Siusanto Hadi
Fakultas Kedokteran Universitas Ciputra

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Hubungan pengetahuan tentang Covid-19 dengan perilaku protokol kesehatan di perkantoran Imelda Ritunga; Hanna Tabita Hasianna Silitonga; Wira Widjaya Lindarto; Siusanto Hadi; Etha Rambung; I Made Irham Muhammad; Agnes Atmajaya
Holistik Jurnal Kesehatan Vol 16, No 7 (2022)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v16i7.8757

Abstract

Background: A possible office Covid cluster could result from office activity during a pandemic. Implementing health protocols is essential to help protect oneself from the transmission of Covid-19 knowledge of Covid-19 decisions to behave according to health protocols.Purpose: To analyze the relationship between knowledge about Covid-19 and the behavior of implementing health protocols in the office environment.Method: Analytical observation was carried out by collecting data cross-sectional. The population consisted of school teachers, samples were taken based on voluntary sampling with online questionnaires, and 114 respondents participated. Questionnaires were made by the research team and tested for validity and reliability. The results of the data were processed statistically with the Spearman correlation test.Results: There is a relationship between knowledge and behavior of health protocols in the office environment: hand washing steps (r=0.255, p=0.006), minimum distance for interaction (r=0.231, p=0.013), and the type of mask used to go to the office (r=0.312, p=0.001).Conclusion: There is a significant relationship between knowledge of Covid-19 and behavior of health protocols in the office environment, so increased knowledge about Covid-19 needs to be continuously pursued to improve health protocol behavior.Keywords: Covid-19; Behavior; Knowledge; RegulationPendahuluan: Kegiatan perkantoran di masa pandemic dapat berpotensi menjadi klaster perkantoran. Perilaku menerapkan protokol kesehatan menjadi hal penting dilakukan untuk membantu memproteksi diri dari penularan COVID-19. Pengetahuan akan Covid-19 menginformasikan keputusan untuk berperilaku sesuai protokol kesehatan.Tujuan: Menganalisis hubungan antara pengetahuan tentang Covid-19 dengan perilaku menerapkan protokol kesehatan di lingkungan kantor. Metode: Dilakukan analitik observational dengan pengambilan data secara cross sectional. Populasi berupa guru-guru sekolah, sampel diambil berdasarkan voluntary sampling dengan kuesioner online, sejumlah 114 responden berpartisipasi. Kuesioner dibuat oleh tim peneliti, dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Hasil data diolah statistik dengan uji korelasi Spearman.Hasil:  Terdapat hubungan antara pengetahuan dan  perilaku protokol kesehatan di lingkungan perkantoran, yaitu langkah cuci tangan (r=0.255, p=0.006), jarak minimal berinteraksi (r=0.231, p=0.013), dan jenis masker yang digunakan ke kantor (r=0.312, p=0.001).Simpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan akan Covid-19 dengan perilaku protokol kesehatan di lingkungan perkantoran sehingga peningkatan pengetahuan tentang Covid-19 perlu terus diupayakan agar perilaku protokol kesehatan semakin baik.
Menggagas Pengaruh NSAID terhadap Keberhasilan Penyembuhan dari Asam Urat (Gout) dan Covid-19 F. Siusanto Hadi; Florence Pribadi; Arini Dyah Saputri; Ni Luh Shalia Eka Pratiwi; Ummul Fadika
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Vol 12 No 4 (2022): Jurnal Ilmiah Permas: jurnal Ilmiah STIKES Kendal: Oktober 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (248.841 KB)

Abstract

NSAID (Non-Steroid Anti-Inflamatory drugs) adalah suatu golongan obat yang memiliki khasiat sebagai Analgetik (pereda nyeri),Antipiretik ( penurun panas) dan Anti-inflamasi ( anti radang) dan merupakan obat yang paling banyak diresepkan dan merupakan obat pilihan pertama nyeri inflamasi lainnya karena dapat mengurangi nyeri bersadasarkan gejala.terdapat beberapa jenis NSAID yang sudah populer di telinga masyarakat diantaranya Ibuprofen, asam mefenamat,parasetamol dan endometasin.setiap jenis NSAID memberi efek samping dan keuntungan.efek NSAID bisa dikaitkan dengan mekanisme aksi dengan menggunakan NSAID untuk pasien GOUT dan COVID harus di perhatikan .Arthritis gout merupakan salah satu penyakit metabolik yang di tandai dengan meningkatnya konsentrasi asam urat (hiperuresemia) sedangkan COVID-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh turunan coronavirus baru yang ditularkan melalui kontak langsung dengan percikan dari saluran napas orang yang terinfeksi (yang keluar melalui batuk dan bersin).
Survei Kebutuhan untuk Cek dan Edukasi Cara Menjaga Kesehatan Mata pada Masa Online Learning di Universitas Ciputra Surabaya Hadi, F. Siusanto; Effendy, Lyndia; Pribadi, Florence; Posuma, Anastasia Ellena; Budi, Stephanie Laurensia; Sampe, Jonah Alberto; Laning, Joseph Christian
Jurnal Leverage, Engagement, Empowerment of Community (LeECOM) Vol. 5 No. 2 (2023): Jurnal Leverage, Engagement, Empowerment of Community (LeECOM)
Publisher : Universitas Ciputra Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37715/leecom.v5i2.4095

Abstract

Setelah munculnya pandemi COVID-19, perubahan metode pembelajaran dari pembelajaran luring menjadi daring tentu mengubah kebiasaan sehari-hari dan berpengaruh terhadap kesehatan mata para pelajar. Kegiatan ini bertujuan untuk menilai kesehatan mata pelajar di sekitar Universitas Ciputra dan pemahaman pengetahuan pelajar dalam menjaga kesehatan mata. Kegiatan ini diselenggarakan di Corepreneur Universitas Ciputra yang diikuti sebanyak 45 peserta. Ditemukan hasil bahwa dari 27 pelajar yang menggunakan kacamata miopia, ada dua orang yang tidak mengeluhkan digital eye strain atau computer eye syndrome. Selain itu, didapatkan 46% mengeluhkan adanya sering pusing dan keluhan computer vision syndrome lainnya setelah membaca lebih dari 2 jam dan bermain gadget lebih dari dua jam. Sedangkan 17 pelajar lainnya dengan mata sehat tidak berkacamata mempunyai keluhan tersering yaitu sering mengucek mata 53%, namun jarang dari mereka yang mengeluhkan pusing bila membaca atau bermain gadget lebih dari dua jam. Hanya 6 % yang mengeluhkan pusing setelah membaca atau bermain gadget lebih dari dua jam dan mereka mendapatkan pelayanan cek kesehatan mata dan konsultasi lebih lanjut. Hasil konsultasi ada beberapa dari mereka yang setelah dicek menggunakan Snellen chart dan refraktometer, membutuhkan kacamata untuk mengatasinya, dan dilanjutkan dengan pemberian edukasi cara menjaga kesehatan mata yang tepat di masa transformasi digital ini.
Enterocutaneous fistula et cause abdominal tuberculosis in community: An emergency diagnosis challenge Hadi, Siusanto; Ferdinandus, Pieter David Adriaan; Wartiningsih, Minarni; Messakh, Billy Daniel; Agung, Purwakaning Purnomo; Sekarputri , Cempaka Harsa; Gonaldy, Vincent Aurelius
Malahayati International Journal of Nursing and Health Science Vol. 7 No. 11 (2025): Volume 7 Number 11
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawatan-fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/minh.v7i11.627

Abstract

Background: A fistula is defined as an abnormal connection that connects two hollow spaces of the body. Fistula are divided into two categories, internal and external. Abdominal TB can mimicks other diseases including Enterocutaneous fistula that occur due to chron’s disease, malignancy, typhoid or radiation exposure. Tuberculosis is a rare cause of enterocutaneous fistula increasing the needs of clinicians to diagnose TB in an emergency manner. Purpose: To assess clinical manifestation of enterocutaneous fistula in patient with abdominal tuberculosis, and to determine the best emergency diagnosis tools in the progress of diagnosing abdominal tuberculosis. Method: This literature review is guided by the PICOS framework, encompassing materials published from 2000 to 2024. Data were obtained from diverse sources such as PubMed Central, Google Scholar, Science Direct, Elsevier (SCOPUS), scientific journals, articles, and books. The analysis proceeded through three stages: data reduction, presentation, and formulation of conclusions. Studies fulfilling the inclusions criteria were selected. Results: Patient with TB could have enterocutaenous fistula as one of its clinical manifestations, therefore. This study concludes that multiplex PCR shows an outstanding result for its specificity making it highly effective in ruling out non-tubercular diseases with minimum false positive. Conclusion: Enterocutaneous fistula in intestinal tuberculosis often presents without clear thoracic imaging of pulmonary TB, complicating diagnosis. Abdominal TB's non-specific symptoms can mimic other diseases, making CT scans and ultrasonography useful, though not definitive. Laparoscopy, combined with histological examination, remains the most reliable diagnostic tool. Laboratory tests like ADA levels, PCR, and culture are essential in confirming the diagnosis. A diagnostic algorithm and early anti-tubercular therapy can help when test results are inconclusive.