Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi sejauh mana dampak dari tradisi yang masih ada terhadap karakter santri yang berasal dari berbagai daerah. Teknologi dan media sosial telah mengalihkan perhatian santri dari kegiatan tradisional dan spiritual, yang berdampak pada penurunan partisipasi dalam tradisi tersebut. Hal ini dapat menimbulkan kekhawatiran tentang keberlangsungan tradisi di masa depan serta tantangan untuk memastikan bahwa santri memahami dan menginternalisasi nilai-nilai tradisi yang ada. Di Pondok Pesantren Darus Sholihin (PPDS), minat santri terhadap kegiatan tradisional semakin menurun karena para generasi muda lebih cenderung tertarik pada hal-hal modern dan kurang menyadari pentingnya melestarikan tradisi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif untuk menggambarkan fenomena sesuai dengan pengalaman subjek. Teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi digunakan untuk menganalisis manajemen pendidikan di Pondok Pesantren Darus Sholihin secara deskriptif. Setelah data dikumpulkan, kemudian peneliti menyajikan situasi secara objektif dan sistematis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen pendidikan di Pondok Pesantren Darus Sholihin berhasil mengintegrasikan pendidikan agama dan akademik, menghasilkan generasi Muslim yang unggul. Sistem manajemen berfokus pada pengembangan akademik dan pembentukan karakter, dengan kearifan lokal berperan penting dalam pelestarian tradisi. Kurikulum menggabungkan nilai-nilai adat, budaya, dan praktik keagamaan, sehingga menciptakan santri yang cerdas, bermoral, dan bisa menghargai perbedaan yang ada.