, pada Stasiun 1 dapat dikatakan terjadi penurunan ukuran butir ke arah darat. Gisik pada Stasiun 2, sebaliknya mengalami peningkatan sedimen berukuran lebih kasar (kerikil) pada lahan bagian tengah dan belakang, dan pada Stasiun 3, gisik bagian tengah tampak tersusun oleh sedimen yang memiliki ukuran kasar. Kata Kunci: intertidal; makrobenthos; sedimen
Study of Seagrass Beds Condition Nearby Waters in Mokupa Village, Tombariri District, Minahasa Regency Lasut, Nicole Theresa; Tilaar, Sandra O.; Sondak, Calvyn F. A.; Rampengan, Royke M.; Sinjal, Chatrien A. L.; Rembet, Unstain N. W. J.
Jurnal Ilmiah Platax Vol. 11 No. 2 (2023): ISSUE JULY-DECEMBER 2023
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.v11i2.47685

Abstract

The existence of seagrass beds in a shallow water environment has an important ecological role for the organisms that depend on this ecosystem. This research was conducted with the aim of knowing the types of seagrass and the condition of the seagrass beds in the waters near Mokupa Village, where the beach is between Mokupa Resort and Lotus Resort Manado. The method used is a quadrant transect (vertically to the shoreline), the coordinates point 1°24'53" N 124°42'22" E is transect 1, 1°24'54" N 124°42'22" E is transect 2,  and 1°24'56.7" N 124°42'23.5" E is transect 3. In this study, 5 species of seagrass were found, namely: Syringodium isoetifolium, Cymodocea rotundata, Thalassia hemprichii, Enhalus acoroides, and Halophila ovalis. Cymodocea rotundata had the highest average seagrass cover per species, 15.349%, and Enhalus acoroides had the lowest average seagrass cover, 0.053%. The condition of the seagrass beds at the study site was included in the unhealthy category with a seagrass cover of 31.432%. Keywords: Mokupa Waters, Seagrass conditions, Cover, Seagrass bed Abstrak Keberadaan padang lamun di lingkungan perairan dangkal memiliki peranan ekologis yang penting bagi organisme yang bergantung dalam ekosistem ini. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui jenis-jenis lamun dan kondisi padang lamun di perairan sekitar Desa Mokupa, dimana pantai berada di antara Mokupa Resort dan Lotus Resort Manado. Penelitian ini mengikuti Pedoman Status Padang Lamun KEPMEN LH 200/2004. Metode yang digunakan yaitu transek kuadran (tegak lurus garis pantai), dengan titik koordinat Transek 1 1°24'53" N 124°42'22" E, Transek 2 1°24'54" N 124°42'22" E, Transek 3 1°24'56.7" N 124°42'23.5" E. Pada penelitian ini ditemukan 5 jenis lamun yaitu: Syringodium isoetifolium, Cymodocea rotundata, Thalassia hemprichii, Enhalus acoroides dan Halophila ovalis. Cymodocea rotundata memiliki rata-rata penutupan lamun per jenis tertinggi yaitu 15,349%, dan Enhalus acoroides memiliki rata-rata penutupan lamun terendah yaitu 0,053%. Kondisi padang lamun di lokasi penelitian termasuk dalam kategori kurang sehat dengan penutupan lamun sebesar 31,432%. Kata kunci: Perairan Mokupa, Kondisi lamun, Penutupan, Padang lamun
Acquisition of Tidal Measurement Data in The Waters Around Bitung City For Predictional Purposes: Akuisisi Data Pengukuran Pasang Surut di Perairan Sekitar Kota Bitung Untuk Keperluan Prediksi Wuwung, Vanessa; Rampengan, Royke M.; Manengkey, Hermanto W.K.; Bara, Robert. A.; Djamaaludin, Rignolda; Losung, Fitje
Jurnal Ilmiah Platax Vol. 11 No. 2 (2023): ISSUE JULY-DECEMBER 2023
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.v11i2.48800

Abstract

The existence of the waters around the city of Bitung with all its intensive utilization makes information regarding tidal conditions very important to continue to study. In the waters around Bitung City, there are two tidal measurement stations, the BMKG station, and the IOC station. This research was conducted to analyze the accuracy of tide prediction results based on measurement data at two tide stations located in the waters around Bitung City. The research was conducted by applying the least squares method to calculate the amplitude and phase of the tidal harmonic constants, followed by predicting tidal data. The result was that the most accurate predictions were obtained through a study of tidal data from IOC measurement stations in March–April 2021 with an average deviation of 4.35 cm. However, tide predictions using BMKG measurement station data are more consistent with an average deviation of ± 5 cm, compared to the average deviation of tide predictions from IOC measuring stations which vary from 4.35 – 27.67 cm. Keywords: Tidal prediction, Tidal constants, Tidal amplitude, Mean sea level Abstrak Keberadaan perairan sekitar Kota Bitung dengan semua pemanfaatan intensifnya menyebabkan informasi menyangkut kondisi pasang surut sangat penting untuk terus dikaji.  Di perairan sekitar Kota Bitung terdapat dua stasiun pengukuran pasang surut, yaitu stasiun BMKG dan stasiun IOC.  Penelitian ini dilakukan dengan tujuan menganalisis akurasi hasil prediksi  pasut berdasarkan data hasil pengukuran di dua stasiun pasut yang berlokasi di perairan sekitar Kota Bitung. Penelitian dilakukan dengan menerapkan metode kuadrat terkecil untuk menghitung amplitudo dan fase konstanta harmonik pasang surut, dilanjutkan dengan melakukan prediksi data pasut. Hasilnya diperoleh bahwa prediksi yang paling akurat diperoleh melalui kajian data pasut stasiun pengukuran IOC pada bulan Maret–April 2021 dengan deviasi rata-rata sebesar 4,35 cm.  Walaupun demikian prediksi pasut menggunakan data stasiun pengukuran BMKG lebih konsisten dengan deviasi rata-rata ± 5 cm, dibandingkan dengan deviasi rata-rata prediksi pasut stasiun pengukuran IOC yang bervariasi dari 4,35 – 27,67 cm. Kata Kunci : Prediksi pasut, Konstanta pasut, Amplitudo pasut, Duduk tengah muka laut
The Suitability Index of Mangrove Tourism in the Coastal Area around Budo Village, Wori Sub-District, North Minahasa Regency for Marine Ecotourism Tambunan, Rose Agustin; Rumengan, Antonius Petrus; Paruntu, Carolus Paulus; Rampengan, Royke M.; Ompi, Medy; Rompas, Rizald Max
Jurnal Ilmiah Platax Vol. 11 No. 2 (2023): ISSUE JULY-DECEMBER 2023
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.v11i2.50039

Abstract

The purpose of this study was to analyze the tourism suitability index and the carrying capacity of the mangrove ecotourism area in Budo Village, Wori District, North Minahasa Regency. The research method used was a cruising survey method using line transects and visual method which were carried out on three transects to obtain mangrove bio-ecological parameter values, namely thickness, species, density, biota objects associated with mangroves, and sea tides. The results showed that the mangrove thickness values ​​on transects 1-3 were 157 m, 138 m, and 135 m respectively, with an average value of 143.3 m; a number of mangrove species, namely 6 species (Rhizophora mucronata, Rhizophora apiculata, Bruguiera gymnorrhiza, Sonneratia alba, Avicennia marina, and Nypa fruticans); mangrove density values ​​on transects 1-3, respectively 10.2 ind/100 m2, 11.8 ind/100 m2 and 6.2 ind/100 m2, with an average value of 9.4 ind/100 m2; mangrove association biota objects in transects 1-3, including fishes, shrimps, crabs, mollusks, birds and reptiles; and the average tidal value is as high as 2 m. The average value of the tourism suitability index was 54.6% with the conditionally appropriate category on all transects; and the carrying capacity of the mangrove tourism area was 116 people/day, with an operational time of 14 hours/day. Further research requires a sustainability analysis to produce efficient and effective programs for the development of mangrove ecotourism in Budo Village. Keywords: Area carrying capacity, Budo Village, Ecotourism, Tourism suitability index, Mangrove Abstrak Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis indeks kesesuaian wisata dan daya dukung kawasan ekowisata mangrove Desa Budo, Kecamatan Wori, Kabupaten Minahasa Utara.  Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei jelajah dengan menggunakan line transect dan metode visual pada tiga transek untuk memperoleh nilai-nilai parameter bio-ekologi mangrove, yaitu ketebalan, jenis, kerapatan jenis, objek biota asosiasi mangrove, dan pasang surut air laut. Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai ketebalan mangrove pada transek 1-3, masing-masing adalah 157 m, 138 m, dan 135 m, dengan nilai rata-ratanya 143,3 m; jumlah jenis mangrove 6 spesies (Rhizophora mucronata, Rhizophora apiculata, Bruguiera gymnorrhiza, Sonneratia alba, Avicennia marina dan Nypa fruticans); nilai kerapatan mangrove pada transek 1-3, masing-masing adalah 10,2 ind/100 m2, 11,8 ind/100 m2 dan 6,2 ind/100 m2, dengan nilai rata-ratanya 9,4 ind/100 m2; objek biota asosiasi mangrove pada  transek 1-3 meliputi ikan, udang, kepiting, moluska, burung, dan reptil; dan nilai rata-rata pasang surut air laut setinggi 2 m;  nilai rata-rata Indeks kesesuaian wisata sebesar 54,6 % dengan kategori “sesuai bersyarat” pada semua transek; dan daya dukung kawasan wisata mangrove Desa Budo adalah 116 orang/hari dengan waktu operasional 14 jam/hari. Penelitian selanjutnya diperlukan analisis keberlanjutan untuk menghasilkan program-program yang efisien dan efektif dalam rangka pengembangan ekowisata mangrove Desa Budo. Kata kunci: Daya dukung kawasan, Desa Budo, Ekowisata, Indeks kesesuaian wisata, Mangrove
Study of Sea Water Quality in Malalayang Beach Walk Area Windarto, Firhansyah C.; Rumampuk, Natalie D.C.; Mamuaja, Jane M.; Rampengan, Royke M.; Schaduw, Joshian N. W.; Manengkey , Hermanto W.K.
Jurnal Ilmiah Platax Vol. 12 No. 1 (2024): ISSUE JANUARY-JUNE 2024
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.v12i1.54144

Abstract

The city of Manado is famous for its fishery products, but human activities also cause problems of seawater pollution and a decrease in water quality. This study aims to examine the water quality around Malalayang Beach Walk in Manado City with a focus on physical and chemical parameters. The study was conducted at five stations with three repetitions at high and low tide. The results showed that the water temperature was relatively homogeneous, with a range of 30.02-30.29oC at high tide and 30.39-30.81oC at low tide. Turbidity is in the range of 20.1-22.5 NTU at high tide and 16.0-21.7 NTU at low tide, exceeding the quality standard. DO values conform to quality standards (5.46-8.07 mg/L at high tide and 5.69-6.32 mg/L at low tide), but TDS reaches 23900-28600 mg. L at high tide and 26600-28600 mg/L at low tide, far from the common values of 1500 mg/L. Salinity values range from 25.02-30.29 ppt at high tide and 30.35-30.50 ppt at low tide. Pollution and degradation need to be better controlled and monitored. Keywords: Water quality, Temperature, Turbidity, Dissolved oxygen (DO), Total dissolved solids (TDS), Salinity. Abstrak Kota Manado terkenal dengan hasil perikanannya, namun aktivitas manusia juga menyebabkan masalah pencemaran air laut dan penurunan kualitas perairan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kualitas perairan di sekitar Malalayang Beach Walk Kota Manado dengan fokus pada parameter fisika dan kimia. Penelitian dilakukan di lima stasiun dengan tiga kali pengulangan pada saat air pasang dan surut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu perairan relatif homogen, dengan rentang nilai 30,02-30,29oC saat pasang dan 30,39-30,81oC saat surut Kekeruhan berada pada rentang 20,1-22,5 NTU saat pasang dan 16,0-21,7 NTU saat surut, melebihi standar baku mutu. Nilai DO sesuai dengan standar baku mutu (5,46-8,07 mg/L saat pasang dan 5,69-6,32 mg/L saat surut), namun TDS mencapai 23900-28600 mg/L saat pasang dan 26600-28600 mg/L saat surut, jauh dari nilai umum 1500 mg/L. Nilai salinitas berkisar antara 25,02-30,29 ppt saat pasang dan 30,35-30,50 ppt saat surut. Pencemaran dan penurunan kualitas perlu dikendalikan dan dipantau secara lebih baik. Kata Kunci: Kualitas air, Suhu, Kekeruhan, Dissolved oxygen (DO), Total dissolved solids
KARAKTERISTIK ARUS PERMUKAAN LAUT DI PERAIRAN MIANGAS KABUPATEN TALAUD PROVINSI SULAWESI UTARA Nainggolan, Secilya; Angmalisang, Ping A,; Pelle, Wilmy E.; Paransa, Darus S. J.; Rampengan, Royke M.; Mamangkey, N. Gustaf F.
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 13 No. 1 (2025): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.13.1.2025.58468

Abstract

Arus adalah proses pergerakan massa air menuju kesetimbangan sehingga menimbulkan perpindahan horizontal dan vertikal sejumlah massa air. Perairan Sangihe Talaud merupakan pintu gerbang masukanya massa air laut dari Samudera Pasifik ke Samudera Hindia yang dinamakan Arus Lintas Indonesia (Arlindo). Massa air Samudera Pasifik masuk ke perairan Indonesia melalui dua jalur salah satunya adalah melalui jalur Barat. Pemantauan dan pemetaan tiupan angin dan arus permukaan di perairan Talaud dalam penelitian ini menggunakan data yang dikeluarkan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) khususnya dari Stasiun Maritim Kota Bitung. Data ini digunakan untuk menggambarkan dinamika arus permukaan laut di perairan Miangas yang merupakan jalur pelayaran. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Analisa data dilakukan pertama-tama dengan metode pengklasifikasian data ke dalam empat bulan dalam setiap tahun, kemudian data diolah menggunakan peangkat lunak WRPLOT dan ODV (Ocean Data View). Hasil penelitian menunjukan karakteristik arus permukaan laut di Perairan Miangas pada tahun 2020 secara kumulatif arah arus dominan menuju ke Barat Daya dengan kecepatan maksimum 49,86 cm/s. Selanjutnya pada tahun 2021 arah arus dominan menuju ke Timur Laut dengan kecepatan 48,69 cm/s. Pada tahun 2022 arah arus dominan menuju ke Timur Laut dengan kecepatan maksimum 48,49 cm/s dan pada tahun 2023 arah arus dominan menuju ke Timur Laut dengan kecepatan maksimum 50,42 cm/s. Kata kunci: arus, kuantitatif, oseanografi, Perairan Miangas
KOMPOSISI DAN DISTRIBUSI GRANULOMETRI SEDIMEN PADA BEBERAPA KAWASAN WISATA PANTAI KECAMATAN LEMBEAN TIMUR KABUPATEN MINAHASA Papoiwo, Evilin; Rampengan, Royke M.; Windarto, Agung B.; Gerung, Grevo S.; Manembu, Indri S.; Mamuaja, Jane M.
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 13 No. 1 (2025): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.13.1.2025.61284

Abstract

Kecamatan Lembean Timur di Kabupaten Minahasa Provinsi Sulawesi Utara merupakan kecamatan  sedang berkembang aktivitas wisata pantainya, memanfaatkan keberadaan lahan gisik sebagai objek utamanya.  Oleh karena itu telah dilaksanakan penelitian bertujuan mendeskripsi komposisi dan menganalisis distribusi granulometri sedimen yang menghampari permukaan gisik beberapa kawasan wisata pantai di Kecamatan Lembean Timur. Pengambilan sampel sedimen dilaksanakan tanggal 6 Juni 2024 di gisik kawasan wisata Kamenti Beach, Kora-Kora Beach, dan BW Beach.  Pengambilan sedimen dilakukan pada permukaan lahan gisik dengan ketebalan 1 cm.  Hasil penelitian menunjukkan komposisi sedimen permukaan lahan gisik terdiri dari sedimen berukuran debu sampai dengan kerakal.  Sedimen pada permukaan gisik lebih dari 90 % berupa pasir dari berbagai ukuran (pasir sangat halus sampai pasir sangat kasar) di mana kondisi ini sangat menunjang berkaitan dengan penggunaan lahan untuk wisata pantai. Peubah rataan empirik  menunjukkan kecenderungan peningkatan ukuran butir sedimen untuk kawasan pantai yang berada di bagian Selatan kecamatan ini.  Kriteria penyortiran umumnya tersortir sedang, kemencengan umumnya berada pada kriteria simetris granulometri sampai asimetris kuat ke ukuran kecil. Peruncingan berada pada kriteria leptokurtik sampai platikurtik di mana pada lahan gisik di kawasan wisata yang terletak semakin ke arah Selatan terjadi peningkatan proporsi kriteria platikurtik. Kata kunci: sedimen gisik, komposisi sedimen, distribusi granulometri, Lembean Timur