Claim Missing Document
Check
Articles

Found 40 Documents
Search

RAFFLESIA LAWANGENSIS (RAFFLESIACEAE), A NEW SPECIES FROM BUKIT LAWANG, GUNUNG LEUSER NATIONAL PARK, NORTH SUMATRA, INDONESIA -SALLEH, K. MAT; MAHYUNI, RIDHA; SUSATYA, AGUS; VELDKAMP, J.F.
REINWARDTIA Vol 13, No 2 (2010): Vol. 13 No. 2
Publisher : Research Center for Biology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (962.542 KB) | DOI: 10.14203/reinwardtia.v13i2.2136

Abstract

MAT-SALLEH, K., MAHYUNI, R., SUSATYA, A. & VELDKAMP, J. F. 2010. Rafflesia lawangensis (Rafflesiaceae), a new species from Bukit Lawang, Gunung Leuser National Park, North Sumatra, Indonesia. Reinwardtia 13(2): 159-165. - Rafflesia lawangensis (Rafflesiaceae), a new species from Bukit Lawang, Gunung Leuser National Park, North Sumatra is described. The species was previously recorded as either R. arnoldi or R. atjehensis, but it is distinguished by the absence of windows, the large undulating exterior annulus, the short pubescence on the upper surface of perigone lobes, and the very wide of diaphragm opening. A key to species of Sumatran Raffesia is provided.
STATUS KEBERLANJUTAN PENYADAPAN GETAH POHON PINUS DI DESA BAYUNG KECAMATAN SEBERANG MUSI KABUPATEN KEPAHIANG Insan, Cahyadi; Susatya, Agus; Yahya, Ridwan
Naturalis: Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Vol 10, No 2 (2021)
Publisher : Badan Penerbitan Fakultas Pertanian (BPFP), Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/naturalis.10.2.20406

Abstract

SOCIAL-ECONOMIC MODALITIES, NON RICE FARMING ACTIVITIES AND THEIR ROLES ON THE VULNERABILITY OF CLIMATE CHANGE OF VILLAGES SURROUNDING KERINCI-KERINCI SEBLAT NATIONAL PARK, LEBONG, BENGKULU agus susatya
UNEJ e-Proceeding Proceeding of International Conference on Food Sovereignty and Sustainable Agriculture (FoSSA) 2017
Publisher : UPT Penerbitan Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The impacts of global warming are easily recognized by the extreme change of the climate at a given region. Moderate changes such as the shifting onset of rainy and dry seasons could also generate the hardship for rice farmers in areas which were known to have stable climatic regimes. The distortion of rainfall from its normal pattern will influence the grain production through the increasing failures of pollination processes and diseases. The determination of magnitude and vulnerability will assist to policy makers to provide proper interventions to render the impacts of climate change. The study was aimed to determine the vulnerability of Rice farming dominated villages near the Kerinci-National Park, and the role of socialeconomic modalities and non-rice farming practices to the vulnerability. Data used were social-economic profiles of 9 villages within Lebong Sakti district, Lebong Regency. Landuse types, the percentage of rice farmer households to the total household population, and the types of rice field were included as indicators for potential impacts for climate change, while education backgrounds, the type of household income, farmer group, and supporting infrastructures for rice farming, coffee production, and livestock were considerd indicators for adaptive capacity. Scoring and weighting processes of the indicators were carried out through focused group discussion with twelve experts from various government agencies. We followed Saiffudin et al (2017) to define the five vulnerability categories. The results showed that of 9 villages, Ujung Tanjung I, Ujung Tanjung II and Magelang Baru were respectively cotegorized as very high and high vulnerability. Only one village, Lemeupit was low vulnerability, and the rest were categorized as very low vulnerability. Villages that have their landuses dominated by simple and semi-irigated rice field would likely become high or very high vulnerabilities. The vulnerability even became greater, if the sensitivity as expressed by the high dependency of the population to rice agriculture was higher. Education backgrounds did not play determinant roles on adaptive capacity of the villages. The number of farmer groups, the agriculture infrastructures, and coffee productions made the majority of the villages categorized as very low vulnerability. The type household incomes and the animal husbandary substantially influenced the adaptive capacity as well as the vulnerability of the villages.
RAFFLESIA LAWANGENSIS (RAFFLESIACEAE), A NEW SPECIES FROM BUKIT LAWANG, GUNUNG LEUSER NATIONAL PARK, NORTH SUMATRA, INDONESIA K. MAT -SALLEH; RIDHA MAHYUNI; AGUS SUSATYA; J.F. VELDKAMP
REINWARDTIA Vol 13, No 2 (2010): Vol. 13 No. 2
Publisher : Research Center for Biology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14203/reinwardtia.v13i2.2136

Abstract

MAT-SALLEH, K., MAHYUNI, R., SUSATYA, A. & VELDKAMP, J. F. 2010. Rafflesia lawangensis (Rafflesiaceae), a new species from Bukit Lawang, Gunung Leuser National Park, North Sumatra, Indonesia. Reinwardtia 13(2): 159-165. - Rafflesia lawangensis (Rafflesiaceae), a new species from Bukit Lawang, Gunung Leuser National Park, North Sumatra is described. The species was previously recorded as either R. arnoldi or R. atjehensis, but it is distinguished by the absence of windows, the large undulating exterior annulus, the short pubescence on the upper surface of perigone lobes, and the very wide of diaphragm opening. A key to species of Sumatran Raffesia is provided.
KAJIAN PENGELOLAAN LIMBAH MEDIK DI 12 POLI UMUM PUSKESMAS KOTA BENGKULU Elpizon Elpizon; Agus Susatya; Bieng Brata
Naturalis: Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Vol. 9 No. 1 (2020)
Publisher : Badan Penerbitan Fakultas Pertanian (BPFP), Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/naturalis.9.1.12240

Abstract

Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan sarana kesehatan terdepan yang berfungsi sebagai penggerak pembangunan yang berwawasan kesehatan, yang memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat umum. Sebagai sarana pelayanan umum, puskesmas memelihara dan meningkatkan lingkungan sehat sesuai dengan standar dan persyaratan. Hal ini sejalan dengan amanat Pasal 28H ayat 1 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 telah ditegaskan bahwa setiap orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan, kemudian dalam pasal 34 ayat 3 dinyatakan negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak. Pasal 163 Undang Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan, pada ayat 1 dikatakan bahwa pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat menjamin ketersediaan lingkungan yang sehat dan tidak mempunyai resiko buruk terhadap kesehatan. Pasal 65 Undang-Undang nomor 32 tahun 2009, dikatakan bahwa setiap orang berhak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat sebagai bagian hak asasi manusia (Rahno, 2015). Tujuan Penelitian Identifikasi Karakter dan Evaluasi Limbah Medik Di Poli Umum. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif analisis deksriptif dalam Pengelolaan limbah medik di Puskesmas di Kota Bengkulu. Sumberdaya manusia pengelola limbah dipuskesmas Nusa Indah, Pasar Ikan, Beringin raya nilai yang paling baik.Puskesmas Ratu Agung dan Betungan mengahsilkan limbah padat paling banyak. Puskesmas Betungan menghasilkan limbah cair paling banyak, puskesmas ratu agung dan bentiring menghasilkan limbah tajam paling banyak dan puskesmas betungan menghasilkan limbah infeksius paling banyak. Pihak dinas kesehatan perlu melaksanakan pelatihan pengelolaan limbah bagi tenaga kesehatan lingkungan dan penambahan tenaga kesehatan lingkungan di puskesmas kota bengkulu bagi puskesmas yang belum dengan mengusulkan formasi pegawai negeri sipil atau tenaga kontrak ke pemerintah daerah kota bengkulu. Puskesmas yang belum memiliki instrumen pendukung agar menyusun satndar operasional prosedur, struktur pengelola dan pengusulan pengadaan instalasi pengelolaan air limbah bagi puskesmas yang belum memiliki.
Studi Evaluasi Pascatambang Pt. Ratu Samban Mining Kabupaten Bengkulu Tengah Provinsi Bengkulu Arief Huzeini; Hery Suhartoyo; Agus Susatya
Naturalis: Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Vol. 8 No. 2 (2019)
Publisher : Badan Penerbitan Fakultas Pertanian (BPFP), Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/naturalis.8.2.9207

Abstract

PT. Ratu Samban Mining adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan Batubara dengan luas izin Operasi Produksi seluas 1.955.06 Ha, secara administratif terletak di desa Renah Kandis Kecamatan Pagar Jati, daerah Sekayun Kecamatan Bang Haji, Desa Air Kotok dan Desa Batu Beriang Kecamatan Pematang Tiga Kabupaten Bengkulu Tengah, Provinsi Bengkulu. Pada suatu saat industri pertambangan akan berakhir atau ditutup, baik dikarenakan sumber daya alam habis maupun hal-hal yang menyebabkan industri pertambangan tersebut berhenti sehingga pada saat kegiatan pertambangan tersebut berhenti atau ditutup, maka akan timbul permasalahan-permasalahan, antara lain terganggunya fungsi lingkungan hidup. Oleh sebab itu tujuan dari penelitian ini adalah memberikan gambaran kondisi akhir pasca operasional penambangan, melakukan evaluasi kinerja PT. Ratu Samban Mining serta memberikan rekomendasi pascatambang. Metode analisis data yang digunakan adalah metode desk study dengan data-data utamanya adalah Permen ESDM Nomor 7 Tahun 2014. Hasil evaluasi pascatambang  PT. Ratu Samban Mining Berdasarkan  Permen ESDM Nomor 7 Tahun 2014 didapatkan bahwa pelaksanaan pascatambang yang telah direalisasikan mendapatkan nilai 28,57 %. Hal ini berarti bernilai Jelek. Untuk pengembalian Izin usaha Pertambangan (IUP) ke Menteri, gubernur, atau bupati/ walikota berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan berlaku, maka program pascatambang dapat dilaksanakan kembali masa perbaikannya selama 5 tahun, sehingga program pascatambang dapat mencapai nilai yang memadai yaitu > 80.Kata Kunci : ratu samban mining, pascatambang, reklamai
PERTUMBUHAN BAMBANG LANANG (Michelia champaca L) PADA ORGANIC BLOCK LIMBAH SERAT BUAH SAWIT DENGAN UKURAN BERBEDA Fatria Nova Cristin Ningrum; Enggar Aprianto; Agus Susatya
Naturalis: Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Vol. 9 No. 1 (2020)
Publisher : Badan Penerbitan Fakultas Pertanian (BPFP), Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/naturalis.9.1.12073

Abstract

Kayu masih menjadi komoditas penting dari hutan di Indonesia karena kayu merupakan sumberdaya yang banyak dimanfaatkan untuk berbagai penggunaan, walaupun tergolong sebagai sumberdaya yang dapat diperbaharui namun keberadaannya terus mengalami penurunan potensi karena kebutuhan yang semakin meningkat. Limbah padat industri kelapa sawit mengandung bahan organik yang tinggi sehingga berdampak pada pencemaran lingkungan. Penanganan limbah secara tidak tepat akan mencemari lingkungan. Limbah serat buah sawit merupakan bahan organik yang belum dimanfaatkan secara optimal untuk menjadi bahan atau barang lain yang bernilai ekonomi tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ukuran yang terbaik pada pertumbuhan semai bambang lanang (Michelia champaca L). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial dengan 6 kali ulangan. Ukuran media tanam organik terdiri dari U1 (636 cm3), U2 (441 cm3) dan U3 (283 cm3), dengan tinggi media 10 cm. Parameter yang diamati adalah tinggi semai, diameter semai, jumlah daun, luas daun berat kering tanur semai, dan indeks mutu semai. Taraf perlakuan ukuran U1 memberikan respon terbaik terhadap pertumbuhan semai.
PENGARUH UMUR DAN GENDER TERHADAP SIKAP PEDULI LINGKUNGAN PADA MASYARAKAT DIKAMPUNG NELAYAN SEJAHTERA KELURAHAN SUMBER JAYA KOTA BENGKULU Wardani Wardani; Wiryono Wiryono; Agus Susatya
Naturalis: Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Vol. 9 No. 2 (2020)
Publisher : Badan Penerbitan Fakultas Pertanian (BPFP), Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/naturalis.9.2.13510

Abstract

Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain, ini disebutkan dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 1997. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui pengaruh antara umur dengan sikap peduli lingkungan pada masyarakat Kampung Nelayan Sejahtera Kelurahan Sumber Jaya Kota Bengkulu (2) mengetahui pengaruh Gender dengan sikap peduli lingkungan pada masyarakat Kampung Nelayan Sejahtera Kelurahan Sumber Jaya Kota Bengkulu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan cara random. Hasil penelitian menunjukkan (1) Terdapat pengaruh umur terhadap sikap peduli lingkungan pada masyarakat di Kampung Nelayan Sejahtera Kelurahan Sumber Jaya Kota Bengkulu. Temuan ini di tunjukkan berdasarkan hasil perhitungan uji T diperoleh nilai T hitung sebesar 2,324 dengan signifikansi 0,024 < siginifikansi ? : 0,05. Artinya H 0 di tolak dan H 1 diterima. (2) Tidak terdapat perbedaan sikap peduli lingkungan antara laki-laki dan perempuan pada masyarakat di Kampung Nelayan Sejahtera Kelurahan Sumber Jaya Kota Bengkulu
ANALISA SPASIAL KEKERINGAN DENGAN MENGUNAKAN METODE STANDARDIZED PRECIPITATION INDEKS (SPI) DI BENGKULU Rudi Wahyu Hidayat; Agus Susatya; Hery Suhartoyo
Naturalis: Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Vol. 9 No. 2 (2020)
Publisher : Badan Penerbitan Fakultas Pertanian (BPFP), Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/naturalis.9.2.13511

Abstract

Masalah kekeringan merupakan masalah rutin yang terjadi di beberapa wilayah di Indonesia namun dengan waktu awal kekeringan yang tidak tetap maka dari itu perlu dilakukan analisis indeks kekeringan untuk mengetahui tingkat dan durasi kekeringannya sehingga bisa dijadikan sebagai peringatan awal akan adanya kekeringan yang lebih jauh agar dampak dari kekeringan dapat dikurangi. Standardized Precipitation Index (SPI) adalah salah satu cara dalam menganalisis indeks kekeringan pada suatu daerah yang di kembangkan oleh McKee dkk pada tahun SPI didesain untuk mengetahui secara kuantitatif defisit hujan dengan berbagai skala waktu. Data yang digunakan adalah data hujan b ulanan dari tahun 2000 sampai dengan 2019 pada 112 stasiun hujan kemudian data di blending terlebih dahulu dengan dengan data satelit GSMaP untuk mengisi data data yang kosong dengan bantuan program aplikasi Alltools GSMaP. Data hasil blending nanti yang digunakan sebagai data olah. Data tersebut kemudian dilakukan pengolahan untuk mendapatkan nilai nilai SPI dengan program aplikasi Scopics. Dengan masukan data 3 bulan hujan sebagai nilai predictant dan data SOI (South Osilasi Indeks) sebagai nilai Predicto r untuk mendapatkan nilai indeks SPI3. Setelah dilakukan analisa indeks kekeringan kemudian dilakukan pemetaan menggunakan Software Arc Gis dengan tools IDW. Hasil Studi menunjukkan pada semua periode defisit kekeringan terparah terjadi pada tahun 2007 dengan nilai indeks kekeringan SPI3 ( -3,5) di wilayah Kabupaten Mukomuko yang mengartikan sangat kering. Selanjutnya, periode ulang untuk waktu 5, 10, 20, 50 dan 100 tahun juga dihitung dengan tujuan untuk merancang durasi dan besarnya kekuatan kekeringan yang dapat terjadi. Hasil perhitungan periode ulang 5 , 10, 20 dan 50 tahun menunjukan pos hujan Agrisinal yang tertinggi. Sedangkan periode ulang 50 tertinggi pada pos hujan Air Nipis serta periode ulang tertinggi 100 tahun pada pos Sulau.
Respon Pertumbuhan Semai Nyamplung (Calophyllum Inophyllum L.) Dalam Bio Container Dari Serat Limbah Sawit Rida Novaida; Agus Susatya; Yansen Yansen
Naturalis: Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Vol. 8 No. 2 (2019)
Publisher : Badan Penerbitan Fakultas Pertanian (BPFP), Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/naturalis.8.2.9216

Abstract

Perkembangan industri kelapa sawit di Indonesia pada saat ini mengalami kemajuan yang pesat dan menghasilkan produk limbah yang semakin besar, sehingga diperlukan upaya pemanfaatan limbah industri kelapa sawit untuk mengurangi beban lingkungan serta meningkatkan nilai ekonomis produk limbah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media tanam, konsentrasi pupuk organik cair, dan interaksi keduanya pada pertumbuhan semai nyamplung (Calophyllum inophyllum L.). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial yang terdiri dari 2 perlakuan yaitu media tanam (B) dan konsentrasi pupuk organik cair (P) dengan 5 kali ulangan. Faktor media tanam terdiri dari media tanah (B0), bio container dengan kepadatan serat limbah sawit 70 (B1), 80 (B2), dan 90 g media tanam-1 (B3), dengan ukuran media tanam diameter atas dan bawah 6 cm dan tinggi 10 cm. Konsentrasi pupuk organik cair terdiri dari kontrol (P0), 1.5 (P1), 2 (P2), 3  (P3), 5 ml liter-1 air (P4). Variabel yang diamati adalah tinggi, diameter, jumlah daun, luas daun, dan berat kering tanur semai. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa perlakuan B2 memberikan nilai terbaik terhadap variabel tinggi, diameter, luas daun, dan berat kering tanur semai, serta menghasilkan pertumbuhan semai yang lebih baik daripada media tanah (B0). Aplikasi pupuk organik cair menghasilkan pengaruh yang berbeda nyata terhadap seluruh variabel pertumbuhan semai, P2 memberikan pertumbuhan semai terbaik sedangkan P4 menunjukkan hal sebaliknya. Interaksi antara media tanam dan konsentrasi pupuk organik cair tidak signifikan mempengaruhi pertumbuhan semai, namun perlakuan B2P2 menunjukkan nilai tertinggi dan B3P4 menunjukkan nilai terendah pada pertumbuhan semai nyamplung. Kata Kunci : media tanam, bahan organik, pupuk organik cair, Calophyllum inophyllum L.