Ahmad Ahmad
Universitas Ibn Khaldun Bogor

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Metode Peningkatan Kecerdasan Spiritual Siswa Tingkat Sekolah Menengah Taufik Nur Rahman; Wido Supraha; Ahmad Ahmad
Islamic Management: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Vol 6, No 01 (2023): Islamic Management: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30868/im.v6i01.2841

Abstract

Pendidikan Islam selalu menjunjung tinggi nilai-nilai spiritual seperti keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt dalam setiap proses pendidikannya serta menanamkan nilai-nilai spiritual tersebut ke dalam hati peserta didiknya agar mereka yakin bahwa nilai spiritual itulah yang akan menjadi dasar utama dalam menjalankan kehidupannya. Dengan demikian para peserta didik akan lebih mudah dalam beristiqomah untuk tetap berada di jalan yang benar dan dapat menjauhkan diri dari pebuatan maksiat kepada Allah Swt, mengetahui tujuan penciptaannya yaitu agar selalu beribadah dan menghambakan diri kepada Allah Swt serta berakhlak mulia, dan dapat bertindak sesuai dengan fitrah manusia yang telah Allah Swt tetapkan. Kecerdasan spiritual sangatlah berkaitan erat dengan kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional bahkan kecerdasaan intelektual dan emosional tidak akan dapat seimbang tanpa diiringi dengan kecerdasan spiritual. Mengetahui besarnya manfaat kecerdasan spiritual bagi peserta didik dalam sebuah proses pendidikan maka perlu adanya sebuah metode dalam meningkatkan kecerdasan spiritualnya guna mempermudah dalam mencapai tujuan pendidikan Islam itu sendiri. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis library research. Sumber data primer pada penelitian ini adalah literature dan karya ilmiah yang terfokus langsung pada peningkatan kecerdasan spiritual. Berdasarkan data penelitian bahwa kecerdasan spiritual merupakan kecerdasan yang dapat mengoptimalkan fungsi kecerdasan intelektual dan emosional dengan tanpa menafikan esensial kecerdasan intelektual dan emosional dalam pendidikan.
MODEL PEMBELAJARAN FIQIH SEKOLAH DASAR FASE C DI SDIT ALBINAA ISLAMIC BOARDING SCHOOL BEKASI Harianto Harianto; Ulil Amri Syafri; Ahmad Ahmad
TADARUS Vol 11, No 2 (2022)
Publisher : Prodi Pendidikan Agama Islam - Fakultas Agama Islam ( FAI )

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/td.v11i2.17744

Abstract

Pembelajaran zaman sekarang, dimana masa usia baligh semakin hari semakin cepat, baik yang dikarenakan potensi dan pengaruh dari melimpahnya gizi yang dikosumsi maupun sampainya waktu baligh anak dengan dipengaruhi oleh media, kemudian adanya hasil dan dampak yang baik dengan ragam model pembelajaran fiqih terhadap hasil belajar para peserta didik. Dengan kondisi ini menjadi tantangan para pendidik untuk menyiapkan generasi muda yaitu anak-anak sekolah dasar yang semakin cepat waktu datangnya baligh ini mendapatkan ilmu pengetahuan dengan beragam model pembelajaran  fiqih. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan model pembelajaran fiqih di SDIT ALBinaa Islamic Boarding School. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang mendeskripsikan subyek penelitian. Adapun hasil dari penelitian ini bahwa model pembelajaran fiqih yang dilaksanakan di SDIT ALBinaa Islamic Boarding School fase C ini adalah meliputi pertama: Model pembelajaran demonstrasi, dimana guru fiqih memilih model pembelajaran ini ketika membahas materi-materi yang harus diperjelas dengan metode demonstrasi, untuk materi yang didemonstrasikan di antaranya adalah materi bersuci dengan wudhu, tayamum  ibadah shalat dan tempatnya di masjid. Adapun materi haji dan umrah demonstrasinya dilapangan, kedua: Model pembelajaran habit forming yaitu siswa dibiasakan dalam praktek materi pembelajaran yang meliputi wudhu, shalat, dzikir dan puasa senin kamis, ketiga: Model pembelajaran reward and punishment yang diberlakukan dalam semua materi fiqih ketika semangat dan antusias dalam mengikuti pembelajaran. Adapun reward yang diberikan guru berbentuk pujian, aplus, pemberian hadiah dan doa. Sedangkan punishment yang diterapkan ketika siswa melakukan pelanggaran yang berbentuk nasehat, respon muka masam maupun pemberian tugas tambahan dari guru.