Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Jurnal Inovasi dan Pelayanan Publik Makassar

KAJIAN LINGKUNGAN TEMPAT PEMILAHAN SAMPAH DI KOTA MAKASSAR Asmi Citra Malina; Suhasman Suhasman; Asikin Muchtar; Sulfahri Sulfahri
Jurnal Inovasi dan Pelayanan Publik Makassar Vol 1 No 1 (2017): Jurnal Inovasi dan Pelayanan Publik Makassar
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Kota Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (325.317 KB)

Abstract

This study aims to evaluate the existing condition of waste sorting place in Makkassar City and the existing regulations in supporting the handling of waste in Makassar City in order to produce formulation of waste sorting system from household to TPS. Methods of data collection used in this study are: (1) study of literature and regulation, and waste management system in several cities and major countries to be adopted in Makassar; (2) field survey to find out the complaints in the community around the place of sorting of garbage; (3) Focus Group Discussion (FGD) from various stakeholders including the community around the place of waste segregation and related SKPD. Likert scale (as one of attitude scale) for the development of statistical analysis technique where ordinal data is converted to interval data, the result will be analyzed using Analytic Hierarchy Process (AHP) to formulate policy about septic and environmentally friendly waste separation place in Makassar City. The result of the research shows that: (1) Waste Bank and TPS3R in Makassar city can improve the economy of society and reduce unemployment, (2) Waste Bank in Makassar city acceptable to society and not cause negative impact, (3) TPS3TR in Makassar City according to people's perception around the location can make dirty air due to dust and environmental smoke, (4) TPS3TR in Makassar City according to the perception of the people around the location can disrupt the general traffic around the TPS3R location, (5) Garbage Bank and TPS3R in Makassar City can improve people's economy and reduce unemployment.
KAJIAN RUANG TERBUKA HIJAU: PELUANG PENGEMBANGAN HUTAN KOTA DI KOTA MAKASSAR Achmad Rizal Hak Bisjoe; Retno Prayudyaningsih; Azikin ` Muchtar
Jurnal Inovasi dan Pelayanan Publik Makassar Vol 3 No 2 (2019): Jurnal Inovasi dan Pelayanan Publik Makassar
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Kota Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (591.103 KB)

Abstract

Makassar sampai saat ini masih harus berupaya memenuhi luasan minimal hutan kota, yaitu 10% dari luas wilayah perkotaan yang disyaratkan. Sampai dengan tahun 2011 hutan kota di Makassar, baru mencapai total luasan 67,9 hektare yang tersebar pada 11 lokasi, baik di lahan publik maupun lahan milik. Dengan luas wilayah perkotaan 17.580 hektare, Makassar seharusnya memiliki hutan kota minimal seluas 1.758 hektare (10%). Dengan total luas 67,9 hektare, Makassar baru memenuhi 3,86% luas hutan kota ynag dipersyaratkan. Oleh karena itu, masih kekurangan 96,14% untuk memenuhi persyaratan minimal persentase hutan kota. Untuk maksud tersebut, diperlukan penelitian peluang pengembangan hutan kota di Makassar. Pendekatan yang dilakukan adalah dengan mengidentifikasi lokasi yang berpotensi untuk pengembangan hutan kota, berdasarkan prioritas lahan publik yang layak kelola dengan mempertimbangkan beberapa variabel, antara lain: letak, luas, aksesibilitas, kondisi saat ini, potensi vegetasi, aktivitas masyarakat, dan bentuk pemanfaatan lahan. Tujuan penelitian adalah menyajikan bahan rekomendasi kebijakan untuk Pemerintah Kota Makassar tentang peluang pengembangan hutan kota di Makassar dalam upaya memenuhi persyaratan minimal persentase hutan kota yang harus dimiliki. Pendekatan penelitian menggunakan metode survei melalui studi kasus pengembangan hutan kota. Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan potensi pengembangan hutan kota di Makassar pada lokasi yang telah diamati berdasarkan indikator-indikator yang telah ditentukan. Kegiatan penelitian juga mencakup kegiatan lapang untuk pengamatan terhadap: kondisi biofisik, kondisi sosial masyarakat, kondisi vegetasi yang ada, potensi ekowisata dan fungsi edukasi. Seleksi lokasi calon hutan kota didasarkan pada peta RTRW kota Makassar 2015 – 2034. Lokasi yang terpilih selanjutnya disurvei untuk memastikan kondisi riil di lapang terkait status lahan, aksesibilitas dan penggunaan lahan dan aktivitas masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan ada 5 wilayah di kota Makassar yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai hutan kota, yaitu: (1) hutan rawa Bung BTP, (2) Waduk Tunggu Pampang, (3) hutan rawa Antang dekat perumahan pemprov Sul-Sel, (4) Eks Terminal Toddopuli, dan (5) sepanjang pantai Tanjung Layar Putih dan Sempadan Sungai Jeneberang. Ditinjau dari aspek biofisik dan sosial, wilayah tersebut layak dikembangkan sebagai hutan kota, dengan tetap mempertimbangkan kepastian status lahan, pemilihan jenis pohon, persiapan lahan, dan koordinasi dengan berbagai pihak terkait.
Potensi Hutan Mangrove Dan Karbon Tersimpan pada Hutan Mangrove Lantebung Di Kota Makassar Asikin Muchtar; Herawaty Herawaty; indra wijaya
Jurnal Inovasi dan Pelayanan Publik Makassar Vol 6 No 1 (2022): Jurnal Inovasi dan Pelayanan Publik Makassar
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Kota Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi hutan mangrove Lantebung Kota Makassar dan mengetahui potensi karbon tersimpan pada hutan mangrove Lantebung Kota Makassar. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, yaitu melakukan pengamatan langsung ke lapangan dengan mengamati kondisi hutan mangrove, mengukur luas hutan mangrove Lantebung, dan kondisi lainnya. Pengukuran potensi hutan mangrove dapat dilakukan dengan teknik membuat plot ukur dengan ukuran 10 m x 10 m sebanyak 5 plot, semua pohon mangrove yang terdapat dalam plot ukur tersebut diamati kemudian diukur diameter pohon dan tinggi pohon untuk menghitung besarnya volume pohon yang ada dalam kawasan hutan mangrove Lantebung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa potensi hutan mangrove di Lantebung adalah cukup besar yang ditunjukkan oleh nilai hasil perhitungan volume pohon sebesar 5.259,81 m3, dengan nilai rata-rata volume pohon per hektar sebesar 1.051,96 m3, dengan luas hutan mangrove Lantebung 30 Ha.dan potensi cadangan karbon tersimpan pada hutan mangrove Lantebung adalah cukup memadai, yang ditunjukkan oleh nilai hasil perhitungan karbon tersimpan sebesar 347,819 kg, dengan nilai rata-rata karbon tersimpan sebesar 69,564 kg, dengan luas hutan mangrove Lantebung 30 ha.
PENGARUH SOSIAL EKONOMI, SOSIAL BUDAYA, DAN LINGKUNGAN FISIK MANGROVE TERHADAP PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PELESTARIAN MANGROVE LANTEBUNG KOTA MAKASSAR Asikin Muchtar; Indra Wijaya; Robertus Wanggung; Herawaty Herawaty
Jurnal Inovasi dan Pelayanan Publik Makassar Vol 7 No 1 (2023): Jurnal Inovasi dan Pelayanan Publik Makassar
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Kota Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.120066/inovasi-dan-pelayanan-publik-makassar.v7i1.86

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor sosial ekonomi, sosial budaya, dan lingkungan fisik mangrove secara parsial berpengaruh siginikan terhadap partisipasi masyarakat dalam pelestarian hutan mangrove Lantebung Kota Makassar, dan menganalisis faktor sosial ekonomi, sosial budaya, dan lingkungan fisik mangrove secara simultan berpengaruh signifikan terhadap partisipasi masyarakat dalam pelestarian hutan mangrove Lantebung, Kota Makassar. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi lapangan, yaitu mengunjungi dan mengamati secara langsung kondisi sosial masyarakat dalam pelestarian hutan mangrove Lantebung Kota Makassar, kemudian penyebaran questioner kepada responden serta melakukan wawancara dengan responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor sosial budaya dan fisik lingkungan secara parsial berpengaruh sangat signifikan terhadap partisipasi masyarakat dalam pelestarian hutan mangrove Lantebung, Kota Makassar, ditunjukkan dengan nilai t hitung 3.263 > nilai t tabel 2.042. Serta sosial budaya dan lingkungan fisik mangrove secara simultan berpengaruh sangat signifikan terhadap partisipasi masyarakat dalam pelestarian hutan mangrove Lantebung, Kota Makassar, dengan nilai f hitung 58.885 > nilai f tabel 4.420, dan nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 85,50%.