Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pembentukan Posyandu Sehat Jiwa Di Desa Tambakasri Kec. Tajinan Kabupaten Malang Di Era Pandemi Covid-19 Tahap II Yafet Pradikatama Prihanto; Wibowo
Jurnal Humanis ( Jurnal Pengabdian Masyarakat ISTeK ICsada Bojonegoro) Vol. 6 No. 1 (2021): Jurnal HUMANIS
Publisher : LP2M STIKes ICsada Bojonegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (109.582 KB)

Abstract

ABSTRAK Desa Tambakasri merupakan salah satu desa yang yang terletak di Kecamatan Tajinan, Kabupaten Malang. Posyandu dikelola oleh Kader kesehatan, dimana persyaratan Kader tersebut adalah sudah memiliki anak dan tidak bekerja. Para Kader tersebut telah mendapatkan pelatihan dari Puskesmas Tajinan, namun pelatihan yang didapatkan tersebut hanya berfokus pada seputar pencegahan dan pengobatan masalah fisik pada balita dan lansia. Puskesmas Tajinan sebagai salah satu mitra pengabdian kepada masyarakat dari STIKes Panti Waluya Malang mengajukan permohonan untuk memberikan pelatihan pembentukan dan pengelolaan Posyandu sehat jiwa, karena ditemukan beberapa kasus gangguan jiwa di Desa Tajinan. Tahap awal pembentukan Posyandu sehat jiwa telah dilakukan, yaitu melatih para kader untuk dapat melakukan screening dan deteksi dini terkait masalah gangguan jiwa pada kelompok keluarga sehat, beresiko, maupun dengan salah satu anggota keluarganya mengalami gangguan jiwa. Tahap awal telah terlaksana dengan cukup baik, maka selanjutnya dilakukan pemberian materi mengenai Posyandu sehat jiwa dan praktek langsung Posyandu sehat jiwa. Kegiatan dilanjutkan dengan penyusunan modul materi untuk pelatihan Posyandu sehat jiwa. Sebelum dan sesudah kegiatan pelatihan, dilakukan test untuk menilai kemampuan kognitif dan psikomotor para kader kesehatan di Desa Tambakasri sebagai salah satu alat untuk evaluasi. Kata Kunci : Kader Kesehatan, Pembentukan Posyandu sehat jiwa
Pemberdayaan Pengasuh Lansia Dalam Pemanfaatan Lidah Buaya (Aloe Vera) Sebagai Upaya Preventif Menghadapi Pandemi Covid-19 Melalui Pembuatan Produk Sabun Dan HS Di Panti Werdha Pangesti Lawang Wibowo; Ellyvina Setya Dhini; Devanus Lahardo
Jurnal Humanis ( Jurnal Pengabdian Masyarakat ISTeK ICsada Bojonegoro) Vol. 6 No. 2 (2021): Jurnal HUMANIS
Publisher : LP2M STIKes ICsada Bojonegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (274.154 KB)

Abstract

ABSTRAK Dengan pertambahan usia, tubuh akan mengalami berbagai penurunan akibat proses penuaan, hampir semua fungsi organ dan gerak menurun, diikuti dengan menurunnya imunitas sebagai pelindung tubuh pun tidak bekerja sekuat ketika masih muda. Inilah alasan mengapa orang lanjut usia (lansia) rentan terserang berbagai penyakit, termasuk COVID-19 yang disebabkan oleh virus Sars-Cov-2. Pemerintah, lewat Gugus Tugas untuk Penanganan COVID-19, telah mewanti-wanti agar kelompok lansia diperhatikan betul selama pandemi. Apalagi yang memiliki riwayat penyakit kronis. Kalau mereka terpaksa keluar rumah, moda transportasi yang penuh sesak harus dihindari. Ketika sampai di rumah harus segera melepas masker, mencuci tangan dengan sabun serta air mengalir selama 20 detik, serta berganti pakaian. Kegiatan Program Kemitraan Masyarakat “Pemberdayaan Pengasuh Lansia Dalam Pemanfaatan Lidah Buaya (Aloe Vera) Sebagai Upaya Preventif Menghadapi Pandemi Covid 19 Melalui Pembuatan Produk Sabun Dan HS di Panti Werdha Pangesti Lawang adalah 0% dari total 60 total pengguninya yang berarti sampai saat ini tidak ada lansia yang tertular covid 19.Pengasuh lansia yang dihubungi menjelaskan setidaknya ada empat masalah krusial yang dihadapi para lansia di situasi pandemi saat ini. Tanaman aloe vera menjadi semakin populer karena manfaatnya yang semakin luas diketahui sebagai sumber penghasil bahan baku untuk aneka produk dari industri, kosmetik, makanan, dan farmasi. Pemanfaatan tersebut sayangnya masih kurang dalam produksi pembuatan sabun cuci tangan dan hand sanitizer di masyarakat. Hal ini dapat disebabkan karena adanya bahan kimia gliserin yang dirasa lebih praktis dibanding tanaman aloe vera. Padahal aloe vera di Indonesia sangat berlimpah karena bisa tumbuh tanpa persiapan khusus. Berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan, Pada saat studi pendahulkuan tanggal 20 November 2020 di Panti Pangesti diadapatkan bahwa panti werdha tersebut memiliki lahan yang luas, namun tidak dilakukan pemenfaatan lahan untuk menanam Aloe vera dengan alasan tanaman tersebut manfaatnya tidak banyak diketahuai oleh para pendamping lansia. Saat ditanya tentang manfaat tanaman tersebut untuk digunakan sebagai sabun dan Hand Sanitizer dalam rangka sarana pencuci tangan untuk pencegahan covid 19, 10 orang yang ditanya semuanya belum mengetahui dan belum tahu proses pembuatannya. Kegiatan pengabdian ini dilakukan pada tanggal 6 dan 7 Februari 2021 dengan tujuan agar masyarakat, khususnya para pengasuh, mampu menambah wawasan dan pengetahuan dalam memanfaatkan gel aloe vera sebagai pengganti gliserin dalam pembuatan sabun cuci tangan dan hand sanitizer. Selain itu, khalayak sasaran juga mampu membuat sabun cuci tangan dan hand sanitizer sendiri menggunakan bahan-bahan yang diberikan dengan memanfaatkan gel aloe vera sehingga bisa menekan biaya pengadaan sabun dan hand sanitizer.
Pemberdayaan Anggota PKK Kelurahan Kauman Kota Malang dalam Pembuatan Lilin Aromaterapi Ani Riani Hasana; Wibowo
Kolaborasi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 3 No 1 (2023): Kolaborasi: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Yayasan Inspirasi El Burhani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56359/kolaborasi.v3i1.216

Abstract

Introduction: This Community Service Activity begins with an initial assessment of the situation in the field. The initial study found problems from the results of a preliminary study conducted by interviewing elderly people who experienced insomnia in Kauman Village, Malang City, as many as 10 elderly people who experienced insomnia. Objective: This community service activity aims to provide knowledge related to making aromatherapy candles. Method: The implementation of this activity begins with the process of evaluating the level of knowledge and attitudes of PKK cadres regarding the prevention stress and how to make of aromatherapy candles by conducting a pre-test using a questionnaire. Then, the team provided education about the prevention stress and how to make of aromatherapy candles by using appropriate media. This activity was carried out using the transfer & sharing method of knowledge by using aids of audiovisual media and leaflets, and practice of making aromatherapy candles. Besides being open for discussion sessions, questions, and answers related to aromatherapy candles. Result: The success of the PkM program can be seen from this. This can be seen from the average increase in understanding ability to 33.57%. The pretest average value of the 23 PkM participants was 65.2% and after participating in the PkM activities the understanding of the activity participants obtained the posttest average value of the 23 PkM participants was 98.3%. Then from the results of the evaluation of the skills of the participants, a value of 86.67 was obtained and could be categorized as skilled. Conclusion: We concluded that providing education related to how to make aromatherapy candles could increase people's knowledge and attitudes.