Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

Perancangan Dan Realisasi Prototype Sistem Transfer Daya Listrik Nirkabel Untuk Mengisi Baterai Handphone Sherly Puspita Rahman; Mas Sarwoko; Zulfi .
JURNAL NASIONAL TEKNIK ELEKTRO Vol 2 No 2: September 2013
Publisher : Jurusan Teknik Elektro Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (312.055 KB) | DOI: 10.25077/jnte.v2n2.72.2013

Abstract

Ongoing trends in standardized mobile phone charger is charging process with user-friendly wireless power transfer that eliminates the cable connection between the charger and the phone. Wireless power transfer provides convenience in mobile phone battery charging, do not have to hassle with wires and plugs, simply put the phone on the pad. The research design and realize a prototype of a wireless power transfer system for charging mobile phone batteries. This research used high frequency transformer 12 V 25 kHz, the primary coil (20 turns, diameter 9 cm), the secondary coil (36 turns, diameter 9 cm), rectifier and filter and regulator. The result showed that the device and the circuit is designed to perform charging mobile phone batteries with maximum distance required to produce a voltage of 5 volts at the input terminal of mobile phone batteries is as far as 2 cm. In addition, the time required to perform a full battery charge until the phone is 60 minutes with constant charging rate.Keywords: magnetic Induction, Resonance, Electromagnetic, Wireless power transfer AbstrakTren yang sedang berlangsung dalam standarisasi charger handphone adalah proses pengisian user-friendly dengan transfer daya nirkabel yaitu menghilangkan sambungan kabel antara charger dan handphone. Transfer daya nirkabel memberikan kemudahan dalam pengisian baterai handphone, tidak perlu repot dengan kabel dan colokan, cukup meletakkan handphone pada bantalan. Penelitian ini merancang dan merealisasikan sebuah prototype sistem transfer daya nirkabel untuk pengisian batere handphone. Dalam penelitian ini digunakan high frequency transformator 12 V 25 kHz, primary coil (20 lilitan, diameter 9 cm), secondary coil (36 lilitan, diameter 9 cm), rectifier and filter dan regulator. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa alat dan rangkaian yang dirancang dapat melakukan pengisian batere handphone dengan jarak maksimum yang dibutuhkan untuk menghasilkan tegangan 5 Volt pada terminal masukan batere handphone adalah sejauh 2 cm. Selain itu, waktu yang diperlukan untuk melakukan pengisian batere handphone hingga penuh adalah 60 menit dengan laju pengisian konstan.Keywords: magnetic Induction, Resonance, Electromagnetic, Wireless power transfer  
Implementasi Struktur Meander Line untuk Mereduksi Ukuran Butler Matrix 2 × 2 Zulfi; Achmad Munir
Jurnal Nasional Teknik Elektro dan Teknologi Informasi Vol 10 No 2: Mei 2021
Publisher : Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1533.41 KB) | DOI: 10.22146/jnteti.v10i2.1418

Abstract

Butler matrix is a beamforming network that is commonly used in multibeam antennas because of its simple structure and high efficiency. However, the Butler matrix has relatively large dimensions. Meander line structure is a widely used approach to reduce the dimensions of various microwave devices. This paper describes the implementation of the meander line structure on a 2 × 2 Butler matrix to reduce dimensions. The method used is to apply a meander line structure to the through arm. The 2 × 2 Butler matrix with meander line structure is designed using FR4 epoxy dielectric material with dimensions of 17.9 mm × 36.4 mm to work at a 2.4 GHz resonant frequency. The measurement results show that the 2 × 2 Butler matrix with meander line structure has a reflection coefficient better than -10 dB from 1.88 GHz to 2.93 GHz (fractional bandwidth of 43.75%). The isolation of -6.15 dB, the transmission coefficients of -3.70 dB, and the phase difference between the output ports is 91.37o were achieved at the operating frequency of 2.4 GHz. The application of the meander line structure reduces the dimensions of the Butler matrix 2 × 2 by 34.54%.
Perancangan Dan Realisasi Antena Mikrostrip Double Inverted Fl (difl) Pada Range Frekuensi (3,3 – 3,4) Ghz Miftahul Ridho; Zulfi Zulfi; Yuyu Wahyu
eProceedings of Engineering Vol 2, No 3 (2015): Desember, 2015
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Seiring dengan perkembangan zaman kebutuhan manusia terhadap teknologi komunikasi juga semakin meningkat, terutama di bidang teknologi komunikasi wireless. Teknologi telekomunikasi yang sedang dikembangkan saat ini adalah teknologi Worldwide Interoperability for Microwave Access (WiMAX), teknologi ini menawarkan kualitas komunikasi yang lebih baik dari teknologi-teknologi sebelumnya. Salah satu contoh alat pendunkung dalam dalam teknologi tersebut, yakni antena. Antena didefinisikan sebagai suatu transformator struktur transmisi antara saluran transmisi dengan gelombang ruang bebas berupa suatu gelombang elektromagnetik atau sebaliknya. Antena berfungsi sebagai penerima dan pelepas energi elektromagnetik sehingga memiliki peranan penting dan mutlak harus ada dalam suatu komunikasi wireless. Pada tugas akhir ini dilakukan perancangan dan realisasi antena mikrostrip DIFL bekerja pada frekuensi range frekuensi 3,3 – 3,4 GHz. Frekuensi ini merupakan salah satu frekuensi kerja dari teknologi. Hasil yang diharapkan dari penelitian ini yaitu antena mampu menghasilkan karakteristik yang bekerja pada frekuensi tengah 3,35 GHz dengan bandwidth sebesar 100 MHz untuk nilai VSWR < 1,5. Keyword: Double Inverted –FL antenna, WiMAX
Desain Dan Implementasi Wireless Charging Untuk Baterai 12 Volt 12 Ampere Hour Pada Automatic Guided Vehicle Ardian Tirta Wardhana; Angga Rusdinar; Zulfi Zulfi
eProceedings of Engineering Vol 2, No 2 (2015): Agustus, 2015
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Salah satu energi yang saat ini banyak digunakan adalah energi listrik. Secara umum transfer energi listrik yang biasanya digunakan berupa media kabel tembaga. Dengan berkembangnya teknologi saat ini, Wireless power transfer merupakan salah satu energi listrik yang ditransmisikan melalui media udara. Sehingga energi listrik dapat ditransmisikan dari suatu sumber listrik menuju beban melalui media udara. Rangkaian penerima pada sistem transmisi energi listrik ini menggunakan prinsip induksi resonansi magnetik. Pada tugas akhir ini akan dibahas tentang desain dan implementasi Wireless Charging baterai 12Volt 12Ampere Hour pada Automatic Guided Vehicle (AGV). Sumber tegangan akan dihubungkan dengan rangkaian elektronika dan kawat tembaga. Kawat tembaga tersebut difungsikan sebagai antena pengirim dan penerima yang berguna untuk menghantarkan energi listrik dalam melakukan pengisian baterai 12Volt 12Ampere Hour dengan frekuensi 50KHz. Hasil yang di dapatkan pada tugas akhir ini adalah sebuah wireless charging dimana pada jarak lebih dari 20cm antara coil primer dan coil sekunder memiliki tegangan 0 V, sedangkan pada jarak 0- 19cm mempunyai nilai tegangan keluaran yaitu 18,3V-1,99V. Jadi pada wireless charging jarak memiliki pengaruh pada nilai tegangan. Kata kunci : Wireless Charging, energi listrik, jarak
Penggunaan Kompensator Dispersi Pada Jaringan Berbasis Optik Antara Sto Lembong Dan Sto Cianjur Menggunakan Fiber Bragg Grating Ratih Kusuma Wardhani; Akhmad Hambali; Zulfi Zulfi
eProceedings of Engineering Vol 2, No 2 (2015): Agustus, 2015
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak  Sistem komunikasi serat optik memiliki kelebihan berupa transmisi loss yang kecil, bandwidth yang lebar, tidak terpengaruh gelombang elektromagnetik, dan keamanan data. Sehingga dengan kelebihan yang dimilikinya, penelitian terus dilakukan untuk meningkatkan performansi sistem komunikasi serat optik. Salah satu metode yang digunakan untuk menentukan kelayakan suatu jaringan serat optik berkaitan dengan bit rate adalah rise time budget. Besar rise time system harus lebih kecil sama dengan 70% data NRZ, sehingga dibutuhkan kompensator dispersi untuk mengurangi besar dispersi untuk dapat mentransmisikan bit rate sesuai yang diinginkan. Pada penelitian kali ini dilakukan analisis peletakan kompensator dispersi terhadap performansi link optik antara STO Lembong dan STO Cianjur sejauh 67,46 Km menggunakan kompensator dispersi fiber bragg grating menggunakan software OptiSystem. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa peletakan kompensator dispersi dengan pengaruh efek non-linearitas mempengaruhi performansi suatu jaringan, pada bit rate 10 Gbps semakin besar jarak pelatakan kompensator dispersi terhadap transmitter maka nilai BER dan Q-Factor semakin bagus. Performa terbaik adalah pada jarak 52,642 Km dengan nilai BER 2,31822x10-12 dan Q-Factor 6,91173, performa terburuk pada jarak 4,804 dengan nilai BER 3,66458x10-12  dan Q-Factor 6,84697. Sedangkan pada bit rate 40 Gbps semakin besar jarak peletakan kompensator dispersi terhadap transmitter maka nilai BER dan Q-Factor semakin. Performa terbaik adalah ketika kompensator dispersi diletakan pada jarak 4,804 Km dengan nilai BER 0,007568 dan Q-Factor 2,29233, performa terburuk pada jarak 52,642 dengan nilai BER 0,008145 dan Q-Factor 2,2629. Pada skenario kedua, peletakan kompensator dispersi tanpa efek non-linearitas menghasilkan nilai BER dan Q-Factor yang sama di semua jarak. Pada bit rate 10 Gbps BER sebesar 3,32078x10-12 dan Q-Factor sebesar 6,86077. Sedangkan dengan bit rate 40 Gbps nilai BER sebesar 0,008153 dan Q-Factor sebesar 2,26279. Hal ini terjadi karena pada skenario kedua tidak terdapat efek non-linearitas yang tidak menimbulkan beberapa sinyal baru.
Analisis Dan Perancangan Antena Susunan Colinear Mikrostrip Untuk Aplikasi Glide Path Pada Instrument Landing System Deni Ade Munanda; Zulfi Zulfi; Agus Dwi Prasetyo
eProceedings of Engineering Vol 2, No 1 (2015): April, 2015
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Mobilitas manusia modern semakin hari semakin dinamis mengikuti meningkatnya taraf hidup masyarakat. Salah satu alternatif moda transportasi yang menunjang mobilitas tersebut adalah pesawat udara. Berbagai teknologi navigasi pun dikembangkan untuk meningkatkan pelayanan dan keamanan transportasi udara, salah satunya adalah ILS (Instrument Landing System). ILS merupakan alat bantu pendaratan instrumen (non visual) yang digunakan untuk membantu penerbang dalam melakukan prosedur pendekatan dan pendaratan pesawat di suatu bandara. Namun, tidak semua bandara di Indonesia menggunakan ILS sebagai sistem pendaratannya, terutama bandara perintis. Keberadaan ILS di suatu bandara sangat penting terutama dalam meningkatkan keamanan saat pendaratan pesawat. Pada penelitian ini dilakukan analisis dan perancangan prototype antena dari salah satu subsistem ILS yaitu antena glide path. Perancangan prototype mikrostrip antena glide path ini menggunakan susunan colinear array dengan tujuan meningkatkan gain antena. Untuk meminimisi penyepadanan impedansi dilakukan teknik pencatuan probe, dengan mengoptimisasi letak titik pencatuan yang tepat maka akan didapatkan frekuensi dan VSWR yang diinginkan. Antena mikrostrip ini dirancang dengan bantuan perangkat lunak CST Microwave Studio 2010 yang berbasis Finite Integration Technique dengan menggunakan substrat epoxy FR-4 dengan nilai εr = 4.3. Antena yang diracang pada penelitian ini menghasilkan polarisasi linear dan pola radiasi unidireksional. Antena bekerja pada frekuensi 332 MHz pada VSWR ≤ 1,6 dan gain 3,799 dBi dapat terealisasi dengan antena susunan colinear berdimensi 614,736 mm x 131,67 mm. Sedangkan untuk bandwidth VSWR ≤ 1,6 diperoleh 8 MHz. kata kunci: antena colinear, glide path, antena mikrostrip, ILS
Perancangan Dan Implementasi Antena Mikrostrip Fraktal Koch Untuk Aplikasi Ultra Wideband (3.1 Ghz – 10.6 Ghz) Satria Taruna Wirawan; Heroe Wijanto; Zulfi Zulfi
eProceedings of Engineering Vol 2, No 1 (2015): April, 2015
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada penelitian tugas akhir ini dirancang sebuah antena mikrostrip fraktal Koch pada iterasi orde ke-2 dengan merekayasa bentuk feed strip line dan optimasi pada kombinasi bentuk groundplane. Setelah itu antena fraktal disimulasikan dan direalisasikan pada aplikasi UWB (3.1-10.6) GHz yang kemudian dibandingkan antara hasil simulasi dan pengukuran. Sehingga dari ke dua teknik ini akan dianalisa perubahan parameter antena agar bekerja secara optimal untuk dapat digunakan pada aplikasi UWB. Hasil dari tugas akhir ini menunjukan bahwa dengan merekayasa teknik catuan micostrip line dengan menempelkan patch fraktal Koch serta mengkombinasikan bentuk groundplane dengan bentuk lingkaran mampu memperbaiki return loss pada performansi antena. Dari hasil optimasi perancangan antena didapatkan, untuk ukuran dimensi antena 38.3 mm × 24.5 mm × 1 mm. Kemudian untuk hasil parameter antena pada frekuensi kerja 3.1 GHz, 6.85 GHz, dan 10.6 GHz nilai VSWR berturut-turut 1.382, 1.413, dan 1.462. Serta besarnya gain dengan frekuensi kerja yang sama pula, berturut-turut yaitu 2.211 dB, 1.275 dB, 2.486 dB, dan polaridiasi yang dihasilkan yaitu bidireksional, serta polarisasi ellips. Kata kunci : Antena Fraktal, Koch, Ultra Wideband, Iterasi Orde-2
Perbandingan Daya Keluaran Rectenna Singleband Dan Multiband Pada Rf Energy Harvesting 900 – 2400 Mhz Achmad Rizal Ridwan Mattulada; Zulfi Zulfi; Yuyu Wahyu
eProceedings of Engineering Vol 5, No 1 (2018): April 2018
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gelombang radio frekuensi (RF) yang dipancarkan dari sumber-sumber pemancar teknologi GSM, UMTS, LTE, Wifi, televisi analog dan digital. Sumber pemancar gelombang RF yang banyak digunakan pada pita frekuensi 900-2400 MHz, karena banyak Base Transceiver Station (BTS) operator selular tersebar hampir di seluruh kota besar maupun kecil, serta akses poin dari teknologi wifi. Gelombang RF tersebut dapat dipanen secara maksimal sebagai sumber energi alternatif dengan sistem RF Energy Harvesting. Sistem RF Energy Harvesting menggunakan antena dan rectifier yang saling diintegrasikan dinamakan Rectenna. Antena digunakan untuk menangkap gelombang radio di udara, dan rectifier sebagai penyearah gelombang RF menjadi tegangan DC.Pada tugas akhir ini telah dilakukan perancangan dan realisasi rectenna (Rectifier Antena) dengan membandingkan dua tipe antena yang digunakan yaitu antena singleband dan multiband, kemudian menganalisis perbedaan daya dan tegangan keluaran. Antena yang direalisasikan untuk jenis multiband adalah antena PIFA L-slot dan untuk jenis singleband adalah antena mikrostrip patch rectangular.Antena mikrostrip singleband memiliki bandwidth 32 MHz yang bekerja pada rentang frekuensi 1777-1809 MHz dengan gain 0,3479 dB. Antena PIFA multiband memiliki bandwidth 14 MHz yang bekerja pada rentang frekuensi 940-954 MHz dengan gain -0,3498 dB, bandwidth 25 MHz bekerja pada rentang frekuensi 1796-1821 MHz dengan gain 0,1716 dB, dan bandwidth 26 MHz bekerja pada rentang frekuensi 2344-2370 MHz dengan gain 1,8941 dB. Rectifier yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan dioda Schottky tipe BAT17 yang bekerja pada rentang frekuensi UHF (300-3000 MHz). Hasil pengukuran rectenna singleband menunjukkan daya keluaran tertinggi mencapai -32,43 dBm dan tegangan keluaran tertinggi mencapai 9,2 mVolt pada jarak 50 cm. Hasil pengukuran rectenna multiband menunjukkan daya keluaran tertinggi mencapai -25,17 dBm dan tegangan keluaran tertinggi mencapai 19,7 mVolt pada jarak 50 cm.
Perancangan Dan Analisis Performansi Jaringan Lte-advanced Menggunakan Fitur Carrier Aggregation Di Kota Bandung Zulyano Rizqullah; Uke Kurniawan Usman; Zulfi Zulfi
eProceedings of Engineering Vol 5, No 3 (2018): Desember 2018
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Penerapan teknologi jaringan seluler Long Term Evolution (LTE) di Indonesia saat ini sudah cukup merata, terutama di Kota Bandung. Namun, penerapan jaringan LTE ini dirasa kurang optimal dikarenakan jaringan ini beroperasi pada frekuensi 900 MHz, yang mana pada frekuensi ini juga beroperasi jaringan seluler 2G. Hal ini menyebabkan terbatasnya bandwidth yang dapat dipakai oleh jaringan LTE sehingga berdampak pada jumlah user yang dapat dilayani pada suatu waktu. Untuk mengatasi hal tersebut, digunakan teknologi dari 3GPP yang dinamakan LTE-Advanced yang mendukung fitur carrier aggregation (CA). Pada tugas akhir ini dilakukan perancangan jaringan seluler LTE-Advanced menggunakan metode inter-band CA pada bandwidth 20 MHz pada frekuensi 1800 MHz dan bandwidth 20 MHz pada frekuensi 2300 MHz. Perancangan dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu coverage planning dan capacity planning di Kota Bandung dengan operator yang digunakan adalah Telkomsel. Tujuan dari penelitian ini adalah membuat perencanaan sebuah jaringan LTE-Advanced dengan menggunakan fitur carrier aggregation, untuk mendapatkan jaringan LTE-Advanced yang sesuai dengan Key Performance Indicator yang ditentukan. Parameter analisis yang digunakan pada penlitian ini adalah: jumlah sel, throughput, received signal reference power (RSRP), signal interference noise ratio (SINR), dan user connected. Kata kunci : LTE-Advanced, Carrier Aggregation, Coverage Planning, Capacity Planning. Abstract Long Term Evolution application in Indonesia is already distributed equally, especially in Bandung City. However, the application of LTE network is not yet optimal because LTE network is operated in 900 MHz frequency, which is also used by 2G network. This phenomenon caused the bandwidth which used in LTE network is limited and that makes the number of user that can be served is reduced. To resolve that matter, a technology from 3GPP is used which named LTE-Advanced that supports Carrier Aggregation (CA) method. In this final project, a planning of LTE-Advanced network that use inter-band CA in 1800 MHz frequency and 2300 MHz with 20 MHz bandwidth each was done. The planning was done with two methods, coverage planning and capacity planning in Bandung City with Telkomsel provider. The purpose of this experiment is to make an LTEAdvanced network with CA method to get an LTE-Advanced network that suitable within Key Performance Indicator that has been determined. Analysis parameter used in this experiment is: cell amount, throughput, received reference power (RSRP), signal interference noise ratio (SINR), and user connected. Keywords: LTE-Advanced, Carrier Aggregation, Coverage Planning, Capacity Planning
Rectifying Antenna (rectenna) Untuk Sinyal Tv Uhf 470 - 806 Mhz Fadhli Iwanda; Zulfi Zulfi; Yuyu Wahyu
eProceedings of Engineering Vol 5, No 3 (2018): Desember 2018
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Energy harvesting sedikit banyaknya telah membantu permasalahan krisis energi yang memiliki sumber daya terbatas. Teknik ini mengambil sumber energi eksternal dari suatu sistem yang ketersediaannya cukup berlimpah seperti sinar matahari, angin, dan gelombang radio. Selain sinar matahari, saat ini gelombang radio merupakan sumber energi yang bisa dibilang tidak terbatas karena ketersediaan sumber pancar yang banyak baik dari BTS, akses poin WLAN, maupun stasiun televisi. Salah satu aplikasi energy harvesting yang memanfaatkan gelombang radio sebagai sumber adalah rectifying antenna (rectenna). Gelombang radio yang ada di udara bebas diterima oleh antena dan kemudian diubah menjadi tegangan DC. Penelitian tugas akhir ini merancang sistem rectenna sederhana yang terdiri dari antena dan rectifier. Antena yang dirancang merupakan antena mikrostrip vivaldi berjenis tapered slot dan bisa beroperasi pada sinyal TV UHF frekuensi 470 – 806 MHz. Rangkaian rectifier yang dirancang berjenis voltage multiplier dengan menggunakan kombinasi dioda dan kapasitor sebagai penyusunnya. Dioda yang digunakan yaitu dioda Schottky tipe BAT 17. Dioda ini mampu beroperasi pada rentang frekuensi UHF (300 – 3000 MHz). Antena vivaldi hasil realisasi berbahan substrat FR-4 epoxy dengan dimensi 200 mm x 250 mm. Hasil realisasi antena vivaldi memiliki gain yang paling tinggi pada rentang frekuensi 470 – 806 MHz sebesar 2,4 dB. VSWR antena ini memiliki nilai paling tinggi sebesar 1,86 dan bandwidth lebih dari 400 MHz. Sistem rectenna berhasil mengkonversi gelombang radio menjadi tegangan DC senilai 20,2 mV dengan daya kirim 19 dBm dari antena pancar dengan jarak 60 cm pada frekuensi 806 MHz. Tegangan DC yang paling rendah dihasilkan pada frekuensi 470 MHz sebesar 0,4 mV dengan daya kirim 19 dBm dari antena pancar dengan jarak 60 cm. Kata Kunci: Antena Vivaldi, Energy Harvesting, Rectenna, Rectifier, Voltage Multiplier Abstract Energy harvesting more or less has helped energy crisis problems about limited resources. This technique takes an external source of energy from a system with abundant availability such as sunlight, wind and radio waves. In addition to sunlight, today radio waves are an almost unlimited source of energy due to the availability of many transmit sources such as BTS, WLAN access points, and television stations. One application of energy harvesting that utilizes radio waves as a source is rectifying antenna (rectenna). Radio waves in the free air are received by the antenna and then converted to DC voltage. This final project research designs a simple rectenna system consisting of antennas and rectifiers. The designed antenna is a tapered slot vivaldi microstrip antenna and can operate on 470 - 806 MHz UHF TV signals. The rectifier circuit is designed to be a voltage multiplier by using a combination of diodes and capacitors as their constituents. The diode used is the BAT 17 type Schottky diode. The diode is capable of operating in the UHF frequency range (300 - 3000 MHz). Realization of Vivaldi antenna consists of FR-4 epoxy as a substrate with dimension 200 mm x 250 mm. The results of Vivaldi antenna realization have the highest gain in the 470 - 806 MHz frequency range of 2.4 dB. VSWR of this antenna has the highest value of 1.86 and bandwidth over 400 MHz. The rectenna system successfully converts radio waves into DC voltages worth 20.2 mV with 19 dBm of radiated power from transmit antennas with a distance of 60 cm at 806 MHz frequency. The lowest DC voltage is generated at 470 MHz frequency of 0.4 mV with 19 dBm of radiated power from the transmit antenna 60 cm apart. Keywords: Energy Harvesting, Rectenna, Rectifier, Vivaldi Antenna, Voltage Multiplier