Claim Missing Document
Check
Articles

Found 29 Documents
Search

Analisis Pemilihan Model Propagasi Pada Perancangan Jaringan Lte Mochtar Hernowo; Uke Kurniawan Usman; Afief Dias Pambudi
eProceedings of Engineering Vol 4, No 1 (2017): April, 2017
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Long Term Evolution (LTE) merupakan teknologi telekomunikasi nirkabel generasi ke-4 sebagai penerus jaringan 3G yang berbasis Internet Protocol (IP). Teknologi ini akan dapat memenuhi kebutuhan para user akan komunikasi paket data yang terus meningkat beberapa tahun belakangan. Long Term Evolution (LTE) merupakan teknologi berbasis Internet Protocol (IP) yang mendukung transfer paket data dengan rate yang tinggi dibandingkan teknologi sebelumnya pada HSDPA release 5, permasalahannya pada daerah urban dengan tingkat pengguna jaringan yang tinggi terkadang banyak user yang mengalaimi kurang optimalnya layanan yang mereka dapat. Salah satu masalahnya ialah saat perancangan LTE ditempat tersebut tidak digunakan model propagasi yang tepat sehingga kapasitas dan cakupan sell kurang optimal. Dalam upaya untuk meningkatkan kualitas LTE dari segi capacity dan coverage maka dari itu Pada penelitian ini ada 3 model propagasi yang diajukan. Pemilihan model propagasi antara ericsson 999, Erceg, dan cost 231 berdasarkan pada hasil simulasi dan pengukuran di lapangan. Dengan melihat kemampuan capacity dan coverage tiap model.Dengan begitu diharapkan dapat menyelsaikan masalah pengoptimalan jaringan dari segi propagasi. Pada peniletian ini pemilihan jenis propagasi yang tepat didapat dari hasil perbandingan menggunakan perhitungan,simulasi dengan software ATOL dan pengukuran dilapangan. Kata Kunci : LTE PLANNING, ERCEG, COST 231, ERICSSon 999, Troughput, BLER
Analisis Performansi Hybrid Optical Amplifier Pada Sistem Long Haul Ultra-dense Wavelength Division Multiplexing Pugar Athma Praja; Akhmad Hambali; Afief Dias Pambudi
eProceedings of Engineering Vol 4, No 1 (2017): April, 2017
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penguat hybrid merupakan sebuah teknologi yang menjanjikan dan memberikan performansi yang lebih baik karena dapat menangani jaringan dengan beban yang besar. Penguat hybrid digunakan untuk mengoptimalkan peningkatan gain bandwidth dari sistem berbasis WDM. Meningkatkan Gain-Bandwidth penguat optik adalah cara yang paling efektif untuk pemanfaatan optimal bandwidth serat secara efisien dalam peningkatan jumlah saluran berbasis WDM. Optimasi penguat hybrid (Raman-EDFA) membuat spektrum gain berada disekitar intensitas penguatan yang sama dengan menurunkan tingkat kerataan gain dari 4,3 dB ke 0,01 dB dengan rata-rata gain sekitar 25,7 dB yang memiliki rentang bandwidth 75 nm sepanjang band gelombang 1530-1605 nm. Dari hasil simulasi uji performansi penguat hybrid (Raman-EDFA) pada sistem long haul U-DWDM dengan panjang link sejauh 205 km didapatkan Q Factor yang beragam yaitu pada kanal ke-1 (7,97197), 20 (7,24377), 40 (6,68281), 60 (7,01838), 80 (6,4435), 100 (6,58715) dan Q Factor terendah pada kanal ke-80 (6,4435). Nilai tersebut mengindikasikan bahwa sistem long haul U-DWDM dengan konfigurasi penguat hybrid (Raman-EDFA) yang disusun secara seri (cascade) dengan spesifikasi yang tertera pada penelitian ini hanya efektif pada jarak maksimal 205 km.
Simulasi Dan Analisis Performansi Algoritma Pengalokasian Resource Block Dengan Batasan Daya Dan Quality Of Service Pada Sistem Lte Arah Downlink Ferdi Setyo Ariawan; Arfianto Fahmi; Afief Dias Pambudi
eProceedings of Engineering Vol 2, No 1 (2015): April, 2015
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam jaringan LTE diharuskan untuk mendukung layanan campuran dengan perbedaan QoS. Oleh karena itu, dibuat penelitian mengenai Simulasi dan Analisis Performansi Algoritma Pengalokasian ResourceBlock dengan Batasan Daya dan QualityofService pada Sistem LTE Arah Downlink Pada penelitian ini dilakukan pengujian algoritma untuk mengalokasikan resourceblock dengan batasan daya dan QoS. Algoritma penjadwalan resourceblock yang diajukan, diuji dengan dua algoritma lain, yaitu maximum C/I dan proportional fair. Pengujian dilakukan dengan menggunakan simulasi dan diambil parameter-parameter pembanding antara lain, jumlah alokasi resourceblockuser, troughputuser, powerreceiveuser, dan fairness. . Penelitian ini menghasilkan hasil simulasi pada aplikasi matlab dengan tiga algoritma penjadwalan alokasi resourceblock. Dari hasil simulasi skenario 40 user diperoleh nilai rata-rata jumlah alokasi resource block tertinggi pada algoritma proportional fair dengan nilai rata-rata pada user 2 = 0.73. Nilai throughput rata-rata tertinggi pada algoritma maximum C/I sebesar 0.63 Mbps. Nilai rata-rata power receive user tertinggi pada algoritma proportional fair sebesar - 43.27 dBm. Nilai rata-rata fairness berdarkan alokasi resource blocknya, tertinggi pada algoritma dengan batasan daya dan QoS sebesar 0.45. Kata kunci: Simulasi, Alokasi Resource Block, Batasan Sumber Daya, QoS, LTE, Downlink
Analisis Perubahan Kerataan Gain Pada Raman Optical Amplifier (roa) Yang Di Cascade Untuk Sistem Komunikasi Optik Jarak Jauh Uw-wdm M. LUTHFI M. LUTHFI; Akhmad Hambali; Afief Dias Pambudi
eProceedings of Engineering Vol 2, No 3 (2015): Desember, 2015
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Raman Optical Amplifier (ROA) adalah penguat optik yang memanfaatkan interaksi kenonlinieran antara sinyal dan laser yang dipompakan kedalam serat yang menyebabkan terjadinya penguatan pada sinyal informasi. Analisis penguatan sinyal optik dengan menggunakan sebuah ROA telah dila kukan, namun ada satu metode penggunaan cascade ROA yang berguna dalam pengembangan teknologi WDM (Wavelength Division Multiplexing). Metode cascade ROA yang dimaksud adalah pengunaan sejumlah ROA sekaligus pada satu serat optik dengan tujuan untuk mendapatkan penguatan yang rata dan meningkatkan bandwidth penguatan sinyal optik. Pada tugas akhir ini, peneliti menganalisis skema pompa pada penguatan Raman pada berbagai kasus, baik pada satu pompa maupun dengan cascade ROA. Tujuannya untuk mendapatkan hasil optimal, serta melihat pengaruh yang disebabkan oleh parameter-parameter yang ada terhadap perubahan spektrum penguat Raman. Pada penelitian ini didapatkan hasil simulasi saat 11 buah pompa diberikan kedalam serat, dihasilkan penguatan sebesar 12.08 dB dengan ripple sebesar 0.56 dB serta lebar bandwidth sebesar 83 nm. Saat 12 buah pompa diberikan kedalam serat, penguatan yang dihasilkan sebesar 10.94 dB dengan ripple sebesar 0.43 dB serta lebar bandwidth sebesar 78 nm. Kata kunci: Bandwidth, Cascade, Raman Optical Amplifier, ripple, WDM.
Analisis Kinerja Urutan Sensing Spektrum Berdasarkan Laju Transmisi Kanal Ahmad Sulaeman; Arfianto Fahmi; Afief Dias Pambudi
eProceedings of Engineering Vol 2, No 1 (2015): April, 2015
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penggunaan kanal kosong yang efektif dan efisien merupakan hal yang sangat penting bagi secondary user karena terbatasnya kesempatan untuk memanfaatkan kanal tersebut. Sehingga dibutuhkan cara untuk mencari kanal kosong yang efektif dan efisien agar dapat memanfaatkan kanal tersebut dengan maksimum. Pada penelitian ini, secondary user melakukan sensing spektrum berdasarkan urutan laju transmisi kanal terhadap sinyal primary user yang berupa sinyal OFDMA. Evaluasi dan analisis dilakukan terhadap kinerja detektor energi berdasarkan periodogram yang digunakan untuk sensing spektrum dan kinerja urutan sensing spektrum berdasarkan laju transmisi kanal. Selain itu, evaluasi dan analisis dilakukan terhadap hubungan kinerja detektor dan kinerja urutan sensing spektrum berdasarkan laju transmisi kanal. Hasil menunjukkan kinerja detektor energi berdasarkan periodogram dapat mencapai target probability detection 0,9 dan probability false alarm 0,1 pada SNR 7 dB. Saat kinerja energi detektor optimal, kinerja urutan sensing spektrum berdasarkan laju transmisi kanal menunjukan perbaikan terhadap jumlah kanal kosong tersedia pada sinyal observasi dengan nilai maksimum average reward 61,9 kbps dan channel utilization 93%. Selain itu, penurunan kinerja urutan sensing spektrum terjadi dengan turunnya kinerja detektor, dengan faktor Pd menunjukkan penurunan yang lebih besar (average reward 27,8 kbps dan channel utilization 37,4%) dari pada faktor Pfa (average reward 28,7 kbps dan channel utilization 38,7%). Kata kunci : Cognitive Radio, Urutan Sensing Spektrum, Deteksi Energi, Periodogram, average reward, channel utilization.
Perancangan Desain Fiber To The Tower (fttt) Untuk Komunikasi Broadcast Sebagai Backhaul Jaringan Pariz Van Java Tv Bandung Nurrochman Prabowo; Akhmad Hambali; Afief Dias Pambudi
eProceedings of Engineering Vol 4, No 1 (2017): April, 2017
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan industri penyiaran di Indonesia telah berkembang dengan pesat yang diiringi oleh perkembangan sistem transmisi yang semakin handal. Sistem transmisi yang digunakan oleh Pariz Van Java TV (PJTV) adalah dengan menggunakan gelombang microwave point-to-point dari stasiun ke menara pemancar yang kemudian didistribusikan ke tv di rumah-rumah. Dengan jarak yang jauh, serta topologi daerah yang memiliki kontur yang tidak rata atau berbukit-bukit dan curah hujan tinggi bukan tidak mungkin sinyal microwave akan mengalami gangguan selama transmisi. Pada tugas akhir ini dirancang desain Fiber To The Tower (FTTT) yang digunakan untuk menghubungkan stasiun dengan tower pemancar yang ada di Komplek Stasiun Relay Panyandaan, Kab. Bandung Barat yang berjarak ±17 km dengan menggunakan jaringan Metronet dari PT. Indonesia Comnets Plus (ICON+). Perancangan jaringan FTTT digunakan untuk menggantikan sistem transmisi microwave point-to-point dari stasiun ke menara pemancar dengan media trasmisi fiber optic. Pada perancangan FTTT ini Studio PJTV dibuhungkan ke Presence Of Point (POP) Cigereleng GI yang bejarak 8.64 km dan menara pemancar PJTV dihubungkan ke POP Cimahi Kota APJ yang berjarak 7.35km. Dari hasil pengukuran didapatkan hasil pada link studio PJTV ke POP Cigereleng GI yaitu Power Link Budget sebesar -8.6 dBm, Rise Time Budget sebesar 0.2567 ns ns, Signal to Noise Ratio sebesar 30.9 dB, serta Bit Error Rate sebesar 9.89 x 10-68. Sedangkan pada link POP Cimahi Kota APJ ke menara pemancar memiliki keluaran Power Link Budget sebesar -11.506 dBm, Rise Time Budget sebesar 0.2567 ns, Signal to Noise Ratio sebesar 27.98 dB, dan Bit Error Rate sebesar 1.76 x 10-36. Dari data keluaran yang dihasilkan, dapat disimpulkan bahwa link jaringan yang dirancang sudah memenuhi syarat kelayakan jaringan fiber optic. Kata Kunci: FTTT, Studio TV, Menara Pemancar
Analisis Perbandingan Kinerja Teknologi Gigabit Passive Optical Network (gpon) Dan Gigabit Ethernet Passive Optical Network (gepon) Turbo Mode Pada Jaringan Passive Optical Network (pon) Ridwan Pratama; Akhmad Hambali; Afief Dias Pambudi
eProceedings of Engineering Vol 3, No 2 (2016): Agustus, 2016
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gigabit Passive Optical Network (GPON) dan Gigabit Ehternet Passive Optical Network (GEPON) merupakan teknologi dalam PON yang yang dianggap mampu untuk memenuhi kebutuhan bandwidth dan kecepatan yang tinggi. Kedua teknologi tersebut terus bersaing dan terus dilakukan pengembangan. Turbo GEPON merupakan salah satu hasil pengembangan teknologi GEPON yang diperkenalkan oleh perusahaan Teknovus yang kemudian diakui sisi oleh Broadcomm. Turbo GEPON dianggap mampu bersaing dengan GPON karena memiliki parameter yang hampir sama seperti GPON, seperti splitting ratio¸ upstream dan downstream bandwidth, dan upstream dan downstream wavelength. Pada Tugas Akhir ini dilakukan penelitian mengenai perbandingan kinerja antara teknologi GPON dan Turbo GEPON dengan parameter uji power link budget, rise time budget, signal to noise ratio (SNR), dan bit error rate (BER). Penelitian dilakukan dengan melakukan simulasi terhadap kedua teknologi tersebut melalui hitungan matematis ataupun software simulasi. simulasi dilakukan dengan menggunakan parameter jarak maksimum link jaringan akses PON sepanjang 20 km dan splitting ratio maksimum pada tiap teknologinya yaitu 1:64 dengan menggunakan kombinasi splitter 1:4 dan 1:16. Hasil dari pengujian parameter uji antara teknologi GPON dan Turbo GEPON menunjukkan nilai power link budget sebesar -21.7 dBm untuk upstream dan downstream, rise time budget sebesar 0.23685 ns untuk GPON dan 0.26401 ns untuk Turbo GEPON, nilai SNR pada GPON dan Turbo GEPON sebesar 22.60021 dB untuk downstream dan 24.50568 dB untuk upstream, dan nilai BER untuk GPON dan Turbo GEPON sebesar � . ��𝟒�� × ��−�� untuk downstream dan � . ����� × ��−�� untuk upstream. Perbandingan hasil pengujian parameter antara teknologi GPON dan Turbo GEPON menunjukkan bahwa GPON lebih unggul. Hal ini dibuktikan dengan lebih kecilnya nilai rise time budget pada GPON dibandingkan dengan Turbo GEPON yaitu sebesar 0.23685 ns pada GPON dan 0.26401 ns pada Turbo GEPON. Kata kunci : PON, GPON, GEPON, Turbo GEPON
Analisis Perbandingan Performansi Penanggulangan Inter Carrier Interference Di Ofdm Menggunakan Konvensional Zero Forcing Equalizer Dan Enhanced Zero Forcing Equalizer Rizky Wahyudi; Arfianto Fahmi; Afief Dias Pambudi
eProceedings of Engineering Vol 3, No 1 (2016): April, 2016
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

OFDM (Ortogonal Frecuency Division Multiplexing) memiliki efisiensi spektral yang sangat tinggi dan tahan terhadap frequency selective fading. Teknologi ini memang mempunyai banyak kelebihan tetapi disisi lain juga memiliki kekurangan. Salah satu kekurangan OFDM adalah rentan terhadap carrier frequency offset (CFO) yang disebabkan respon kanal. Hal ini menyebabkan terjadinya inter carrier interference (ICI) sehingga menyebabkan kehilangan ortogonalitas. Penelitian ini membahas metode penanggulangan ICI menggunakan estimasi matriks kanal dan ekualisasi zero forcing (ZF). Sedangkan enhanced zero forcing dilakukan dengan interpolasi matriks estimasi sehingga menyederhanakan invers matriks dan mempersingkat waktu komputasi. Hasil simulasi yang didapatkan berupa meningkatnya performansi OFDM dengan zero forcing yaitu sebesar 2 dB dengan BER 10-3 sehingga performansi semakin membaik. Setelah itu dibandingkan performansi enhanced zero forcing equalizer terjadi peningkatan 0,5 dB dari OFDM konvensional dan terjadi penurunan kompleksitas invers matriks kanal, konvensional zero forcing mempunyai waktu komputasi invers 0,002 detik sedangkan enhanced zero forcing sebesar 0,0012 detik. Kata kunci : OFDM,ICI, CFO,Zero Forcing
Analisis Dan Simulasi Spectrum Sensing Menggunakan High Order Statistical Analysis Dengan Metode Ekstraksi Ciri Bicoherence Clay Creezelly Andre Talakua; Kris Sujatmoko; Afief Dias Pambudi
eProceedings of Engineering Vol 2, No 1 (2015): April, 2015
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Spektrum frekuensi merupakan sumber daya terbatas. Pemborosan spektrum frekuensi merupakan sebuah problema meskipun sudah regulasi telah ditetapkan untuk memaksimalkan pemanfaatan spektrum frekuensi. Cognitive radio merupakan sistem komunikasi cerdas yang mampu memaksimalkan penggunaan spektrum frekuensi. Spectrum sensing yang ada pada cognitive radio memampukan untuk mendeteksi aktivitas primary user sebagai sumber daya yang dapat dieksploitasi oleh secondary user. Penerapan High Order Statistical Analysis memungkinkan untuk digunakan pada spectrum sensing. Bicoherence akan digunakan sebagai metode ekstraksi ciri untuk mengkalkulasi dan pemetaan spektrum frekuensi. Kelebihan dari High Order Statistics dan bicoherence untuk spectrum sensing adalah kemampuannya untuk menekan Gaussian noise pada lingkungan dengan signal-to-noise ratio rendah. Hasil keluaran sistem mampu menunjukan aktivitas frekuensi primary user. Kemampuan sistem untuk mendeteksi sinyal primary user diwakili oleh Probability Detection. Nilai Probability detection ≥ 0.9 pada sistem diperoleh mulai dari SNR 0 dB hingga pada SNR -12 dB. Nilai tersebut semakin mengecil seiring bertambah rendahnya nilai SNR. Kata kunci : Spectrum sensing, high order statistical analysis, bicoherence
Analisis Efek Non Linieritas Fiber Pada Link Sistem Komunikasi Serat Optik Ajeng Rahmaningtyas Firnadya; Akhmad Hambali; Afief Dias Pambudi
eProceedings of Engineering Vol 2, No 2 (2015): Agustus, 2015
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Perkembangan Sistem Komunikasi Serat Optik (SKSO) terus mengalami kemajuan dari tahun ke tahun. Salah satu teknologi yang berkembang sangat pesat adalah teknologi Dense Wavelength Division Multiplexing (DWDM) yang memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan teknologi terdahulu. Namun, dibalik kelebihanya DWDM memiliki salah satu kekurangan yaitu efek non linieritas Four Wave Mixing (FWM). Pada penelitian ini, dibuat pemodelan sistem link DWDM pada software OptiSystem untuk mengetahui pengaruh FWM tersebut. Terdapat 3 skenario dalam pemodelannya. Skenario pertama, variabel yang diubah adalah bitrate link dan jarak link. Pada skenario kedua, variabel yang diubah adalah spasi kanal. Dan pada skenario ketiga, variabel yang diubah adalah daya transmitter. Hasil simulasi yang telah dilakukan yaitu bahwa efek FWM sangat mempengeruhi performansi link DWDM karena hasil Q - Factor dari semua simulasi tidak lebih dari 6. Pada simulasi 10 Gbps, performansi terbaik memiliki Q - Factor sebesar 5.3466725, dan performansi terburuk memiliki Q - Factor sebesar 1.61111125, namun bisa diperbaiki sehingga Q - Factor meningkat menjadi 2.50623. Pada simulasi 40 Gbps, performansi terbaik memiliki Q - Factor sebesar 2.96011, dan performansi terburuk memiliki Q - Factor sebesar 1.8404325, namun bisa diperbaiki sehingga Q - Factor meningkat menjadi 3.748735. Pada simulasi 100 Gbps, performansi terbaik memiliki Q - Factor sebesar 2.9551125, dan performansi terburuk memiliki Q - Factor sebesar 2.196375, namun bisa diperbaiki sehingga Q - Factor meningkat menjadi 2.7596375. Kata kunci : Dense Wavelength Division Multiplexing, Four Wave Mixing, Q - Factor. Abstract