Iriana Maharani, Iriana
Otolaryngology Head&Neck Surgery Department of Medical Faculty Brawijaya University / Dr. Saiful Anwar Regional Public Hospital

Published : 12 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Laporan Kasus: Chronic Invasive Fungal Rhinosinusitis dengan Fistula Oroantral Prasetyo, Samuel; Maharani, Iriana
Malang Otorhinolaryngology Head and Neck Surgery Journal Vol. 4 No. 1 (2025): March 2025
Publisher : Department of Otorhinolaryngology Head and Neck Surgery

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Chronic Invasive Fungal Rhinosinusitis (CIFRS) adalah infeksi jamur pada sinus yang dapat menyebabkan komplikasi serius, termasuk fistula oroantral, yaitu hubungan abnormal antara rongga mulut dan sinus maksilaris. Kondisi ini sering terjadi pada individu dengan sistem imun yang lemah, seperti penderita diabetes mellitus. Diagnosis yang terlambat dan penanganan yang tidak adekuat dapat menyebabkan morbiditas yang tinggi. Tujuan: Laporan ini bertujuan untuk mendokumentasikan kasus CIFRS dengan fistula oroantral pada pasien dengan diabetes mellitus tipe 2, serta mengevaluasi strategi diagnosis dan penatalaksanaan yang efektif dalam menangani kondisi ini. Laporan kasus: Seorang perempuan berusia 51 tahun mengeluhkan keluarnya nanah dari gusi kiri atas sejak satu bulan setelah pencabutan gigi molar atas kiri. Pasien memiliki riwayat sinusitis kronis dan diabetes mellitus tipe 2. Pemeriksaan fisik dan pencitraan menunjukkan sinusitis maksilaris kiri dengan fistula oroantral. Kultur jaringan sinus mengidentifikasi Corynebacterium sp., sementara histopatologi menunjukkan peradangan kronis dan jaringan granulasi. Pasien menjalani Middle Meatal Antrostomy (MMA), prosedur Caldwell-Luc, serta perbaikan fistula oroantral. Namun, karena komorbiditas diabetes mellitus, luka pascaoperasi tidak sembuh sempurna, sehingga dilakukan revisi penutupan fistula. Kesimpulan: Penanganan CIFRS dengan fistula oroantral memerlukan pendekatan multidisiplin, termasuk debridemen bedah, terapi antibiotik, serta manajemen faktor predisposisi seperti diabetes. Keberhasilan perbaikan fistula oroantral bergantung pada pengendalian infeksi sinus dan teknik bedah yang tepat. Diagnosis dini dan penatalaksanaan komprehensif sangat penting untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
HUBUNGAN RINITIS ALERGI DENGAN OTITIS MEDIA EFUSI Ghutama, Bio Swadi; Maharani, Iriana; Wirattami, Ayunita Tri
Malang Otorhinolaryngology Head and Neck Surgery Journal Vol. 4 No. 2 (2025): September 2025
Publisher : Department of Otorhinolaryngology Head and Neck Surgery

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Rinitis alergi (RA) adalah masalah kesehatan global yang memengaruhi 10-25% populasi dunia, menyebabkan morbiditas signifikan. Gejala umum meliputi bersin, hidung tersumbat, dan rinorea. RA sering dikaitkan dengan otitis media efusi (OME), kondisi cairan di telinga tengah tanpa infeksi akut, yang merupakan penyebab umum gangguan pendengaran pada anak. Deteksi dini gangguan telinga tengah terkait RA penting untuk mencegah komplikasi jangka panjang. Tujuan: Makalah ini bertujuan memahami hubungan kausal antara rinitis alergi dan otitis media efusi, serta meninjau strategi penatalaksanaan kedua kondisi tersebut. Diskusi: RA adalah penyakit inflamasi yang dimediasi IgE, dengan prevalensi meningkat secara global. Patofisiologinya melibatkan reaksi alergi fase cepat dan lambat. Penatalaksanaan RA meliputi penghindaran alergen, farmakoterapi (antihistamin, kortikosteroid intranasal), dan imunoterapi. OME bersifat multifaktorial, dengan faktor risiko seperti disfungsi tuba Eustachius, rinitis kronis, dan alergi. Reaksi alergi dapat memicu OME melalui edema tuba Eustachius dan peningkatan sekresi mukosa telinga tengah. Penanganan RA yang efektif krusial untuk mencegah OME. Kesimpulan: RA dan OME adalah kondisi umum dengan hubungan kompleks. Pemahaman lebih lanjut tentang hubungan kausal dan strategi pengobatan optimal sangat penting untuk meningkatkan hasil pasien, terutama pada populasi anak.