Abdul Muhaya, Abdul
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : At-Taqaddum

REVITALISASI ILMU KEUSHULUDDINAN DALAM RANGKA MENGHADAPI PERUBAHAN ZAMAN Muhaya, Abdul
At-Taqaddum Volume 8, Nomor 1, Juli 2016
Publisher : Quality Assurance Institute (LPM) State Islamic University Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (705.908 KB) | DOI: 10.21580/at.v8i1.1166

Abstract

Historically, the presence of the Islamic science can not be separated from the problems faced by humans, because the presence of knowledge brought by Islamic scholars' were the result of their thinking in order to solve that problems. The different opinion among causesĀ  five varieties of Islamic science paradigm; ie textual, theological-ideological, of scientific, philosophical and illuminatif (kasyf). These Five paradigm must be paired and connected with each other. This, Islamic sciences become fresh sciences.
KONSEP PSIKOLOGI TRANSPERSONAL MENURUT ABU HAMID MUHAMMAD AL-GHAZALI Muhaya, Abdul
At-Taqaddum Volume 9, Nomor 2, Tahun 2017
Publisher : Quality Assurance Institute (LPM) State Islamic University Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (558.677 KB) | DOI: 10.21580/at.v9i2.2063

Abstract

Psikologi transpersonal adalah salah satu madzhad dari psikologi yang mempelajari tentang potensi yang paling tinggi dari manusia; sepertiĀ  pengalaman trans yang dialami oleh manusia, penalaman spiritual, pengalaman mistik dan hal-hal yang berkaitan dengan kesadaran yang berada diatas ego (self beyond ego). Menurut Imam al-Ghazali, kondisi trans dapat terjadi karena pada dasarnya kesadaran itu tergantung pada tingkatakan ruh yang menerima persepsi. Perbedaan tingkatan ruh yang menjadi tempat terjadinya kesadaran menjadikan seseorang dapat memiliki perpindahan kesadaran mulai dari kesadaran yang bersifat indrawi, imaginatif, rasional, fikri dan qudsi. Bagi al-Ghazali manusia punya kemampuan untuk melintas dari kesadaran yang rasional (kesadaran yang diperoleh oleh akal) kedalam kesandaran yang lebih tinggi lagi: yaitu kesadaran yang terjadi pada diri diluar ego rasional (self- beyond Ego). Kesadaran tersebut disebabkan manusia memiliki kemampuan menjelajah wilayah diluar akal (Thur wara? al-Aql). Pada kondisi ini, manusia mampu mengetahui objek yang semula tidak mampu diketahui oleh akal. Bagi al-Ghazali, penjelajahan self-beyond ego dapat dilakukan dengan mempertajam dzauq