Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Medical Sains : Jurnal Ilmiah Kefarmasian

FORMULASI SEDIAAN BEDAK DINGIN EKSTRAK ETANOL 96% HERBA SELEDRI (Apium graveolens L.) SEBAGAI ANTIBAKTERI Propionibacterium acnes: CELERY HERBS Apium graveolens L. 96% EXTRACT OF COLD POWDER PREPARATION FORMULA AS ANTIBACTERIAL FOR Propionibacterium acnes Sofi Nurmay Stiani; Agnes Syafera; Afifah Nur Shobah
Medical Sains : Jurnal Ilmiah Kefarmasian Vol 8 No 1 (2023)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37874/ms.v8i1.691

Abstract

Jerawat muncul ketika terjadi penyumbatan folikel polisebasea yang menyebabkan sebum terhambat untuk keluar dan mengalami inflamasi. Peradangan dapat disebabkan salah satunya oleh bakteri Propionibacterium acnes. Ekstrak etanol herba seledri diketahui memiliki senyawa fitokimia yaitu alkaloid, saponin, flavonoid, dan tanin yang memiliki efek sebagai antibakteri. Untuk kemudahan aplikasi saat pengobatan jerawat dari ekstrak etanol 96% herba seledri diformulasikan menjadi bedak dingin yang praktis dalam penggunaannya. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan sediaan bedak dingin ekstrak etanol 96%  herba seledri, dengan variasi konsentrasi untuk mengetahui aktivitas antibakteri sediaan bedak dingin untuk mengatasi bakteri Propionibacterium acnes. Riset ini adalah riset laboratorium menggunakan 3 kelompok uji dan 3 kelompok untuk kontrol. Perlakukan dari konsentrasi 22,5%; 33,75%; 45% dan kontrol negatif adalah basis bedak dingin, clindamycin dan kontrol positif (bedak bermerek). Pengujian antibakteri menggunakan metode difusi cakram Kirby-Bauer dan diamati diameter zona hambat. Hasil penelitian menujukkan bahwa bedak dingin sesuai dengan persyaratan uji homogenitas, uji pH (4,5-6,5), uji kadar air ?10%, stabilitas pada F 1 dan F2, namun untuk F3 pada uji stabilitas tidak masuk dalam persyaratan karena mengalami perubahan warna. Uji aktivitas antibakteri bedak dingin ekstrak etanol herba seledri dengan konsentrasi 22,5% memiliki rata-rata diameter zona hambat 16,5 mm, konsentrasi 33,75% yaitu 2,5 mm dan konsentrasi 45% tidak ada zona hambat. Penelitian ini menujukkan ekstrak etanol etanol 96% herba seledri (Apium graveolens L.) dapat diformulasikan menjadi sediaan bedak dingin dengan variasi konsentrasi, sediaan bedak dingin ekstrak etanol 96% herba seledri (Apium graveolens. L) pada konsentrasi 22,5% yang efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri Propionibacterium acnes ...
OPTIMASI RASIO VOLUME PELARUT DAN WAKTU EKSTRAKSI TERHADAP RENDEMEN EKSTRAK BATANG KECOMBRANG (Etlingera eltior) SERTA PROFIL METABOLIT SEKUNDER MENGGUNAKAN LC-MS/MS: EFFECT OF SOLVENT VOLUME RATIO AND TIME OF EXTRACTION ON THE YIELD EXTRACT OF KECOMBRANG STEM (Etlingera elatior) AND SECONDARY METABOLITE PROFILING USING LC-MS/MS Syilvi Adini; Shirly Kumala; Siswa Setyahadi; Sofi Nurmay Stiani; Yusransyah
Medical Sains : Jurnal Ilmiah Kefarmasian Vol 8 No 1 (2023)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37874/ms.v8i1.713

Abstract

Kecombrang (Etlingera elatior) merupakan salah satu tanaman asli Indonesia yang digunakan sebagai obat. Walaupun semua bagian tanaman ini dapat dimanfatkan, bagian batang merupakan yang paling banyak digunakan sebagai obat.  Metabolit sekunder yang terkandung dalam batang kecombrang memiliki banyak aktivitas farmakologi. Proses ekstraksi metabolit sekunder dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah volume pelarut dan waktu ekstraksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rasio volume pelarut dan waktu ekstraksi optimal pada proses ekstraksi batang kecombrang yang memberikan rendemen tertinggi dan untuk mengetahui profil metabolit sekunder yang terkandung di dalamnya. Batang kecombrang dimaserasi dengan metode maserasi kinetik menggunakan pelarut metanol dengan rasio volume pelarut 1:10, 1:20 dan 1:30 selama 60 menit. Kemudian hasil rendemen tertinggi dari variasi volume pelarut dioptimasi lebih lanjut menggunakan variasi waktu ekstraksi 15, 30, 60, 90, 120 dan 180 menit. Pengujian profil metabolit sekunder dilakukan menggunakan LC-MS/MS. Hasil optimasi menunjukan bahwa volume pelarut dengan rendemen tertinggi terdapat pada rasio 1:30 dan variasi waktu pada menit ke 120 menit. Esktrak metanol batang kecombrang menunjukkan adanya senyawa biondinin A, methyl kushenol C, trichosanic acid dan malvalic acid. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi optimal ekstraksi batang kecombrang adalah pada rasio volume pelarut 1:30 selama 120 menit dan profil metabolit sekundernya biondinin A, methyl kushenol C, asam punisik dan asam malvalic. Kata kunci: Batang kecombrang, optimasi, rendemen, LC-MS/MS