Oki Kurniawan, S.T., M.T.
UPN "Veteran" Yogyakarta

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Geologi Daerah Jatinegara dan Sekitarnya, Kecamatan Jatinegara, Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah Oki Kurniawan; Dani Mardiati; Favian Avila Restiko
Jurnal Ilmiah Geologi PANGEA Vol 10, No 2 (2023): Jurnal Ilmiah Geologi Pangea
Publisher : PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL UPN VETERAN YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jigp.v10i2.11208

Abstract

Abstrak – Daerah penelitian secara administratif termasuk ke Kecamatan Jatinegara, Kecamatan Randudongkal, Kecamatan Moga, Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah. Secara geografis daerah penelitian terletak pada koordinat 109° 12' 40” BT sampai 109° 17' 40” BT dan 7° 00' 7” LS sampai 7° 05' 7” LS. Sebagian besar dari daerah penelitian berupa perbukitan yang didominasi oleh batuan-batuan sedimen yang telah mengalami deformasi dan mengalami perlipatan dan penyesaran. Geomorfologi daerah penelitian dapat dibedakan menjadi tiga satuan; yaitu satuan geomorfologi pedataran rendah struktural, satuan geomorfologi perbukitan rendah struktural dan satuan geomorfologi perbukitan tinggi vulkanik. Berdasarkan aspek litostratigrafinya, daerah penelitian ini terbagi menjadi tiga satuan batuan, dengan urutan dari yang berumur paling tua sampai berumur paling muda yaitu satuan batulempung (Tmbl), satuan batupasir (Tmbp) dan satuan breksi vulkanik (Qbv). Dilihat dari hasil penafsiran data DEM dan Landsat, pola kelurusan sungai, dan data lapangan, dapat diketahui struktur geologi yang berkembang pada daerah penelitian yaitu kekar, lipatan dan sesar, dimana terdapat Sesar Mendatar Sinistral Igir Nangka. Sejarah Geologi dimulai pada kala Miosen Tengah dimana terjadi proses sedimentasi menghasilkan satuan batulempung(Tmbl), lalu pada kala Miosen Tengah – Miosen Akhir terjadi proses sedimentasi yang menghasilkan satuan batupasir (Tmbp) yang menindih secara selaras satuan batulempung. Proses tektonik Miosen – Pliosen membentuk lipatan dan sesar berupa Sesar Mendatar Sinistral Igir Nangka. Pada kala plistosen terjadi aktivitas vulkanik yang menyebabkan terendapkannya satuan breksi vulkanik (Qbv). Proses erosi pada daerah penelitian membentuk relief seperti saat ini. Potensi sumberdaya geologi dimanfaatkan oleh penduduk di daerah penelitian yaitu bahan galian berupa penambangan pasir. Sedangkan potensi kebencanaan yang mungkin terjadi di daerah penelitian adalah tanah longsor. Kata Kunci: Pemetaan Geologi, Potensi Geologi, Tegal. Abstract – The administrative research area includes the Jatinegara District, Randudongkal District, Moga District, Tegal Regency, Central Java Province. Geographically, the research area is located at coordinates 109° 12' 40” E to 109° 17' 40” E and 7° 00' 7” S to 7° 05' 7” S. Most of the research area consists of hills dominated by sedimentary rocks that have undergone deformation and folding. The geomorphology of the research area can be divided into three units: the structural lowland geomorphology unit, the structural lowland hill geomorphology unit, and the volcanic highland hill geomorphology unit. Based on lithostratigraphic aspects, the research area is divided into three rock units, in order from the oldest to the youngest: claystone unit (Tmbl), sandstone unit (Tmbp), and volcanic breccia unit (Qbv). From the interpretation of DEM and Landsat data, river patterns, and field data, the geological structures in the research area are identified as faults, folds, and thrust faults, including the Sinistral Strike-slip Fault Igir Nangka. The geological history begins in the Middle Miocene, where sedimentation processes resulted in the claystone unit (Tmbl). Then, in the Middle Miocene to Late Miocene, sedimentation processes led to the sandstone unit (Tmbp), which overlies the claystone unit in a conformable manner. Tectonic processes during the Miocene to Pliocene formed folds and faults, including the Sinistral Strike-slip Fault Igir Nangka. During the Pliocene, volcanic activity deposited the volcanic breccia unit (Qbv). Erosion processes in the research area have shaped the current landscape. The local population utilizes the geological resources in the research area for sand mining. Meanwhile, the potential hazards that may occur in the research area are landslides.  Keywords: Geological Mapping, Geology Potential, Tegal
Persebaran Pola Struktur Geologi Melalui Pendekatan Topografi dan Morfologi Daerah Tancep dan Sekitarnya, Gunungkidul, Yogyakarta Adha, Ikhwannur; Mardiati, Dani; Kurniawan, Oki; Utama, Peter Pratistha; Rachman, Muhammad Gazali; Krisnabudhi, Alfathony
Jurnal Ilmiah Geologi PANGEA Vol 11, No 1 (2024): Jurnal Ilmiah Geologi Pangea
Publisher : PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL UPN VETERAN YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jigp.v11i1.12752

Abstract

Tancep merupakan desa yang berada di tenggara Bayat dan perbatasan antara Klaten dan Gunungkidul. Tancep dan sekitarnya memiliki struktur geologi yang cukup kompleks sebagaimana area yang berdekatan dengan Bayat. Penelitian terdahulu menyatakan bahwa struktur geologi yang berkembang pada lokasi ini cukup kompleks terutama sesar yang terbentuk. Namun, dari penelitian terdahulu tersebut kurang menggambarkan bagaimana persebaran pola struktur geologinya. Kajian pendahuluan ini dilakukan untuk menunjukkan persebaran pola struktur geologi yang berkembang di daerah Tancep dan sekitarnya melalui pendekatan topografi dan morfologi. Kajian ini dilakukan dengan harapan dapat memberikan gambaran awal untuk memetakan secara detil struktur geologi di lokasi tersebut. Penelitian dilakukan dengan pendekatan topografi dan morfologi serta interpretasi berdasarkan penelitian terdahulu. Analisis pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis kelurusan topografi dan morfologi baik kelurusan punggungan bukit, kelurusan lembah, maupun kelurusan sungai. Kelurusan tersebut digambarkan dalam peta fault fracture density yang kemudian diinterpretasikan pola persebaran struktur geologi di daerah penelitian. Tancep dan sekitarnya secara umum memiliki tiga arah umum kelurusan topografi dan morfologi yaitu berarah barat daya-timur laut, barat laut-tenggara, dan utara-selatan. Pola kelurusan ini diinterpretasikan sebagai pola struktur geologi yang berkembang dan mengontrol topografi dan morfologi daerah penelitian. Pola struktur geologi berarah barat daya-timur laut merupakan pola utama yang berkembang di daerah penelitian. Sedangkan pola struktur geologi berarah barat laut-tenggara dan utara-selatan merupakan pola struktur geologi penyerta yang terbentuknya dapat terjadi karena beberapa kemungkinan.Kata Kunci: Tancep, Pola Struktur Geologi, Kelurusan.
Dry Landslide in Sarwodadi Village, Pejawaran Sub-Regency; An Untypical Landslide in Banjarnegara Regency, Central Java Province, Indonesia Lisan, Ahmad Rif'an Khoirul; Rachman, Muhammad Gazali; Sarastika, Tiara; Kurniawan, Oki
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 23, No 2 (2025): March 2025
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.23.2.359-370

Abstract

Banjarnegara is known as a regency highly susceptible to landslides, with over half of its territory classified as having a high to very high level of landslide hazard. Mass movements in Banjarnegara, particularly within the Merawu Sub-watershed, are predominantly categorized as slides. Rainfall stands out as the primary triggering factor for landslides in this region. This study aims to dissect the causes and mechanisms behind a unique landslide event that occurred in Sarwodadi Village, Pejawaran Sub-regency, Pejawaran Regency, Central Java Province, on July 6, 2022, around 10:30 PM. Unlike typical occurrences, this landslide was not propelled by precipitation, which is commonly the principal catalyst for landslides in Banjarnegara. Employing a three-stage methodology involving secondary data collection, field observation, and data analysis, we have identified two potential explanations for the landslide event: the loss of support from the stress barrier and mass sliding. Given that the area remains an active mining site with inherent dynamics, proactive measures are imperative to mitigate the risk of future landslides. This is essential for safeguarding the safety of local mining activities, which constitute the primary source of income for many households in Sarwodadi and its environment. A comprehensive mapping and assessment initiative targeting areas with geological characteristics akin to those in Sarwodadi should be undertaken across Banjarnegara. Such endeavors would not only diminish the occurrence of landslides but also enhance public awareness concerning atypical landslide occurrences.
Pemantauan Suhu Puncak Gunung Merapi menggunakan Land Surface Temperature (LST) Citra Landsat Tahun 2020-2025 untuk Analisis Aktivitas Vulkanik Mardiati, Dani; Rachman, M. Gazali; Adha, Ikhwannur; Utama, Peter Pratistha; Kurniawan, Oki; Krisnabudhi, Alfathony
Jurnal Ilmiah Geomatika Vol. 5 No. 1: April 2025
Publisher : Program Studi Teknik Geomatika Fakultas Teknologi Mineral Universitas Pembangunan Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/imagi.v5i1.14886

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perubahan suhu permukaan puncak Gunung Merapi dengan memanfaatkan data Land Surface Temperature (LST). Hasil penelitian me-nunjukkan adanya dinamika suhu permukaan yang signifikan pada area puncak, yang menunjukkan korelasi temporal dengan fase-fase peningkatan aktivitas vulkanik seperti ekstrusi kubah lava dan letusan efusif pada tahun 2021 dan 2023. Kenaikan suhu yang konsisten sebelum peristiwa erupsi utama meng-indikasikan potensi pemanfaatan data LST sebagai indikator awal dalam sistem peringatan dini aktivitas vulkanik. Penelitian ini memberikan kontribusi dalam pengembangan metode pe-mantauan vulkanik berbasis penginderaan jauh yang efisien, non-invasif, dan bersifat operasional, serta relevan untuk diterapkan dalam sistem mitigasi bencana di wilayah gunung api aktif di Indonesia.