This Author published in this journals
All Journal e-CliniC
John J.E. Wantania, John J.E.
Unknown Affiliation

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Kejadian perdarahan uterus abnormal di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado tahun 2015 Tendean, Genuine G.E.; Mewengkang, Maya; Wantania, John J.E.
e-CliniC Vol 4, No 2 (2016): Jurnal e-CliniC (eCl)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.v4i2.14395

Abstract

Abstract: Abnormal uterine bleeding (AUB) is the most frequent gynecologic symptoms in women of reproductive age outpatients with a prevalence of 11 of 13 women and is increasing with aging reaching 25% among women of reproductive age. This study was aimed to describe cases of AUB at Prof. Dr. R. D. Kandou Hospital Manado in 2015. This was a retrospective descriptive study using secondary data of the medical records. The results showed that there were 62 cases of AUB. Most of them were at the age of 41-50 years (33.87%) meanwhile the minimum were <20 years and 21-30 years (9.68%). Based on BMI, the highest percentage was BMI 23.0-24.9 (30%). For AUB classification PALM-COEIN, the majority were PUA-L (40%). Histological examination was performed in 30.76%. The most common treatment was medicated therapy and D & C (34.62%). Conclusion: In this study, the majority of AUB cases were aged 41-50 years, BMI of 23.0 to 24.9, and PALM-COEIN classification of PUA-L, and medicated therapy plus D & C. Keywords: prevalence, abnormal uterine bleeding Abstrak: Perdarahan uterus abnormal (PUA) merupakan gejala ginekologik yang paling sering pada pasien rawat jalan wanita usia reproduksi dengan prevalensi 11 dari 13 wanita. Kejadian PUA meningkat dengan berjalannya usia, mencapai 25% pada wanita usia reproduksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pasien PUA di RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado tahun 2015. Jenis penelitian ialah deskriptif retrospektif dengan menggunakan data rekam medik. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 62 data kasus PUA. Berdasarkan usia, terbanyak usia 41-50 tahun (33,87%) dan yang paling sedikit usia <20 tahun dan 21-30 tahun (9,68%). Berdasarkan IMT, IMT 23,0-24,9 yang paling tinggi (30%). Untuk klasifikasi PUA PALM-COEIN, terbanyak ialah PUA-L (40%). Pasien yang melakukan pemeriksaan histopatologik sebanyak 30,76% dan yang tidak melakukan pemeriksaan 69,24%. PUA dengan penanganan medikamentosa dan D&C memiliki persentase terttinggi (34,62%). Simpulan: Pada studi ini, kejadian PUA terbanyak pada usia 41-50 tahun, IMT 23,0-24,9, klasifikasi PUA-L, dengan pilihan penanganan terbanyak medikamentosa dan D&C.Kata kunci: kejadian, PUA
Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Reproduksi tentang Kanker Leher Rahim di Kota Manado Prayogo, Ulung; Wantania, John J.E.; Wagey, Frank M.M.
e-CliniC Vol 5, No 2 (2017): Jurnal e-CliniC (eCl)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.v5i2.18525

Abstract

Abstract: Cervical cancer is a malignant disease on the area of cervix and its common symptom is abnormal vaginal bleeding. Women of low economics level have higher risk to suffer from cervical cancer because they do not have professional health service, less education of cervical cancer and its prevention; therefore, cervical cancer cases can not be early detected. This study was aimed to identify the knowledge level of reproductive women about cervical cancer in Manado. This was a quantitative descriptive study with a cross sectional design. This study used questionnaire which had be validated on 50 reproductive women and data were processed by using SPSS. The results showed 288 respondents that fulfilled the inclusion criteria. Of the total 288 respomdemts, 141 (49%) had high level of knowledge about cervical cancer; 132 people (45,8%) had moderate level of knowledge; and 15 people (5,2%) had low level of knowledge. Conclusion: In this study, most reproductive women had high level of knowledge about cervical cancer.Keywords: knowledge, reprodutive women, cervical cancer Abstrak: Kanker leher rahim adalah keganasan di daerah leher rahim, yang umumnya memberikan gejala perdarahan per vagina yang abnormal. Wanita dengan tingkat ekonomi rendah berisiko tinggi terkena kanker leher rahim karena tidak adanya akses pada pelayanan kesehatan yang memadai, ketidaktahuan atau rendahnya pengetahuan mengenai kanker leher rahim dan pencegahannya yang menyebabkan kanker leher rahim tidak terdeteksi secara dini. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran tingkat pengetahuan wanita usia reproduksi tentang kanker leher rahim di Kota Manado. Jenis penelitian ialah deskriptif kuantitatif dengan desain potong lintang dan dilakukan di Puskesmas Bahu, Puskesmas Tuminting, dan Puskesmas Wenang Kota Manado. Penelitian ini menggunakan kuisioner yang telah divalidasi pada 50 wanita usia reproduksi dan diolah menggunakan SPSS. Hasil penelitian mendapatkan sebanyak 288 responden yang memenuhi kriteria inklusi. Responden yang memiliki tingkat pengetahuan baik tentang kanker leher rahim sebesar 141 orang (49%), berpengetahuan cukup 132 orang (45,8%), dan berpengetahuan kurang 15 orang (5,2%).Simpulan: Dalam studi ini, sebagian besar wanita usia reproduksi memiliki tingkat pengetahuan baik tentang kanker leher rahim.Kata kunci: pengetahuan, wanita usia reproduksi, kanker leher rahim
Hubungan indeks massa tubuh (IMT) awal kehamilan dengan luaran maternal neonatal Weku, Rut C.F.; Wantania, John J.E.; Sondakh, Joice M.M
e-CliniC Vol 4, No 2 (2016): Jurnal e-CliniC (eCl)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.v4i2.14375

Abstract

Abstract: Maternal nutritional status is very important for the outcomes of pregnancy. The best indicator for measuring the nutritional status is Body Mass Index (BMI). Abnormal BMI in early pregnancy is associated with various complications for the mother as well as the baby. This study was aimed to obtain the relationship between BMI in early pregnancy and maternal and neonatal outcomes. This was a retrospective analytical study with a cross sectional study. The results showed that there was a siginificant relationship between BMI in early pregnancy and blood pressure (p=0.049), but there was no significant relationship between BMI in early pregnancy and mode of delivery (p=0.067), birth (p=0.100), infant mortality (0.377), and APGAR score (p=0.100). Conclusion: Pregnant woman with BMI ≥25 kg/m2 had a risk of hypertension in pregnancy and a sectio caesarea in delivery; and the baby showed a tendency of low birth weight, risk to death, and asphyxia.Keywords: BMI, pregnancy and maternal neonatal outcomes Abstrak: Status gizi ibu sangat penting terhadap luaran kehamilan. Indikator untuk mengukur status gizi ialah Indeks Massa Tubuh (IMT). Ibu dengan IMT awal kehamilan yang tidak dalam batas normal berkaitan dengan berbagai komplikasi baik terhadap ibu maupun bayi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara IMT awal kehamilan dengan luaran maternal neonatal. Jenis penelitian ialah analitik-retrospektif dengan desain potong lintang. Hasil penelitian mendapatkan bahwa IMT awal kehamilan berhubungan bermakna dengan tekanan darah (p=0,049), tetapi tidak ditemukan hubungan bermakna antara IMT awal kehamilan dengan cara persalinan (p=0,069), berat badan lahir bayi (p=1,000), kematian bayi (p=0,377), dan APGAR skor (p=1,000). Simpulan: Ibu dengan IMT≥25 kg/m2 berisiko mengalami hipertensi dalam kehamilan, cenderung menjalani persalinan dengan seksio sesarea, dan bayinya cenderung memiliki berat badan lahir rendah, mengalami kematian, dan asfiksia. Kata kunci: IMT, kehamilan dan luaran maternal neonatal.
Pengetahuan, sikap, dan perilaku remaja tentang kesehatan reproduksi Sirupa, Tirsa A.; Wantania, John J.E.; Suparman, Eddy
e-CliniC Vol 4, No 2 (2016): Jurnal e-CliniC (eCl)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.4.2.2016.14370

Abstract

Abstract: Adolescence is a period of human growth and development that occurs after childhood and before adulthood, from age 10 to 19 years. Reproductive health is a state of physical, mental, and social as a whole, not merely the absence of disease or infirmity, but in all aspects related to the reproductive processes, functions and system at all stages of life. This study was aimed to determine the level of knowledge, attitudes, and behavior of adolescents about reproductive health. This was a descriptive study with a cross sectional design using questionnaire as the instrument. Population were all students at grade XI SMK Negeri 1 Manado and SMK Kristen Getsemani (vocational high schools) Manado. The results showed that of 200 respondents, 182 (91%) had good knowledge and 192 (96%) had good attitude about reproductive health. The adolescence reproductive health behavior indicated a trend in shifts of certain values. Conclusion: Most adolescents had good knowledge and attitudes about reproductive health. Albeit, adolescent sexual behaviors from the low (such as a kiss on the cheek) to the high risk (such as sexual intercourse) had been committed by adolescents in this study.Keywords: Adolescent reproductive health, knowledge, attitudes, behavior. Abstrak: Remaja adalah periode pertumbuhan dan perkembangan manusia yang terjadi setelah masa kanak-kanak dan sebelum dewasa, dari usia 10 sampai 19 tahun. Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan fisik, mental, dan sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan, tetapi dalam segala aspek yang berhubungan dengan proses reproduksi, fungsi, dan sistem dalam semua tahap kehidupan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku remaja tentang kesehatan reproduksi. Jenis penelitian ialah deskriptif dengan desain potong lintang, menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data. Populasi penelitian ini idalah seluruh siswa kelas XI di SMK Negeri 1 Manado dan SMK Kristen Getsemani Manado. Hasil penelitian mendapatkan 200 responden. Terdadpat 182 responden (91%) memiliki pengetahuan yang baik dan 192 responden (96%) memiliki sikap yang baik tentang kesehatan reproduksi. Perilaku remaja tentang kesehatan reproduksi menunjukkan adanya kecenderungan pergeseran nilai-nilai. Simpulan: Sebagian besar remaja memiliki pengetahuan dan sikap yang baik tentang kesehatan reproduksi. Perilaku seksual remaja dari yang tergolong ringan (seperti cium pipi) sampai tergolong berisiko tinggi (seperti hubungan seksual) telah dilakukan oleh remaja dalam penelitian ini. Kata kunci: kesehatan reproduksi remaja, pengetahuan, sikap, perilaku
Karakteristik kehamilan dan persalinan pada usia Abdurradjak, Karlin; Mamengko, Linda M.; Wantania, John J.E.
e-CliniC Vol 4, No 1 (2016): Jurnal e-CliniC (eCl)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.4.1.2016.12225

Abstract

Abstract: Age is an important factor to determine the prognosis of pregnancy. Globally, the complications of pregnancy and childbirth are the second leading cause of death in women aged 15 to 19 years. Maternal death in pregnant women and childbirth at the age below 20 years is 2 to 5 times higher than at the age of 20 to 29 years and increases again at the age of 30 to 35 years. Around 20-30% of women under 20 years old especially in primiparity have higher risk of having low birth weight (LBW) babies and fetal malformation is the cause of perinatal mortality. This study aimed to determine characteristics of pregnancy and childbirth at age <20 years in Obstetrics and Ginecology Department at Prof. Dr. R. D. Kandou Hospital, Manado from January 1, 2013 to December 31, 2014. This was a retrospective descriptive study using patients' medical record, parturition book, and some datas from the sub-section perinatology. Samples were all mothers who gave birth at age <20 years in Obstetrics and Gynecology department at Prof. Dr. R. D. Kandou hospital, Manado from January 1, 2013 to December 31, 2014. The results showed that there were 1,066 cases of age <20 years from 8,499 childbirths, most were 18-19 years old without any complications. About childbirth, most had head fetal presentation, spontaneous childbirth,, and birth weight 2500-3000 grams. Keywords: pregnancy, childbirth, age <20 years Abstrak: Usia merupakan salah satu faktor penting yang ikut menentukan prognosa kehamilan. Secara global komplikasi kehamilan dan persalinan merupakan penyebab kedua kematian pada wanita di usia 15 sampai 19 tahun. Kematian maternal pada wanita hamil dan melahirkan di usia di bawah 20 tahun diperkirakan 2-5 kali lebih tinggi dari pada di usia 20 sampai 29 tahun dan meningkat kembali di usia 30-35 tahun. Sekitar 20-30% wanita yang berusia dibawah 20 tahun terutama pada primipara berisiko tinggi melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) serta mengalami malformasi janin yang merupakan penyebab kematian perinatal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik kehamilan dan persalinan pada usia < 20 tahun dibagian Obstetri Ginekologi RSU Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode 1 Januari 2013-31 Desember 2014. Jenis penelitian ini deskriptif retrospektif. menggunakan rekam medis pasien, buku partus, dan data dari sub bagian perinatologi. Sampel penelitian ialah semua ibu yang melahirkan pada usia <20 tahun di bagian Obstetri dan Ginekologi di RSU Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode 1 Januari 2013 – 31 Desember 2014. Hasil penelitian memperlihatkan terdapat 1.066 kasus persalinan pada usia <20 tahun dari 8.499 total persalinan dan paling banyak terjadi pada kelompok usia 18-19 tahun, tanpa komplikasi kehamilan maupun persalinan. Mengenai persalinan, yang paling sering ditemukan ialah presentasi janin letak kepala, persalinan spontan, dengan berat badan lahir 2500-3000 gram.Kata kunci: kehamilan, persalinan, usia < 20 tahun
Karakteristik kehamilan dengan luaran asfiksia saat lahir di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode Januari – Desember 2014 Pangemanan, Eunike A.; Wantania, John J.E.; Wagey, Freddy W.
e-CliniC Vol 4, No 1 (2016): Jurnal e-CliniC (eCl)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.v4i1.11694

Abstract

Abstract: Asphyxia is a condition when a newborn baby does not breath spontaneously soon after birth. Maternal, labor, and fetal factors such as premature rupture of membrane, sectio caesarea, and fetal distress can cause asphyxia.. According to World Health Organization, in each year 3,6 million of 120 million newborns had asphyxia, and nearly one million babies died. According to data from the Indonesian Health Profile, low birth weight has the highest mortality risk (40,15%) in newborn, followed by asphyxia during birth (25,13%) in all hospitals in Indonesia. This study aimed to obtain the characteristics of pregnancy with asphyxia during birth in the Obstetric and Gynecology Department at Prof. Dr. R. D. Kandou Hosppital Manado during the period of January 2014 to December 2014. This was a descriptive retrospective study using medical record data of characteristics of pregnancy with asphyxia during birth in the labour room. The results showed that of 1273 cases of infant with asphyxia, pregnancies with complications had higher cases than pregnancies without complication. Among pregnancies without complication, there were 25% moderate asphyxia and 30% severe asphyxia newborns. Newborns with asphyxia were more common in primigravida than in multigravida. Based on age of mothers, asphyxia occured the most among mothers with the age range of 20-35 years (17.4%). Based on gestational age, aterm pregnancy had the highest incidence rate in newborn asphyxia (20%). Fetal distress was the highest cause of asphyxia in complicated pregnancy (18.3%). Asphyxia occured more common in pregnancies with complications than in pregnancies without complications. Among pregnancies without complications, primigravida, age of mothers 20-35 years, and aterm pregnancy had the highest rate of newborn asphyxia. Fetal distress was the highest cause of asphyxia in complicated pregnancy. Keywords: pregnancy, asphyxia Abstrak: Asfiksia adalah keadaan bayi yang tidak dapat bernapas spontan dan teratur segera setelah lahir. Faktor yang dapat menyebabkan asfiksia ialah faktor ibu, persalinan, dan janin; sebagai contoh ketuban pecah dini, seksio sesarea, dan gawat janin. Berdasarkan data World Health Organization, setiap tahunnya 3,6 juta bayi (3%) dari 120 juta bayi baru lahir mengalami asfiksia, hampir satu juta bayi ini meninggal. Menurut data dari Profil Kesehatan Indonesia dari semua rumah sakit di Indonesia didapatkan kematian terbanyak ialah berat badan lahir rendah resiko kematian pertama tertinggi 40,15% dan kedua tertinggi asfiksia saat lahir yaitu 25,13%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik kehamilan dengan luaran asfiksia saat lahir di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode Januari – Desember 2014. Jenis penelitian ini ialah deskriptif retrospektif menggunakan catatan rekam medik di ruang VK Bagian Obstetri dan Ginekologi RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Hasil penelitian memperlihatkan dari 1273 kasus bayi asfiksia, kehamilan dengan penyulit lebih banyak menderita asfiksia dibandingkan kehamilan tanpa penyulit. Penyulit kehamilan pada asfiksia derajat sedang 75% dan asfiksia derajat berat 70%. Tanpa penyulit kehamilan yaitu pada asfiksia derajat sedang 25% dan asfiksia derajat berat 30%. Didapatkan data tanpa penyulit kehamilan, primigravida(14,5%) lebih banyak menderita asfiksia dibandingkan multigravida. Berdasarkan umur ibu, bayi yang mengalami asfiksia terbanyak pada umur ibu 20-35 tahun (17,4%). Berdasarkan usia kehamilan, usia kehamilan aterm merupakan angka kejadian tertinggi pada bayi asfiksia (20%). Data penyulit kehamilan didapatkan gawat janin merupakan angka tertinggi menderita asfiksia (18,3%). Penyulit kehamilan lebih banyak menderita asfiksia dibandingkan tanpa penyulit kehamilan. Kehamilan tanpa penyulit didapatkan primigravida, umur ibu 20-35 tahun, dan usia kehamilan atterm merupakan penderita asfiksia terbanyak. Kehamilan dengan penyulit didapatkan gawat janin merupakan penderita asfiksia terbanyak. Kata kunci: kehamilan, asfiksia