Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

APPLICATION OF VERTICAL GRADIENT METHODS OF MICROGRAVITY TIME FUNCTION TO DETERMINE GROUND WATER REDUCTION IN SEMARANG PERIOD OF 2013 Khumaedi, K.; Supriyadi, S.; Pradana, A.; Imam, S.; Yusuf, M.; Sarkowi, M.
Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia Vol 11, No 2 (2015): July 2015
Publisher : Physics Department, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jpfi.v11i2.3267

Abstract

The development of Semarang city requires the availability of water for daily use and industry in line with population growth. Uncontrolled use of water will damage the groundwater system. The purpose of this study was to determine the zone of the decrease of water level to obtain information about area that utilizes excess water. The method used is a micro-gravity vertical gradient between times. Gravity measurements were done at 124 points spread evenly between May and October 2013. The results showed that there was a decrease in ground water level in the Industries area Kaligawe, Tanah Mas, and Tlogosori which was identified with the vertical gradient anomaly of micro gravity between the times from May to October 2013. The regions which have high negative changes in ground water level (1.2-1.4 m / year) were the monitoring wells Madukoro 2, LIK Kaligawe and PT Aquaria which are the industrial areas. Exploitation of ground water in industrial areas is relatively high compared to the other regions.Perkembangan kota Semarang yang menuntut ketersediaan air untuk keperluan sehari-hari dan industri seiring dengan pertambahan jumlah penduduk. Pemanfaatan air yang tidak terkendali akan menyebabkan sistem  air tanah rusak. Tujuan penelitian ini adalah menentukan zona penurunan muka air tanah untuk memperoleh informasi daerah yang memanfaatkan air secara berlebihan. Metode yang digunakan adalah gradien vertikal gaya berat mikro antar waktu. Pengukuran gaya berat di lakukan di 124 titik yang tersebar merata pada periode Mei dan Oktober 2013. Hasil peneltian menunjukkan telah terjadi penurunan muka air tanah di lingkungan Industri Kecil Kaligawe, perumahan Tanah Mas, Perumahan Tlogosori yang ditandai dengan anomali gradien vertikal gaya berat mikro antar waktu Mei-Oktober 2013. Wilayah yang memiliki perubahan muka air tanah negative tinggi (1,2-1,4 m/tahun), berada di sekitar sumur pantau Madukoro 2, LIK Kaligawe dan PT Aquaria dimana tutupan lahan di sekitar sumur pantau tersebut merupakan kawasan industri. Eksploitasi air tanah pada kawasan industri relatif tinggi jika dibandingkan dengan kawasan lainnya. 
APPLICATION OF VERTICAL GRADIENT METHODS OF MICROGRAVITY TIME FUNCTION TO DETERMINE GROUND WATER REDUCTION IN SEMARANG PERIOD OF 2013 Khumaedi, K.; Supriyadi, S.; Pradana, A.; Imam, S.; Yusuf, M.; Sarkowi, M.
Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia Vol 11, No 2 (2015)
Publisher : Department of Physics, Faculty of Mathematics and Natural Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jpfi.v11i2.3267

Abstract

The development of Semarang city requires the availability of water for daily use and industry in line with population growth. Uncontrolled use of water will damage the groundwater system. The purpose of this study was to determine the zone of the decrease of water level to obtain information about area that utilizes excess water. The method used is a micro-gravity vertical gradient between times. Gravity measurements were done at 124 points spread evenly between May and October 2013. The results showed that there was a decrease in ground water level in the Industries area Kaligawe, Tanah Mas, and Tlogosori which was identified with the vertical gradient anomaly of micro gravity between the times from May to October 2013. The regions which have high negative changes in ground water level (1.2-1.4 m / year) were the monitoring wells Madukoro 2, LIK Kaligawe and PT Aquaria which are the industrial areas. Exploitation of ground water in industrial areas is relatively high compared to the other regions.Perkembangan kota Semarang yang menuntut ketersediaan air untuk keperluan sehari-hari dan industri seiring dengan pertambahan jumlah penduduk. Pemanfaatan air yang tidak terkendali akan menyebabkan sistem  air tanah rusak. Tujuan penelitian ini adalah menentukan zona penurunan muka air tanah untuk memperoleh informasi daerah yang memanfaatkan air secara berlebihan. Metode yang digunakan adalah gradien vertikal gaya berat mikro antar waktu. Pengukuran gaya berat di lakukan di 124 titik yang tersebar merata pada periode Mei dan Oktober 2013. Hasil peneltian menunjukkan telah terjadi penurunan muka air tanah di lingkungan Industri Kecil Kaligawe, perumahan Tanah Mas, Perumahan Tlogosori yang ditandai dengan anomali gradien vertikal gaya berat mikro antar waktu Mei-Oktober 2013. Wilayah yang memiliki perubahan muka air tanah negative tinggi (1,2-1,4 m/tahun), berada di sekitar sumur pantau Madukoro 2, LIK Kaligawe dan PT Aquaria dimana tutupan lahan di sekitar sumur pantau tersebut merupakan kawasan industri. Eksploitasi air tanah pada kawasan industri relatif tinggi jika dibandingkan dengan kawasan lainnya. 
Studi Komparatif Karakteristik Fluida Manifestasi Daerah Upflow dan Outflow pada Sistem Geotermal Tangkuban Perahu Maulida, Nanda Hanyfa; Suharno; Sarkowi, M.; Hidayatika, A.
Prosiding Seminar Nasional Ilmu Teknik Dan Aplikasi Industri Fakultas Teknik Universitas Lampung Vol. 7 (2024): Prosiding Seminar Nasional Ilmu Teknik dan Aplikasi Industi (SINTA) 2024
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Energi geotermal atau panas bumi merupakan salah satu sumber energi terbarukan yang memiliki potensi besar untuk dimanfaatkan sebagai alternatif energi. Dalam tahap eksplorasi, pemahaman mengenai sistem panas bumi sangatlah penting agar pemanfaatan energi geotermal menjadi optimal. Penentuan zona upflow dan outflow yang tepat juga memiliki peran yang sangat penting dalam penentuan pengembangan sumur geotermal. Selain dapat dibedakan dengan melihat karakteristik geologi maupun morfologinya, zona upflow dan outflow juga dapat dibedakan dengan menganalisa komposisi kimia dari fluida manifestasi yang ada pada dua zona tersebut. Berdasarkan hasil analisis karakteristik fluida yang dilakukan pada zona upflow dan outflow pada Sistem Geotermal Tangkuban Perahu, dapat diidentifikasi perbedaan signifikan dalam komposisi kimia, pH dan temperatur. Pada zona upflow, temperatur fluida cenderung tinggi (mendekati titik didih), pH yang lebih asam, kandungan Cl serta SO4 yang tinggi dan kandungan HCO3 yang rendah. Sedangkan pada zona outflow, temperatur fluida lebih rendah, pH cenderung netral, kandungan Cl serta SO4 yang rendah dan kandungan HCO3 yang tinggi. Perbedaan ini menunjukkan adanya proses geokimia yang berbeda antara kedua zona. Zona upflow cenderung minim proses interaksi dengan air meteorik maupun dengan batuan sekitar, sementara pada zona outflow kemungkinan adanya percampuran dengan air meteorik dan interaksi dengan batuan sebelum muncul di permukaan cenderung lebih besar.