Claim Missing Document
Check
Articles

Found 40 Documents
Search

PERBEDAAN WAKTU REAKSI DAN TINGKAT KELELAHAN ANTARA PEKERJA SHIFT PAGI DAN SHIFT MALAM Rianti, Olivia Dewi; Fakhrurazzy, Fakhrurazzy; Triawanti, Triawanti
Jurnal Berkala Kedokteran Vol 11, No 1 (2015): Februari 2015
Publisher : Pendidikan Dokter Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jbk.v11i1.189

Abstract

Fatigue is a feeling of weariness or lack of energy that does not decrease when a person rests. The main reason of occupational accidents caused by humans is stress and fatigue. This study aims to analyze the differences of reaction time and fatigue stage between morning shift workers and night shift workers of coal mining department operators in PT. Kaltim Prima Coal. This research was an analytic observational research with cross sectional approach and purposive sampling technique. Data taken from 30 workers of morning shift and 30 workers of night shift who fulfill the inclusion criteria. The results showed that the average reaction time of morning shift workers was 0.81 seconds and 0.89 seconds for night shift workers. The results of questionnaire showed amount of very tired worker category, tired, and less tired on the morning shift workers for each category were 7, 21, and 2, while the night shift workers for each category were 3, 25, and 2. Results of unpaired t-test for reaction time showed no significant difference (p = 0.2) and the results of the Kolmogorov-Smirnov test for fatigue stage showed no significant difference (p = 0.952) between the morning shift workers and night shift workers of mining coal department operators in PT. Kaltim Prima Coal. Keywords: Reaction time, fatigue stage, shift workers
Hubungan Antara Adekuasi Hemodialisis Dan Kualitas Hidup Pasien Di Rsud Ulin Banjarmasin: Tinjauan Terhadap Pasien Penyakit Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisis Rutin Rahman, Aditya Rizky Arief; Rudiansyah, Muhammad; Triawanti, Triawanti
Jurnal Berkala Kedokteran Vol 9, No 2 (2013): September 2013
Publisher : Pendidikan Dokter Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jbk.v9i2.945

Abstract

ABSTRACT: Hemodialysis is one of the treatment method of chronic kidney disease. Patients with renal disease will lead to many other health problems, such as hypertension, anemia, osteoporosis and psychological disorders, that will cause a decline in the quality of life of patients. Hemodialysis therapy requires an adequate therapeutic dose. Adequacy of hemodialysis until now still have a question whether can improve the quality of life for the patient or not. The purpose of the research is to find out if there is any relation between adequacy of hemodilysis and the quality of life of the patient or not. This research use cross sectional method and invove patients with chronic kidney disease undergoing hemodialysis treatment that have categorized according to the inclusion criteria. The subjects were examined with a formula hemodialysis adequacy Kt / V, and a quality of life by questionnaire SF-36, and analyzed with the chi-square method.The All of the data was analyzed by Kolmogrov-Smirnov Test and it was found that p= 0,147 (p<= 0,050), that means there is no correlation between hemodialysis adequacy and quality of life among patients of Ulin General Hospital Banjarmasin. Keywords :  Chronic Kidney Disease (CKD), hemodialysis adequacy, quality of life ABSTRAK: Hemodialisis merupakan salah satu tindakan pengobatan gagal ginjal. Pada pasien gagal ginjal akan menimbulkan banyak masalah kesehatan lain, seperti hipertensi, anemia, osteoporosis dan gangguan psikologis, yang nantinya berakibat pada penurunan kualitas hidup pasien. Terapi hemodialisis membutuhkan dosis terapi yang adekuat. Adekuasi hemodialisis sampai sekrang masih menjadi pertanyaan apakah dapat meningkatkan kualitas hidup pasien atau tidak. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara adekuasi hemodialisis dan kualitas hidup pasien di RSUD Ulin Banjarmasin. Penelitian menggunakan metode cross sectional dengan subjek penelitian yaitu pasien gagal ginjal kronik sebanyak 44 orang yang telah menjalani hemodialisis  sesuai dengan kriteria inklusi. Subjek diperiksa adekuasi hemodialisisnya dengan rumus Kt/V, dan kualitas hidup dengan kuesioner SF-36, dan dianalisa dengan metode chi-square. Hasil dari penelitian ini didapatkan perhitungan statistik  dengan uji Kolmogrov-Smirnov nilai  p=0,147 (p<= 0,050), yang berarti tidak terdapat hubungan antara adekuasi hemodialisis dan kualitas hidup pasien RSUD Ulin Banjarmasin. Kata kunci: Penyakit Ginjal Kronik (PGK), adekuasi hemodialisis, kualitas   hidup
Efek Pajanan Kadmium (Cd) terhadap Aktivitas Katalase Darah Tikus Putih (Rattus norvegicus) Khairunanda, Nuryandi; Suhartono, Eko; Triawanti, Triawanti
Jurnal Berkala Kedokteran Vol 10, No 1 (2014): Februari 2014
Publisher : Pendidikan Dokter Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jbk.v10i1.926

Abstract

ABSTRACT: Cadmium (Cd) is a heavy metal compound which is often founded in the environment and food. It has a wide variety of negative effects on target exposed organs, such as blood. Cd increases the Reactive Oxygen Species (ROS) which will lead to an increase in catalase (CAT) activity. The aim of this study was to determine the effect of Cd exposure on CAT activity in the rat ovary (Rattus norvegicus). It was an experimental laboratory using 2 groups. Control group P (0) was given 2 mL aquadest and treatment group P (1) was given Cd with 1,2 x 10-2 mg daily for 4 weeks. The results showed that the mean of the activity of CAT in the control group P(0) was 0,382 + 0,225 μU/mg while in the treatment group P(1) was 0,458 + 0,393 μU/mg. The statistical analysis test using unpaired t test showed an insignificant differences between those two groups with p = 0,599 (p > 0,05). It can be concluded that Cd does not have effect on activity of CAT in the rats’ blood. Keywords: cadmium, catalase activity, oxydative stress..ABSTRAK: Kadmium (Cd) adalah suatu senyawa logam berat yang sering terdapat pada lingkungan dan makanan. Cd memiliki berbagai efek negatif pada organ target yang terpajan, salah satunya adalah darah. Mekanisme Cd untuk merusak jaringan yang terpajan adalah dengan meningkatkan Reactive Oxygen Species (ROS) yang akan menyebabkan peningkatan aktivitas katalase (CAT). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek pajanan Cd terhadap aktivitas CAT pada darah tikus putih (Rattus norvegicus). Penelitian ini bersifat laboratorik eksperimental yang dilakukan pada 2 kelompok, yakni kelompok kontrol P(0) yang diberi akuadest sebanyak 2 mL dan kelompok pajanan P(1) yang diberi Cd dengan dosis 1,2 x 10-2 mg setiap hari selama 4 minggu. Hasil penelitian didapatkan rerata pada kelompok kontrol P (0) sebesar 0,382 + 0.225 µU/mg dan pada kelompok perlakuan P(1) sebesar 0,458 + 0,393 µU/mg. Pada uji t tidak berpasangan didapatkan tidak ada perbedaan yang bermakna dari kedua kelompok dengan p = 0,037 (p < 0,05). Dapat disimpulkan bahwa Cd tidak memiliki efek pada aktivitas CATpada darah tikus putih. Kata-kata kunci: kadmium, aktivitas katalase, stres oksidatif.
Tingkat Pengetahuan Tentang HIV/AIDS ppada Siswa SMA Negeri di Banjarmasin Tahun 2013 Ningtyas, Novita; Noor, Robiana M.; Triawanti, Triawanti
Jurnal Berkala Kedokteran Vol 10, No 1 (2014): Februari 2014
Publisher : Pendidikan Dokter Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jbk.v10i1.936

Abstract

ABSTRACT: HIV/AIDS has become one of serious problem for adolescents around the world including Indonesia. A Half of all new HIV infections occur in adolescent between the ages of 15-24. Knowledge of HIV/AIDS is considered as one of the method to reduction HIV/AIDS prevalence. The aim of this study is to know the knowledge level of HIV/AIDS among the public high school students in Banjarmasin. This study was  a descriptive survey with cross sectional approach. A number of 380 public high school students were choosed as samples by using cluster random sampling technique. This study was conducted in SMA N 1, SMA N 3, SMA N 5, SMA N 6, dan SMA N 9 Banjarmasin. HIV knowledge questionnaire(HIV-KQ) 45 version by Carey was used to determine the knowledge level among the students. The result showed that 312 students (82,10%) have lack knowledge about HIV/AIDS, 65students (17,11%) have enough knowledge, and only 3 students (0,79%) have good knowledge about HIV/AIDS. The main sources of information about HIV/AIDS are internet and television, respectively 154 students (40,53%) and 109 students (28,68%). Education and sosialiszation about HIV/AIDS are needed to increase the knowledge level of students. Keywords: HIV/AIDS, knowledge, adolescent, public high-school student ABSTRAK: HIV/AIDS telah menjadi salah satu masalah serius bagi remaja di seluruh dunia termasuk Indonesia. Setengah dari seluruh infeksi baru HIV dialami oleh remaja berusia 15-24 tahun. Meningkatkan pengetahuan tentang HIV/AIDS dianggap sebagai salah satu metode yang dapat digunakan untuk mereduksi prevalensi penyakit ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan tentang HIV/AIDS pada siswa SMA Negeri di Banjarmasin. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Sebanyak 380 orang siswa dipilih sebagai sampel dengan menggunakan teknik cluster random sampling. Penelitian dilakukan di SMA N 1, SMA N 3, SMA N 5, SMA N 6, dan SMA N 9 Banjarmasin. Instrumen yang digunakan untuk menentukan tingkat pengetahuan siswa adalah HIV knowledge questionnaire (HIV-KQ) versi 45 yang dibuat oleh Carey. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa SMA Negeri di Banjarmasin memiliki tingkat pengetahuan yang kurang tentang HIV/AIDS, yaitu sebanyak 312 orang (82,10%). Siswa yang memiliki tingkat pengetahuan yang cukup berjumlah 65 orang (17,11%) dan hanya 3 orang (0,79%) yang memiliki tingkat pengetahuan yang baik tentang HIV/AIDS. Sumber informasi utama tentang HIV/AIDS adalah internet dan TV, masing-masing sebanyak 154 orang (40,53%) dan 109 orang (28,68%). Pendidikan dan sosialisasi tentang HIV/AIDS dibutuhkan untuk meningkatkan pengetahauan siswa tentang HIV/AIDS. Kata-kata kunci: HIV/AIDS, pengetahuan, remaja, siswa SMA
HUBUNGAN TINGKAT KEPARAHAN KARIES DENGAN STATUS GIZI KURANG DAN GIZI BAIK Tinjauan pada Anak Balita di TK Kecamatan Kertak Hanyar Kabupaten Banjar Hidayatullah, Hidayatullah; Adhani, Rosihan; Triawanti, Triawanti
Dentino Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : FKG Unlam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACTBackground: Caries is tooth hard tissue disease marked with email and dentint progressive destruction caused by plaque and microbial metabolism activity. This is caused by email and dentint demineralisation that involve cariogenic food consumption. Good or optimal nutritional status achieved when body get sufficient nutrition, this can be used efficient. Low nutritional status occurred when body doesn’t get one or more essential nutrient. Purpose: The purpose of this reaseach was to understand the relationship between caries with good nutritional status and low nutritional status of children under 5 years old at TK Kertak Hanyar, Banjar District. Methods: This was an analytic study with cross sectional survey method using 60 sample consist of 30 sample of children with nutritional status under the average def-t score index 8,1 dan 30 children with good nutritional status with def-t score index 3,6. Result: Based on this research, there was a relationship between low nutritional status with caries degree on children at TK Kertak Hanyar, Banjar District, with the value of p = 0,000 in Chi-Square test. Conclusion: In conclusion, there was a correlation between low nutritional status dan rate of caries. ABSTRAKLatar Belakang: Karies adalah penyakit jaringan keras gigi yang ditandai rusaknya email dan dentin yang progresif disebabkan oleh keaktifan metabolisme plak dan bakteri. Hal ini  disebabkan oleh demineralisasi email dan dentin yang hubungannya dengan konsumsi makanan kariogenik. Status gizi baik atau status gizi optimal terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi yang digunakan secara efisien. Status gizi kurang terjadi bila tubuh mengalami kekurangan satu atau lebih zat-zat gizi esensial.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat keparahan karies pada balita dengan status gizi kurang dan gizi baik di TK Kecamatan Kertak Hanyar Kabupaten Banjar. Metode: Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian analitik dengan pendekatan metode survei cross sectional dengan menggunakan 60 sampel  yang terdiri dari 30 sampel merupakan  anak dengan status gizi kurang dengan indeks skor rata-rata def-t 8,1 dan 30 anak dengan status gizi baik dengan indeks skor def-t 3,6. Hasil: Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat diambil kesimpulan terdapat hubungan antara status gizi kurang dengan tingkat keparahan karies pada anak balita di TK Kecamatan Kertak Hanyar, Kabupaten Banjar.dengan nilai p = 0,000 menggunakan uji Chi-Square. Kesimpulan: Kesimpulan penelitian adalah terdapat hubungan antara status gizi kurang dengan tingkat karies.
HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI PENDEK (STUNTING) DENGAN TINGKAT KARIES GIGI Tinjauan pada Siswa-siswi Taman Kanak-kanak di Kecamatan Kertak Hanyar Kabupaten Banjar Tahun 2014 Rahman, Taupiek; Adhani, Rosihan; Triawanti, Triawanti
Dentino Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : FKG Unlam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACT Background: Stunting or stunted nutritional status is a form of malnutrition according to WHO 2005 reference of standard deviation. Stunting can be assessed by measuring the value of height to age, characterized by stunted height growth. Caries is a tooth disease which starts with initial demineralization process. Stunting can increase the risk of caries because it also impairs functions of saliva as buffer, cleanser, anti-solvent, and oral anti bacterial substance. Purpose: This study in kindergarten children at Kecamatan Kertak Hanyar Kabupaten Banjar aimed to assess the relationship between stunted nutritional status (stunting) and number of caries. Methods: This study used an analytic observational with cross sectional approach. Samples were chosen using purposive sampling, amounted to 60 children and divided into two groups (30 children per group) of stunted nutritional status group and normal nutritional status group as comparison. Results: Caries index observation resulted in the value of 8,23 for stunted nutritional status group, which is higher than normal nutritional status group’s 3,3. Chi-square statistic analysis with confidence interval of 95% presented p value = 0,000 (p < 0,05) and indicated that there was a significant difference of caries index between stunted nutritional status group and normal nutritional status group. Conclusion: It can be concluded that there was a significant relation between stunted nutritional status (stunting) and number of caries in kindergarten children at Kecamatan Kertak Hanyar Kabupaten Banjar. Keywords: stunting, caries, salivaABSTRAK Latar Belakang: Stunting atau status gizi pendek adalah salah satu bentuk gizi kurang yang diukur berdasarkan standar deviasi referensi WHO tahun 2005. Stunting dapat dikukur dengan indikator pengukuran tinggi badan terhadap umur TB/U yang ditandai dengan pertumbuhan tinggi badan yang terhambat. Karies gigi adalah penyakit jaringan gigi yang diawali proses demineralisasi. Stunting dapat meningkatkan resiko terjadinya karies karena berkurangnya fungsi saliva sebagai sebagai buffer, pembersih, anti pelarut, dan antibakteri rongga mulut. Tujuan: Penelitian pada siswa-siswi taman kanak-kanak di Kecamatan Kertak Hanyar Kabupaten Banjar ini untuk mengetahui hubungan antara status gizi pendek (stunting) dengan tingkat karies gigi. Metode: Metode penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan pendekatan (cross-sectional). Sampel dipilih secara Porposive Sampling sebanyak 60 orang, masing-masing 30 orang pada kelompok gizi stunting dan gizi normal sebagai pembanding. Hasil: Berdasarkan hasil penelitian indeks karies pada kelompok anak gizi stunting 8,23, lebih tinggi daripada kelompok anak gizi normal 3,3. Analisis uji statistik Chi-Square dengan tingkat kepercayaan 95% menunjukkan nilai p = 0,000 (p < 0,05) yaitu terdapat perbedaan bermakna antara indeks karies gigi pada anak dengan status gizi stunting dengan anak status gizi normal. Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara status gizi pendek (stunting) dengan tingkat karies gigi pada siswa-siswi taman kanak-kanak di Kecamatan Kertak Hanyar Kabupaten Banjar. Kata-kata kunci: stunting, karies gigi, saliva
Influence of Extract Swiftlet Nest (Collocalia Fuciphago) as Antihyperglycemia to Circulating Endothelial Cells in Rat (Rattus novergicus) Induced by Streptozotocin Alexandra, Francisca Diana; M, Satriyandi; Frethernety, Agnes; Triawanti, Triawanti
Berkala Kedokteran Vol 14, No 1 (2018)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jbk.v14i1.4528

Abstract

Abstract: Hyperglycemia could increase the oxidative stress by catalyzes the formation of free radical as anion superoxide(O2-). Oxidative stress will effect in endothelial damaged. This study aimed to evaluated the influence of  extract swiftlet nest  (Collocalia fuciphago) to glucose level and  CEC in rat (Rattus novergicus). Rats were classified into 4 groups, there were control group (K) and 3 treatments group (dose 1; 10 and 100 mg / kgBW) The seventh day  after induced by Streptozotozin (i.p),  the rats  had increased  glucose ± 102 – 108 mg/dL, then treated  with the  extract of   Swiftlet  nest for 28  days  by  oral.  The CEC was measured by Hladovec method. The results showed  the blood glucose level were significant differences ( p = 0.035). The number of CEC decrease significantly (p=0,002). In  conclusion  that extract of Swiftlet  nest  can effect  to decrease  glucose level and CEC number in plasma rat (Rattus novergicus) Keywords: Hyperglycemia, Circulating Endothelial Cells, Collocalia fuciphago
EFEK ANTIOKSIDAN IKAN SALUANG (Rasbora spp.) TERHADAP KADAR MALONDIALDEHID (MDA) OTAK TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) MALNUTRISI Rakhmawati, Yuli; Triawanti, Triawanti; Yunanto, Ari
Berkala Kedokteran Vol 12, No 2 (2016)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jbk.v12i2.1873

Abstract

Abstract: Malnutrition because of protein deficiency on diet caused antioxidant deficiency state and oxidative stress on brain that marked by increased MDA level. The aim of this study was to analyze the antioxidant effects of saluang (Rasbora spp.) on brain MDA level in malnourished rats. This was an experimental study with a Posttest Only with Control Group Design, consisted of malnutrition control group (M), group that feed with saluang (S), group that given standard feeding (P), and group that given standard feeding added with DHA supplement (D). Brain MDA level measured with TBARS method in spectrophotometer. Mean brain MDA level for each group in a row is M = 210,750 μΜ, S = 194,125 μΜ, P = 202,625 μΜ, and D = 200,875 μΜ. Kruskal-Wallis and Mann Whitney test showed that there were significant differences between the group that feed with saluang and the other groups (p<0.05). Based on this research, concluded that the administration of saluang (Rasbora spp.) significantly affects the decrease of brain MDA level in malnourished rats. Keywords: antioxidant, saluang fish, MDA, malnutrition Abstrak: Malnutrisi karena defisiensi protein akan menimbulkan keadaan kekurangan antioksidan dan menimbulkan stres oksidatif pada otak yang ditandai dengan peningkatan kadar MDA. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis efek antioksidan ikan saluang terhadap kadar MDA otak tikus putih malnutrisi. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan Posttest Only with Control Group Design, terdiri dari kelompok kontrol malnutrisi (M), kelompok pemberian pakan saluang (S), kelompok pemberian pakan standar (P), dan kelompok pemberian pakan standar yang ditambah suplemen DHA (D). Kadar MDA otak diukur dengan menggunakan metode TBARS secara spektrofotometer. Rerata kadar MDA otak masing-masing kelompok perlakuan berturut-turut adalah M = 210,750 μΜ, S = 194,125 μΜ, P = 202,625 μΜ, dan D = 200,875 μΜ. Uji Kruskal-Wallis dan uji Mann Whitney menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna antara kelompok yang diberi pakan saluang dengan kelompok lainnya (p<0,05). Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa pemberian ikan saluang (Rasbora spp.) berpengaruh secara bermakna terhadap penurunan kadar MDA otak tikus putih malnutrisi. Kata-kata kunci: antioksidan, ikan saluang, MDA, malnutrisi
Tingkat Pengetahuan Tentang Penyaki Menular Seksual pada Siswa SMA Negeri di Banjarmasin Panenga, Dwiputra Tesan; Noor, Robiana M.; Triawanti, Triawanti
Berkala Kedokteran Vol 10, No 2 (2014): September 2014
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jbk.v10i12.962

Abstract

ABSTRACT:Sexually transmitted disease is a disease transmitted primarily through sexual intercours. Sexually transmitted diseases have become a serious problem for teenagers around the world. In 2012 obtained the age of 15-24 years 37 cases of STDs in hospitals Ulin Banjarmasin. Knowledge of sexually transmitted diseases is regarded as one of the methods that can be used to reduce the prevalence of this disease. The purpose of this study was to determine the level of knowledge about sexually transmitted diseases in high school students in the country Banjarmasin. This study is a descriptive study with cross sectional approach. A total of 380 high school students selected as a sample country using cluster random sampling technique. The data was collected using a questionnaire. The results of this study indicate that as many as 213 people (56.05%) students had a sufficient level of knowledge, 114 people (37.89%) less knowledgeable, and only 23 people (6.05%) were both knowledgeable about sexually transmitted diseases. Education and outreach are needed to increase students knowledge about STDs. Key words: sexually transmitted diseases, knowledge, teens, high school students ABSTRAK: Penyakit menular seksual  (PMS) adalah penyakit yang ditularkan terutama melalui hubungan seksual. Penyakit menular seksual telah menjadi masalah serius bagi remaja di seluruh dunia. Pada tahun 2012 didapatkan pada usia 15-24 tahun sebanyak 37 kasus PMS di RSUD Ulin Banjarmasin. Pengetahuan tentang penyakit menular seksual dianggap sebagai salah satu metode yang dapat digunakan untuk mereduksi prevalensi penyakit ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan tentang penyakit menular seksual pada siswa SMA negeri di Banjarmasin. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Sebanyak 380 orang siswa SMA negeri dipilih sebagai sampel dengan menggunakan teknik cluster random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa sebanyak 213 orang (56,05%) siswa memiliki tingkat pengetahuan yang cukup, 114 orang (37,89%) berpengetahuan kurang, dan hanya 23 orang (6,05%) yang berpengetahuan baik tentang penyakit menular seksual. Pendidikan dan sosialisasi dibutuhkan untuk meningkatkan pengetahuan siswa tentang PMS. Kata-kata kunci: penyakitmenularseksual, pengetahuan, remaja, siswa SMA
PERBEDAAN WAKTU REAKSI PADA USIA LANJUT DENGAN HIPOTENSI ORTOSTATIK DAN TANPA HIPOTENSI ORTOSTATIK Nurullita, Tika; Fakhrurazzy, Fakhrurazzy; Triawanti, Triawanti
Berkala Kedokteran Vol 11, No 2 (2015): September 2015
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jbk.v11i2.170

Abstract

Orthostatic hypotension is a common problem in the elderly. High incidence of orthostatic hypotension in elderly associated with decreased baroreceptor sensitivity and declining elasticity and muscle strength inferior. This study aims to determine the differences in reaction time in the elderly with and without orthostatic hypotension in Panti Sosial Tresna Werdha “Budi Sejahtera” Banjarbaru and Martapura. This study was an observational study with cross sectional analytical and decision-purposive sampling technique. Data will be tested for normality prior to the Kolmogorov-Smirnov test for normality. Data analysis using unpaired t test. The results of the study the average reaction time of 30 elderly people with orthostatic hypotension is 2.069 seconds and 30 elderly people without orthostatic hypotension is 1.775 seconds. The results of the Kolmogorov-Smirnov normality test p =0.919 indicates the data are normally. The results of the analysis of the unpaired t test p =0.022 (p <0.05) indicate that there are significant differences. The results that the reaction time in the elderly with orthostatic hypotension longer than without orthostatic hypotension in Panti Sosial Tresna Werdha “Budi Sejahtera” Banjarbaru and Martapura. Keywords: orthostatic hypotension, the elderly, reaction time
Co-Authors A.A. Ketut Agung Cahyawan W Adi Nugroho Aditya Rizky Arief Rahman Agung Ary Wibowo Airalngga, Dimas Ikhsan Al-Audhah, Nelly Alexandra, Francisca Diana Aliyah Zahirah Putri Armelin, Armelin ary yunanto Askandar Tjokroprawiro Asnawati Asnawati Athiya Nadifa Azma Rosida Bambang Setiawan Chaerany, Annisa Fitria Dewi Rahayu Dewiarianti, Dewi Didik Dwi Sanyoto Didik Dwi Sanyoto Didik Dwi Sanyoto Didik Dwi Sanyoto Dimas Ikhsan Airlangga Dimas Ikhsan Airlangga Dwi Setyohadi Dwi Setyohadi, Dwi Dwiputra Tesan Panenga, Dwiputra Tesan Eko Suhartono Emmy Sri Mahreda Erliyanti, Emmi Ermina Istiqomah, Ermina Fadhilah, Syaiful Fakhrurazzy Fakhrurazzy, Fakhrurazzy Fakhrurrazy Fakhrurrazy Faradhiba Tantri Lemba Farida Heriyani Faturrahman, Muhammad Syauqi Fitria, Yanti Frethernety, Agnes Fujianti, Annisa Gastin Gabriel Jangkang Gastin Gabriel Jangkang Ginting, Nabilla Syafirah Br. Hartoyo , Edi Hasanah, Sophia Hendra Nur&#039;amin Hendriyono, Franciscus Xaverius Herawati Herawati Hidayat Sujuti Hidayatullah Hidayatullah Husaini Husaini Hutapea, Lowisa Kristina Ida Yuliana Ika Kustiyah Oktaviyanti Indriani Adhaini Gusasi Irfan Maulana, Irfan Istiana Istiana Istiana Istiana Juhairina Juhairina Juhairina, Juhairina Lena Rosida Limantara, Sherly M Rasjad Indra M, Satriyandi Mariyatul Mariyatul, Mariyatul Ma’ruf, Muhamad Adi Meitria Syahadatina Noor Meitria Syahadatina Noor Mohammad Bakhriansyah Muhammad Agung Perdana Muhammad Azra Inan Abdillah Muhammad Reyhan Firdaus Muthmainah, Noor Muthmainah, Noor Nastiti, Titis Nathan Aditya Willyanto Nathania Hosea Nelly Al Audhah Nelly Al Audhah Nia Kania Noor , Meitria Syahadatina Novita Ningtyas, Novita Nur Qamariah Nur Qomariah Nur Qomariah NURUL HIDAYAH Nurul Hidayah Nuryandi Khairunanda, Nuryandi Olivia Dewi Rianti, Olivia Dewi Pratama, Muhammad Noor Aditya Prenggono, Muhamad Darwin Rahmadayanti, Tyas Ningrum Rakhmawati, Yuli Rini, Kusuma Hati Purnama Rizky Mutiara Lestari, Rizky Mutiara Robiana M. Noor, Robiana M. Rosadi, Muhammad Alghifari Roselina Panghiyangani Rosihan Adhani, Rosihan Sadiqi , Muhammad Abdan Sanyoto, Didik Dwi Skripsiana, Nika Sterina Suryono, Didik Dwi Syaiful Fadhilah Syamsul Arifin Taupiek Rahman, Taupiek Tika Nurullita, Tika Tyas Ningrum Rahmadayanti Ulfah, Fahrina Umi Mardiyati Vory Vory Xena Asterina Susilo Yanti Fitria Yunita Sari Yunus, Muhammad Alif