Esther D. Angkouw
Universitas Sam Ratulangi

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

KEANEKARAGAMAN SPONS DI KAWASAN PANTAI KINAMANG KECAMATAN MALALAYANG KOTA MANADO Putra Musak; Deiske A. Sumilat; Joshian N. W. Schaduw; Antonius P. Rumengan; Esther D. Angkouw; Suzanne L. Undap
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 11 No. 1 (2023): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.11.1.2023.53334

Abstract

Spons are primitive living settled animals that are filter feeder. These animals are commonly found in tropical and sub-tropical waters, ranging from the intertidal zone to the subtidal. The aim of this study is to know the diversity of species and the content of bioactive sponges. Sponge data collection: ecological index, species composition and density of sponge as well as knowledge of the study of bioactive sponge using the library study of the research carried out and using the scientific articles of the last 10 years, from 2013 to 2023. The study used the transec belt method that has been modified. From the use of the method, 17 Families were obtained, 48 individuals at a depth of 7 m and 118 individuals at 14 m. Based on the results of this study showed that the index of diversity obtained from the analysis results belonged to the average in 7 m and 14 m. Distribution patterns obtained from data analysis results obtain the distribution pattern at a depth of 7 m grouping 5 families, uniform 5 families and random 1 family. At a depth of 14 m, the most spread pattern is the uniform spread of 10 families, and the spread model groups 4 families. The index of diversity obtained from the results of data analysis is high (stable). The composition of the species obtained from the results of the analysis showed the highest species of the clionaidae family and the lowest sponge species composition is 7 m depth is 0%, the lower species in 14m depths is 11.86%. The highest value of spongy density at a depth of 7 meters is 2.44 ind/m² and the lowest is 0.15 ind/m², whereas at depths of 14 meters with the highest values are 3.16 ind/m² and lower is 0.08 ind/m² and a library study of the bioactive content received 27 articles related to the family obtaining at the research site and in teluk manado.Keywords: Diversity, Sponge, Kinamang Beach, Bioactive ContentABSTRAKSpons merupakan hewan primitif yang hidup menetap yang bersifat filter feeder (menyaring). Hewan ini sangat umum dijumpai di perairan tropis dan sub tropis, sebarannya mulai dari zona intertidal hingga zona subtidal. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui keanekaragaman jenis dan kandungan bioaktif spons. Pengambilan data spons : indeks ekologi, komposisi jenis dan kepadatan spons serta mengetahui kajian mengenai bioaktif spons dengan menggunakan studi pustaka dari penelitian yang telah dilakukan dan menggunakan artikel ilmiah 10 tahun terakhir tahun 2013 sampai 2023. Penelitian ini menggunakan metode belt transek yang telah dimodifikasi. Dari pengunaan metode tersebut diperoleh 17 Famili, 48 individu pada kedalaman 7 m dan 118 individu pada kedalaman 14 m. Berdasarkan hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa indeks keanekaragaman yang diperoleh dari hasil analisis tergolong sedang pada kedalam 7 m dan 14 m. Pola Sebaran yang diperoleh dari hasil analisis data didapatkan pola sebaran pada kedalaman 7 m pola sebaran mengelompok 5 famili, pola sebaran seragam 5 famili,dan pola sebaran acak 1 famili. Sedangkan pada kedalaman 14 m pola sebaran terbanyak yaitu, pola sebaran seragam 10 famili, dan pola sebaran mengelompok 4 famili. Indeks keseragaman yang diperoleh dari hasil analisis data yaitu tergolong tinggi (stabil). Komposisi jenis yang diperoleh dari hasil analisis menunjukkan jenis spons tertinggi yaitu dari famili clionaidae dan komposisi jenis spons terendah kedalaman 7 m yaitu 0%, jenis spons terendah pada kedalaman 14 m yaitu 11,86 %. Nilai kepadatan spons tertinggi pada kedalaman 7 m yaitu 2,44 ind/m² dan terendah yaitu 0,15 ind/m², sedangkan pada kedalaman 14 meter dengan nilai tertinggi yaitu 3,16 ind/m² dan terendah yaitu 0,08 ind/m² dan studi pustaka mengenai kandungan bioaktif yang didapatkan 27 artikel yang berkaitan dengan famili yang didapatkan di lokasi penelitian dan di teluk manado.Kata Kunci: Keanekaragaman, Spons, Pantai Kinamang, Kandungan Bioaktif
UJI AKTIVITAS ANTI ULTRAVIOLET EKSTRAK TERIPANG Holothuria atra, Holothuria scabra SERTA Synapta maculata DARI PANTAI TONGKAINA KECAMATAN BUNAKEN KOTA MANADO Rian S. Lalawi; Esther D. Angkouw; Remy E.P. Mangindaan; Robert Bara; Inneke F. Rumengan; Frans Lumuindong
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 11 No. 3 (2023): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.11.3.2023.53659

Abstract

Anti-UV compounds are compounds used for making sunscreen or sunscreen/sunblock that can absorb sunlight. Several classes of antioxidant active compounds such as cinnamates, flavonoids, tannins, quinones, and others have been studied to have the ability to protect the skin from UV rays. The purpose of this study was to determine the anti-UV substance of extracts of three types of sea cucumbers H. atra, H. scabra and S. maculata. This test was conducted using spectrophotometric analysis method using UV-Vis spectrophotometer. Spectrophotometer is a tool used to measure energy relatively if the energy is transmitted, reflected or emitted as a function of wavelength. The results of the anti-UV activity test showed that the three sea cucumbers were able to absorb UV A at 320-400 nm. From this study it can be concluded that sea cucumbers have the potential as anti-UV. It is suggested that it can be further researched with the purification stage. Keywords: Sea cucumber, Holothuria atra, Holothuria scabra, Synapta maculata, anti-UV ABSTRAK Senyawa anti UV adalah senyawa yang dipakai untuk bahan pembuatan tabir surya atau sunscreen/sunblock yang memiliki kemampuan untuk menyerap sinar matahari. Adapun beberapa golongan senyawa aktif antioksidan seperti sinamat, flavonoid, tanin, kuinon, dan lain-lain telah diteliti memiliki kemampuan untuk melindungi kulit dari sinar UV.Tujuan dari penelitian ini untuk menentukan substansi anti UV ekstrak ketiga jenis teripang H. atra, H. scabra dan S. maculata. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan metode analisis spektrofotometri dengan memakai alat spektrofotometer UV-Vis. Spektrofotometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur energi secara relatif jika energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan atau diemisikan sebagai fungsi dari panjang gelombang. Hasil penelitian uji aktivitas anti UV menunjukan bahwa ketiga teripang mampu menyerap UV A pada 320-400 nm. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa teripang laut berpotensi sebagai anti-UV. Disarankan agar dapat diteliti lebih lanjut dangan tahap pemurnian. Kata kunci : Teripang laut, Holothuria atra, Holothuria scabra, Synapta maculata, anti-UV
AKTIVITAS ANTIBAKTERI KARANG LUNAK Lobophytum sp. dan Sinularia sp. ASAL PERAIRAN TATELI TERHADAP Escherichia coli dan Staphylococcus aureus Yoan Lumbu; Fitje Losung; Esther D. Angkouw; Billy T. Wagey; Veibe Warouw; Edwin L. A. Ngangi
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 10 No. 1 (2022): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.10.1.2022.55002

Abstract

Karang lunak merupakan salah satu jenis hewan dari filum Cnidaria yang hidup di dalam laut tepatnya di area terumbu karang. Karang lunak lebih dikenal sebagai Alcyonaria, diketahui memproduksi senyawa antibekteri dari metabolit sekunder yang diproduksinya sebagai alat pertahanan diri di alam. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menguji aktivitas antibakteri dari ekstrak kasar karang lunak Lobophytum sp. dan Sinularia sp. dan fraksi partisi karang lunak Sinularia sp. terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Ekstraksi diawali dengan Maserasi sampel menggunakan metanol 95% selama tiga kali dan kemudian filtrat yang didapatkan dievaporasi dengan Rotary vacuum evaporator. Ekstrak yang didapatkan difraksinasi dengan metode Partisi Cair menggunaka pelarut n-heksana, etil asetat, dan metanol. Metode pengujian aktivitas antibakteri yang digunakan adalah difusi agar (disc diffusion Kirby and Bauer). Hasil pengujian antibakteri kedua ekstrak sampel karang lunak dan ketiga fraksi karang lunak Sinularia sp. menunjukan mampu menghambat pertumbuhan bakteri E. coli dan S. aureus. Fraksi n-heksana karang lunak Sinularia sp. menunjukkan aktivitas terbaik terhadap bakteri E. coli dengan zona hambat 10 mm (tergolong sedang). Selanjutnya fraksi n-heksana dan fraksi metanol karang lunak Sinularia sp. menunjukkan aktivitas terbaik terhadap bakteri S. aureus dengan zona hambat 10 mm (tergolong sedang). Kata Kunci : Karang Lunak, Ekstrak, Partisi, Antibakteri. ABSTRACT Soft coral is one type of animal from the phylum Cnidaria that lives in the sea, precisely in the area of coral reefs. Soft corals, better known as Alcyonaria, are known to produce antibacterial compounds from secondary metabolites they produce as a means of self-defense in nature. The purpose of this study was to test the antibacterial activity of the crude extract of the soft coral Lobophytum sp. and Sinularia sp. and the partition fraction of the soft coral Sinularia sp. against Staphylococcus aureus and Escherichia coli bacteria. Extraction begins with maceration of the sample using 95% methanol three times and then the filtrate obtained is evaporated using a rotary vacuum evaporator. The extract obtained was fractionated by the Liquid Partition method using n-hexane, ethyl acetate, and methanol as solvents. The antibacterial activity testing method used was agar diffusion (disc diffusion Kirby and Bauer). The results of the antibacterial test of the two extracts of the soft coral samples and the three fractions of the soft coral of Sinularia sp. showed that it was able to inhibit the growth of E. coli and S. aureus bacteria. Soft coral n-hexane fraction Sinularia sp. showed the best activity against E. coli bacteria with an inhibition zone of 10 mm (medium). Furthermore, the n-hexane fraction and the methanol fraction of the soft coral Sinularia sp. showed the best activity against S. aureus bacteria with an inhibition zone of 10 mm (medium). Keywords : Soft coral, Extract, Partition, Antibacterial.
STATUS DAN KONDISI PADANG LAMUN DI PERAIRAN PULAU PANIKI DESA KULU KECAMATAN WORI KABUPATEN MINAHASA UTARA Arsida N.A. Kamaludin; Billy Th. Wagey; Calvyn F.A. Sondak; Esther D. Angkouw; Nickson J. Kawung; Khristin I.F. Kondoy
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 10 No. 3 (2022): JURNAL PESISiR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.10.3.2022.55014

Abstract

Seagrass beds are a very important coastal aquatic ecosystem because they provide great benefits both ecologically in their environment and economically for human life. This study aims to determine the species of seagrass and find out the condition of seagrass beds in the waters of Paniki Island. The method used in this study is the quadratic transect method (perpendicular to the coastline) which is modified from the COREMAP-CTI Seagrass Field Monitoring. The results of the study found 5 species of seagrasses that were identified, namely Thalassia hemprichii, Cymodocea rotundata, Enhalus acoroides, Halodule pinifolia and Halophila ovalis. Thalassia hemprichii has the highest average seagrass closure per species of 23.70% and the lowest average seagrass closure per species which is Halophila ovalis 0.91%. The condition of seagrass beds in the waters of Paniki Island is classified as a category of less rich / unhealthy conditions with a seagrass closing value of 56.24% and is included in the category of dense seagrass cover with a closing value of 51-75%. Keyword: Seagrass Conditions, Cover, Seagrass bed, Paniki Island ABSTRAK Padang lamun merupakan suatu ekosistem perairan wilayah pesisir yang sangat penting karena memberikan manfaat besar baik secara ekologi di lingkungannya dan secara ekonomis bagi kehidupan manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis lamun dan mengetahui kondisi padang lamun di Perairan Pulau Paniki. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode transek kuadrat (tegak lurus garis pantai) yang dimodifikasi dari Monitoring Padang Lamun COREMAP-CTI. Hasil penelitian ditemukan 5 jenis lamun yang teridentifikasi yaitu Thalassia hemprichii, Cymodocea rotundata, Enhalus acoroides, Halodule pinifolia dan Halophila ovalis. Thalassia hemprichii memiliki rata-rata penutupan lamun per jenis tertinggi yaitu 23,70% dan rata-rata penutupan lamun per jenis terendah yaitu Halophila ovalis 0,91%. Kondisi padang lamun yang terdapat di perairan Pulau Paniki tergolong dalam kategori kondisi kurang kaya/kurang sehat dengan nilai penutupan lamun 56,24% dan termasuk dalam kategori tutupan lamun yang padat dengan nilai penutupan 51-75%. Kata Kunci : Kondisi lamun, Penutupan, Padang lamun, Pulau Paniki
KANDUNGAN KARBON PADA SERASAH DAUN MANGROVE DI PERAIRAN SEKITAR DESA BULO KECAMATAN WORI KABUPATEN MINAHASA UTARA SULAWESI UTARA Glorima J. A. Tijow; Calvyn F. A. Sondak; Robert A. Bara; Carolus P. Paruntu; Esther D. Angkouw; Rignolda Djamaluddin
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 12 No. 2 (2024): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.12.2.2024.58408

Abstract

Hutan mangrove memiliki peran penting dalam hal mengurangi dampak dari perubahan iklim Mangrove menyerap CO2 dari atmosfer dan mengubahnya menjadi karbon organik yang tersimpan dalam bentuk biomassa biomasa bagian atas dan biomasa bagian bawah. Menyadari pentingnya peran ekosistem mangrove maka penelitian mengenai kandungan karbon pada serasah mangrove sangat penting dilakukan untuk menentukan kapasitas hutan mangrove dalam menyerap CO2. Penelitian ini dilaksanakan di kawasan mangrove yang berada di perairan sekitar Desa Bulo, Kecamatan Wori, Kabupaten Minahasa Utara. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui jumlah kandungan karbon pada serasah daun mangrove. Pengambilan data serasah daun pada penelitian ini menggunakan metode litter-trap (jaring penangkap serasah). Pengambilan serasah mangrove menggunakan 10 buah litter-trap berukuran 1×1 m2 dan sampel diambil setiap 7 hari sekali selama 28 hari. Serasah yang terperangkap di dalam litter-trap ditimbang berat basah dan berat keringnya untuk mengetahui kandungan biomassanya, kemudian dianalisis dengan metode loss on ignition (LOI) untuk mengetahui jumlah persentase kandungan karbon. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh estimasi rata-rata kandungan karbon sebesar 43,03 ton/ha/tahun dan nilai rata-rata persentase kandungan karbon sebesar 12,48% C/hari. Keywords: Mangrove, Serasah, Kandungan Karbon, Bulo Village