Zansen, Jakaria
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Perbandingan Penentuan Formula Tinggi Badan Berdasarkan Panjang Telapak Tangan Antara Suku Batak Toba Dengan Suku Sunda Zansen, Jakaria; Ingrid Marbun, Doaris; Lubis, Adriansyah; Herawati, Netty; Simatupang, Panusunan
Journals of Ners Community Vol 14 No 2 (2023): Journals of Ners Community
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55129/jnerscommunity.v13i2.2636

Abstract

Tinggi badan sebagai hasil pengukuran maksimum dari panjang tulang-tulang tubuh yang membentuk poros tubuh (the body axis), diukur dari puncak kepala (vertex) ke titik terendah tubuh dari tulang kalkaneus (tuberositas calcanei) yang disebut tumit (heel).Tinggi badan merupakan salah satu parameter dari pertumbuhan dan kesehatan manusia. Antropometri merupakan pengukuran terhadap manusia. Pada umumnya pengukuran tinggi badan korban pada proses identifikasi forensik adalah hal yang mudah, jika kondisi tubuhnya utuh, ataupun potongan-potongan tubuhnya lengkap, sehingga dapat disusun dan dilakukan pengukuran tinggi badan. Metode dalam antropologi forensik yaitu dapat digunakan untuk identifikasi ialah antropometri yaitu dengan cara mengukur bagian-bagian tubuh. Pengukuran antropometri berdasarkan tinggi badan, panjang dan lebar kepala, sidik jari, bentuk hidung, telinga, dagu, warna kulit, warna rambut, tanda pada tubuh, serta DNA.Penelitian ini adalah penelitian deskritif dengan menggunakan desain penelitian cross sectional. Menggunakan sampel dua suku di indonesia yaitu suku sunda dan batak toba yang telah memenuhi kriteria inklusi. Total sampel adalah 94 sampel, dimana yang diambil pada sampel adalah tinggi badan dan panjang telapak tangan.Formula untuk merumuskan tinggi badan berdasarkan panjang telapak tangan adalah : Suku Sunda dengan jenis kelamin Laki-laki : Tb (laki-laki)= 60.427 + 6.017 (panjang telapak tangan kanan), Tb (laki-laki)= 56.151 + 6.253 (panjang telapak tangan kiri). Jenis kelamin perempuan : Tb (perempuan)= 104.409 + 3.131 (panjang telapak tangan kanan), Tb (perempuan)= 107.486 + 2.937 (panjang telapak tangan kiri), Suku Batak Toba dengan jenis kelamin laki-laki Tb (laki-laki)= 67.558 + 5.604 (panjang telapak tangan kanan), Tb (laki-laki)= 66.824 + 5.645 (panjang telapak tangan kiri). Jenis kelamin perempuan :Tb (perempuan)= 95.287 + 3.686 (panjang telapak tangan kanan) Tb (perempuan)= 99.139 + 3.441 (panjang telapak tangan kiri).
Penetrating Facial Trauma Resulting in Loss of Sense Petrus, Asan; Zansen, Jakaria
SCRIPTA SCORE Scientific Medical Journal Vol. 4 No. 2 (2023): SCRIPTA SCORE Scientific Medical Journal
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32734/scripta.v4i2.10922

Abstract

Introduction. Clinical forensic medicine interacts between the law, the judiciary and the police involving living and dead people with the issuance of a visum et repertum. A wound is damage to a part of the body in the form of a break in the integrity of the tissue that can occur due to mechanical violence. The eye organ is particularly vulnerable to injury, which can be fatal and lead to blindness. Trauma is the leading cause of unilateral blindness. Approximately 3 million cases of ocular and orbital trauma occur in the United States each year. An estimated 20,000 to 68,000 of these cases are visually impairing and approximately 40,000 have significant vision loss. Objective. To review forensic and medicolegal cases of sharp facial trauma to sensory loss. Case Illustration. Reported a case of stabbing a woman who was riding a motorcycle with the intention of the perpetrator to seize the victim's motorcycle. Discussion. the results of the examination, the victim is a woman, 54 years old, the patient's general condition is good, cooperative compos mentis consciousness, and examination of vital signs within normal limits. On examination, there were stab wounds on the face covering the forehead, nose and right cheek to the right eyeball due to sharp trauma. It was confirmed that the condition of the victim's left eye was categorized as blind, the eye could not see anymore because the eyeball had been cut and bleeding occurred so that the removal of the eyeball organ had to be done to avoid complications from the injury, but in this case the victim refused to take this action. Conclusion. Based on this injury, the victim suffered a loss of vision. This case constitutes serious injury pursuant to Article 90 of the Penal Code and the suspect is charged under Article 355 of the Penal Code. Key Point: Forensic and Medicolegal, Loss of Sense, Penetrating Facial Trauma
Perbandingan Penentuan Formula Tinggi Badan Berdasarkan Panjang Telapak Tangan Antara Suku Batak Toba Dengan Suku Sunda Zansen, Jakaria; Ingrid Marbun, Doaris; Lubis, Adriansyah; Herawati, Netty; Simatupang, Panusunan
Journals of Ners Community Vol 14 No 2 (2023): Journals of Ners Community
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55129/jnerscommunity.v13i2.2636

Abstract

Tinggi badan sebagai hasil pengukuran maksimum dari panjang tulang-tulang tubuh yang membentuk poros tubuh (the body axis), diukur dari puncak kepala (vertex) ke titik terendah tubuh dari tulang kalkaneus (tuberositas calcanei) yang disebut tumit (heel).Tinggi badan merupakan salah satu parameter dari pertumbuhan dan kesehatan manusia. Antropometri merupakan pengukuran terhadap manusia. Pada umumnya pengukuran tinggi badan korban pada proses identifikasi forensik adalah hal yang mudah, jika kondisi tubuhnya utuh, ataupun potongan-potongan tubuhnya lengkap, sehingga dapat disusun dan dilakukan pengukuran tinggi badan. Metode dalam antropologi forensik yaitu dapat digunakan untuk identifikasi ialah antropometri yaitu dengan cara mengukur bagian-bagian tubuh. Pengukuran antropometri berdasarkan tinggi badan, panjang dan lebar kepala, sidik jari, bentuk hidung, telinga, dagu, warna kulit, warna rambut, tanda pada tubuh, serta DNA.Penelitian ini adalah penelitian deskritif dengan menggunakan desain penelitian cross sectional. Menggunakan sampel dua suku di indonesia yaitu suku sunda dan batak toba yang telah memenuhi kriteria inklusi. Total sampel adalah 94 sampel, dimana yang diambil pada sampel adalah tinggi badan dan panjang telapak tangan.Formula untuk merumuskan tinggi badan berdasarkan panjang telapak tangan adalah : Suku Sunda dengan jenis kelamin Laki-laki : Tb (laki-laki)= 60.427 + 6.017 (panjang telapak tangan kanan), Tb (laki-laki)= 56.151 + 6.253 (panjang telapak tangan kiri). Jenis kelamin perempuan : Tb (perempuan)= 104.409 + 3.131 (panjang telapak tangan kanan), Tb (perempuan)= 107.486 + 2.937 (panjang telapak tangan kiri), Suku Batak Toba dengan jenis kelamin laki-laki Tb (laki-laki)= 67.558 + 5.604 (panjang telapak tangan kanan), Tb (laki-laki)= 66.824 + 5.645 (panjang telapak tangan kiri). Jenis kelamin perempuan :Tb (perempuan)= 95.287 + 3.686 (panjang telapak tangan kanan) Tb (perempuan)= 99.139 + 3.441 (panjang telapak tangan kiri).