Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Perbedaan Kadar Interleukin 4 dan Jumlah Eosinofil setelah Latihan Aerobik Ringan dan Sedang pada Remaja Setyohadi, Dwi
Berkala Kedokteran Vol 12, No 1 (2016): Februari 2016
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jbk.v12i1.362

Abstract

Abstract: To boost immunity can do aerobic exercise and adequate rest. Mild aerobic exercise for 30 minutes is able to activate the white blood cells work. Ideally aerobic exercise is 30 minutes five times a week. Excessive exercise would likely lead to depressed immunity. The Aerobic exercise in adolescents based research can improve the adaptation autonomic control of the heart of adolescent males - males significantly after aerobic exercise three weeks, is characterized by increased heart rate fast at the beginning or the first 10 seconds exercise (adaptation parasympathetic) and increased heart rate slow during exercise Interleukin-4 (IL-4) is one of the cytokines that play a major role in the pathogenesis of atopic dermatitis. This study aims to determine whether there is difference in the levels of interleukin-4 (IL-4) and Total Eosinophils after mild and moderate aerobic exercise in adolescent research using observational study. Samples of blood plasma derived from venous blood of adolescents who do aerobic mild, moderate and control. Blood plasma is then measured with analytical techniques Enzyme Linked Immunosorbent Assay (ELISA). Data were analyzed by t-test (t test) is not paired with a = 0.05. Research shows that the average value of the levels of IL-4 and Number of Eosinophils in adolescents who do aerobic mild and moderate significantly different with teenagers who do not do aerobic (control) (p <0.05). Conclusion of the study is the levels of IL-4 and the number of Eosinophils in adolescents who did aerobic lower than the levels of IL-4 and the number of Eosinophils in adolescents who do aerobics mild and moderate and the differences were statistically significantly different. Keywords: IL-4, Eosinophils, aerobic exercise. Abstrak: Untuk meningkatkan kekebalan tubuh dapat melakukan latihan aerobik dan istirahat yang cukup. Latihan aerobik ringan sekalipun selama 30 menit, mampu mengaktifkan kerja sel darah putih. Idealnya latihan aerobik 30 menit selama lima kali seminggu. Olahraga berlebihan justru akan mengakibatkan tertekannya kekebalan tubuh. Latihan aerobik pada remaja berdasarkan penelitian dapat meninggkatkan adaptasi kontrol otonom jantung remaja laki - laki secara signifikan setelah dilakukan latihan aerobik 3 minggu, ditandai dengan peningkatan denyut jantung yang cepat diawal atau 10 detik pertama latihan ( adaptasi parasimpatis) dan peningkatan denyut jantung yang lambat selama latihan. Tujuan penelitian ini adalah untuk megukur kadar Interleukin-4 (IL-4) dan jumlah Eosinofil setelah latihan aerobik ringan dan sedang pada remaja. Penelitian ini menggunakan metode penelitian berupa Quasi experiment design dengan rancangan penelitian posttest with Control Group dimana penelitian dilakukan dengan cara diberikan Intervensi. Kemudian dilakukan Posttest  (pemeriksaan) pada kelompok Eksperimen dan Kontrol, dengan jumlah sampel 31 Responden dibagi menjadi 3 kelompok. Hasil analisis Penelitian didapatkan kadar Interleukin-4 menunjukan nilai rerata pada latihan aerobik ringan 466.1667±76.34799, pg/ml nilai rerata pada aerobik sedang 572.1250±142.32555pg/ml dan rerata kontrol adalah 653.6500±95.25661pg/ml. Analisis kemaknaan dengan uji Anova untuk menguji atau membandingkan tiga kelompok. Menunjukan bahwa p=0,004. Hal ini berarti bahwa rerata kadar IL-4 pada ketiga kelompok berbeda secara bermakna (p < 0, 05). Hasil analisis Penelitian jumlah Eosinofil menunjukan bahwa nilai rerata jumlah Eosinofil latihan aerobik ringan adalah 3,1000±1,52233% rerata aerobik sedang adalah 1,5500±0,88984 % dan rerata kontrol adalah 2,6800±1,76434%. Analisis kemaknaan dengan uji Kruskal-Wallis berfungsi untuk menguji atau membandingkan tiga kelompok yang menunjukan bahwa p=0,066. Hal ini berarti bahwa rerata jumlah Eosinofil pada ketiga kelompok tidak berbeda secara bermakna (p > 0, 05) Kata-kata Kunci : Interleukin-4, Eosinofil, Latihan Aerobik Ringan dan Sedang
HUBUNGAN DURASI TIDUR DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN OBESITAS PADA MAHASISWA PSKPS FK ULM Ma’ruf, Muhamad Adi; Juhairina, Juhairina; Istiana, Istiana; Triawanti, Triawanti; Setyohadi, Dwi
Homeostasis Vol 6, No 3 (2023)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/ht.v6i3.11454

Abstract

Obesity is abnormal/excessive fat accumulation caused by an imbalance between energy intake and energy use over a long period of time. Factors that influence the incidence of obesity include sleep duration and physical activity. The aim of the study was to analyze the relationship between sleep duration and physical activity with the incidence of obesity in PSKPS FK ULM students. This study used an analytic observational method with a case control approach and a sampling technique using consecutive sampling, a total sample of 72 people were obtained. The data analysis used was the Chi-square test with a significance level of p value <0.05. The results showed that there was a relationship between sleep duration (p=0.002) and physical activity (p=0.004) with the incidence of obesity in PSKPS FK ULM students.
Membangun Hidup Sehat Tanpa Hipertensi (Manajemen Pengendalian dan Pencegahan Hipertensi Mandiri, Mengenal Tanaman Herbal Antihipertensi, dan Membuat Suplemen Herbal Sendiri): Building a Healthy Life Without Hypertension (Self-Management of Hypertension Control and Prevention, Getting to Know Antihypertensive Herbal Plants, and Making Your Own Herbal Supplements) Fujiati, Fujiati; Isnaini, Isnaini; Joharman, Joharman; Asnawati, Asnawati; Al Audhah, Nelly; Silapurna, Endah Labaty; Hayatie, Lisda; Setyohadi, Dwi
PengabdianMu: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 10 No. 4 (2025): PengabdianMu: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/pengabdianmu.v10i4.8509

Abstract

Hypertension is a major risk factor for cardiovascular disease, posing significant public health challenges globally. The prevalence of hypertension with uncontrolled blood pressure and its increasing number is not only caused by individual negligence but can be caused by community ignorance as a result of a lack of information on a disease. Measures to control and prevent hypertension in the community can be carried out including hypertension self-management education, introduction of antihypertensive plants, and training in making health supplements from herbs. To improve the degree of public health and knowledge of the community in the area of West Martapura Subdistrict, counseling, and training were conducted with the PKK mobilizing team of West Martapura Subdistrict using visual (electronic) media, leaflets in the form of education and demonstrations of making health supplements (fermented garlic). In this activity, the average post-test results of knowledge about self-management of hypertension prevention and control were 90.5, the average knowledge of herbal plants that have the potential as antihypertensives was 89.0 and the average post-test value of knowledge and skills in making health supplements from herbal plants in the form of fermented garlic was 84.5.
Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Melalui PemeriksaanDan Pengobatan Gratis Wahyuni, Wahyuni; Ulfah, Fahrina; Zaitun, Nani; Setyohadi, Dwi; Sari, Aida Aulia
Jurnal Medika: Medika Vol. 4 No. 3 (2025)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/sp3rfh67

Abstract

Lingkungan lahan basah rentan terhadap perubahan lingkungan, seperti cuaca dan iklim, menimbulkan dampak yang signifikan bagi masyarakat. Lahan basah selain menahan air dalam jumlah besar, yang sangat dibutuhkan manusia, juga dapat menyediakan kondisi optimal untuk kelangsungan hidup bakteri, protozoa, virus, dan cacing tertentu, serta inang, reservoir, dan vektornya yang dapat menimbulkan penyakit pada masyarakat sehingga potensi dan masalah kesehatan komunitas akan berbeda dengan wilayah yang lain (Rachmawati & Herawati, 2022). Wilayah lahan basah rentan terhadap berbagai masalah kesehatan akibat kondisi lingkungan. Tim pengabdian masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Lambung Mangkurat melaksanakan kegiatan pemeriksaan kesehatan dan pengobatan gratis di RT 07 Desa Pantai Hambawang pada 20 April 2024. Metode kegiatan meliputi pemeriksaan fisik, pengukuran tekanan darah, kadar gula darah, kolesterol, hemoglobin, serta pemberian obat-obatan dan edukasi kesehatan. Sebanyak 12 warga terlibat dengan mayoritas perempuan berprofesi sebagai ibu rumah tangga. Hasil pemeriksaan menunjukkan beberapa masalah kesehatan seperti overweight, hipertensi, hiperkolesterolemia, serta keluhan umum seperti pusing dan pegal linu. Kegiatan ini meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pemeriksaan kesehatan berkala dan penanganan dini masalah kesehatan. Kegiatan ini diharapkan dapat berkelanjutan untuk mendukung derajat kesehatan masyarakat lahan basah. Penulis merekomendasikan adanya pemeriksaan rutin dan penyuluhan kesehatan secara berkala.