Veibe Warouw
Universitas Sam Ratulangi

Published : 13 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

KONDISI KESEHATAN PADANG LAMUN DI PERAIRAN LANTUNG KECAMATAN WORI KABUPATEN MINAHASA UTARA Soniya Br Sipayung; Calvyn F.A. Sondak; Veibe Warouw; Joice R. Rimper; Kurniati Kemer; Jane M. Mamuaja; Ferdinand F. Tilaar
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 11 No. 1 (2023): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.11.1.2023.53098

Abstract

Seagrasses are flowering plants (angiosperms) that live on a substrate of sand, muddy sand, and sand mixed with coral fragments. Seagrass beds have an important role both for supports the life of various types of marine biota as well as protein source for the coastal community. The purposes of this study were to find out the types of seagrasses and to assess seagrass bed conditions around Lantung village waters. The line transect quadrat method was using for data collection. Four transects were laid perpendicular from the sea to the shoreline. A 50 x 50 cm frame was used to asstimet seagrass percent cover and laid every ten meters along the transect line. This study found 7 species of seagrass namely Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii, Cymodocea rotundata, Syringodium isoetifolium, Halodule pinifolia, Halophila decipiens, and Halophila ovalis. The average value of seagrass percent cover at the location was 66.44% and it was categorized as ‘healthy’. The environmental parameters values were 29.86°C, 29.05‰ and 8.45 for temperature, salinity and pH respectively.Keywords: Lantung, seagrass, health condition, percent coverABSTRAK Lamun adalah tumbuh-tumbuhan berbunga (angiospermae) yang hidup pada substrat pasir, pasir berlumpur, dan pasir bercampur pecahan karang. Padang lamun memiliki peran penting dalam suatu ekosistem perairan dangkal yang menunjang kehidupan beragam jenis biota laut dan lumbung protein bagi masyarakat. Adapun tujuan dari penelitian ini ialah mengetahui jenis-jenis lamun yang ada di lokasi penelitian dan mengkaji kondisi kesehatan padang lamun dengan teknik pengumpulan data mengunakan metode transek kuadran yang ditarik tegak lurus garis pantai, dengan ukuran frame 50x 50 cm. Hasil penelitian di Perairan Lantung, Kecamatan Wori, Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara ditemukan 7 jenis lamun yaitu Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii, Cymodocea rotundata, Syringodium isoetifolium, Halodule pinifolia, Halophila decipiens, dan Halophila ovalis. Nilai rata- rata penutupan lamun pada lokasi penelitian sebesar 66,44% dan di kategorikan sehat. Parameter di Perairan Lantung yaitu suhu, salinitas, pH, dan substrat tergolong baik dengan nilai rata- rata parameter tergolong optimun dan berada pada kisaran baku mutu air laut dan dapat di toleransi lamun dengan nilai suhu 29,86°C, nilai salinitas 29,05‰ dan nilai pH 8,45.Kata kunci: Lantung, lamun, kondisi kesehatan, penutupan
KEANEKARAGAMAN JENIS, KEPADATAN, DOMINANSI, DAN POLA PENYEBARAN ALGA MERAH DI PERAIRAN KALASEY MINAHASA SULAWESI UTARA Try Falen D. Gampu; Deislie R. H. Kumampung; Veibe Warouw; Grevo S. Gerung; Chatrien A. L. Sinjal; Febry I. S. Menajang
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 11 No. 1 (2023): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.11.1.2023.53336

Abstract

The purpose of this study was to determine the species of red algae in Kalasey waters and also to determine their diversity, density, dominance, and distribution patterns. The research was conducted in November in the Kalasey Minahasa waters of North Sulawesi.This study used the quadrant transect method, in taking the sample the transect was drawn along 100m from the coastline towards the sea 3 times then the quadrants were placed on the side of the transect, each quadrant 10m apart was placed 10 times. From the use of this method, 5 species of red algae were obtained. Based on the results of data analysis, it showed that the diversity index was moderate with a value of 1.57 for the entire transect. The density index obtained from the results of data analysis with an overall transect value of 10.43. The distribution pattern index has a random distribution pattern with an overall transect value of 0.01. The overall dominance index of the transect is 1.21. The dominating species with the highest number of individuals was found in Gracilaria arcuata and the lowest number of individuals was found in Galaxaura fastigiata. The Kalasey waters area has a temperature of 33°C, a salinity of 30%o, and the degree of pH similarity obtained is 7. Based on the results of these parameters, the Kalasey waters are classified as good for the life of various types of algae.Keywords: Types of Red Algae, Kalasey WatersABSTRAKTujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui spesies alga merah yang ada di perairan Kalasey dan juga untuk mengetahui Keanekaragaman, Kepadatan, Dominansi, dan Pola Penyebarannya. Penelitian dilaksanakan pada bulan November di Perairan Kalasey Minahasa Sulawesi Utara. Penelitian ini menggunakan metode transek kuadran, pada pengambilan sampel transek ditarik sepanjang 100m dari garis pantai mengarah ke laut sebanyak 3 kali lalu kuadran diletakkan disisi Transek, setiap kuadran berjarak 10m diletakkan sebanyak 10 kali. Dari penggunaan metode tersebut diperoleh 5 spesies alga merah berdasarkan hasil dari analisis data menunjukkan bahwa indeks keanekaragaman sedang dengan nilai dari keseluruhan transek sebesar 1,57. Indeks kepadatan yang diperoleh dari hasil analisis data dengan nilai keseluruhan transek sebesar 10,43. Indeks pola penyebaran terdapat pola penyebaran acak dengan nilai keseluruhan transek sebesar 0,01. Indeks dominansi keseluruhan transek sebesar 1,21. Spesies yang mendominansi dengan jumlah individu tertinggi terdapat pada Gracilaria arcuata dan jumlah individu terendah terdapat pada Galaxaura fastigiata. Wilayah perairan Kalasey memiliki suhu 33°C, salinitas 30%o, dan derajat kesamaan pH yang diperoleh yaitu 7. Berdasarkan hasil parameter tersebut perairan Kalasey tergolong baik untuk kehidupan berbagai jenis alga.Kata kunci : Jenis Alga Merah, Perairan Kalasey
PENGARUH TIMBAL ASETAT (Pb (CH3COO)2) TERHADAP PERTUMBUHAN MIKROALGA LAUT Nannochloropsis oculata Joshua W.T. Mailoor; Kurniati Kemer; Antonius P. Rumengan; Grevo S. Gerung; Erly Y. Kaligis; Veibe Warouw
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 11 No. 2 (2023): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.11.2.2023.53340

Abstract

Microalgae are simple unicellular or multicellular microorganisms that are able to bind CO2 andcan absorb solar energy for the process of photosynthesis so that microalgae can convert inorganiccompounds into organic compounds. The organic compounds contained in microalgae arecarbohydrates, proteins, nucleic acids, and fats. The purpose of this study was to determine the growthand density of the microalgae Nannochloropsis oculata from the start of the culture to the exponentialphase and then proceed with the administration of lead acetate with 3 different concentrations. Thedensity of microalgae cells from the beginning of the culture to the exponential phase was on the 11day of observation. In the exponential phase, microalgae gave lead acetate treatment to 3 containerswith concentrations of 30 ppm, 50 ppm, 80 ppm and 1 control container without treatment. The growthof Nannochloropsis oculata cell density with lead acetate administration experienced a decrease ingrowth when compared to the control container (without lead acetate treatment).Keywords: Microalgae, Nannochloropsis oculata, Lead Acetate ABSTRAKMikroalga merupakan mikroorganisme uniseluler atau multiseluler sederhana yang mampumengikat CO2 dan dapat menyerap energi matahari untuk proses fotosintesis sehingga mikroalga dapatmengubah senyawa anorganik menjadi senyawa organik. Senyawa organik yang terkandung dalammikroalga yaitu karbohidrat, protein, asam nukleat, dan lemak. Tujuan dari penelitian ini adalah untukmengetahui pertumbuhan dan kepadatan mikroalga Nannochloropsis oculata dari awal kultur sampaipada fase eksponensial kemudian dilanjutkan dengan perlakuan pemberian timbal asetat dengan 3konsentrasi yang berbeda. Kepadatan sel mikroalga dari awal kultur sampai pada fase eksponensialyaitu pada hari ke-11 pengamatan. Pada fase eksponensial, mikroalga diberikan perlakuan timbalasetat ke dalam 3 wadah dengan konsentrasi 30 ppm, 50 ppm, 80 ppm serta 1 wadah kontrol tanpaperlakuan. Pertumbuhan kepadatan sel Nannochloropsis oculata dengan pemberian timbal asetatmengalami penurunan pertumbuhan jika dibandingkan dengan wadah kontrol (tanpa perlakuan timbalasetat). Kata kunci : Mikroalga, Nannochloropsis oculata, Timbal Asetat
UJI AKTIVITAS ANTI UV DARI EKSTRAK LAMUN DI PERAIRAN SEKITAR DESA BAHOWO TELUK MANADO KECAMATAN BUNAKEN Monalisa L. R. Tumonggor; Veibe Warouw; Fitje Losung; Inneke F. M. Rumengan; Natalie D.C. Rumampuk; Meiske Salaki
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 10 No. 2 (2022): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.10.2.2022.54996

Abstract

Seagrass is one of the fertile ecosystems and has enough potential to be exploited. Seagrasses always get exposure of ultra violet (UV) rays so that they produce secondary metabolites to maintain their lives from UV radiation that is harmful to seagrasses. The aims of this study was to identify seagrass samples, obtain the extracts and determine the anti-UV activity test on seagrass extracts. The results of this study obtained 4 types of seagrass from the waters around Bahowo Village, namely Enhalus acoroides, Syringodium isoetifolium, Thalassia hemprichi, and Cymodocea serrulata. These four types of seagrass have been extracted and tested for their anti- UV activity. Seagrass species Enhalus acoroides has anti-UV-A and UV-B activity, Syringodium isoetifolium has anti-UV-B activity, Cymodocea serrulata has anti-UV-C activity and Thalassia hemprichii has anti-UV-A and UV-C activity. Keywords : Seagrass, Enhalus acoroides, Syringodium isoetifolium Cymodocea serrulata, Thalassia hemprichii, Anti-UV ABSTRAK Lamun (seagrass) adalah salah satu ekosistem yang subur dan cukup potensial untuk dapat dimanfaatkan. Lamun selalu mendapatkan paparan sinar ultra violet (UV) sehingga lamun memproduksi metabolit sekunder untuk mempertahankan hidupnya dari radiasi sinar UV yang berbahaya bagi lamun. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengidentifikasi sampel lamun, mendapatkan ekstrak dan menentukan uji aktivitas anti-UV pada ekstrak lamun. Hasil penelitian ini didapatkan 4 jenis lamun dari Perairan Sekitar Desa Bahowo yaitu Enhalus acoroides, Syringodium isoetifolium, Thalassia hemprichi, dan Cymodocea serrulata. Dari keempat jenis lamun ini telah diekstraksi dan diuji aktivitas anti-UVnya. Jenis lamun Enhalus acoroides memiliki aktivitas anti-UV- A dan UV-B, Syringodium isoetifolium memiliki aktivitas anti-UV-B, Cymodocea serrulata memiliki aktivitas anti- UV-C dan Thalassia hemprichii memiliki aktivitas anti-UV-A dan UV-C. Kata kunci: Lamun, Enhalus acoroides, Syringodium isoetifolium Cymodocea serrulata, Thalassia hemprichii, Anti-UV
STATUS KESEHATAN PADANG LAMUN DI PERAIRAN DESA TANAKI KECAMATAN SIAU BARAT SELATAN KABUPATEN SITARO David B. Tamarariha; Calvyn F. A. Sondak; Veibe Warouw; Grevo S. Gerung; Billy Th Wagey; Anneke V. Lohoo
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 10 No. 1 (2022): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.10.1.2022.54998

Abstract

Siau Island is a part of Sitaro Archipelago located in northern part of Sulawesi Island. This island is rich of marine biodiversity include mangrove, coral reef and seagrass bed. The purposes of this study were to identify seagrass species, cover area and its health status. This research was conducted from September to October 2021, in Tanaki Village waters, Siau Island. The research method that used in this study is the quadrant transect method which includes the calculation of seagrass cover within station and seagrass species percent cover that used to determining the health status and condition of seagrass beds. Seven seagrass species were found in Tanaki water namely Cymodocea rotundata, Thalassia hemprichii, Enhalus acoroides, Syringodium isoetifolium, Halodule pinifolia, Halophila ovalis and Thalassodendron ciliatum. The health status of the seagrass beds in the study area was categorized "unhealthy" (42.24%) and the criteria for the seagrass cover was "moderate" (30-49.9%). The dominance of seagrass species in Tanaki Village water were T. hemprichii (19,89%) followed by C. rotundata (12.88%) respectively. Key Word: Seagrass Bed, Identification, Health, Species, Cover. ABSTRAK Kepulauan Siau, Kabupaten SITARO merupakan pulau kecil di sebelah utara Pulau Sulawesi yang memiliki ekosistem laut yang lengkap yaitu ekosistem mangrove, karang serta lamun. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui (1) Jenis lamun yang ditemukan; (2) Penutupan jenis lamun di lokasi penelitian; (3) Status kesehatan padang lamun di lokasi penelitian. Penelitian ini dilakukan pada Bulan September - Oktober 2021, di perairan Pantai Desa Tanaki. Metode penelitian yang digunakan yakni metode transek kuadran yang mencangkup perhitungan tutupan lamun disetiap stasiun dan perhitungan penutupan lamun per jenis sehingga nilai rata-rata yang didapatkan merupakan hasil akhir dalam penentuan status dan kondisi padang lamun. Jenis lamun yang ditemukan di perairan Tanaki teridentifikasi sebanyak 7 spesies yang terdiri (2 Family dan 7 Genus) yaitu Cymodocea rotundata, Thalassia hempricii, Enhalus acoroides, Siringodium isoetifolium, Halodule pinifolia, Halophila ovalis dan Thalassodendron ciliatum. Status kesehatan padang lamun yang terdapat di lokasi penelitian termasuk dalam kategori “Kurang sehat” dengan penutupan lamun 42,24% dan kriteria kategori tutupan lamun yakni “Sedang” dengan pentutupan (30-49,9%). Dan dominansi jenis lamun di perairan Desa Tanaki adalah jenis T. hemprichii dan C. rotundata dengan persentase penutupan per jenis masing-masing 19,89% dan 12,88%. Kata Kunci : Padang Lamun, Identifikasi, Kesehatan, Jenis, Tutupan.
STRUKTUR KOMUNITAS DAN PERSENTASE TUTUPAN LAMUN DI DESA PINASUNGKULAN KECAMATAN TOMBARIRI KABUPATEN MINAHASA Vrenty Alvionita Aleksander; Joshian N.W. Schaduw; Veibe Warouw; Agung B. Windarto; Billy Th. Wagey; Suzanne L. Undap
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 10 No. 1 (2022): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.10.1.2022.54999

Abstract

Indonesia is known as a maritime country that is rich in various marine biota, both flora and fauna, for example such as seagrass, in the world there are 60 species of seagrass and 12 species are found in Indonesia. This study aims to determine the community structure and percentage of seagrass cover in the waters of Pinasungkulan Village, Tombariri District, Minahasa Regency, this study used the seagrass watch method, observations were made at 2 station points (ST.1 and ST.2) using the equation formula from Cox, 1967. In the waters of Pinasungkulan Village there are 3 types of seagrass, namely Enhalus acoroides, Halodule pinifolia and Cymodocea rotundata. The percentage of seagrass cover in ST.1 was 22.54% and ST.2 was 28.22%, the average value obtained from these two stations was 25.38%. Overall, the community structure of ST.1 species Halodule pinifolia has the highest important value index of 143.46% and ST.2 species Cymodocea rotundata which has the highest important value index of 133.24%. Parameters in the waters of Pinasungkulan Village, Tombariri District, Minahasa Regency have a normal pH and a stable temperature with sand and silt as a substrate. Keywords: seagrass, percentage cover, community structure ABSTRAK Indonesia dikenal sebagai negara maritim yang kaya dengan berbagai biota laut baik flora maupun fauna contonya seperti lamun, di dunia terdapat 60 jenis lamun dan 12 jenisnya terdapat di Indonesia. Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur komunitas dan persentase tutupan lamun di perairan Desa Pinasungkulan Kecamatan Tombariri Kabupaten Minahasa, penelitian ini menggunakan metode seagrass watch, pengamatan dilakukan pada 2 titik stasiun (ST.1 dan ST.2) dengan menggunakan rumus persamaan dari Cox, 1967. Di perairan Desa Pinasungkulan terdapat 3 jenis lamun yaitu Enhalus acoroides, Halodule pinifolia dan Cymodocea rotundata. Hasil tutupan persentase lamun pada ST.1 yaitu 22,54% dan ST.2 yaitu 28,22%, nilai rata-rata yang diperoleh dari kedua stasiun ini yaitu 25,38%. Secara keseluruhan struktur komunitas dari ST.1 jenis Halodule pinifolia memiliki indeks nilai penting tertinggi yaitu 143,46% dan ST.2 jenis Cymodocea rotundata yang memiliki indeks nilai penting tertinggi yaitu sebanyak 133,24%. Parameter di periran Desa Pinasungkulan Kecamatan Tombariri Kabupaten minahasa memiliki pH normal dan suhu yang stabil dengan substrat pasir dan pasir lumpuran. Kata kunci: lamun, Tutupan persentase, struktur komunitas
PENAPISAN BAKTERI SIMBION LAMUN Thalassia hemprichii PENGHASIL ENZIM HIDROLASE Rizky I. Moroki; Elvy L. Ginting; Stenly Wullur; , Sandra Tilaar; Veibe Warouw; Edwin L.A. Ngangi
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 10 No. 1 (2022): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.10.1.2022.55000

Abstract

The research aims to determine the ability of the seagrass symbiont bacteria Thalassia hemprichii to produce protease and amylase. The symbiont bacteria T. hemprichii had been cultured in the laboratory. Five isolate bacteria namely 3M.2, E2.2, E3.2, 6.2 and 5.2 were analyzed in this research. Bacterial enzyme activity was screened by growing the bacterium using the paper disc on skim milk agar and starch agar media for 2 x 24 hours. Enzyme activity was indicated by the formation of a clear zone around the bacterial colonies. The proteolytic (IP) and amylolytic indexes (IA) were calculated by dividing the diameter of clear zone with the bacterium colonies. The results showed that the bacterial isolate 3M.2, E2.2 and 6.2 could produce proteases in 24 hours incubation with IP of 1,67, 1,20 and 1,33, respectively. While isolate 5.2 could produce protease after being incubated for 48 hours with an IP of 1,03. During the 48 hours incubation time, there were decrease in the IP of bacterial isolates of 3M.2, E2.2 and 6.2. Furthermore, 3M.2 bacterial isolate was able to produce amylase in 24 hours of incubation with an IA of 1,27. Meanwhile, bacterial isolate E2.2 could produce amylase after being incubated for 48 hours with an IA of 1,17. Keywords: Seagrass T. hemprichii, hydrolase enzymes, amylase, protease ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kemampuan bakteri simbion lamun Thalassia hemprichii dalam menghasilkan enzim protease dan amilase. Sampel bakteri yang diuji merupakan bakteri yang telah dikultur di Laboratorium, berjumlah 5 isolat yakni 3M.2, E2.2, E3.2, 6.2 dan 5.2. Pengujian aktivitas enzim bakteri dilakukan dengan menumbuhkan bakteri pada media skim milk agar dan media amilum selama 2 x 24 jam dengan menggunakan metode kertas cakram. Aktivitas enzim ditandai dengan terbentuknya zona bening di sekitar koloni bakteri yang tumbuh, dan selanjutnya dihitung indeks proteolitik dan amilolitik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa isolat bakteri 3M.2, E2.2 dan 6.2 dapat menghasilkan protease selama waktu inkubasi 24 jam dengan IP sebesar 1,67 dan 1,20 dan 1,33 secara berurutan. Sedangkan isolat 5.2 dapat menghasilkan protease setelah diinkubasi selama 48 jam dengan IP sebesar 1,03. Pada waktu inkubasi 48 jam, terjadi penurunan IP dari isolat bakteri 3M.2, E2.2 dan 6.2. Isolat bakteri 3M.2 mampu menghasilkan amilase pada waktu inkubasi 24 jam dengan IA sebesar 1,27, sedangkan isolat bakteri E2,2 dapat menghasilkan amilase setelah diinkubasi selama 48 jam dengan IA sebesar 1,17. Kata Kunci : Lamun T. hemprichii, enzim hidrolase, amilase, proteas
AKTIVITAS ANTIBAKTERI KARANG LUNAK Lobophytum sp. dan Sinularia sp. ASAL PERAIRAN TATELI TERHADAP Escherichia coli dan Staphylococcus aureus Yoan Lumbu; Fitje Losung; Esther D. Angkouw; Billy T. Wagey; Veibe Warouw; Edwin L. A. Ngangi
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 10 No. 1 (2022): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.10.1.2022.55002

Abstract

Karang lunak merupakan salah satu jenis hewan dari filum Cnidaria yang hidup di dalam laut tepatnya di area terumbu karang. Karang lunak lebih dikenal sebagai Alcyonaria, diketahui memproduksi senyawa antibekteri dari metabolit sekunder yang diproduksinya sebagai alat pertahanan diri di alam. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menguji aktivitas antibakteri dari ekstrak kasar karang lunak Lobophytum sp. dan Sinularia sp. dan fraksi partisi karang lunak Sinularia sp. terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Ekstraksi diawali dengan Maserasi sampel menggunakan metanol 95% selama tiga kali dan kemudian filtrat yang didapatkan dievaporasi dengan Rotary vacuum evaporator. Ekstrak yang didapatkan difraksinasi dengan metode Partisi Cair menggunaka pelarut n-heksana, etil asetat, dan metanol. Metode pengujian aktivitas antibakteri yang digunakan adalah difusi agar (disc diffusion Kirby and Bauer). Hasil pengujian antibakteri kedua ekstrak sampel karang lunak dan ketiga fraksi karang lunak Sinularia sp. menunjukan mampu menghambat pertumbuhan bakteri E. coli dan S. aureus. Fraksi n-heksana karang lunak Sinularia sp. menunjukkan aktivitas terbaik terhadap bakteri E. coli dengan zona hambat 10 mm (tergolong sedang). Selanjutnya fraksi n-heksana dan fraksi metanol karang lunak Sinularia sp. menunjukkan aktivitas terbaik terhadap bakteri S. aureus dengan zona hambat 10 mm (tergolong sedang). Kata Kunci : Karang Lunak, Ekstrak, Partisi, Antibakteri. ABSTRACT Soft coral is one type of animal from the phylum Cnidaria that lives in the sea, precisely in the area of coral reefs. Soft corals, better known as Alcyonaria, are known to produce antibacterial compounds from secondary metabolites they produce as a means of self-defense in nature. The purpose of this study was to test the antibacterial activity of the crude extract of the soft coral Lobophytum sp. and Sinularia sp. and the partition fraction of the soft coral Sinularia sp. against Staphylococcus aureus and Escherichia coli bacteria. Extraction begins with maceration of the sample using 95% methanol three times and then the filtrate obtained is evaporated using a rotary vacuum evaporator. The extract obtained was fractionated by the Liquid Partition method using n-hexane, ethyl acetate, and methanol as solvents. The antibacterial activity testing method used was agar diffusion (disc diffusion Kirby and Bauer). The results of the antibacterial test of the two extracts of the soft coral samples and the three fractions of the soft coral of Sinularia sp. showed that it was able to inhibit the growth of E. coli and S. aureus bacteria. Soft coral n-hexane fraction Sinularia sp. showed the best activity against E. coli bacteria with an inhibition zone of 10 mm (medium). Furthermore, the n-hexane fraction and the methanol fraction of the soft coral Sinularia sp. showed the best activity against S. aureus bacteria with an inhibition zone of 10 mm (medium). Keywords : Soft coral, Extract, Partition, Antibacterial.
KONDISI PADANG LAMUN DI PERAIRAN DESA PONTO KECAMATAN WORI KABUPATEN MINAHASA UTARA Ellsya P. Lahope; Deislie R.H. Kumampung; , Calvyn F.A. Sondak; Janny D. Kusen; Veibe Warouw; Christin I.F. Kondoy
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 10 No. 3 (2022): JURNAL PESISiR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.10.3.2022.55009

Abstract

Seagrass bed is one of coastal ecosystem that can be found in tropic and subtropic waters. Ponto village waters has an extent seagrass bed however seagrass bed condition and seagrass species has not been describing yet. The purpose of this study was to determine the type of seagrass, the coverage of each seagrass type with in the research location as well the condition of the seagrass bed in the waters of Ponto Village. This research was conducted from April to May 2022, with in Ponto waters. The method used is the quadrant line transect method which calculated percentage of cover in one station and the calculation of the percentage of seagrass cover per species at one location. The average value obtained is the final result in determining the status and condition of the seagrass beds and the types of seagrass found. There were 5 species of seagrass found in the waters of Ponto Village consisting of (2 families and 5 genera) namely Cymodocea rotundata, Halophila ovalis, Syringodium isoetifolium, Thalassia hemprichii and Enhalus acoroides. The most dominating species were Thalassia hemprichii with an average value of seagrass cover of 16.71% and Enhalus acorides with an average value of seagrass cover of 12.99%. Seagrass cover in this area found moderate (29) for the condition of the seagrass beds at the research location, was with seagrass cover of 36.82%. Key Word : Seagrass Bed, Identification, Health, Cover ABSTRAK Padang lamun merupakan salah satu ekosistem laut yang dapat ditemukan di perairan tropis dan subtropis. Perairan Desa Ponto, Kecamatan Wori, Kabupaten Minahasa Utara area padang lamun yang cukup luas. Kondisi padang lamun dan jenis lamun di wilayah ini belum diketahui. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui jenis lamun, penutupan jenis lamun di lokasi penenlitian dan kondisi padang lamun di perairan Desa Ponto. Penelitian ini dilakukan pada Bulan April-Mei 2022, di perairan Desa Ponto. Metode yang digunakan yaitu metode line transek kuadran yang mencakup perhitungan persentase tutupan dalam satu stasiun dan perhitungan persentase penutupan lamun per jenis pada satu lokasi. Nilai rata-rata yang didapatkan merupakan hasil akhir dalam penentuan status dan kondisi padang lamun serta jenis-jenis lamun yang ditemukan. Jenis lamun yang ditemukan ada 5 spesies yang terdiri dari (2 family dan 5 genus) yaitu Cymodocea rotundata, Halophila ovalis, Syringodium isoetifolium, Thalassia hemprichii dan Enhalus acoroides. Spesies yang paling mendominasi adalah Thalassia hemprichii dengan nilai rata-rata penutupan lamun 16,71% dan Enhalus acorides dengan nilai rata-rata penutupan lamun 12,99%. Tutupan lamun di daerah ini tergolong sedang untuk kondisi padang lamun di lokasi penelitian dengan tutupan lamun sebesar 36,82%. Kata Kunci : Padang Lamun, Kondisi, Identifikasi, Tutupan
AKTIVITAS ANTI UV, PENENTUAN NILAI SPF DAN UJISTABILITAS EKSTRAK DAUN MANGROVE Avicennia marina DAN Aegiceras floridum Lawry S. Otay; Veibe Warouw; , Inneke F. M. Rumengan; Fitje Losung; Billy Wagey; Adnan S. Wantasen; Robert. A. Bara
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 10 No. 3 (2022): JURNAL PESISiR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.10.3.2022.55013

Abstract

Ultraviolet is one part of a sunbeam that which have beneficial and detrimental effects on humans. Materials that can protect the skin from exposure to ultraviolet (UV) are called sunscreens or Sun Protecting Agents. The value of the Sun Protection Factor or known as SPF is to show how many times a person's skin protection is doubled so that it is safe under the sun without experiencing dermal problems. Mangroves have long been known to have secondary metabolites including alkaloids, phenolics, steroids, and terpenoids. These compounds have pharmacological and ecological effects. in this study, we obtain extracts from Avicennia marina and Aegiceras floridum leaves followed by testing spectrophotometric to determine their anti-UV activity. The result shows that A.marina and A. floridum extracts have anti-UV activity in the area of 230-270 nm with an SPF value ranging from very high to extreme protection.Moreover both extract do not show dermatological problem on human stability test. Keywords: Mangrove, Avicennia marina, Aegiceras floridum, Extract, Anti-UV, SPF value ABSTRAK Sinar ultra violet adalah salah satu bagian dari cahaya matahari yang dapat memberikan efek yang menguntungkan dan merugikan bagi manusia. Bahan yang mampu melindungi kulit dari paparan sinar ultraviolet (UV) disebut tabir surya atau Sun Protecting Agent.Nilai Sun Protectian Factor adalah menunjukkan berapa kali perlindungan kulit seseorang dilipatgandakan sehingga aman dibawah matahari tanpa mengalami eritema. Tumbuhan mangrove mepunyai Metabolit sekunder meliputi senyawa golongan alkaloid, fenolat, steroid, dan terpenoid. Senyawa-senyawa ini memiliki efek toksik, farmakologi, dan ekologi penting.tujuan dari penelitian ini untuk mendapatkan ekstrak dari daun mangrove jenis Avicenia marina dan Aegiceras floridum yang kemudian uji menggunakan metode spektrofotometri untuk mengetahui kelayakan penggunaan sampel sebagai bahan dasar pembuatan tabir surya. Hasil yang didapatkan ekstrak daun mangrove jenis A. marina dan A. floridum memiliki aktivitas Anti-UV pada kisaran panjang gelombang maksimum λ 230-270 nm dan dikategorikan memiliki nilai SPF sangat tinggi dan ekstrim. Selanjutnya kedua ekstrak tidak memperlihatkan adanya masalah dermatologis saat diaplikasikan pada obyek coba manusia saat dilakukan uji stabilitas. Kata kunci : Mangrove, Avicennia marina, Aegiceras floridum,Ekstrak, Anti UV, Nilai SPF