Chaidir Anwar Makarim, Chaidir Anwar
Universitas Tarumanagara, Jl. Let. Jend. S. Parman No.1 Jakarta 11440

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Pengaruh Penambahan Quartz Powder pada Reactive Powder Concrete terhadap Terbentuknya Kalsium - Silikat - Hidrat Kushartomo, Widodo; Makarim, Chaidir Anwar; Supartono, FX.; Sumawiganda, Sugandar
Jurnal Teknik Sipil Vol 20, No 3 (2013)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (592.733 KB)

Abstract

Abstrak. Penelitian yang dilakukan adalah menjelaskan mengenai penggunaan quartz powder dalam reactive powder concrete (RPC) terutama pengaruhnya terhadap struktur mikro dan kuat tekan. Dalam desain campuran RPC, selain menentukan jumlah material yang digunakan, temperatur curingdivariasikan guna menjelaskan fungsi quartz powder. Perendaman, penguapan dan penguapan bertekanan tinggi merupakan teknik yang digunakan untuk melakukan variasi temperatur curing. Pengamatan struktur mikro dilakukan menggunakan difraksi sinar x (XRD) dan scaning electron microscopy (SEM). Penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa quartz powder dalam RPC memiliki peranan menurunkan tingkat workabilitas campuran, memicu terbentuknya C-S-HIV dan meningkatkan kuat tekan.Abstract. The objective of the research is to explain the use of quartz powder in reactive powder concrete, particularly its effect on micro structure and compresive strength. In RPC mix design, besides determining the amount of material used, curing temperature was varied to explain the role of the quartz powder. Immersion curing, steam curing and high presure steam curing were method used to vary curing temperature.Observaton of micro structure was conducted using X-ray difraction (XRD) and scanning electron microscopy (SEM). It was shown that quartz powder in RPC was able to reduce concrete mix level of workability, triggered the formation of C-S-HIV and inreasedcompresive strength.
PENERAPAN VALUE ENGINEERING PADA KONSTRUKSI DINDING PENAHAN TANAH DENGAN MENGGUNAKAN SITE MIX SEBAGAI PENGGANTI BENTONITE (STUDI KASUS PROYEK APARTEMEN DI SERPONG) Asfarina, Sharwanda; Makarim, Chaidir Anwar
Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol 4, No 1 (2020): Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmstkik.v4i1.5889

Abstract

In an effort to obtain efficient, stable, and optimal design results with good quality, one of the analytical methods used to evaluate construction project planning is value engineering. The purpose of value engineering is cost savings, performance optimization, and time efficiency, while still considering the function, quality, and aesthetics of the project. Value engineering analysis begins by selecting one activity that has a higher cost than other activities, then analysis to determine the alternative classification of works or materials with basic and secondary functions in accordance with the requirements in order to obtain better costs. In this value analysis aims to obtain the amount of cost savings that can be done in construction after the Value Engineering is done and find more advantages between Bentonite and Site Mix materials. Site Mix was chosen to replace bentonite in retaining wall works. The savings obtained were 10.4% for bored pile work and 36.4% for casting work. Based on the results of the prices that have been obtained, it can be concluded that the use of site mix can provide far greater savings compared to using bentonite. Both the analysis of the unit price of the above work, found both for the overall bored pile foundation work and casting work only with K250 quality concrete, giving the result that the use of site mix will be more efficient. In addition to using literature studies and observations, the next method is questionnaire survey by spreading questions to be filled in by respondents who are then included in the SPSS program and then tested for validity, reliability testing, and RII from the results of the questionnaire obtained results that support that the site mix can used as a substitute for bentonite in retaining wall works. ABSTRAKDalam upaya memperoleh hasil desain yang efisien, stabil, dan optimal dengan mutu yang baik, salah satu metode analisis yang digunakan untuk mengevaluasi perencanaan proyek konstruksi adalah rekayasa nilai. Tujuan dari rekayasa nilai adalah penghematan biaya, optimalisasi kinerja, dan efisiensi waktu, tetapi tetap mempertimbangkan fungsi, kualitas, dan estetika proyek. Analisis rekayasa nilai dimulai dengan memilih salah satu kegiatan yang memiliki biaya lebih tinggi daripada aktivitas lainnya, kemudian analisis untuk menentukan klasifikasi alternative karya atau bahan dengan fungsi dasar dan sekunder sesuai dengan persyaratan dalam untuk mendapatkan biaya yang lebih baik. Pada analisis nilai ini bertujuan untuk memperoleh besarnya penghematan biaya yang dapat dilakukan pada pembangunan konstruksi setelah dilakukan Value Engineering dan menemukan keunggulan lebih di antara bahan Bentonite dan Site Mix. Site Mix dipilih untuk menggantikan bentonite dalam pekerjaan dinding penahan tanah. Penghematan yang didapatkan sebesar 10,4% untuk pekerjaan bored pile dan 36,4% untuk pekerjaan pengecoran. Berdasarkan hasil harga yang telah didapatkan, maka bisa diambil kesimpulan bahwa penggunaan site mix bisa memberikan penghematan yang jauh lebih besar dibandingkan dengan menggunakan bentonite. Baik dari analisis harga satuan pekerjaan di atas, ditemukan baik untuk pekerjaan pondasi bored pile secara keseluruhan maupun pekerjaan pengecoran saja dengan beton mutu K250, memberikan hasil bahwa penggunaan site mix akan lebih hemat. Selain menggunakan studi pustaka dan observasi, metode selanjutnya adalah survey kuisioner dengan menyebarkan pertanyaan-pertanyaan untuk diisi oleh para responden yang kemudian dimasukkan kedalam program SPSS lalu dilakukan uji validitas, uji reliabilitas, dan RII dari hasil kusioner tersebut didapatkan hasil yang mendukung bahwa site mix dapat digunakan sebagi pengganti bentonite dalam pekerjaan dinding penahan tanah.
Penggunaan Dinding Silang Pada Galian Dalam Di Tanah Sangat Lunak: Studi Kasus Proyek Apartemen DI Jalan Kebun Sirih Jakarta Widjaja, Oktaffian; Makarim, Chaidir Anwar
Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol 4, No 2 (2020): Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmstkik.v4i2.7090

Abstract

Deep excavation in areas with very soft clay deposits need a good soil retaining system and excavation method. Using a diapraghm wall as a soil retaining system for deep excavation is a good choice can be done. Diapraghm wall is expected to limit the movement that occurs in the retaining walls and avoid leaks that occur in walls, this is needed to minimize damage to adjacent buildings. The top down excavation method by utilizing the basement floor as lateral resistance can be carried out to reduce the movement that occurs on the ground. In very soft soil areas with excavation distances to neighbors very close, the movement on the ground must be limited to minimize damage to adjacent buildings. Cross walls can be used to reduce the movement that occurs on the ground. Analysis of finite element with using the Plaxis program was carried out to investigate the performance of the retaining wall. From the results of the analysis conducted shows that using a cross wall at a location below the raft pile can be reduced the movement that occurs in the retaining wall and the excavation stages can be reduced. Keywords: cross wall; deep excavation; diapraghm wall; very soft soil ABSTRAKGalian dalam pada daerah dengan endapan tanah liat sangat lunak yang cukup dalam diperlukan sistem penahan tanah dan metode galian yang direncanakan dengan baik. Menggunakan dinding dipraghm sebagai sistem penahan tanah untuk galian dalam merupakan pilihan yang dapat dilakukan. Penggunaan dinding diapraghm diharapkan dapat membatasi pergerakan yang terjadi pada dinding dan menghindari kebocoran yang yang terjadi pada dinding penahan tanah karena sistem pengecoran yang saling mengunci dan pertemuan antara panel dinding dapat dipasang waterstop, hal ini diperlukan untuk menghindari kerusakan pada bangunan yang berdekatan dengan daerah galian. Metode galian top down yaitu galian bertahap dengan memanfaatkan lantai besmen sebagai tahanan lateral dapat dilakukan untuk mengurangi pergerakan yang terjadi pada tanah. Pada daerah tanah sangat lunak dengan jarak galian dengan tetangga sangat berdekatan pergerakan pada tanah harus dibatasi untuk meminimalkan kerusakan pada bangunan yang berdekatan. Dinding silang merupakan sistem tahanan lateral yang dapat dipergunakan untuk mengurangi pergerakan yang terjadi pada tanah. Analisis elemen hingga menggunakan program Plaxis 2D dilakukan untuk mengetahui kinerja dinding penahan tanah dan pergerakan yang terjadi. Dari hasil analisis yang dilakukan diperoleh hasil bahwa dengan menggunakan dinding silang yang terletak pada di bawah raft pile dapat menurunkan pergerakan yang terjadi pada dinding penahan tanah dan tahapan galian dapat dikurangi. 
PENERAPAN VALUE ENGINEERING PADA KONSTRUKSI DINDING PENAHAN TANAH DENGAN MENGGUNAKAN SITE MIX SEBAGAI PENGGANTI BENTONITE (STUDI KASUS PROYEK APARTEMEN DI SERPONG) Asfarina, Sharwanda; Makarim, Chaidir Anwar
Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol 3, No 2 (2019): Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmstkik.v3i2.5625

Abstract

In an effort to obtain efficient, stable, and optimal design results with good quality, one of the analytical methods used to evaluate construction project planning is value engineering. The purpose of value engineering is cost savings, performance optimization, and time efficiency, while still considering the function, quality, and aesthetics of the project. Value engineering analysis begins by selecting one activity that has a higher cost than other activities, then analysis to determine an alternative classification of works or materials with basic and secondary functions in accordance with the requirements in order to obtain better costs. In this value analysis aims to obtain the amount of cost savings that can be done in construction after the Value Engineering is done and find more advantages between the two materials. Site Mix was chosen to replace bentonite in retaining wall works. The savings obtained were 10.4% for bored pile work and 36.4% for casting work. Based on the results of the prices that have been obtained, it can be concluded that the use of site mix can provide far greater savings compared to using bentonite. Both from the analysis of the unit price above, it was found both for the overall bored pile foundation work and for the casting work only with K250 quality concrete, giving the result that the use of site mix would be more efficient. In addition to using literature studies and observations, the next method is a questionnaire survey by distributing questions to be filled in by respondents who are then included in the SPSS program and then tested for validity, reliability testing, and RII from the results of the questionnaire obtained results that support that the site mix can used as a substitute for bentonite in retaining wall works. AbstrakDalam upaya memperoleh hasil desain yang efisien, stabil, dan optimal dengan mutu yang baik, salah satu metode analisis yang digunakan untuk mengevaluasi perencanaan proyek konstruksi adalah rekayasa nilai. Tujuan dari rekayasa nilai adalah penghematan biaya, optimalisasi kinerja, dan efisiensi waktu, tetapi tetap mempertimbangkan fungsi, kualitas, dan estetika proyek. Analisis rekayasa nilai dimulai dengan memilih salah satu kegiatan yang memiliki biaya lebih tinggi daripada aktivitas lainnya, kemudian analisis untuk menentukan klasifikasi alternatif karya atau bahan dengan fungsi dasar dan sekunder sesuai dengan persyaratan dalam untuk mendapatkan biaya yang lebih baik. Pada analisis nilai ini bertujuan untuk memperoleh besarnya penghematan biaya yang dapat dilakukan pada pembangunan konstruksi setelah dilakukan Value Engineering dan menemukan keunggulan lebih di antara kedua bahan tersebut. Site Mix dipilih untuk menggantikan bentonite dalam pekerjaan dinding penahan tanah. Penghematan yang didapatkan sebesar 10,4% untuk pekerjaan bored pile dan 36,4% untuk pekerjaan pengecoran. Berdasarkan hasil harga yang telah didapatkan, maka bisa diambil kesimpulan bahwa penggunaan site mix bisa memberikan penghematan yang jauh lebih besar dibandingkan dengan menggunakan bentonite. Baik dari analisis harga satuan pekerjaan di atas, ditemukan baik untuk pekerjaan pondasi bored pile secara keseluruhan maupun pekerjaan pengecoran saja dengan beton mutu K250, memberikan hasil bahwa penggunaan site mix akan lebih hemat. Selain menggunakan studi pustaka dan observasi, metode selanjutnya adalah survey kuisioner dengan menyebarkan pertanyaan-pertanyaan untuk diisi oleh para responden yang kemudian dimasukkan kedalam program SPSS lalu dilakukan uji validitas, uji reliabilitas, dan RII dari hasil kusioner tersebut didapatkan hasil yang mendukung bahwa site mix dapat digunakan sebagi pengganti bentonite dalam pekerjaan dinding penahan tanah.
Analysis of Rainwater Harvesting Methods for Optimizing Small Island Areas: A Case Study in Selaru Island, Indonesia Rumihin, Ony Frengky; Makarim, Chaidir Anwar; Pranoto, Wati Asrinigsih
West Science Interdisciplinary Studies Vol. 2 No. 01 (2024): West Science Interdisciplinary Studies
Publisher : Westscience Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58812/wsis.v2i01.556

Abstract

Water management on islands has an important role because of their limited features. Although each island has different features (size, isolation, geology and topography, climate and hydrology, economic development, etc.) – all affecting water resources and management, all islands face many of the same water-related issues and challenges. This condition is influenced by population growth triggered by the development of natural resources. This research aims to ensure that the rainwater harvesting method as an alternative water source can fulfill distribution deficiencies while maintaining the ecological conditions of small island areas. Water availability is analyzed using the F.J. Mock method, and the existing sources are analyzed using the RWH method. Based on guidelines, the analysis of domestic water needs is 65 L/person/day. The analysis continues with the existing distribution scenario. The results show that the Adaut sub-watershed and the Namtabung sub-watershed are predicted to experience water shortages, and the combined distribution scenario of existing sources and the RWH method can be a solution to overcome water shortages. The RWH method can achieve optimal water distribution in Selaru Island until 2040.
STUDI KASUS PENURUNAN MUKA TANAH DAN MUKA AIR TANAH DI JAKARTA PUSAT TAHUN 2010-2022 Iskandar, Ali; Makarim, Chaidir Anwar; Chandra, Tiara Kumala
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil Volume 8, Nomor 2, Mei 2025
Publisher : Prodi Sarjana Teknik Sipil, FT, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmts.v8i2.21979

Abstract

DKI Jakarta, as the center of Indonesia's economic and governmental activities, faces serious challenges related to significant land subsidence. High population density, rapid industrial growth, and increasing groundwater demand have triggered overexploitation of groundwater. This phenomenon, known as groundwater extraction, is a major factor causing alarming land subsidence in Central Jakarta. This study analyzes land subsidence and groundwater level data in Central Jakarta over the period 2010-2022, focusing on the impact of groundwater exploitation. The analysis methods include spatial analysis, statistical analysis, and literature review to identify the relationship between groundwater exploitation and land subsidence. The results show that land subsidence in Central Jakarta ranges from 2-15 cm per year, with an increasing trend. Areas with the highest groundwater exploitation showed the most significant subsidence rates. The study also identified other factors that contribute to land subsidence, such as natural consolidation of alluvium and construction loads. The implications of these findings highlight the need for sustainable groundwater management and strict groundwater exploitation control policies to prevent more severe impacts in the future. Abstrak DKI Jakarta, sebagai pusat kegiatan ekonomi dan pemerintahan Indonesia, menghadapi tantangan serius terkait penurunan muka tanah yang signifikan. Kepadatan penduduk yang tinggi, pertumbuhan industri yang pesat, dan kebutuhan air tanah yang meningkat telah memicu eksploitasi air tanah secara berlebihan. Fenomena ini, yang dikenal sebagai groundwater extraction, menjadi faktor utama penyebab penurunan muka tanah yang mengkhawatirkan di Jakarta Pusat. Studi ini menganalisis data penurunan muka tanah dan muka air tanah di Jakarta Pusat selama periode 2010-2022, dengan fokus pada dampak eksploitasi air tanah. Metode analisis meliputi analisis spasial, analisis statistik, dan tinjauan literatur untuk mengidentifikasi hubungan antara eksploitasi air tanah dan penurunan muka tanah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penurunan muka tanah di Jakarta Pusat berkisar antara 2-15 cm per tahun, dengan tren yang terus meningkat. Wilayah dengan eksploitasi air tanah tertinggi menunjukkan tingkat penurunan muka tanah yang paling signifikan. Studi ini juga mengidentifikasi faktor-faktor lain yang berkontribusi terhadap penurunan muka tanah, seperti konsolidasi alami tanah aluvium dan beban konstruksi. Implikasi dari temuan ini menyoroti perlunya pengelolaan air tanah yang berkelanjutan dan kebijakan pengendalian eksploitasi air tanah yang ketat untuk mencegah dampak yang lebih parah di masa depan.