Didi Tarsidi, Didi
Jurusan PLB FIP Universitas Pendidikan Indonesia, Jalan Setiabudhi 229 Bandung

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Peningkatan Kemampuan Menyusun Kalimat pada Anak Tunarungu Dengan Media I-Chat (I Can Hear And Talk) Somad, Permanarian; Abdurahman, Maman; Sunaryo, Sunaryo; Tarsidi, Didi; Asri, Puji
JASSI ANAKKU Vol 11, No 2 (2011): JASSI Anakku: Volume 11, Issue 2, 2011
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (7790.474 KB) | DOI: 10.17509/jassi.v11i2.3985

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan media I-CHAT sebagai media pembelajaran bahasa Indonesia dalam meningkatkan kemampuan anak tunarungu menyusun kalimat secara terstruktur. Penelitian dilakukan di SLB BC Budi Bakti I Kawali dengan subjek penelitian siswa tunarungu kelas satu SMALB sebanyak dua orang. Metode penelitian yang digunakan adalah Single Subjek Research dengan desain A-B-A. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media I-CHATdapat meningkatkan kemampuan penyusunan struktur kalimat pada anak tunarungu sehingga dapat dijajdikan alternatif bagi guru dalam pengembangan kemampuan bahasa pada anak tunarungu, khususnya pada penyusunan kalimat berstruktur.Kata kunci: Menyusun kalimat, media I-CHAT, anak tunarungu
Pengembangan Fungsi Organ-organ Penginderaan untuk Mengoptimalkan Keberfungsian Individu Tunanetra dalam Kehidupan Sehari-hari Tarsidi, Didi
JASSI ANAKKU Vol 11, No 1 (2011): JASSI Anakku: Volume 11, Issue 1, 2011
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (6053.513 KB) | DOI: 10.17509/jassi.v11i1.3961

Abstract

Kehilangan penglihatan menuntut optimalisasi fungsi indera-indera lain untuk menggantikan fungsi indera penglihatan. Secara gradual, indera-indera lain akan menggantikan fungsi indera penglihatan yang hilang itu. Namun demikian, agar fungsi penganti indera penglihatan itu terjadi secara optimal, diperlukan intervensi khusus. Artikel ini akan membahas bagaimana indera-indera non-visual itu bekerja dan bagaimana indera-indera tersebut dapat dilatih untuk mengkompensasikan kehilangan indera penglihatan.Kata kunci: Indera pendengaran, indera perabaan, indera penciuman, sisa indera penglihatan, visualisasi, ingatan kinestetik, persepsi obyek.
Model Konseling Rehabilitasi bagi Individu Tunanetra Dewasa Tarsidi, Didi
JASSI ANAKKU Vol 9, No 1 (2009): JASSI Anakku: Volume 9, Issue 1, 2009
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8995.87 KB) | DOI: 10.17509/jassi.v9i1.3890

Abstract

Dengan exploratory mixed methods research design, penelitian ini mengembangkan model konseling rehabilitasi bagi orang dewasa yang baru mengalami ketunanetraan untuk membantunya mengatasi masalah-masalah psikososial yang diakibatkan oleh ketunanetraan. Konstruk model dikembangkan dari data hasil studi kasus terhadap enam orang yang ketunanetraannya terjadi pada usia dewasa dan telah terbukti berhasil dalam kehidupannya. Konstruk model tersebut memuat lima unsur yang saling terkait yaitu: (1) keyakinan filosofis tentang ketunanetraan dan konseling rehabilitasi, (2) tujuan konseling, (3) pendekatan konseling, (4) metode konseling, dan (5) tahap-tahap konseling. Model divalidasi dengan expert judgment dan diujicobakan dengan desain single-subject research pada dua orang klien yang relatif baru mengalami ketunanetraan.Kata Kunci: konseling rehabilitasi, tunanetra dewasa
Kendala Umum yang Dihadapi Penyandang Disabilitas dalam Mengakses Layanan Publik Tarsidi, Didi
JASSI ANAKKU Vol 11, No 2 (2011): JASSI Anakku: Volume 11, Issue 2, 2011
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3601.516 KB) | DOI: 10.17509/jassi.v11i2.3991

Abstract

Layanan publik tersedia bagi semua warga masyarakat termasuk mereka yang menyandang disabilitas. Akan tetapi, bagi para penyandang disabilitas ada masalah aksesibilitas. Sudah ada beberapa peraturan perundang-undangan yang secara spesifik mengatur tentang aksesibilitas. Namun demikian, sangat minimnya implimentasi peraturan perundang-undangan tersebut mengakibatkan berbagai hambatan bagi para penyandang disabilitas untuk dapat menikmati berbagai layanan publik yang tersedia. Ini mencakup hambatan arsitektural, hambatan informasi dan komunikasi, dan hambatan internal diri penyandang disabilitas sendiri serta kurangnya dukungan masyarakat bagi pengembangan diri para penyandang disabilitas, yang secara keseluruhan telah memperburuk akses para penyandang disabilitas ke layanan publik.Kata kunci: layanan publik, disabilitas, aksesibilitas
Disabilitas dan Pendidikan Inklusif pada Jenjang Pendidikan Tinggi Tarsidi, Didi
JASSI ANAKKU Vol 12, No 2 (2012): JASSI Anakku: VOLUME 12, ISSUE 2, 2012
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5658.527 KB) | DOI: 10.17509/jassi.v12i2.4011

Abstract

Selama lebih dari tiga dasa warsa terakhir ini telah terdapat perubahan paradigma tentang disabilitas, dari paradigma yang didasarkan atas medical model of disability yang memunculkan charity-based approach to disability, ke paradigma yang didasarkan atas social model of disability yang memunculkan human-rights-based approach to disability. Social model of disability mengemukakan bahwa hambatan sistemik, sikap negatifdan eksklusi oleh masyarakat (secara sengaja atau tidak sengaja) merupakan faktor-faktor utama yang mendefinisikan siapa yang menyandang disabilitas dan siapa yang tidak di dalam masyarakat tertentu. Model ini tidak menyangkal bahwa perbedaan-perbedaan individual tertentu mengakibatkan keterbatasan individual atau ketunaan, tetapi hal ini tidak boleh menjadi penyebab eksklusi.Kata Kunci: medical model of disability, charity-based approach to disability
Penyandang Ketunaan: Istilah Alternatif Terbaik untuk Menggantikan Istilah "penyandang cacat"? Tarsidi, Didi; Somad, Permanarian
JASSI ANAKKU Vol 9, No 2 (2009): JASSI Anakku: Volume 9, Issue 2, 2009
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4963.106 KB) | DOI: 10.17509/jassi.v9i2.3867

Abstract

Istilah "cacat" dan "penyandang cacat" telah lama menjadi bahan perdebatan, dan kini sehubungan dengan proses ratifikasi "the International Convention on the Rights of Persons with Disabilities", perdebatan itu semakin menghangat, terutama dalam kaitannya dengan upaya mencari istilah alternatif yang tepat untuk menerjemahkan "persons with disabilities". Artikel ini menyoroti istilah-istilah lain yang telah diusulkan oleh banyak pihak sebagai istilah pengganti "penyandang cacat" itu.Kata kunci: penyandang ketunaan, penyandangcacat, orang kebutuhan khusus