Salah satu masalah gizi yang menjadi perhatian utama saat ini adalah masih tingginya anak balita pendek (Stunting). Pencegahan stunting dapat dilakukan melalui pemenuhan kebutuhan zat gizi bagi ibu hamil dengan asupan zat besi yang cukup sehingga dapat mencegah anemia pada ibu hamil. Salah satu jenis bahan makanan yang memiliki kandungan zat besi yang cukup tinggi adalah ikan bilis. Ikan bilis dapat diolah menjadi berbagai macam menu yang sehat dan enak seperti dimsum. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis daya terima produk Dimsum Anemia dari Bilis (Si Danis) dengan komposisi ikan bilis yang berbeda. Penelitian dengan studi desain eksperimental membuat 3 perlakuan eksperimen. Eksperimen dilakukan untuk membuat 3 formula yang kemudian dilakukan uji organoleptik kepada 34 panelis semi terlatih.  Peralatan untuk uji organoleptic yaitu lembar penilaian, piring, dan gelas. Bahan baku yang digunakan untuk mengolah dimsum Si Danis yaitu ikan bilis, kulit pangsit, garam, gula, lada, bawang putih, tepung tapioka, tepung terigu, telur, minyak wijen, dan air. Analisis data yang digunakan dalam penelitian yaitu analisis non parametric dengan menggunakan uji Kruskal Wallis untuk mengetahui perbedaan warna, aroma, rasa, tekstur dan keseluruhan setiap formula produk Si Danis. Penulis paling menyukai formula 1 untuk semua aspek baik dari warna, aroma, rasa, tekstur, dan keseluruhan. Formula 1 memiliki komposisi ikan bilis : daging ayam sebanyak 60:40. Hasil uji Kruskall-Wallis untuk aspek warna, aroma, rasa, tekstur, dan keseluruhan diperoleh bahwa perbandingan ikan bilis tidan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penilaian panelis.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa daya terima dari produk eskperimen berupa Dimsum Anemia dari Bilis (Si Danis) paling diminati oleh panelis adalah perbandingan yang menggunakan bahan 60% dari bahan utama adalah ikan bilis dan 40% menggunakan daging ayam.