Nenden Ineu Herawati, Nenden Ineu
Universitas Pendidikan Indonesia

Published : 9 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Karakteristik Perkembangan Sosial Emosi Siswa SD Laboratorium UPI Kampus Cibiru Dikaitkan Dengan Sistem Pembelajaran Full Day School Kartika, Hj. Entang; Herawati, Nenden Ineu
EduHumaniora | Jurnal Pendidikan Dasar Kampus Cibiru Vol 1, No 1: Januari 2009
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/eh.v1i1.2716

Abstract

Sekolah Dasar Laboratorium UPI Kampus Cibiru, merupakan model sekolah dasar 5 tahun, yang didalamnya juga menyelenggarakan program akselerasi atau percepatan untuk memfasilitasi siswa yang cerdas dan berbakat. Demikian juga program inklusisi diterapkan. Oleh karena itu kurikulum SD yang dirancang untuk 6 tahun dimodifikasi menjadi 5 tahun, maka lama jam pelajaran di sekolah menjadi panjang dengan sebutan sehari penuh (full day). Berdasarkan hal tersebut program pembelajaran difokuskan kepada hal‐hal yang sifatnya pengembangan kognitif, sehingga aspek lainnya yakni afektif dan psikomotor terabaikann. Dengan ini hasil pengamatan menunjukan social emosi siswa SD Lab School sepertinya belum berkembang secara optimal. Tujuan penelitian ini ingin mendapat gambaran perkembangan social emosi siswa SD Lab School dikaitkan dengan system pembelajaran full day.
Pendidikan Inklusif Herawati, Nenden Ineu
EduHumaniora | Jurnal Pendidikan Dasar Kampus Cibiru Vol 2, No 1: Januari 2010
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/eh.v2i1.2755

Abstract

ABSTRAKUraian singkat tentang pendidikan inklusif adalah pendidikan yang ramah untuk semua anak, dengan sistem layanan pendidikan yang mensyaratkan anak berkebutuhan khusus belajar di sekolah-sekolah terdekat di kelas biasa bersama teman-teman seusianya. Sejarah pendidikan inklusif di dunia pada mulanya diprakarsai dan diawali dari negara-negara Scandinavia (Denmark, Norwegia, Swedia), Amerika tahun 1960-an, Inggris dalam Ed.Act. 1991, selanjutnya deklarasi Bangkok tahun 1994 mencetuskan perlunya pendidikan inklusif, di Indonesia tahun 2004 lalu tahun 2005 di8adakan simposium Internasional di Bukit Tinggi. Tujuan Pendidikan inklusif di antaranya memenuhi amanat UUD 1945 pasal 31 sedangkan yang melandasi pendidikan inklusif adalah filosofis, yuridis, dan empirik. KataKunci : Konsep, Sejarah, Tujuan, Landasan Pendidikan Inklusi
Pendidikan Pertama Pada Anak Herawati, Nenden Ineu
EduHumaniora | Jurnal Pendidikan Dasar Kampus Cibiru Vol 3, No 1: Januari 2011
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/eh.v3i1.2801

Abstract

AbstrakPendidikan selalu berkaitan dengan pembelajaran, sebagaimana yang tercantum dalam undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan sepiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Dengan demikian, dalam pendidikan ada pembelajaran, tempat anak mendapatkan pendidikan dan pembelajaran, tentu anak memperoleh pengetahuan seperti belajar membaca, menulis dan berhitung. Oleh karena itu, belajar dapat didefinisikan adanya perubahan perilaku oleh kernanya kita sering mendengar di masyarakat bahwa pendidikan awal atau pertama anak adalah di sekolah taman kanak-kanak atau di sekolah dasar. Tokoh pendidikan terdahulu yakni Ki Hadjar Dewantara, mengatakan pendidikan yang pertama dan utama pada anak adalah di lingkungan keluarga. Pernyataan tersebut benar, sebab di lingkungan keluarga bagi anak merupakan peletak pembentukan perilaku.Kata Kunci :Pendidikan, Anak
MENGEMBANGKAN PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK MENINGKATKAN TUGAS PERKEMBANGAN MAHASISWA UPI KAMPUS CIBIRU Herawati, Nenden Ineu
Jurnal Penelitian Pendidikan Vol 35, No 1 (2018): April 2018
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jpp.v35i1.12161

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi pentingnya layanan bimbingan dan konseling diberikan kepada semua peserta didik termasuk mahasiswa UPI Kampus Cibiru, dalam pemberian layanan bimbingan dan konseling tersebut perlu dipersiapkan programnya dahulu yang dilandasi pada layanan yang sangat diperlukan oleh mahasiswa, berdasarkan pengamatan awal ternyata layanan bimbingan yang sangat essensial dalam memfasilitasi dan mengembangkan tugas perkembangannya, karena menurut pendapat ahli psikologi perkembangan Havighurst jika individu mencapai tugas perkembangan yang optimal akan memperoleh kebahagiaan dan sebaliknya jika tidak mencapai tugas perkembangan yang optimal akan mendapat kesedihan dan menghambat tugas perkembangan selanjutnya. Oleh karena itu tugas perkembangan yang optimal akan berimplikasi kepada prestasi belajarnya. Metode penelitian yang dilakukan dengan deskriptif, instrumen penelitiannya I T P(Inventori Tugas Perkembangan). Hasil dan pembahasan diperoleh setelah di tes tugas-tugas perkembangan mahasiswa dengan ITP menunjukan belum mencapai tugas perkembangan pada aspek kematangan intelektual, kemandirian perilaku ekonomis, landasan perilaku etis dan kesiapan untuk menikah dan berkeluarga.Sehingga disususnlah program Bimbingan dan konseling untuk memfasilitasi meningkatkan tugas perkembangan mahasiswa, program layanan Bimbingan dan Konseling terdiri atas layanan dasar, layanan responsif, layanan perencanaan individual dan layanan dukungan sistem.
RE-INTERPRETASI DAN RE-ORIENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF Herawati, Nenden Ineu
EduHumaniora | Jurnal Pendidikan Dasar Kampus Cibiru Vol 10, No 2: Juli 2018
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/eh.v10i2.11906

Abstract

Abstract: The understanding of inclusive education is still inaccurate, so the interpretation and orientation towards that implementation are not appropriate as it should be. Nowadays, be found in the field that term of inclusive education is only limited to children with special needs learned together with general children in regular schools. Whereas, the term of inclusive education refer to provide the possible opportunity or access widely for all children in order to obtain the quality of education and in accordance with the needs without discrimination. Therefore, schools that enroll in inclusive education are required to adjust in terms of curriculum, facilities, the infrastructure of education, and learning systems as well that adjusted with the needs of children with special needs. In the other hand, children with special needs are those with temporary or permanent special needs that require more intense educational services. If children are required to receive an education service that is appropriate to their needs and existence through an inclusive education program, it will provide the possible opportunity widely for all children with special needs to get a proper education according to their needs. Moreover, it can create an education system that respects to diversity, non-discrimination and friendly in learning. Thus, it can implement the mandate of the Constitution of 1945, article 31, paragraph 1, Law of 2003 No. 20 regarding National Education System on article 5, paragraph 1, and Law of 2002 No 23 regarding The Right and Protection of Children in article 51. Abstrak: Pemahaman terhadap pendidikan Inklusif masih belum tepat, sehingga in terpretasi dan o-rientasi pelaksanaannya pun belum sesuai  sebagaimana seharusnya yang sekarang dijumpai di lapangan bahwa yang dinamakan pendidikan inklusif adalah hanya sebatas anak kebutuhan khusus belajar bersama-sama dengan anak-anak normal di sekolah reguler.Padahal yang dinamakan pendidikan inklusif adalah memberikan kesempatan atau akses yang seluas-luasnya kepada semua anak untuk memperoleh pendidikan yang bermutu dan sesuai dengan kebutuhan tanpa diskriminasi, oleh karena itu sekolah yang menyeleggarakan pendidikan inklusif dituntut harus menyesuaikan baik dari segi kurikulum, sarana dan prasarana pendidikan maupun sistem pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan individu peserta didik yang berkebutuhan khusus. Sedangkan yang dimaksud dengan anak berkebutuhan khusus adalah mereka yang memiliki kebutuhan khusus sementara atau permanen yang membutuhkan pelayanan pendidikan yang lebih intens. Jika anak berkebutuhan mendapat layanan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dan keberadaannya melalui program pemdidikan inklusif, maka akan memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada semua anak berkebutuhan khusus mendapatkan pendidikan yang layak sesuai dengan kebutuhannya. Serta dapat menciptakan sistem pendidikan yang menghargai keanekaragaman, tidak diskriminasi serta ramah terhadap pembelajaran sehingga dapat mengamalkan amanat Undang-Undang-Undang 1945 pasal 31 ayat 1 juga undang-undang  No 20 tahun 2003 tentang system pendidikan Nasional pasal 5 ayat 1 dan Undang-Undang no 23 tahun 2002 tentang hak dan perlindungan anak pasal 51.
MENGEMBANGKAN PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK MENINGKATKAN TUGAS PERKEMBANGAN MAHASISWA UPI KAMPUS CIBIRU Herawati, Nenden Ineu
Jurnal Penelitian Pendidikan Vol 35, No 1 (2018): April 2018
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jpp.v35i1.12161

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi pentingnya layanan bimbingan dan konseling diberikan kepada semua peserta didik termasuk mahasiswa UPI Kampus Cibiru, dalam pemberian layanan bimbingan dan konseling tersebut perlu dipersiapkan programnya dahulu yang dilandasi pada layanan yang sangat diperlukan oleh mahasiswa, berdasarkan pengamatan awal ternyata layanan bimbingan yang sangat essensial dalam memfasilitasi dan mengembangkan tugas perkembangannya, karena menurut pendapat ahli psikologi perkembangan Havighurst jika individu mencapai tugas perkembangan yang optimal akan memperoleh kebahagiaan dan sebaliknya jika tidak mencapai tugas perkembangan yang optimal akan mendapat kesedihan dan menghambat tugas perkembangan selanjutnya. Oleh karena itu tugas perkembangan yang optimal akan berimplikasi kepada prestasi belajarnya. Metode penelitian yang dilakukan dengan deskriptif, instrumen penelitiannya I T P(Inventori Tugas Perkembangan). Hasil dan pembahasan diperoleh setelah di tes tugas-tugas perkembangan mahasiswa dengan ITP menunjukan belum mencapai tugas perkembangan pada aspek kematangan intelektual, kemandirian perilaku ekonomis, landasan perilaku etis dan kesiapan untuk menikah dan berkeluarga.Sehingga disususnlah program Bimbingan dan konseling untuk memfasilitasi meningkatkan tugas perkembangan mahasiswa, program layanan Bimbingan dan Konseling terdiri atas layanan dasar, layanan responsif, layanan perencanaan individual dan layanan dukungan sistem.
Implementasi Pendidikan Inklusi di SDN Haurngombong II Amalida, Lusi; Herawati, Nenden Ineu
ELEMENTARY SCHOOL JOURNAL PGSD FIP UNIMED Vol 14, No 1 (2024): ELEMENTARY SCHOOL JOURNAL PGSD FIP UNIMED
Publisher : FIP Unimed

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/esjpgsd.v14i1.55311

Abstract

Pendidikan inklusif memiliki peran penting dalam mewujudkan kesetaraan, partisipasi, dan penghargaan terhadap keragaman di lingkungan pendidikan. Meskipun implementasinya masih dihadapkan pada berbagai tantangan dan hambatan. Penelitian ini bertujuan mengetahui implementasi pendidikan inklusif di SDN Haurngombong II. Jenis dan pendekatan dalam penelitian ini menggunakan kualitatif studi kasus. Responden penelitian yaitu kepala sekolah dan guru. Pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan menggunakan teknis analisis triangulasi data. Berdasarkan hasil penelitian permasalahan yang muncul terkait implementasi program pendidikan inklusi adalah kaitannya guru, siswa, orangtua, sekolah, masyarakat, pemerintah dan masih kurangnya sarana prasarana yang mendukung pelaksanaan program sekolah inklusi. Hal ini juga dikarenakan kurang adanya kerjasama dari berbagai pihak. Guru merupakan faktor utama dalam proses pendidikan inklusi, tetapi tanpa adanya bantuan dari pihak lain pelaksanaan sekolah inklusi tidak bisa berjalan dengan maksimal, sehingga selain guru yang ditangani, perlu juga menumbuhkan budaya sekolah inklusi baik didalam sekolah itu sendiri ataupun komunitas diluar sekolah tersebut, selain itu kebijakan pemerintah juga sangat menentukan pelaksanaan sekolah inklusi. Dalam pelaksanaan sekolah inklusi perlu adanya persiapan layanan dan sarana prasarana yang menunjang serta dukungan dari pemerintah sehingga implemtasi program pendidikan inklusi di sekolah dasar dapat terimplementasi dengan baik.Keywords: Pendidikan inklusi, Sekolah Dasar
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF DI SEKOLAH DASAR KABUPATEN BANDUNG BARAT Susanti, Teni; Herawati, Nenden Ineu
Jurnal Pendidikan Inklusi Citra Bakti Vol. 2 No. 1 (2024): Jurnal Pendidikan Inklusi Citra Bakti
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat STKIP Citra Bakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38048/jpicb.v2i1.3096

Abstract

Tujuan dilaksanakannya pendidikan inklusif adalah memberikan kesempatan kepada seluruh siswa untuk memenuhi hak anak penyandang disabilitas yaitu belajar bersama dengan siswa lainnya di lingkungan sekolah. Penyelenggaraan sekolah inklusif harus menginisiasi budaya inklusif, dan lingkungan yang ramah terhadap anak penyandang disabilitas. Penulisan artikel ini bertujuan untuk mengkaji implementasi pendidikan inklusif di Kabupaten Bandung Barat. Data yang diolah diperoleh melalui studi literatur, wawancara, dan observasi lapangan. Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Data yang diperoleh menunjukkan bahwa penyelenggaraan sekolah inklusif belum merata di setiap daerah, belum mempunyai aksesibilitas yang memadai, dan belum terpenuhinya tenaga pendidik yang berkompeten di bidang pendidikan khusus. Rekomendasi dari hasil penelitian ini adalah pemerintah melakukan sosialisasi kebijakan keseluruh pelaksana kebijakan, memperhatikan kompetensi sumber daya manusia, serta melakukan supervisi implementasi pendidikan inklusif, memberikan aturan jelas terkait dokumentasi kurikulum pendidikan inklusif.
Instrument to Assess the Perception of Sound and Rhythm for Children with Hearing Impairment Hernawati, Tati; Rusyani, Endang; Wibowo, Setyo Wahju; Herawati, Nenden Ineu
Journal of ICSAR Vol 7, No 1 (2023): January
Publisher : Department of Special Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um005v7i12023p115

Abstract

Children with hearing impairments experience hearing loss from mild to profound, which is grouped into hard of hearing and deafness. The direct impact of hearing loss is the inability/difficulty to catch various sounds, including the sound of the language. Those with hearing impairments must be made aware of sound, especially children classified as hard of hearing, whose remaining hearing must be stimulated to train their sensitivity so that their hearing function can be optimized. Therefore, they are given special services in the form Development of Communication, Perception of Sound and Rhythm. The program provided must be under their learning conditions and needs; therefore, an assessment is needed. This study aimed to formulate an assessment instrument for sound and rhythm perception for children with hearing impairments at Special Education Elementary School. This study used a qualitative approach with a descriptive method. This study was designed in three stages: (1) preliminary stage with literature study  and documentation study on the curriculum for developing sound and rhythm perception communication,f (2) drafting stage of the assessment instrument for Sound and Rhythm Perception, and (3) validation stage of assessment instrument by measurement & education experts for children with hearing impairment and practitioners (teachers at Special Education School). The result was a hypothetical sound and rhythm perception assessment instrument that needed to be implemented at the next research stage. This instrument for assessing the perception of sound and rhythm covered the aspects of sound detection, sound discrimination, and sound comprehension. This study result can be used as a reference for teachers in carrying out a sound perception assessment before conducting a special program for Developing Communication for the Perception of Sound and Rhythm.