Heri Dwi Putranto
Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu, Jalan WR. Supratman, Kandang Limun, Bengkulu 38371, Indonesia

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

STUDI PERAN KONTES BURUNG DAN PERSEPSI PEMELIHARA TERHADAP PROGRAM KONSERVASI PLASMA NUTFAH MURAI BATU (Copshycus Malabaricus) DI KOTA BENGKULU Beben Sastra Subrata; Heri Dwi Putranto; Suharyanto Suharyanto; Bieng Brata; Nurmeiliasari Nurmeiliasari; Desia Kaharudin
Naturalis: Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Vol. 11 No. 2 (2022)
Publisher : Badan Penerbitan Fakultas Pertanian (BPFP), Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/naturalis.11.2.24158

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran kontes burung dan persepsi pemelihara terhadap program konservasi plasma nutfah murai batu (Copsychus malabaricus) di Kota Bengkulu. Metode penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) dengan menggunakan pendekatan deskriptif dengan persentase. Data diperoleh dari hasil wawancara, kuisioner, dan observasi terhadap peserta kontes burung murai batu.  Sampel pada penelitian ini sebanyak 20 orang peserta kontes burung murai batu. Hasil penelitian menunjukkan Kontes burung murai batu dalam program konservasi plasma nutfah murai batu (Copsychus malabaricus) memiliki peranan yang baik. Hal ini dapat dilihat dari dampak kontes burungdimana memelihara burung murai batu berimplikasi pada kelestarian burung tersebut. Masyarakat menilai melalui kontes burung maka akan dapat meningkatkan jumlah populasi burung murai batu karena semakin banyaknya orang-orang yang menangkar burung murai batu baik untuk pribadi maupun penangkaran untuk dijual. Selain itu dengan adanya kontes burung murai batu, perburuan liar burung murai batu menurun. Masyarakat lebih memilih membeli burung murai batu di tempat penangkaran. Persepsi masyarakat terhadap program konservasi plasma nutfah murai batu (Copsychus malabaricus) dalam kategori tinggi. Hal ini dapat dilihat dari pengetahuan pemelihara terhadap burung murai batu. Dan kemampuan peserta kontes dalam memelihara burung murai batu sehingga layak untuk diikut sertakan dalam kontes burung murai batu.  
STUDI KOMPARATIF EKTOPARASIT PADA AYAM EKSOTIS DOMESTIKASI DENGAN SISTEM MANAJEMEN INTENSIF DI BENGKULU Meriana Meriana; Heri Dwi Putranto; Nurmeiliasari Nurmeiliasari; Agus Susatya; Bieng Brata
Naturalis: Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Vol. 11 No. 2 (2022)
Publisher : Badan Penerbitan Fakultas Pertanian (BPFP), Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/naturalis.11.2.24220

Abstract

Penelitian ini dilakukan pada bulan April sampai bulan Mei 2019. Dengan tujuan untuk untuk mengkomparatifkan ektoparasit yang terdapat pada ayam eksotis yaitu pada ayam burgo, ayam ketarras dan ayam kampung pada sistem pemeliharaan intensif yang sama di Commercial Zone and Animal Laboratory (CZAL) Universitas Bengkulu. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling yaitu investigasi ektoparasit yang terdapat pada 3 jenis ayam. Ketiga jenis tersebut yaitu ayam kampung, ayam burgo dan ayam kampung yang terdapat di Commercial Zone and Animal Laboratory (CZAL) Universitas Bengkulu.Ektoparasit dikoleksi langsung dari setiap individu ayam yang ditangkap dan dianalisis secara deskriptif kualitatif. Dari hasil penelitian diperoleh 5 jenis ektoparasit yaitu Echidnophaga gallinacea, Penicillidia dufourii, Lipeurus caponis, Menopon gallinae dan Rhipicephalus sanguineusdengan total ektoparasit 174 individu. Jumlah individu ektoparasit paling banyak ditemukan yaitu Menopon gallinae 68 individu, Echidnophaga gallinacea 25 individu, Rhipicephalus sanguineus 26 individu, Lipeurus caponis 42 individu, Penicillidia dufourii dan sebanyak 13 individu
KOMPARASI UKURAN MORFOMETRIK PADA TIGA JENIS AYAM DOMESTIK (AYAM BURGO, AYAM KETARRAS, DAN AYAM KAMPUNG) JANTAN DI BENGKULU Anggriawan Muhammad Nur; Heri Dwi Putranto; Nurmeiliasari Nurmeiliasari; Bieng Brata; Suharyanto Suharyanto; Sutriyono Sutriyono
Naturalis: Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Vol. 11 No. 2 (2022)
Publisher : Badan Penerbitan Fakultas Pertanian (BPFP), Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/naturalis.11.2.24222

Abstract

Tujuan penelitian untuk mengetahui komparasi ukuran morfometrik pada tiga jenis ayam domestik (ayam Burgo, ayam Ketarras, dan ayam Kampung) di Bengkulu. Penelitian ini menggunakan 3 jenis ayam jantan domestik di Bengkulu yaitu ayam Burgo, ayam Ketarras, dan ayam Kampung. Ayam yang digunakan masing-masing 10 ekor. Variabel yang diamati adalah bobot badan, panjang shank, panjang dada, lingkar dada, panjang tubuh, panjang rentang sayap, panjang paha atas, panjang paha bawah, panjang jari tengah, dan lingkar shank. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa bobot badan ayam Burgo dewasa rata-rata 1,00 ± 0,10 kg, panjang Shank 65,44 ± 1,66 mm, panjang dada 12,65 ± 0,63 cm, lingkar dada 26,26 ± 0,54 cm, panjang tubuh 29,95 ± 0,37 cm, panjang rentang sayap 34,40 ± 1,58 cm, panjang paha atas 50,28 ± 1,28 mm, panjang paha bawah 87,81 ± 1,14 mm, panjang jari tengah 50,87 ± 0,67 mm, dan lingkar Shank 4,08 ± 0,35 cm. Untuk bobot ayam Ketarras dewasa rata-rata 1,23 ± 0,19 kg, panjang Shank72,62 ± 2,17 mm, panjang dada 17,77 ± 0,42 cm, lingkar dada 30,10 ± 0,88 cm, panjang tubuh 40,05 ± 2,55 cm, panjang rentang sayap 41,90 ± 2,28 cm, panjang paha atas 98,14  ± 2,02 mm, panjang paha bawah 109,63 ± 0,80 mm, panjang jari tengah 66,94 ± 0,74 mm, dan lingkar Shank 3,99 ± 0,27 cm. Sedangkan ayam kampung dewasa rata –rata bobot badan 1,93 ± 0,16 kg, panjang Shank 74,53 ± 1,74 mm, panjang dada 20,35 ± 0,53 cm, lingkar dada 36,30 ± 0,54 cm, panjang tubuh 47,75 ± 2,34 cm, panjang rentang sayap 55,90 ± 2,28 cm, panjang paha atas 124,14 ± 1,20 mm, panjang paha bawah 159,61 ± 0,99 mm, panjang jari tengah 76,55 ± 0,60 mm, dan lingkar Shank 4,75 ± 0,49cm. Dapat disimpulkan secara umum morfometrik ayam Burgo, ayam Ketarras dan ayam  Kampung yang terdapat di provinsi Bengkulu berbeda, dimana ayam Burgo memiliki karakteristik morfometrik lebih kecil dibandingkan dengan Ketarras dan ayam Kampung.