Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Subsurface Geology and Hydrothermal Alteration of The “X” Geothermal Field, West Java: A Progress Report Peter Pratistha Utama; Pri Utami; Gayatri Indah Marliyani; Randy Wijaya Atmaja
Journal of Applied Geology Vol 6, No 1 (2021)
Publisher : Geological Engineering Department Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (9465.263 KB) | DOI: 10.22146/jag.63302

Abstract

“X” geothermal field is one of the geothermal fields in West Java. PT. Y (Persero) developed it since 2014. The geothermal field has produced electricity, with installed capacity amounted to 55 MWe. The “X” geothermal system is vapor-dominated. The geothermal manifestations are located at approximately 2,100 m asl. The “X” field consists of three main upflow zones: Kawah Putih, Kawah Ciwidey, and Kawah Cibuni. This study analyzed the drill cuttings from 3 wells as the primary data with total depths ranging from 1,581 to 2,166 m with the well’s highest stable temperatures measured of ±230°C. The three wells selected for this research—Well A, Well B, and Well C—were analyzed to describe the rock properties and estimate the prospect areas of present-day geothermal exploration in the “X” geothermal field.The paper aims to understand better of the subsurface geology and its correlation to the dynamic processes (i.e., hydrothermal alteration) in the “X” geothermal field. The hydrothermal minerals are formed by near-neutral pH fluids and are characterized by quartz, calcite, clays (smectite, illite, chlorite), wairakite, epidote, and actinolite. Acidic fluids are evident by forming acidic hydrothermal mineral, e.g., anhydrite at various depths of the studied wells, particularly at Well C which is located around Sugihmukti-Urug area. Moreover, the previous studies by Reyes (1990), Layman and Soemarinda (2003), Rachmawati et al. (2016), Elfina (2017) on hydrothermal minerals, geothermal manifestation characteristics, fluid geochemistry, and conceptual model are adapted to improve the analysis and interpretation of this paper.
Identification and Analysis of Geoheritage Potential in Paser Regency as Supporter of the Geotourism Development in East Kalimantan Ikhwannur Adha; Peter Pratistha Utama; Maulana Ichsan Eriyanto; Ahmad Saukani Burhan; Jasmine Yosha Opang; Andi Ibnu Taslim; Arnoldus Yansen Rhendo
Jurnal Ilmiah Geologi PANGEA Vol 10, No 2 (2023): Jurnal Ilmiah Geologi Pangea
Publisher : PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL UPN VETERAN YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jigp.v10i2.11183

Abstract

Abstrak – Kabupaten Paser merupakan bagian dari Provinsi Kalimantan Timur, Indonesia, yang berada di selatan provinsi tersebut. Secara geologi, Kabupaten ini termasuk bagian dari Pegunungan Meratus yang merupakan hasil kolisi Sundaland dengan Mikrokontinen Paternoster. Oleh karena itu, Kabupaten Paser memiliki kondisi geologi, baik geomorfologi, litologi, maupun struktur geologi, serta kondisi alam yang beragam dan unik yang berpotensi sebagai geoheritage. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis beberapa lokasi yang ada di Kabupaten Paser yang berpotensi sebagai lokasi geoheritage sehingga dapat mendukung dalam pengembangan geowisata di Kalimantan Timur. Metode deskriptif dilakukan dalam pengambilan data lapangan. Analisis geomorfologi dan petrologi dilakukan untuk mengetahui karakteristik geologi yang nantinya akan menjadi ciri khas unik lokasi-lokasi yang berpotensi sebagai geoheritage. Analisis kuantitatif dengan metode Kubalikova dilakukan untuk memberikan penilaian terhadap lokasi yang berpotensi sebagai geoheritage yang meliputi aspek nilai intrinsik dan keilmuan, nilai pendidikan, nilai ekonomi, nilai konservasi, dan nilai tambahan. Terdapat 9 lokasi yang berpotensi sebagai geoheritage yaitu Air Panas Danum Layong, Air Terjun Doyam Seriam, Embung Muru, Air Terjun Gunung Rambutan, Goa Loyang, Goa Tengkorak, Goa Losan, Gunung Boga, dan Air Terjun Lempesu. Lokasi tersebut memiliki kondisi geologi dan wisata yang cukup baik untuk dikembangkan menjadi lokasi geoheritage. Analisis kuantitatif menggunakan pembobotan Kubalikova (2013) juga menunjukkan lokasi tersebut sesuai untuk dikembangkan menjadi geoheritage dengan penilaian diatas 50%. Perlu dilakukan peningkatan baik dalam infrastruktur dan pengelolaan yang dilakukan secara berkesinambungan sehingga dapat menarik wisatawan dan mendukung geowisata di Kalimantan Timur. Kata Kunci: Geoheritage, Geowisata, Kabupaten Paser. Abstract – Paser Regency is part of East Kalimantan Province, Indonesia, which is in the south of the province. Geologically, this district is part of the Meratus Mountains which is the result of the Sundaland-Paternoster Microcontinent collision. Therefore, Paser Regency has geological conditions, both geomorphology, lithology and geological structures, as well as diverse and unique natural conditions that have the potential to become geoheritage. This research aims to identify and analyze several locations in Paser Regency that have the potential to become geoheritage locations so that they can support the development of geotourism in East Kalimantan. Descriptive methods were used in collecting field data. Geomorphological and petrological analysis is carried out to determine geological characteristics which will later become unique characteristics of locations that have the potential to become geoheritage. Quantitative analysis using the Kubalikova method was carried out to provide an assessment of locations that have potential as geoheritage which includes aspects of intrinsic and scientific value, educational value, economic value, conservation value, and additional value. There are 9 locations that have potential as geoheritage, namely Danum Layong Hot Water, Doyam Seriam Waterfall, Embung Muru, Mount Rambutan Waterfall, Loyang Cave, Tengkorak Cave, Losan Cave, Mount Boga, and Lempesu Waterfall. This location has geological and tourism conditions that are good enough to be developed into geoheritage. Quantitative analysis using Kubalikova's (2013) assessment also indicates that these locations are suitable for development as geoheritage, with assessments exceeding 50%. Improvements in infrastructure and management need to be made on an ongoing basis so that they can attract tourists and support geotourism in East Kalimantan.  Keywords: Geoheritage, Geotourism, Paser Regency
Analisis Potensi Panas Bumi Dua Sudara, Provinsi Sulawesi Utara Menggunakan Integrasi Citra Landsat 8 Dan DEM Utama, Peter Pratistha; Mardiati, Dani; Adha, Ikhwannur
Jurnal Ilmiah Geomatika Vol 2, No 2 (2022): Oktober Jurnal Ilmiah Geomatika
Publisher : Program Studi Teknik Geomatika Fakultas Teknologi Mineral Universitas Pembangunan Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1397.894 KB) | DOI: 10.31315/imagi.v2i2.9418

Abstract

Daerah potensi panas bumi Dua Sudara merupakan salah satu lokasi potensi panas bumi di Provinsi Sulawesi Utara. Tatanan tektonik regional lengan utara Pulau Sulawesi yang merupakan busur vulkanik Sangihe berumur Tersier hasil proses subduksi antara antara lempeng samudra Maluku dengan lempeng benua Eurasia menyebabkan melimpahnya keterdapatan gunungapi dan potensi panas bumi pada daerah ini. Penelitian ini menggunakan metode penginderaan jauh sebagai studi pendahuluan potensi panas bumi di daerah Dua Sudara. Data utama citra Digital Elevation Model Nasional (DEMNAS) digunakan untuk melakukan analisis Fault Fracture Density (FFD) dan analisis kelerengan. Data utama citra Landsat-8 digunakan untuk melakukan analisis Normalized Difference Vegetation Index (NDVI), analisis composite band, dan analisis Land Surface Temperature (LST). Analisis FFD untuk mengetahui indikasi zona permeabilitas tinggi dalam sistem panas bumi Dua Sudara. Analisis kelerengan untuk menentukan lokasi imbuhan air permukaan. Indikasi lokasi sumber panas sistem panas bumi dan persebaran batuan teralterasi diinterpretasikan dari analisis LST dikorelasikan dengan analisis NDVI dan analisis composite band. Orientasi kelurusan hasil analisis dominan berarah baratlaut-tenggara dan utara-selatan. Sumber panas diinterpretasikan berasal dari Gunung Dua Sudara dan Gunung Batuangus. Indikasi zona outflow berada di sebelah baratlaut Gunung Dua Sudara yang dicirikan oleh sebaran sejumlah manifestasi panas bumi berupa mata air panas dengan orientasi baratlaut-tenggara dan sebaran batuan alterasi hidrotermal. Daerah tangkapan air dan daerah imbuhan diidentifikasi berada di lereng sebelah baratlaut dari Gunung Dua Sudara dan lereng sebelah baratlaut-utara-timurlaut dari Gunung
Penggunaan Citra Landsat untuk Pendeteksian Anomali Suhu Permukaan Sebagai Indikasi Keberadaan Manifestasi Panas Bumi. Studi Kasus: Sipoholon, Indonesia Mardiati, Dani; Utama, Peter Pratistha; Apriyanti, Dessy
Jurnal Ilmiah Geomatika Vol 2, No 2 (2022): Oktober Jurnal Ilmiah Geomatika
Publisher : Program Studi Teknik Geomatika Fakultas Teknologi Mineral Universitas Pembangunan Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1706.302 KB) | DOI: 10.31315/imagi.v2i2.9419

Abstract

Sipoholon merupakan sebuah kecamatan yang terletak di Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara yang dilewati oleh Sistem Sesar Sumatera. Berdasarkan peta Geologi Lembar Sidikalang, ditemukan adanya manifestasi panas bumi berupa mata air panas (hot spring) di daerah tersebut. Keberadaan manifestasi ini menunjukkan adanya sistem panas bumi yang bekerja di bawahnya. Keberadaan manifestasi panas bumi di suatu daerah akan berpengaruh terhadap suhu permukaan tanah di daerah tersebut. Pendeteksian anomali suhu permukaan tanah dapat dilakukan dengan berbagai cara. Salah satu metode yang mudah untuk dilakukan yaitu menggunakan Citra Penginderaan Jauh. Citra Landsat merupakan salah satu citra penginderaan jauh yang dapat digunakan untuk mendeteksi anomali suhu permukaan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi anomali suhu permukaan sebagai indikasi adanya manifestasi panas bumi di Sipoholon, Sumatera Utara menggunakan Citra Landsat. Band 10 dan band 11 yang merupakan thermal infrared (TIR) diolah untuk mendapatkan suhu kecerahan (brightness temperature). Band 4 dan 5 digunakan untuk menghitung kerapatan vegetasi (NDVI) dan emisivitas suhu permukaan. Gabungan dari band 10, band 11 dan NDVI digunakan untuk menghitung nilai suhu permukaan tanah (Land Surface Temperature). Data lapangan berupa suhu mata air panas dan suhu permukaan tanah  diambil untuk melakukan verifikasi terhadap analisis citra yang telah dilakukan. Hasil analisis citra menunjukkan bahwa suhu permukaan di lokasi penelitian berkisar antara 16,7°C sampai dengan 28,4°C. Anomali suhu tinggi berada di daerah yang dilewati oleh sesar sumatera. Hasil verifikasi di lapangan menunjukkan hasil yang selaras, terdapat mata air panas di daerah yang dilewati oleh sesar sumatera dengan suhu 35,7 °C – 64,4°C. Sedangkan suhu permukaan tanah berkisar antara 31,3°C – 48,7°C. Hal ini menunjukkan bahwa citra landsat berupa suhu permukaan tanah (LST) dapat digunakan untuk mendeteksi anomali suhu permukaan sebagai indikasi adanya sistem panas bumi di suatu daerah untuk memudahkan pengerucutan lokasi pada tahap eksplorasi.
Persebaran Pola Struktur Geologi Melalui Pendekatan Topografi dan Morfologi Daerah Tancep dan Sekitarnya, Gunungkidul, Yogyakarta Adha, Ikhwannur; Mardiati, Dani; Kurniawan, Oki; Utama, Peter Pratistha; Rachman, Muhammad Gazali; Krisnabudhi, Alfathony
Jurnal Ilmiah Geologi PANGEA Vol 11, No 1 (2024): Jurnal Ilmiah Geologi Pangea
Publisher : PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL UPN VETERAN YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jigp.v11i1.12752

Abstract

Tancep merupakan desa yang berada di tenggara Bayat dan perbatasan antara Klaten dan Gunungkidul. Tancep dan sekitarnya memiliki struktur geologi yang cukup kompleks sebagaimana area yang berdekatan dengan Bayat. Penelitian terdahulu menyatakan bahwa struktur geologi yang berkembang pada lokasi ini cukup kompleks terutama sesar yang terbentuk. Namun, dari penelitian terdahulu tersebut kurang menggambarkan bagaimana persebaran pola struktur geologinya. Kajian pendahuluan ini dilakukan untuk menunjukkan persebaran pola struktur geologi yang berkembang di daerah Tancep dan sekitarnya melalui pendekatan topografi dan morfologi. Kajian ini dilakukan dengan harapan dapat memberikan gambaran awal untuk memetakan secara detil struktur geologi di lokasi tersebut. Penelitian dilakukan dengan pendekatan topografi dan morfologi serta interpretasi berdasarkan penelitian terdahulu. Analisis pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis kelurusan topografi dan morfologi baik kelurusan punggungan bukit, kelurusan lembah, maupun kelurusan sungai. Kelurusan tersebut digambarkan dalam peta fault fracture density yang kemudian diinterpretasikan pola persebaran struktur geologi di daerah penelitian. Tancep dan sekitarnya secara umum memiliki tiga arah umum kelurusan topografi dan morfologi yaitu berarah barat daya-timur laut, barat laut-tenggara, dan utara-selatan. Pola kelurusan ini diinterpretasikan sebagai pola struktur geologi yang berkembang dan mengontrol topografi dan morfologi daerah penelitian. Pola struktur geologi berarah barat daya-timur laut merupakan pola utama yang berkembang di daerah penelitian. Sedangkan pola struktur geologi berarah barat laut-tenggara dan utara-selatan merupakan pola struktur geologi penyerta yang terbentuknya dapat terjadi karena beberapa kemungkinan.Kata Kunci: Tancep, Pola Struktur Geologi, Kelurusan.
Pemantauan Suhu Puncak Gunung Merapi menggunakan Land Surface Temperature (LST) Citra Landsat Tahun 2020-2025 untuk Analisis Aktivitas Vulkanik Mardiati, Dani; Rachman, M. Gazali; Adha, Ikhwannur; Utama, Peter Pratistha; Kurniawan, Oki; Krisnabudhi, Alfathony
Jurnal Ilmiah Geomatika Vol. 5 No. 1: April 2025
Publisher : Program Studi Teknik Geomatika Fakultas Teknologi Mineral Universitas Pembangunan Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/imagi.v5i1.14886

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perubahan suhu permukaan puncak Gunung Merapi dengan memanfaatkan data Land Surface Temperature (LST). Hasil penelitian me-nunjukkan adanya dinamika suhu permukaan yang signifikan pada area puncak, yang menunjukkan korelasi temporal dengan fase-fase peningkatan aktivitas vulkanik seperti ekstrusi kubah lava dan letusan efusif pada tahun 2021 dan 2023. Kenaikan suhu yang konsisten sebelum peristiwa erupsi utama meng-indikasikan potensi pemanfaatan data LST sebagai indikator awal dalam sistem peringatan dini aktivitas vulkanik. Penelitian ini memberikan kontribusi dalam pengembangan metode pe-mantauan vulkanik berbasis penginderaan jauh yang efisien, non-invasif, dan bersifat operasional, serta relevan untuk diterapkan dalam sistem mitigasi bencana di wilayah gunung api aktif di Indonesia.
Persebaran Pola Struktur Geologi Melalui Pendekatan Topografi dan Morfologi Daerah Tancep dan Sekitarnya, Gunungkidul, Yogyakarta Adha, Ikhwannur; Mardiati, Dani; Kurniawan, Oki; Utama, Peter Pratistha; Rachman, Muhammad Gazali; Krisnabudhi, Alfathony
Jurnal Ilmiah Geologi PANGEA Vol. 11 No. 1 (2024): Jurnal Ilmiah Geologi Pangea
Publisher : PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL UPN VETERAN YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jigp.v11i1.12752

Abstract

Tancep merupakan desa yang berada di tenggara Bayat dan perbatasan antara Klaten dan Gunungkidul. Tancep dan sekitarnya memiliki struktur geologi yang cukup kompleks sebagaimana area yang berdekatan dengan Bayat. Penelitian terdahulu menyatakan bahwa struktur geologi yang berkembang pada lokasi ini cukup kompleks terutama sesar yang terbentuk. Namun, dari penelitian terdahulu tersebut kurang menggambarkan bagaimana persebaran pola struktur geologinya. Kajian pendahuluan ini dilakukan untuk menunjukkan persebaran pola struktur geologi yang berkembang di daerah Tancep dan sekitarnya melalui pendekatan topografi dan morfologi. Kajian ini dilakukan dengan harapan dapat memberikan gambaran awal untuk memetakan secara detil struktur geologi di lokasi tersebut. Penelitian dilakukan dengan pendekatan topografi dan morfologi serta interpretasi berdasarkan penelitian terdahulu. Analisis pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis kelurusan topografi dan morfologi baik kelurusan punggungan bukit, kelurusan lembah, maupun kelurusan sungai. Kelurusan tersebut digambarkan dalam peta fault fracture density yang kemudian diinterpretasikan pola persebaran struktur geologi di daerah penelitian. Tancep dan sekitarnya secara umum memiliki tiga arah umum kelurusan topografi dan morfologi yaitu berarah barat daya-timur laut, barat laut-tenggara, dan utara-selatan. Pola kelurusan ini diinterpretasikan sebagai pola struktur geologi yang berkembang dan mengontrol topografi dan morfologi daerah penelitian. Pola struktur geologi berarah barat daya-timur laut merupakan pola utama yang berkembang di daerah penelitian. Sedangkan pola struktur geologi berarah barat laut-tenggara dan utara-selatan merupakan pola struktur geologi penyerta yang terbentuknya dapat terjadi karena beberapa kemungkinan.Kata Kunci: Tancep, Pola Struktur Geologi, Kelurusan.
Analisis Potensi Panas Bumi Dua Sudara, Provinsi Sulawesi Utara Menggunakan Integrasi Citra Landsat 8 Dan DEM Utama, Peter Pratistha; Mardiati, Dani; Adha, Ikhwannur
Jurnal Ilmiah Geomatika Vol. 2 No. 2 (2022): Oktober Jurnal Ilmiah Geomatika
Publisher : Program Studi Teknik Geomatika Fakultas Teknologi Mineral Universitas Pembangunan Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/imagi.v2i2.9418

Abstract

Daerah potensi panas bumi Dua Sudara merupakan salah satu lokasi potensi panas bumi di Provinsi Sulawesi Utara. Tatanan tektonik regional lengan utara Pulau Sulawesi yang merupakan busur vulkanik Sangihe berumur Tersier hasil proses subduksi antara antara lempeng samudra Maluku dengan lempeng benua Eurasia menyebabkan melimpahnya keterdapatan gunungapi dan potensi panas bumi pada daerah ini. Penelitian ini menggunakan metode penginderaan jauh sebagai studi pendahuluan potensi panas bumi di daerah Dua Sudara. Data utama citra Digital Elevation Model Nasional (DEMNAS) digunakan untuk melakukan analisis Fault Fracture Density (FFD) dan analisis kelerengan. Data utama citra Landsat-8 digunakan untuk melakukan analisis Normalized Difference Vegetation Index (NDVI), analisis composite band, dan analisis Land Surface Temperature (LST). Analisis FFD untuk mengetahui indikasi zona permeabilitas tinggi dalam sistem panas bumi Dua Sudara. Analisis kelerengan untuk menentukan lokasi imbuhan air permukaan. Indikasi lokasi sumber panas sistem panas bumi dan persebaran batuan teralterasi diinterpretasikan dari analisis LST dikorelasikan dengan analisis NDVI dan analisis composite band. Orientasi kelurusan hasil analisis dominan berarah baratlaut-tenggara dan utara-selatan. Sumber panas diinterpretasikan berasal dari Gunung Dua Sudara dan Gunung Batuangus. Indikasi zona outflow berada di sebelah baratlaut Gunung Dua Sudara yang dicirikan oleh sebaran sejumlah manifestasi panas bumi berupa mata air panas dengan orientasi baratlaut-tenggara dan sebaran batuan alterasi hidrotermal. Daerah tangkapan air dan daerah imbuhan diidentifikasi berada di lereng sebelah baratlaut dari Gunung Dua Sudara dan lereng sebelah baratlaut-utara-timurlaut dari Gunung
Penggunaan Citra Landsat untuk Pendeteksian Anomali Suhu Permukaan Sebagai Indikasi Keberadaan Manifestasi Panas Bumi. Studi Kasus: Sipoholon, Indonesia Mardiati, Dani; Utama, Peter Pratistha; Apriyanti, Dessy
Jurnal Ilmiah Geomatika Vol. 2 No. 2 (2022): Oktober Jurnal Ilmiah Geomatika
Publisher : Program Studi Teknik Geomatika Fakultas Teknologi Mineral Universitas Pembangunan Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/imagi.v2i2.9419

Abstract

Sipoholon merupakan sebuah kecamatan yang terletak di Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara yang dilewati oleh Sistem Sesar Sumatera. Berdasarkan peta Geologi Lembar Sidikalang, ditemukan adanya manifestasi panas bumi berupa mata air panas (hot spring) di daerah tersebut. Keberadaan manifestasi ini menunjukkan adanya sistem panas bumi yang bekerja di bawahnya. Keberadaan manifestasi panas bumi di suatu daerah akan berpengaruh terhadap suhu permukaan tanah di daerah tersebut. Pendeteksian anomali suhu permukaan tanah dapat dilakukan dengan berbagai cara. Salah satu metode yang mudah untuk dilakukan yaitu menggunakan Citra Penginderaan Jauh. Citra Landsat merupakan salah satu citra penginderaan jauh yang dapat digunakan untuk mendeteksi anomali suhu permukaan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi anomali suhu permukaan sebagai indikasi adanya manifestasi panas bumi di Sipoholon, Sumatera Utara menggunakan Citra Landsat. Band 10 dan band 11 yang merupakan thermal infrared (TIR) diolah untuk mendapatkan suhu kecerahan (brightness temperature). Band 4 dan 5 digunakan untuk menghitung kerapatan vegetasi (NDVI) dan emisivitas suhu permukaan. Gabungan dari band 10, band 11 dan NDVI digunakan untuk menghitung nilai suhu permukaan tanah (Land Surface Temperature). Data lapangan berupa suhu mata air panas dan suhu permukaan tanah  diambil untuk melakukan verifikasi terhadap analisis citra yang telah dilakukan. Hasil analisis citra menunjukkan bahwa suhu permukaan di lokasi penelitian berkisar antara 16,7°C sampai dengan 28,4°C. Anomali suhu tinggi berada di daerah yang dilewati oleh sesar sumatera. Hasil verifikasi di lapangan menunjukkan hasil yang selaras, terdapat mata air panas di daerah yang dilewati oleh sesar sumatera dengan suhu 35,7 °C – 64,4°C. Sedangkan suhu permukaan tanah berkisar antara 31,3°C – 48,7°C. Hal ini menunjukkan bahwa citra landsat berupa suhu permukaan tanah (LST) dapat digunakan untuk mendeteksi anomali suhu permukaan sebagai indikasi adanya sistem panas bumi di suatu daerah untuk memudahkan pengerucutan lokasi pada tahap eksplorasi.
Rare Earth Elements (REEs) Potential in Active Geothermal Systems: A Global Review and Regional Study at Mount Slamet, Indonesia Utama, Peter Pratistha; Pratomo, Septyo Uji; Haty, Intan Paramita; Yoni, Dian Rahma; Afrilita, Afrilita; Pambudi, Setia
EKSPLORIUM Vol. 46 No. 1 (2025): MAY 2025
Publisher : BRIN Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55981/eksplorium.2025.11407

Abstract

As global demand for REEs continues to rise due to their strategic role in clean energy technologies, geothermal systems offer an emerging unconventional source. Although data on Indonesian geothermal REEs remain limited, geochemical signals from Mount Slamet provide valuable insights when interpreted alongside global analogs. This study investigates the occurrence, mobility, and potential of rare earth elements (REEs) in the active geothermal system of Mount Slamet, Central Java, Indonesia, with a focus on the hot spring manifestations in Baturraden and Guci using a systematic literature review method based on published research. Baturraden exhibits neutral fluids (pH 6–7) with elevated chloride levels, suggesting enhanced REEs mobilization and strong positive europium (Eu) anomalies under deeper reducing conditions. In contrast, Guci displays more alkaline fluids (pH ~8) with lower chloride content, indicating possible meteoric water dilution and lower REEs transport efficiency. These contrasting hydrochemical profiles highlight diverse water-rock interaction mechanisms and fluid pathways. The findings highlight Mount Slamet as a promising candidate for REEs exploration in a volcanic-related geothermal system. This study underscores the urgent need for systematic research on REEs geochemistry in Indonesian geothermal fields to support mineral diversification and sustainable energy transitions.