Asyruni Multahada
Institut Agama Islam Sultan Muhammad Syafiuddin Sambas

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

INTEGRASI AGAMA DAN SAINS: Bukti Kebenaran Al-Qur’an Asyruni Multahada
Borneo : Journal of Islamic Studies Vol. 2 No. 1 (2021): BORNEO: Journal of Islamic Studies
Publisher : Institut Agama Islam Sultan Muhammad Syafiuddin Sambas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (297.286 KB) | DOI: 10.37567/borneo.v2i1.751

Abstract

Religion and science both have a very important role in human life. Religion is a guide or direction in life to lead an ethical, moral and civilized life. While science provides a lot of knowledge to humans, with the development of science it will advance the world with various discoveries that will facilitate and facilitate human survival. Integration seeks to create a conceptual unity between religion and science, thus leading to a re-formulation of the theological interpretation of religion. Religion is able to answer problems that science cannot answer. Religion can help science in developing scientific insights. Science can reveal the truths contained in the Qur'an, so that science can help mankind to increase their faith and devotion to Allah SWT.
IMPLEMENTASI METODE BEKESAH PADA ANAK MELAYU SAMBAS Asyruni Multahada
Cross-border Vol. 2 No. 1 (2019): Cross-border
Publisher : Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat Institut Agama Islam Sultan Muhammad Syafiuddin Sambas Kalimantan Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The bekesah or storytelling method is a method that can be used to internalize the values of early childhood education. Parents and the public must understand and know that preserving the bekesah method can have a positive impact on the development of children's character, and can maintain the existence of culture, such as folklore in the current era of modernization. Preserving folklore through the bekesah method can be done verbally (spoken), or story books. However, there are very few books on folklore, especially from the Sambas area, so they need to be redeveloped. Now folk tales have also been released into a song, such as the song Batu Ballah and the song Datok Kulub which is a Sambas folk song.
UPAYA GURU DALAM MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA PASCA PEMBELAJARAN DARING PADA MATA PELAJARAN AGAMA ISLAM KELAS VIII DI SMP NEGERI 08 TELUK KERAMAT TAHUN PELAJARAN 2021/2022 Dede Wahyuni; Suriyadi Suriyadi; Asyruni Multahada
Lunggi Journal Vol. 1 No. 2 (2023): Lunggi Journal: Literasi Unggulan Ilmiah Multidisipliner
Publisher : Institut Agama Islam Sultan Muhammaad Syafiuddin Sambas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana minat belajar siswa pasca pembelajaran daring khususnya di SMP Negeri 08 Teluk Keramat yang merupakan salah satu sekolah yang menerapkan proses pembelajaran daring selama covid-19. pada era new normal kabupaten sambas sudah memasuki zona kuning dan telah memulai kembali aktivitas pembelajaran tatap muka dengan sistem menerapkan protokol Kesehatan. Penelitian ini bersifat deskriftif kualitatif dan teknik pengumpulan data dari penilitian ini adalah wawancra, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan:1.Minat belajar siswa baik, yaitu dengan menunjukan indikator minat belajar perasaan senang, keterlibatan siswa, ketartarikan siswa, dan perhatian siswa; 2.kendala yang di hadapi guru pendidikan agama islam dalam meningkatkan minat belajar siswa pasca pembelajaran daring adalah waktu belajar yang sedikit, intelegensi yang rendah, motivasi yang rendah, faktor keluarga dan masyarakat.; 3. Usaha yang dilakukan guru pendidikan agama Islam dalam meningkatkan minat belajar siswa pasca pembelajaran daring adalah dengan memberikan pujian, melakukan pendekatan kepada siswa, melakukan mimik/ gerak badan, memberikan metode pembelajaran yang bervariasi, melakukan kegiatan yang dapat menyenangkan hati siswa.
PERAN GURU DALAM MENGATASI PERILAKU TANTRUM PADA ANAK KELOMPOK B1 DI TK BNINNEKA DARMA WANITA PERSATUAN KABUPATEN SAMBAS TAHUN PELAJARAN 2021/2022 Devi Devi; Topik Topik; Asyruni Multahada
Lunggi Journal Vol. 1 No. 3 (2023): Lunggi Journal: Literasi Unggulan Ilmiah Multidisipliner
Publisher : Institut Agama Islam Sultan Muhammaad Syafiuddin Sambas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini berawal dari melihat fenomena yang terjadi saat pembelajaran di kelas, ada sebagian siswa perilakunya lain dari siswa biasanya di kelas yaitu adanya siswa berprilaku tantrum, oleh sebab itu guru berperan untuk mengatasi anak tantrum tersebut. Tujuan untuk memperoleh informasi yang jelas tentang: 1) Mengetahui dan menganalisis cara guru dalam mengatasi perilaku tantrum pada anak TK Bhinneka Bhinneka Darma Wanita Persatuan Sambas. 2) Faktor pendukung dan penghambat guru dalam mengatasi perilaku tantrum pada anak TK. Bhinneka Darma Wanita Persatuan Sambas. Subjek penelitian ini yaitu: Guru sejumlah 2 orang dan anak TK Bnineka Darma Wanita Persatuan kelompok B1. Mendapatkan data yang berhubungan dengan fokus penelitian, peneliti mengadakan wawancara, observasi dan dokumentasi dengan menggunakan pedoman wawancara, pedoman observasi sebagai alat pengumpul datanya. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data kualitatif. Peneliti menggunakan dua teknik yaitu: 1) Teknik Triangulasi, 2) Teknik Member Check. Hasil penelitian: 1) Cara guru dalam mengatasi perilaku tantrum pada anak dengan cara: mencari tahu penyebab anak mengalami tantrum, memberi pengertian atau nasehat kepada anak, mengalihkan perhatian anak, memberikan kegiatan bermain lain kepada anak, memisahkan tempat main anak yang sedang tantrum dengan anak yang lain, mendekap agar anak merasa nyaman. 2) Faktor pendukung dan penghambat guru dalam mengatasi perilaku tantrum pada anak yaitu: Faktor Pendukung: Temper tantrum merupakan salah satu cirri anak bermasalah dalam perkembangan emosi seperti marah berlebihan, ingin merusak diri, dan barang-barangnya, tidak dapat mengungkapkan yang diinginkan, takut yang sangat kuat sehingga mengganggu interaksi dengan lingkungannya. Juga sering kali memperlihatkan malu hingga menarik diri dari lingkungan, dan hipersensitif maksudnya sangat peka sulit mengatasi perasaan tersinggungnya, dan pandangannya cenderung negative bersikap murung. Adapun yang menjadi faktor pendukung dalam menangani anak tantrum yaitu: kesehatan anak, minat dan motivasi, cara belajar anak, pergaulan yang baik di lingkunngan tempat tinggal, keluarga yang harmonis. Faktor Penghambat: Pendidik belum mampu menerapkan strategi yang tepat agar anak tidak mengulangi tantrum mereka secara terus menerus, kurangnya kerjasama antara pendidik dan orang tua dalam mendidik anak, masih kurangnya pemahaman pendidik tentang anak usia dini dan kurangnya kemampuan pendidik dalam mengontrol emosi ketika menghadapi perilaku tantrum anak.