Bambang Purwoko
Stikes Serulingmas Cilacap

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

KESESUAIAN PERESEPAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI KOMPLIKASI RAWAT JALAN DI RSUD CILACAP BERDASARKAN JJNC 7 Ismi Dafngiatul Ngulum; Bambang Purwoko; Triyo Nova
Serulingmas Health Journal Vol. 2 No. 1 (2022)
Publisher : Stikes Serulingmas Cilacap

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (260.199 KB)

Abstract

Hipertensi merupakan penyakit yang dapat menyebabkan komplikasi dan berkaitan dengan penurunan usia harapan manusia. Pravalensi hipertensi di Indonesia masih tinggi, maka dibutuhkan usaha untuk menekannya. Ketidaksesuaian pemilihan obat diidentifikasi apabila antihipertensi yang diberikan tidak sesuai dengan drugs of choice seperti yang dimaksud dalam JNC 7. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kesesuaian peresepan obat antihipertensi komplikasi berdasarkan JNC7 dengan mengevaluasi tepat pasien, tepat indikasi, tepat obat dan tepat dosis. Penelitian ini merupakan penelitian non ekperimental dengan analis deskriptif. Pengambilan data dilakukan pada data rekam medik dari pasien hipertensi komplikasi di RSUD Cilacap tahun 2020-2022 secara retrospektif dan secara langsung atau cross sectional . Hasil penelitian menunjukan kesesuian peresepan obat antihipertensi tepat indikasi 74,1%, tepat obat 74,1% dan tepat dosis 81,5%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat beberapa pasien yang belum sesuai dengan ketepatan pasien, ketepatan indikasi dan ketepatan obat sehingga perlu pengawasan terhadap pemberian obat antihipertensi.
TINGKAT KEPATUHAN PASIEN PADA PENGOBATAN DIABETES MELITUS DI PUSKESMAS CILACAP UTARA I Rifky Andre Fio; Supriani Supriani; Bambang Purwoko
Serulingmas Health Journal Vol. 2 No. 1 (2022)
Publisher : Stikes Serulingmas Cilacap

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (161.771 KB)

Abstract

Tingkat prevalensi penderita Diabetes Melitus terus meningkat setiap tahunnya. Cara untuk mencapai kadar gula darah normal adalah melalui kepatuhan dalam menjalani pengobatan. Ketidakpatuhan pasien Diabetes Melitus dalam menjalani pengobatan dapat mengakibatkan kadar gula darah tinggi dan meningkatkan resiko komplikasi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kepatuhan pasien Diabetes Melitus dalam menjalani pengobatan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan di Puskesmas Cilacap Utara 1 dengan jumlah sampel sebesar 93 orang. Teknik pengambilan data dilakukan menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner yang telah valid. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 73 responden (78,5%) patuh dalam menjalani pengobatan diabetes melitus. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa penyakit diabetes melitus lebih banyak diderita oleh perempuan sebanyak 61 pasien (65,6%), dan lansia akhir sebanyak 49 pasien (52,7%). Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara karakteristik pasien dengan kepatuhan pasien dalam menjalani pengobatan diabetes melitus.
BIAYA PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI TUNGGAL PADA PASIEN BPJS RAWAT JALAN DI RSUD CILACAP Priyo Agung Laksana; Bambang Purwoko; Triyo Nova
Serulingmas Health Journal Vol. 2 No. 2 (2022): Desember
Publisher : Stikes Serulingmas Cilacap

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (223.51 KB)

Abstract

Pembiayaan kesehatan di Indonesia semakin meningkat, maka diperlukan analisis efektivitas biaya. Analisis efektivitas biaya merupakan metode farmakoekonomi dalam pengambilan keputusan obat-obatan agar lebih efektif secara manfaat dan biaya. Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui obat antihipertensi yang paling cost-effectiveness di RSUD Cilacap. Jenis penelitian deskriptif kualitatif dan penelitian dilakukan secara cross sectional dan retrospektif. Sampel yang digunakan adalah pasien hipertensi rawat jalan di RSUD Cilacap sejumlah 92 pasien. Penelitian ini menggunakan metode farmakoekonomi analisis efektivitas biaya/CEA. Data yang diambil meliputi: data riwayat pasien hipertensi ,data obat antihipertensi dan data biaya terapi hipertensi. Hasil penelitian menunjukkan effektivas terapi obat amlodipin 5mg 77,78%, amlodipin 10 mg 74,04%, valsartan 75%, bisoprolol 2,5 mg 66,67%, bisoprolol 10 mg 50%, candesartan 8 mg 61,54 %, candesartan 16 mg 40% , ramipril 10 mg 66,67%. Berdasarkan nilai ACER amlodipin 5 mg lebih cost-effective dengan nilai Rp. 955,66 dibandingkan dengan obat amlodipin 10 mg Rp. 1.000,26, valsartan Rp. 1.091,93, bisoprolol 2,5 mg Rp. 1.137,37, bisoprolol 5 mg Rp. 1.482,80, candesartan 8 mg Rp. 1.241,79, candesartan 16 mg Rp. 1.991,50 dan ramipril 10 mg Rp. 1.703,31. Sehingga obat amlodipin paling cost-effectiveness dibandingkan dengan obat antihipertensi lainnya.