Sutarto Sutarto
Teknik Geologi UPN "Veteran" Yogyakarta

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

HUBUNGAN KARAKTERISTIK BATUAN DASAR TERHADAP KADAR Ni PADA ZONA LATERIT DI DAERAH WULU, KABUPATEN BUTON TENGAH, SULAWESI TENGGARA Richelin Eksa Jeremiarta; Sutarto Sutarto; Jatmika Setiawan; Faried Ardian P.
Jurnal Ilmiah Geologi PANGEA Vol 9, No 2 (2022): Jurnal Ilmiah Geologi PANGEA
Publisher : PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL UPN "VETERAN" YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Daerah penelitian ini terletak di Pulau Kabaena yang merupakan suatu pulau yang kaya akan sumber daya nikel. Daerah penelitian masuk ke dalam formasi kompleks ultramafik yag terdiri dari batuan-batuan ultramafik, seperti peridotite, dunite dan serpentinite. Pada daerah penelitian yang merupakan daerah pertambangan ditemukannya kadar nikel yang berbeda-beda pada tiap bukaan tambang (pit) sehingga menyebabkan terjadinya perbedaan kadar nikel pada saat dilakukannya ore getting. Didapatkan hasil dari kadar nikel yang termasuk low grade hingga high grade, dari adanya perbedaan kadar tersebut menyebabkan adanya beberapa tumpukan material dari ore getting memiliki kadar yang kecil sehingga tidak dapat untuk dikirim ke smelter. Salah satu faktor yang mempengaruhi kadar nikel adalah batuan dasar. Tujuan dari penelitian ini adalahuntuk mengetahui pengaruh karakteristik batuan dasar terhadap kadar nikel pada endapan nikel laterit. Metode yang digunakan pada penelitian kali ini adalah dengan melakukan survey lapangan secara langsung mencakup pengambilan data litologi dan data hasil pemboran dari daerah penelitian. Data pemboran yang digunakan berjumlah 5 titik bor pada tiap daerah dengan jenis batuan dasar yang berbeda. Penelitian ini menggunakan analisis petrografi dan analisis geokimia menggunakan XRF (X-Ray Fluorescence). Daerah penelitian memiliki tiga satuan batuan yang berumur Kapur Awal (79 – 137 jtl) yaitu, Satuan Dunite Wulu, Satuan Peridotite Wulu, dan Satuan Serpentinite Wulu. Dari hasil analisis geokimia adanya unsurunsur geokimia utama (major) seperti Ni, Fe, SiO2, dan MgO. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa batuan dasar dunite memiliki kadar Ni paling tinggi dibandingkan dengan batuan dasar peridotite dan serpentinite dengan kadar Ni pada zona limonit 0,95%, pada zona saprolit sebesar 1,60% dan pada zona batuan dasar sebesar 0,54%, dengan kadar Ni tertinggi pada daerah berlitologi dunite yang pernah didapat sebesar 2,71%. Pada batuan dasar peridotite didapatkan pada zona limonit mengandung Ni sebesar 0,92%, pada zona saprolit sebesar 1,29% dan pada zona batuan dasar sebesar 0,53%. Pada batuan dasar serpentinite didapatkan pada zona limonit mengandung Ni sebesar 0,86%, pada zona saprolit sebesar 1.23% dan pada zona batuan dasar sebesar 0,49%. Dari hasil penelitian ini menunjukan bahwa batuan dasar memiliki peranan penting dalam tinggi-rendahnya kadar Ni, sehingga dengan batuan dasar yang berbeda maka kadar Ni yang terbentuk juga akan berbeda.
GEOLOGI DAN PENGAYAAN ENDAPAN MINERAL TIMAH DAN UNSUR TANAH JARANG (UTJ) SEKUNDER PLACER DAN TAILING DAERAH CAMBAI SELATAN DAN SEKITARNYA, KABUPATEN BANGKA TENGAH, PROVINSI BANGKA BELITUNG Dwi Aji Disastra; Sutarto Sutarto; Sutanto Sutanto
Jurnal Ilmiah Geologi PANGEA Vol 8, No 1 (2021): Jurnal Ilmiah Geologi PANGEA
Publisher : PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL UPN VETERAN YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jigp.v8i1.9609

Abstract

Lokasi penlitian terletak secara administratif pada daerah Desa Cambai, Kecamatan Namang, Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dengan koordinat kavling lapangan lokasi penelitian pada Universal Tranverse Mercator (UTM) zona 48S pada 622.275 mE – 629.503 mE dan 9.747.050 mN – 9.752.452mN. 35 km2 (7 km x 5 km). Secara geomorfologi daerah telitian dibedakan menjadi 4 bentukasal yakni bentukasal antropogenik, vulkanik, struktural, dan fluvial, dimana bentukasal antropogenik terbagi atas bentuklahan pit, dan tailing, bentukasal vulkanik yakni bentuklahan bukit intrusi granit, bentukasal struktural berupa bentuklahan bukit struktural dan bentukasal fluvial berupa dataran alluvial. Stratigrafi daerah telitian diurutkan dari yang paling tua yakni terdiri atas Satuan Batupasir Tanjunggenting kemudian Satuan Granit Klabat dan Endapan Alluvial. Struktur Geologi yang berkembang adanya kekar dan kekar berpasangan pada singkapan batupasir dan batu granit dengan arah umum tegasan utama berarah utara timur laut – selatan barat daya (NNE – SSW). Berdasarkan analisis XRF dan ditambah analsisis petrografi bahwa berkembang potensi timah dan mineral tanah jarang sekunder pada daerah endapan placer dan endapan tailing dengan sumber pembawa intrusi GranitKlabat. Analisis Petrografi menunjukkan keterdapatan mineral-mineral pembawa UTJ pada batuan Granit Klabat, seperti mineral Allanit; Monazite; dan Zirkon. Genesa MIT yang ada di Kecamatan Cambai merupakan tipe letakan (sekunder) sebagai hasil proses rombakan dan sedimentasi. menunjukkan sketsa dari genesa MIT di mana MIT bersumber dari bukit intrusi formasi Granit Klabat yang mengalami rombakan atau erosi tertransportasi. Berdasarkan analisis XRF Sn tertinggi terdapat pada endapan Tailing adalah sebesar 630 ppm pada LP 110, UTJyang paling tinggi pada endapan alluvial adalah pada unsur pada lp 4 dengan 340 ppm Ce, 129 ppm La, 114 ppm Nd, dan Y 142 ppm. Sn tertinggi terdapat pada endapan Tailing adalah sebesar 630 ppm pada LP 110, UTJ paling tinggi pada endapan tailingadalah pada unsur pada lp 19 dengan 340 ppm Ce, 129 ppm La, 114 ppm Nd, dan Y 142 ppm.Kata-kata Kunci : Geomorfologi, Stratigrafi, Endapan Alluvial, Timah, Unsur Tanah Jarang, Granit Klabat, Batupasir Tanjunggenting, Tambang Terbuka.
GEOLOGI DAN POTENSI PERSEBARAN UNSUR TANAH JARANG DAN TIMAH PADA ENDAPAN SEKUNDER DAERAH KEPOH DAN SEKITARNYA, KECAMATAN TOBOALI, KABUPATEN BANGKA SELATAN, KEPULAUAN BANGKA BELITUNG Sadika Khoirunisa; Joko Soesilo; Sutarto Sutarto
Jurnal Ilmiah Geologi PANGEA Vol 9, No 1 (2022): Jurnal Ilmiah Geologi PANGEA
Publisher : PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL UPN VETERAN YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jigp.v9i1.9532

Abstract

Daerah penelitian ini terletak di Desa Kepoh, Kecamatan Toboali, Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, dengan koordinat kavling (UTM) zona 48S pada 668673mE – 673850mE dan 9672089mN – 9677206 mN. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis persebaran timah dan unsur tanah jarangpada endapan plaser dan endapan tailing. Metode penelitian dilakukan dengan pengamatan serta pemetaan geologi, kemudian dilakukan analisis laboratorium berupa pengamatan petrografi, X-ray Fluoresence Portable (XRF Portable), dan analisis mineral butir. Secara geomorfologi daerah peneltian terdiri dari empat (4) satuan bentukasal yaitu bentuk asal vulkanik, denudasional, fluvial, dan antropogenik, secara stratigrafi terdiri atas tiga (3) Satuan Batuan, yaitu Satuan Batulempung Tanjunggenting (Trias awal), Satuan Granit Klabat (Trias Akhir),Satuan Endapan Aluvial (Kuarter), dan terdapat struktur geologi berupa kedudukan lapisan dan kekar. Berdasarkan analisis XRF Portable yang diolah menjadi peta persebaran kadar timah (Sn), dan unsur tanah jarang (Ce, La, Y), daerah potensi Sn, Ce, La, Y pada endapan plaser berada dibagian timur-tenggara daerah penelitian dengan arah pengendapan kearah timur – timur laut, sedangkan pada endapan tailing daerah potensi Sn, Ce, La, Y ada pada bagian utara daerah penelitian. Berdasarkan analisis petrografi dan analisis mineral butir dapat diketahui mineral pembawa timah pada daerah penelitian adalah kasiterit, dan mineral pembawa unsur tanah jarang berupa monasit, xenotim, dan zirkon.Kata Kunci : Timah, Unsur Tanah Jarang, Endapan Plaser, Endapan Tailing, Toboali, Bangka
GEOLOGI DAN KARAKTERISTIK BATUAN DASAR TERHADAP ENDAPAN NIKEL LATERIT DI DAERAH WATUPARI, KECAMATAN ROUTA, KABUPATEN KONAWE, PROVINSI SULAWESI TENGGARA Devon Sena Thorffata; Sutarto Sutarto; Joko Soesilo
Jurnal Ilmiah Geologi PANGEA Vol 9, No 1 (2022): Jurnal Ilmiah Geologi PANGEA
Publisher : PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL UPN VETERAN YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jigp.v9i1.9574

Abstract

Daerah penelitian terletak di dalam wilayah eksplorasi PT Sulawesi Cahaya Mineral yang secara administratif terletak di daerah Watupari, Kecamatan Routa, Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara yang merupakan salah satu daerah dengan potensi endapan nikel laterit yang cukup baik. Geomorfologi pada daerah penelitian terbagi menjadi dua bentuk asal yaitu bentuk asal denudasionaldan bentuk asal fluvial. Bentuk asal denudasional terbagi lagi menjadi empat bentuklahan yaitu Perbukitan Denudasional (D1), Lereng Denudasional (D2), Morfologi Bergelombang (D3), dan Bukit Terisolir (D4). Bentuk asal fluvial terbagi menjadi dua bentuklahan yaitu Tubuh Sungai (F1) dan Rawa (F2). Stratigrafi daerah penelitian terbagi dari yang paling tua ke yang paling muda yaitu Satuan Peridotit Routa yang berumur Kapur, Satuan Dunit yang berumur Kapur, Satuan Konglomerat Routa yang berumur Miosen-Pliosen, dan Endapan Aluvial yang berumur Resen. Struktur geologi yang berkembang di daerah penelitian berupa kekar dan sesar. Struktur kekar berupa kekar berpasangan (shear joint) yang memiliki arah tenggara – barat laut dan timur – barat. Struktur sesar berupa kekar gerus dan kekar tarik (shear fracture dan gash fracture) yang memiliki arah umum SF N207˚E/76˚ dan GF N240˚E/56˚ dengan pergerakan sesar normal left slip fault, arah umum SF N332˚E/80˚ dan GF N284˚E/60˚ dengan pergerakan sesar left slip fault, dan arah umum SF N107˚E/49˚ dan GF N181˚E/80˚ dengan pergerakan normal left slip fault. Batuan dasar adalah salah satu faktor yang menentukan kadar nikel pada endapan nikel laterit karena merupakan sumber dari kandungan nikel sebelum mengalami pengkayaan. Penelitian studi ini mencakup pemetaan geologi untuk mengetahui sebaran satuan batuan dan pengolahan data sekunder berupa geokimia titik bor yang kemudian dikorelasikan. Berdasarkan penelitian, dapat disimpulkan bahwa Satuan Dunit Routa merupakan satuan yang menghasilkan endapan nikel laterit dengan kadar yang cukup tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa batuan dasar memiliki pengaruh penting dalam terbentuknya endapan nikel laterit. Selain itu, faktor-faktor lain seperti topografi juga memiliki pengaruh penting terhadap endapan nikel laterit.Kata Kunci : Nikel laterit, batuan dasar, geokimia, harzburgit, lherzolit, wehrlit
GEOLOGI DAN KONTROL BATUAN INDUK TERHADAP KUALITAS ENDAPAN BAUKSIT DI KECAMATAN SANDAI, KABUPATEN KETAPANG, KALIMANTAN BARAT Elkana Amelia F; Sutarto Sutarto; Joko Soesilo
Jurnal Ilmiah Geologi PANGEA Vol 9, No 2 (2022): Jurnal Ilmiah Geologi PANGEA
Publisher : PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL UPN VETERAN YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jigp.v9i2.9513

Abstract

Daerah penelitian secara administratif berada di daerah Dadali, Kecamatan Sandai, Kabupaten Ketapang, Provinsi Kalimantan Barat yang merupakan salah satu daerah yang mempunyai sumber daya dan cadangan bauksit yang besar yang umumnya belum dieksploitasi secara optimal (Husaini dkk, 2009, dalam Amalia dkk, 2013). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui geologi dan kontrol batuan induk terhadap kualitas endapan laterit bauksit pada daerah penelitian sehingga dapat mengetahui persebaran endapan bauksit yang berkualitas. Metode penelitian yang digunakan berupa pemetaan geologi yang didukung dengan analisis petrografis untuk mengetahui sifat optis mineral sehingga didapatkan penamaan batuan secara detil, XRF (X-Ray Fluorosence) untuk mengetahui kandungan kimia unsur dan nilai kadar bauksit, serta wet analysis untuk mengetahui kadar RSiO2. Daerah penelitian termasuk kedalam Formasi Granit Sukadana yang terdiri dari litologi batuan beku monzodiorit kuarsa, batuan beku granit dan batuan beku granodiorit. Geomorfologi daerah penelitian terbagi atas 3 bentuk asal yaitu bentuk asal denudasional, bentuk asal fluvial, dan bentuk asal antropogenik. Pola pengaliran daerah penelitian terdiri dari pola pengaliran subdendritik. Stratigrafi yang ditemukan pada daerah telitian dari tua ke muda yaitu intrusi monzodiorit kuarsa Sukadana, intrusi granit Sukadana dan intrusi granodiorit Sukadana yang memiliki umur Kapur Akhir serta satuan endapan aluvial berumur Holosen. Daerah penelitian yang terdiri dari batuan induk monzodiorit kuarsa dan batuan induk granit. Berdasarkan karakteristik endapan bauksit dibagi menjadi 2 tipe yaitu endapan bauksit monzodiorit kuarsa dan endapan bauksit granit. Kandungan geokimia pada endapan bauksit monzodiorit kuarsa memiliki unsur Al2O3 yang lebih tinggi dibandingkan endapan bauksit granit, sedangkan pada endapan bauksit granit memiliki kandungan SiO2 yang lebih tinggi dibanding endapan bauksit monzodiorit kuarsa. Berdasarkan perbedaan karakteristik dan kandungan geokimia endapan bauksit monzodiorit kuarsa memiliki kualitas yang lebih bagus dibandingkan endapan bauksit granit.Kata Kunci : batuan induk, bauksit, laterit, sandai
KENDALI STRUKTUR GEOLOGI DAN IMPLIKASI BREKSI DIATREMA TERHADAP PEMBENTUKAN SISTEM ENDAPAN EPITERMAL-PORFIRI DAERAH KARANGGEDE DAN SEKITARNYA, KABUPATEN WONOGIRI DAN PACITAN PROVINSI JAWA TENGAH DAN JAWA TIMUR Atras Nito Putra; Sutarto Sutarto; Jatmika Setiawan
Jurnal Ilmiah Geologi PANGEA Vol 8, No 2 (2021): Jurnal Ilmiah Geologi PANGEA
Publisher : PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL UPN VETERAN YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jigp.v8i2.9647

Abstract

Daerah penelitian secara administratif berada pada perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur tepatnya pada koordinat x: 511500--517750 dan y: 9107150—9111250 (UTM zona 49S). Daerah penelitian mencakup tiga kecamatan, yakniKecamatan Karangtengah, termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Wonogiri Provinsi Jawa Tengah dan dua Kecamatan lain meliputi Kecamatan Arjosari dan Kecamatan Punung termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Pacitan, Provinsi JawaTimur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi geologi, struktur geologi, dan implikasi breksi diatrema terhadap alterasi dan mineralisasi di daerah penelitian dengan analisis laboratorium meliputi analisis petrografis, analisismineragrafi, analisis stereografis, dan analisis XRD. Pola pengaliran daerah penelitian terdiri atas 3 pola pengaliran dasar meliputi pola pengaliran radial, rectangular, paralel dan 3 pola pengaliran ubahan meliputi pola pengaliran subparalel, subdendritik, dan fault trellis. Geomorfologi daerah penelitian terdiri atas 4 satuan bentuk asal meliputi bentuk asal vulkanik, struktural, fluvial, dan antropogenik yang terbagi menjadi 7 satuan bentuk lahan, yakni bentuk lahan bukit lava, perbukitan sisa vulkanik, lereng homoklin, perbukitan struktural, lembah struktural, tubuh sungai, dan bendungan. Stratigrafi daerah penelitian dari tua ke muda tersusun oleh satuan breksi-tuf Arjosari (Oligosen Akhir-Miosen Awal), satuan breksi-lava basalt Mandalika (Oligosen Akhir-Miosen Awal), Intrusi Dasit (Miosen Awal), satuan breksi diatrema Karangtengah (Miosen Tengah), dan satuan breksi hidrotermal Karangtengah (Miosen Tengah). Struktur geologi daerahpenelitian terdiri atas, kekar, sesar mendatar dan sesar naik. Hasil analisis kekar gerus mendapatkan 2 pola tegasan purba yaitu berarah baratlaut-tenggara dengan 2o, N142oE sebagai pola tegasan purba pertama dan utara timurlaut-selatan baratdaya 6o, N26oE sebagai pola tegasan purba kedua. Tegasan tersebut menghasilkan 21 sesar di daerah penelitian. Sesar berarah baratlaut-tenggara dan berarah timurlaut-baratdaya mengontrol dalam pembentukan jog dilatational.Terdapat 2 jenis urat yang berkembang, yakni extension vein dan oblique extension--fault vein. Alterasi daerah penelitian terbagi menjadi 6 zona tipe alterasi, yakni zona alterasi argilik lanjut, zona alterasi argilik intermediet, zona alterasi argilik, zona alterasi propilitik dalam, zona alterasi propilitik luar, dan zona alterasi silisik (sistem urat). Tipe alterasi yang berkembang mencirikan identitas keterdapatan endapan epitermal sulfidasi tinggi-rendah, dan terdapatnya indikasikeberadaan spekularit sebagai salah satu penciri fluida hidrotermal produk magma oxidized yang hadir meng-overprint mineralisasi logam dasar yang diindikasikan berhubungan dengan sistem porfiri. Mineralisasi daerah penelitian meliputiCu, Au, As, Pb, Zn, Mn, dan Fe. Persebaran alterasi dan mineralisasi daerah penelitian dikendalikan oleh 2 faktor pengontrol. Faktor pertama yaitu struktur geologi berupa sesar dan kekar dengan jenis struktur berupa jog dilatational,extension vein, dan oblique extension-fault vein. Sedangkan faktor kedua yaitu kontrol mekanisme eruptif produk pembentukan breksi diatrema yang telah menyebabkan pendangkalan dari sebuah sistem magmatisme-hidrotermalsehingga dapat mempertemukan beberapa fitur mineralisasi dalam bentuk breksi hidrotermal. Kehadiran spekularit dalam bentuk nodul, veinlet, dan bongkah mengindikasikan adanya keterdapatan peran dari mekanisme eruptif dalam proses pembentukannya.Kata Kunci: alterasi, breksi diatrema, breksi hidrotermal, jog dilatational, mineralisasi, struktur geologi