Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

OPTIMASI RASIO VOLUME PELARUT DAN WAKTU EKSTRAKSI TERHADAP RENDEMEN EKSTRAK BATANG KECOMBRANG (Etlingera eltior) SERTA PROFIL METABOLIT SEKUNDER MENGGUNAKAN LC-MS/MS: EFFECT OF SOLVENT VOLUME RATIO AND TIME OF EXTRACTION ON THE YIELD EXTRACT OF KECOMBRANG STEM (Etlingera elatior) AND SECONDARY METABOLITE PROFILING USING LC-MS/MS Syilvi Adini; Shirly Kumala; Siswa Setyahadi; Sofi Nurmay Stiani; Yusransyah
Medical Sains : Jurnal Ilmiah Kefarmasian Vol 8 No 1 (2023)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37874/ms.v8i1.713

Abstract

Kecombrang (Etlingera elatior) merupakan salah satu tanaman asli Indonesia yang digunakan sebagai obat. Walaupun semua bagian tanaman ini dapat dimanfatkan, bagian batang merupakan yang paling banyak digunakan sebagai obat.  Metabolit sekunder yang terkandung dalam batang kecombrang memiliki banyak aktivitas farmakologi. Proses ekstraksi metabolit sekunder dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah volume pelarut dan waktu ekstraksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rasio volume pelarut dan waktu ekstraksi optimal pada proses ekstraksi batang kecombrang yang memberikan rendemen tertinggi dan untuk mengetahui profil metabolit sekunder yang terkandung di dalamnya. Batang kecombrang dimaserasi dengan metode maserasi kinetik menggunakan pelarut metanol dengan rasio volume pelarut 1:10, 1:20 dan 1:30 selama 60 menit. Kemudian hasil rendemen tertinggi dari variasi volume pelarut dioptimasi lebih lanjut menggunakan variasi waktu ekstraksi 15, 30, 60, 90, 120 dan 180 menit. Pengujian profil metabolit sekunder dilakukan menggunakan LC-MS/MS. Hasil optimasi menunjukan bahwa volume pelarut dengan rendemen tertinggi terdapat pada rasio 1:30 dan variasi waktu pada menit ke 120 menit. Esktrak metanol batang kecombrang menunjukkan adanya senyawa biondinin A, methyl kushenol C, trichosanic acid dan malvalic acid. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi optimal ekstraksi batang kecombrang adalah pada rasio volume pelarut 1:30 selama 120 menit dan profil metabolit sekundernya biondinin A, methyl kushenol C, asam punisik dan asam malvalic. Kata kunci: Batang kecombrang, optimasi, rendemen, LC-MS/MS
FORMULASI SEDIAAN BEDAK DINGIN EKSTRAK ETANOL 96% HERBA SELEDRI (Apium graveolens L.) SEBAGAI ANTIBAKTERI Propionibacterium acnes: CELERY HERBS Apium graveolens L. 96% EXTRACT OF COLD POWDER PREPARATION FORMULA AS ANTIBACTERIAL FOR Propionibacterium acnes Sofi Nurmay Stiani; Agnes Syafera; Afifah Nur Shobah
Medical Sains : Jurnal Ilmiah Kefarmasian Vol 8 No 1 (2023)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37874/ms.v8i1.691

Abstract

Jerawat muncul ketika terjadi penyumbatan folikel polisebasea yang menyebabkan sebum terhambat untuk keluar dan mengalami inflamasi. Peradangan dapat disebabkan salah satunya oleh bakteri Propionibacterium acnes. Ekstrak etanol herba seledri diketahui memiliki senyawa fitokimia yaitu alkaloid, saponin, flavonoid, dan tanin yang memiliki efek sebagai antibakteri. Untuk kemudahan aplikasi saat pengobatan jerawat dari ekstrak etanol 96% herba seledri diformulasikan menjadi bedak dingin yang praktis dalam penggunaannya. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan sediaan bedak dingin ekstrak etanol 96%  herba seledri, dengan variasi konsentrasi untuk mengetahui aktivitas antibakteri sediaan bedak dingin untuk mengatasi bakteri Propionibacterium acnes. Riset ini adalah riset laboratorium menggunakan 3 kelompok uji dan 3 kelompok untuk kontrol. Perlakukan dari konsentrasi 22,5%; 33,75%; 45% dan kontrol negatif adalah basis bedak dingin, clindamycin dan kontrol positif (bedak bermerek). Pengujian antibakteri menggunakan metode difusi cakram Kirby-Bauer dan diamati diameter zona hambat. Hasil penelitian menujukkan bahwa bedak dingin sesuai dengan persyaratan uji homogenitas, uji pH (4,5-6,5), uji kadar air ?10%, stabilitas pada F 1 dan F2, namun untuk F3 pada uji stabilitas tidak masuk dalam persyaratan karena mengalami perubahan warna. Uji aktivitas antibakteri bedak dingin ekstrak etanol herba seledri dengan konsentrasi 22,5% memiliki rata-rata diameter zona hambat 16,5 mm, konsentrasi 33,75% yaitu 2,5 mm dan konsentrasi 45% tidak ada zona hambat. Penelitian ini menujukkan ekstrak etanol etanol 96% herba seledri (Apium graveolens L.) dapat diformulasikan menjadi sediaan bedak dingin dengan variasi konsentrasi, sediaan bedak dingin ekstrak etanol 96% herba seledri (Apium graveolens. L) pada konsentrasi 22,5% yang efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri Propionibacterium acnes ...
Pelatihan Pembuatan Jamu Instan Pada Masyarakat Di Desa Kemanisan Kecamatan Curug Serang Sebagai Upaya Peningkatan Kemandirian Ekonomi Keluarga Yusransyah Yusransyah; Sofi Nurmay Stiani; Fathiyati Fathiyati; Sandy Nurlaela Rachman; Leni Halimatusyadiah; Endah Endah; Renditya Ismiyati; Andri Harpan; Meila Pertiwi
Jurnal Abdi Masyarakat Kita Vol 3 No 1 (2023): Jurnal Abdi Masyarakat Kita
Publisher : APDFI (Asosiasi Pendidikan Diploma Farmasi Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33759/asta.v3i1.366

Abstract

Traditional medicines are ingredients in the form of plant ingredients, animal ingredients, mineral ingredients, galenic preparations, or mixtures of these materials which have been used for generations for treatment and can be applied in accordance with the norms in force in society, while herbal medicine is a Traditional Medicine made in Indonesia. The purpose of this research is to increase understanding of the importance of increasing understanding regarding the processing of instant herbal medicine and raising awareness of the importance of improving skills in the form of training on making good and correct instant herbal medicine in Kemanisan village. The community service method used in this research is in the form of community relations through counseling and health training. The results showed that the knowledge level of the respondents before the training, namely 41,7 %, was in the sufficient category. The respondents' knowledge level after the training was 50% in the good category. Based on the study results, it can be concluded that the respondents' knowledge level before and after counseling and training increased their knowledge. Community service activities through counseling methods can increase respondents' knowledge regarding managing medicinal plants into an instant herbal products with economic value.
EFEKTIVITAS ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL DAUN BARU CINA (Artemesia vulgaris L ) TERHADAP PERTUMBUHAN Candida albicans Afifah Nur Shobah; Dharojatul Khasfah; Sofi Nurmay Stiani; Fajrin Noviyanto
Jurnal Farmamedika (Pharmamedika Journal) Vol 8 No 1 (2023): Jurnal Farmamedika (Pharmamedica Journal)
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Industri dan Farmasi Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47219/ath.v8i1.174

Abstract

Pengobatan kandidiasis umumnya dilakukan dengan memberikan obat antifungi yang berasal dari golongan azole. Candida albicans merupakan khamir atau jamur tidak berfilamen yang bersifat patogen. Salah satu cara alternatif untuk menghambat antijamur yaitu melalui penggunaan obat tradisional. Tanaman daun baru cina bagian dari tanaman obat keluarga (toga), dan secara empiris oleh masyarakat untuk pengobatan keputihan. Penelitian ini bertujuan untuk mengatahui efektivitas konsentrasi dan metabolit sekunder dari ekstrak etanol daun baru cina (Artemisia vulgaris L). Metode penelitian ini dilakukan dengan cara pembuatan simplisia, pembuatan ekstrak digunakan ekstraksi dengan metode maserasi dengan pelarut etanol 96% selama 3 x 24 jam, dan dilanjutkan dengan proses skrining fitokimia. Hasil skrining fitokimia ini menunjukkan bahwa adanya senyawa metabolit sekunder yaitu alkaloid, flavonoid, tanin, saponin, dan steroid. Kemudian dilanjutkan dengan proses pengujian efektivitas antifungi menggunakan metode apus Kirby-Bauer dengan menggunakan kertas cakram dan ekstrak daun baru cina dengan konsentrasi 20%, 40%, 60%, kontrol negatif, dan kontrol positif. Hasil penelitian ini didapatkan zona hambat pada konsentrasi 20% dengan diameter zona hambat 11,95 mm, pada konsentrasi 40% dengan diameter zona hambaat 12,91 mm, pada konsentrasi 60% dengan diameter zona hambat 16,23 mm, sedangkan kontrol positif memiliki diameter zona hambat sebesar 21,18 mm dan kontrol tanpa perlakuan tidak memiliki zona hambat. Ekstrak etanol daun baru cina (Artemisia vulgaris L) efektif sebagai antifungi untuk menghambat pertumbuhan Candida albicans. Konsentrasi optimum yang dapat menghambat pertumbuhan Candida albicans yaitu konsentrasi 60%, semakin tingginya konsentrasi maka semakin besar diameter zona hambat antifungi.
Edukasi Penggunaan Obat pada Bulan Ramadhan Ditinjau dari Segi Kesehatan dan Islam Di SMK Babunajah Pandeglang Sofi Nurmay Stiani; Yusransyah Yusransyah; Sylvi Addini; Leni Halimatusyadiah; Fathiyati Fathiyati; Syifa Maulidia Rizqi; Dewi Intan Sri Rahayu; Hanifah Dwi Safitri
Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Vol 8 No 3 (2023): Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat
Publisher : Universitas Mathla'ul Anwar Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30653/jppm.v8i3.486

Abstract

Bulan Ramadhan merupakan waktu bagi umat muslim dalam melaksanakan kewajiban untuk berpuasa. Bagi yang melaksanakan puasa dan mengalami gangguan kesehatan, pasti akan mempengaruhi konsumsi atau pola penggunaan obat seperti pada hari-hari biasa. Perubahan jadwal penggunaan obat sangat perlu diperhatikan sehingga tidak mempengaruhi efek terapi yang diberikan atau yang sedang dijalani. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat supaya tetap dapat mengkonsumsi obat dengan benar tanpa meninggalkan ibadah puasanya. Metode pengabdian masyarakat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu community relation melalui edukasi mengenai pengetahuan penggunaan obat saat puasa kepada peserta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan responden sebelum diberikan edukasi yaitu 56% berada pada kategori cukup. Tingkat pengetahuan responden setelah diberikan edukasi yaitu 90% pada kategori baik. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan responden sebelum dan sesudah diberikan edukasi mengalami peningkatan pengetahuan secara signifikan dengan nilai p<0,05. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat melalui pemberian edukasi dapat meningkatkan pengetahuan responden tentang penggunaan obat yang baik dan benar saat puasa. The month of Ramadan is the time for Muslims to carry out the obligation to fast. For those who carry out fasting and experience health problems, it will definitely affect consumption or patterns of drug use as on normal days. Changes in the schedule for drug use really need to be considered so that it does not affect the effect of the therapy being given or being carried out. The purpose of this research was provided education to the public so that they can continue to take medication properly without leaving their fasting worship. The community service method used in this study was community relations through education about the knowledge of using drugs during fasting to participants. The results showed that the level of knowledge of the respondents before being given education, namely 56%, was in the sufficient category. The level of knowledge of respondents after being given education was 90% in the good category. Based on the results of the study it can be concluded that the level of knowledge of respondents before and after being given education experienced a significant increase in knowledge with a p value <0.05. Community service activities through the provision of education can increase respondents' knowledge about the proper and correct use of drugs during fasting.
FORMULASI SEDIAAN BEDAK DINGIN EKSTRAK ETANOL 96% HERBA SELEDRI (Apium graveolens L.) SEBAGAI ANTIBAKTERI Propionibacterium acnes: CELERY HERBS Apium graveolens L. 96% EXTRACT OF COLD POWDER PREPARATION FORMULA AS ANTIBACTERIAL FOR Propionibacterium acnes Sofi Nurmay Stiani; Agnes Syafera; Afifah Nur Shobah
Medical Sains : Jurnal Ilmiah Kefarmasian Vol 8 No 1 (2023)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37874/ms.v8i1.691

Abstract

Jerawat muncul ketika terjadi penyumbatan folikel polisebasea yang menyebabkan sebum terhambat untuk keluar dan mengalami inflamasi. Peradangan dapat disebabkan salah satunya oleh bakteri Propionibacterium acnes. Ekstrak etanol herba seledri diketahui memiliki senyawa fitokimia yaitu alkaloid, saponin, flavonoid, dan tanin yang memiliki efek sebagai antibakteri. Untuk kemudahan aplikasi saat pengobatan jerawat dari ekstrak etanol 96% herba seledri diformulasikan menjadi bedak dingin yang praktis dalam penggunaannya. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan sediaan bedak dingin ekstrak etanol 96%  herba seledri, dengan variasi konsentrasi untuk mengetahui aktivitas antibakteri sediaan bedak dingin untuk mengatasi bakteri Propionibacterium acnes. Riset ini adalah riset laboratorium menggunakan 3 kelompok uji dan 3 kelompok untuk kontrol. Perlakukan dari konsentrasi 22,5%; 33,75%; 45% dan kontrol negatif adalah basis bedak dingin, clindamycin dan kontrol positif (bedak bermerek). Pengujian antibakteri menggunakan metode difusi cakram Kirby-Bauer dan diamati diameter zona hambat. Hasil penelitian menujukkan bahwa bedak dingin sesuai dengan persyaratan uji homogenitas, uji pH (4,5-6,5), uji kadar air ?10%, stabilitas pada F 1 dan F2, namun untuk F3 pada uji stabilitas tidak masuk dalam persyaratan karena mengalami perubahan warna. Uji aktivitas antibakteri bedak dingin ekstrak etanol herba seledri dengan konsentrasi 22,5% memiliki rata-rata diameter zona hambat 16,5 mm, konsentrasi 33,75% yaitu 2,5 mm dan konsentrasi 45% tidak ada zona hambat. Penelitian ini menujukkan ekstrak etanol etanol 96% herba seledri (Apium graveolens L.) dapat diformulasikan menjadi sediaan bedak dingin dengan variasi konsentrasi, sediaan bedak dingin ekstrak etanol 96% herba seledri (Apium graveolens. L) pada konsentrasi 22,5% yang efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri Propionibacterium acnes ...
OPTIMASI RASIO VOLUME PELARUT DAN WAKTU EKSTRAKSI TERHADAP RENDEMEN EKSTRAK BATANG KECOMBRANG (Etlingera eltior) SERTA PROFIL METABOLIT SEKUNDER MENGGUNAKAN LC-MS/MS: EFFECT OF SOLVENT VOLUME RATIO AND TIME OF EXTRACTION ON THE YIELD EXTRACT OF KECOMBRANG STEM (Etlingera elatior) AND SECONDARY METABOLITE PROFILING USING LC-MS/MS Syilvi Adini; Shirly Kumala; Siswa Setyahadi; Sofi Nurmay Stiani; Yusransyah
Medical Sains : Jurnal Ilmiah Kefarmasian Vol 8 No 1 (2023)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37874/ms.v8i1.713

Abstract

Kecombrang (Etlingera elatior) merupakan salah satu tanaman asli Indonesia yang digunakan sebagai obat. Walaupun semua bagian tanaman ini dapat dimanfatkan, bagian batang merupakan yang paling banyak digunakan sebagai obat.  Metabolit sekunder yang terkandung dalam batang kecombrang memiliki banyak aktivitas farmakologi. Proses ekstraksi metabolit sekunder dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah volume pelarut dan waktu ekstraksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rasio volume pelarut dan waktu ekstraksi optimal pada proses ekstraksi batang kecombrang yang memberikan rendemen tertinggi dan untuk mengetahui profil metabolit sekunder yang terkandung di dalamnya. Batang kecombrang dimaserasi dengan metode maserasi kinetik menggunakan pelarut metanol dengan rasio volume pelarut 1:10, 1:20 dan 1:30 selama 60 menit. Kemudian hasil rendemen tertinggi dari variasi volume pelarut dioptimasi lebih lanjut menggunakan variasi waktu ekstraksi 15, 30, 60, 90, 120 dan 180 menit. Pengujian profil metabolit sekunder dilakukan menggunakan LC-MS/MS. Hasil optimasi menunjukan bahwa volume pelarut dengan rendemen tertinggi terdapat pada rasio 1:30 dan variasi waktu pada menit ke 120 menit. Esktrak metanol batang kecombrang menunjukkan adanya senyawa biondinin A, methyl kushenol C, trichosanic acid dan malvalic acid. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi optimal ekstraksi batang kecombrang adalah pada rasio volume pelarut 1:30 selama 120 menit dan profil metabolit sekundernya biondinin A, methyl kushenol C, asam punisik dan asam malvalic. Kata kunci: Batang kecombrang, optimasi, rendemen, LC-MS/MS