Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Uji Ekstrak Bawang Putih Tunggal (Allium sativum L.) Terhadap Bakteriuria Escherichia coli Pada Calon Pekerja Migran Indonesia Indah Sulistiyawati; Muhammad Falah; Ari Dwi Nurasih
Biotropic : The Journal of Tropical Biology Vol. 5 No. 1 (2021): Biotropic, Volume 5 Nomor 1, 2021
Publisher : Program Studi Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29080/biotropic.2021.5.1.50-57

Abstract

Garlic (Allium sativum L) is a tested type of phytopharmaca because it is proven to have beneficial benefits as antibacterial and protect the body from pathogens. The majority of Indonesian Migrant Workers, especially Prospective Indonesian Migrant Workers (CPMI), are indicated to be susceptible to Urinary Tract Infection (UTI), which is caused by the bacteriuria Escherichia coli. In this study, the crude extract of single garlic (A. sativum L) will be used as an antibacterial against E. coli bateriuria in the urine sample of CPMI, with variations in the concentration of single crude extract of garlic, namely; 0%, 25%, 50%, 75%, and 100%. This research was conducted in a period of 1 (one) year from January to December 2020, with urine research samples from CPMI in the Banyumas Regency area. Extraction was carried out by extracting a single garlic using 96% ethanol solvent in a ratio of 1: 1, then evaporated to produce a filtrate that would be tested with a varied concentrate composition. Isolation of bacteriuria in urine samples using EMBA selective media. From a total of 37 urine samples, 17 about 46% were positive for E. coli, and 20 samples were 54% negative for E. coli. Bacteriuria that was found challenged with crude garlic extract resulted in differences in the antibacterial test at several extract concentrations with amoxicillin positive control, with One Way Anova a P-value = 0.000 <0.05, and continued with the analysis of the Post Hoc Test and the Tuckey Test, that the garlic extract The single most effective used as an anti-bacterial agent is the concentration of 100%, resulting in an average inhibition of 12.81 mm. The ability of single garlic extract to inhibit increases with increasing extract concentrate.
Profil Ekspresi MikroRNA Kanker Payudara di Purwokerto Ari Dwi Nurasih; Indah Sulistiyawati; Muhammad Falah
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 9, No 4 (2020): Online December 2020
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v9i4.1553

Abstract

Penemuan metode deteksi dini kanker payudara secara sensitif, spesifik dan minimal invasif merupakan kunci dalam keberhasilan pengobatan. Hal ini dapat dilakukan menggunakan biomarker yang bersirkulasi dalam plasma darah yaitu mikroRNA. MikroRNA adalah asam ribonukleat yang tidak mengkode protein tetapi memiliki peran dalam menghambat dan mendegradasi mRNA sehingga mempengaruhi perkembangan kanker. Tujuan: Mengetahui profil ekspresi mikroRNA pada pasien kanker payudara di Purwokerto dan mikroRNA yang mengalami disregulasi sebagai kandidat biomarker kanker payudara. Metode: Analisis profil ekspresi mikroRNA pada kanker payudara dilakukan dengan isolasi plasma dari pasien kanker payudara dan individu sehat, sintesis cDNA, dan kuantifikasi mikroRNA dengan quantitative real time PCR (qPCR). Kemudian dilakukan penghitungan dengan metode Livak untuk mengetahui mikroRNA yang mengalami peningkatan dan penurunan ekspresi yang signifikan. Hasil:  Biomarker kanker payudara di Purwokerto adalah MikroRNA yang mengalami upregulation adalah hsa-miR-543 (sebanyak 1612,28 kali), hsa-miR-495-3p (1797,95 kali), hsa-miR-382-5p (8780,32 kali), hsa-miR-155-5p (8552,18 kali) dan hsa-miR-154-5p (2339,41 kali). mikroRNA yang mengalami downregulation adalah hsa-miR-590-5p (sebanyak 4,70 kali), hsa-miR-33a-5p (sebanyak 74,29 kali), hsa-miR-100-5p (sebanyak 23,09 kali), hsa-miR-19b-3p (sebanyak 11,71 kali) dan hsa-miR-144-3p (sebanyak 25,30 kali) (p < 0,05). Simpulan: Biomarker yang dapat digunakan sebagai alat deteksi dan diagnostik dini kanker payudara di Purwokerto adalah miR-382-5p.Kata kunci: biomarker, kanker payudara, mikroRNA, qPCR
ANALISIS TAKSOMETRI Anthurium SCHOTT (ARACEAE) Muhammad Falah; Pudji Widodo; Hexa Apriliana Hidayah
Scripta Biologica Vol 1, No 1 (2014)
Publisher : Fakultas Biologi | Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (686.016 KB) | DOI: 10.20884/1.sb.2014.1.1.34

Abstract

Anthurium Schott is one of the commercial ornamental plants in Indonesia. This genus has a high morphological variation amongst its species. This study aims to determine the similarity relationship amongst Anthurium based on morphological characters including stems, leaves, and inflorescences. This study was carried out from June to July 2012 in several locations in Purwokerto and Baturraden area, and Balai Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (B2TPH) Banyumas Regency. This study used explorative method with purposive random sampling. The results of the analysis using the UPGMA (Unweighted Pair Group Method with Arithmetic Mean) showed that there were 17 taxa which can be classified into 4 groups. Group I consisted of A. andraeanum “Renoir Pink”, A. andraeanum “Safari”, A. andraeanum “White”, A. andraeanum “Tropical”, A. andraeanum “cv. 1”, A. andraeanum “Amigo”, and A. nymphaeifolium. Group II consisted of A. pedatoradiatum ssp. helleborifolium, A. crystallinum, A. andicola “Kuku Bima” and A. andicola “Red List”. Group III consisted of A. crassinervium “Crispimarginatum” and A. plowmanii. Group IV consisted of A. hookeri “Garuda”, A. hookeri “Red Hookeri”, A. bonplandii ssp. guayanum, and A. jenmanii. Group I was the sister group of Group II, as well as Group III to Group IV. The closest similarity relationship was between A. andraeanum “Renoir Pink” and A. andraeanum “Safari”, whereas the farthest one was between A. bonplandii ssp. guayanum and A. andraeanum “Tropical”.
KONSUMSI GARAM BERYODIUM SEBAGAI UPAYA PREVENTIF PENYAKIT GAKY DI MASYARAKAT Indah Sulistiyawati; Nur Laila Rahayu; Muhammad Falah; Wahyu Maulana Endris
Jurnal Pemantik Vol. 1 No. 1 (2022): Januari-Juni
Publisher : Rafandha Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (935.63 KB) | DOI: 10.56587/pemantik.v1i1.5

Abstract

Ganguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia. Yodium (iodine) merupakan mineral zat gizi mikro yang diperlukan tubuh dalam jumlah kecil tetapi penting. Kekurangan yodium mempengaruhi kualitas sumber daya manusia mulai dari keguguran, hipotiroid, dan hambatan tumbuh kembang termasuk perkembangan otak sehingga berpotensi penurunan kecerdasan. GAKY dapat mempengaruhi kelangsungan hidup dan aspek kehidupan yang meliputi perkembangan kecerdasan, perkembangan sosial, dan perkembangan ekonomi. Persamalahan yang muncul saat ini masyarakat belum memahami pentingnya konsumsi yodium dan fungsinya bagi kehidupan sehingga diperlukan solusi berupa usaha preventif untuk mencegah GAKY. Tujuan artikel ini memberikan pengetahuan kepada masyarakat mengenai pentingnya GAKY serta peranan mengkonsumsi garam yodium. Metode yang dilakukan dengan penyuluhan dan pendampingan kepada PKK dalam memilih garam yodium dengan melakukan tes garam yodium. Hasil yang telah dicapai dalam pengabdian yaitu tercapainya peningkatan pengetahuan tentang garam yodium apada target sasaran ibu PKK, dengan adanya pemahaman dan kemampuan dalam memilih dan membedakan garam yodium.
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK RIMPANG KENCUR (Kaempferia galaga L) PADA BAKTERI Escherichia coli Aditya Trinanda Utama; Indah Sulistiyawati; Muhammad Falah
Scientific Timeline Vol. 3 No. 01 (2023)
Publisher : UNU Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penggunaan antibiotik yang tidak terkontrol dapat menimbulkan terjadinya resistensi terhadap bakteri patogen. Pemanfaatan tanaman sebagai obat tradisional berfungsi sebagai alternatif untuk mengurangi resiko tersebut. Kencur adalah salah satu dari beberapa jenis tumbuhan yang dapat dikembangkan sebagai tanaman obat. Komponen yang terkandung didalam kencur antara lain saponin, flavonoid, polifenol dan minyak atsiri. Flavonoid sebagai kelompok terbesar dari senyawa fenolik yang memiliki mekanisme kerja dengan memberikan efek antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya hambat ekstrak rimpang kencur (Kaempferia galanga L.) terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli dan mengetahui konsentrasi efektif ekstrak rimpang kencur (Kaempferia galanga) dalam menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli. Pengujian aktivitas antibakteri dalam penelitian ini menggunakan metode difusi cakram. Konsentrasi ekstrak rimpang kencur yang digunakan 25%, 50%, 75% dan 100%. Pengukuran diameter zona hambat menjadi parameter utama. Uji ANOVA One Way pada taraf siginifikansi 5% dan uji lanjut BNT (Beda Nyata Terkecil) digunakan dalam analisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak rimpang kencur dapat menghambat pada konsentrasi optimum 100% dengan zona hambat maksimal 20-24 mm.
TANAMAN BIOFARMAKA DI LINGKUNGAN SEKOLAH SMP PGRI BATURRADEN KABUPATEN BANYUMAS SEBAGAI UPAYA PELESTARIAN KEARIFAN LOKAL Indriani, Anisa; Laila Rahayu, Nur; Falah, Muhammad
Jurnal Akselerasi Merdeka Belajar dalam Pengabdian Orientasi Masyarakat (AMPOEN): Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 2 No 2 (2024): AGUSTUS-NOVEMBER 2024
Publisher : UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32672/ampoen.v2i2.2221

Abstract

Biopharmaceutical plants are kinds of horticultural plants that are used as medicinal ingredients, spices, cooking spices and natural base ingredients in cosmetics. Other terms for bio-pharmaceutical plants are medicinal plants, live pharmacies, and TOGA. The importance of applying local wisdom about biofarmaceutical plants to students as an effort to preserve the learning environment in schools can be more meaningful if the application and experience of biofarm plants is practiced in the practical life of everyday life. The aim is to acquire student understanding of the type of biopharmaceutical plant by knowing its types and can analyze the conditions and efforts of maintenance of bio-farm plant as a local knowledge. The methods used in this research are surveys, campaigns, questionnaires, and school citizens' interviews around the knowledge of bio-pharmaceutical plants. With results as much as 60% of PGRI Baturraden high school students already know about bio-pharmaceutical plants.The bio-pharmaceutical plants planted in Baturraden are aloe vera, ginger, red ginger (Zingiber officinale var. rubrum), dlingo (Acorus calamus), turmeric (Curcuma longa), celery (Apium graveolens), and spruce. (Kaempferia galanga).Maintenance efforts for bio-pharmaceutical plants are carried out through the stages of inserting material, sorting, education, plant layout arrangement, watering, and fertilization. The condition of bio-pharmaceutical plants prior to maintenance indicates that some plants are poorlyined, but after the maintenance efforts of untreated biopharmaceuticals have been reduced.