Puji Retno Hardiningtyas, Puji Retno
Balai Bahasa Bali

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Aksara

RESISTANSI PEREMPUAN PAPUA DI LINGKUNGANNYA DALAM ROMAN ISINGA KARYA DOROTHEA ROSA HERLIANY Hardiningtyas, Puji Retno
Aksara Vol 28, No 2 (2016): Aksara, Edisi Desember 2016
Publisher : Balai Bahasa Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (436.689 KB) | DOI: 10.29255/aksara.v28i2.127.143-153

Abstract

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan resistansi perempuan dalam melawan ketidakadilan lingkungan dan persoalan ekologi yang dihadapi perempuan dalam kaitannya dengan pengelolaan alam pada roman Isinga karya Dorothea Rosa Herliany. Metode pustaka dan teknik baca dan catat digunakan untuk menggumpulkan data penelitian. Metode dan teknik analisis data yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif dengan teknik interpretatif dan analisis kontens. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan humanistik dengan teori ekofeminisme. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa perempuan dan alam memiliki peran penting dalam keberlangsungan hidup masyarakat Papua. Perjuangan perempuan Papua dalam membebaskan diri dari kekerasan, terutama yang bersumber dari struktur dan budaya masyarakat, kondisi alam, dan adatnya telah melahirkan resistansi posisi perempuan. Sistem patriarkat yang dianut oleh masyarakat Papua memosisikan perempuan sebagai pekerja, pengolah bahan makanan, dan penjual hasil panen. Perempuan Papua menghadapi tantangan tersebut dengan menguasai peran sebagai produsen, konsumen, pendidik, pengampanye, dan komunikator terhadap pelestarian alam. Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa perempuan memiliki energi yang berpotensi dalam menjaga intergritas, menyejajarkan posisi antara perempuan dan laki-laki, serta mengambil peran sosial untuk menyadarkan masyarakat Papua dalam menjaga lingkungannya. 
MANUSIA DAN BUDAYA JAWA DALAM ROMAN BUMI MANUSIA: EKSISTENSIALISME PEMIKIRAN JEAN PAUL SARTRE Hardiningtyas, Puji Retno
Aksara Vol 27, No 1 (2015): Aksara, Edisi Juni 2015
Publisher : Balai Bahasa Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (737.993 KB) | DOI: 10.29255/aksara.v27i1.174.83-98

Abstract

Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer mengisahkan peristiwa perjuangan bangsa Indonesia melawan kolonial Belanda yang terjadi sekitar tahun 1899, akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Permasalahan yang menarik untuk diteliti dari Bumi Manusia meliputi (1) realitas budaya Jawa dan feodalisme, (2) wujud eksistensi tokoh Jawa sebagai manifestasi keberadaan manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) realitas budaya Jawa dan feodalisme, (2) wujud eksistensi tokoh Jawa sebagai manifestasi keberadaan manusia dalam Bumi Manusia. Penelitian ini menggunakan metode studi pustaka dengan teknik catat. Data dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif analisis dan hermeneutika dengan teknik naratif informal, dan menerapkan teori eksistensialisme. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa kondisi masyarakat Jawa semasa abad ke-19 masih menggenggam erat feodalisme dan budaya Jawa tumbuh berdampingan dengan budaya Eropa. Sementara itu, eksistensialisme secara mutlak memberikan kebebasan manusia, baik laki-laki maupun perempuan, untuk menentukan keinginan dan tindakannya sendiri. Eksistensi tokoh Jawa tercermin sebagai manifetasi keberadaan seorang kelas atas, manusia pencipta dirinya sendiri, bebas bertindak dan berpikir, memilih dan bertangung jawab, kecemasan dan ketakutan, serta pemberontakan. Dengan demikian, karya sastra—dalam konteks Bumi Manusia dan eksistensialisme—tidak boleh lepas dari eksistensinya sebagai ekspresi kejiwaan yang paling subjektif dan emosional, bahkan bisa dilengkapi dengan psikologi dan filsafat. 
OTORITAS TUBUH ANTARA SAKRAL DAN PROFAN DALAM PUISI KARYA PENYAIR BALI TAHUN 1970—2016 Hardiningtyas, Puji Retno; Putra, I Nyoman Darma; Kusuma, I Nyoman Weda; Triadnyani, I Gusti Ayu Agung Mas
Aksara Vol 30, No 1 (2018): Aksara, Edisi Juni 2018
Publisher : Balai Bahasa Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (520.389 KB) | DOI: 10.29255/aksara.v30i1.238.17-41

Abstract

Persoalan tubuh dan jiwa perempuan dijadikan subjek inferior dan eksploitasi atas tubuhnya sendiri menjadi ruang yang paradoksal muncul dalam karya-karya puisi Indonesia sejak tahun 1960--2016. Rumusan masalah penelitian ini adalah wacana otoritas tubuh, baik sakral maupun profan sebagai representasi citra ruang manusia; konsep ruang dan konstruksi tubuh dalam pertarungan kehidupan dalam puisi-puisi penyair di Bali. Metode pengumpulan data penelitian ini adalah studi pustaka dengan teknik baca catat. Analisis data menggunakan metode analitik deskriptif dengan teknik hermeneutika dan interpretatif. Teori penelitian ini adalah poskolonial Sara Upstone dengan mempraktikkan ruang tubuh dan konstruksi keberadaan eksistensi manusia itu sendiri. Hasil dan pembahasan penelitian ini membuktikan bahwa otoritas tubuh mengalami ironi dengan peristiwa yang dialami manusia, yaitu tubuh sebagai jasmaniah, tubuh sebagai simbol agama, dan tubuh sebagai kekuatan perempuan dalam menghadapi pertarungan kehidupan. Konstruksi yang terjadi dalam tubuh pada akhirnya menjadi diri yang dibongkar/dibalikkan oleh penyair yang secara ontologis dikuliti sendiri. Tubuh dihancurkan dalam kebudayaan, kefaanaan, sedangkan jiwa sebagai Tuhan yang diidealkan dalam keutuhan. Dengan demikian, konstruksi dan ruang tubuh antara profan dan sakral adalah ruang paradoksal antara jasmani dan rohani yang didekonstruksi oleh penyairnya menjadi sebuah ironi semata.