Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Sudden Blindness as Post-Hemodialysis Complication Experienced by Patients at The End-Stage of Kidney Disease: a Case Report Perdhana, Langgeng; Chasani, Shofa; Martiningsih, Wahju Ratna; Yekti, Murwani; Arinawati, Arinawati
Sains Medika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 12, No 2 (2021): December 2021
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Islam Sultan Agung (UNISSULA), Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (290.895 KB) | DOI: 10.30659/sainsmed.v12i2.15636

Abstract

Introduction: Hemodialysis is the most preferred Renal Replacement Therapy (RRT) options for End-Stage Kidney Disease (ESKD) patients. Although it is safe and beneficial for patients, several complications may occur during hemodialysis process. One complication that is rarely found in the hemodialysis process is visual impairment. Visual impairment or even sudden blindness occured during or within 24 hours post hemodialysis. Objective: To describe the occurring sudden blindness as a rare complication in patients undergoing hemodialysis and its etiology.Brief Case: 19 years old man with ESKD undergoing hemodialysis for 1 month with a complaint of sudden blindness in both eyes occurring <24 hours post hemodialysis.Discussion: Fast and precise efforts are needed to diagnose the etiology of blindness, so that prevention and appropriate treatment can be immediately taken. Multidisciplinary teamwork is needed to diagnose the etiology of visual impairment.Conclusion: Sudden blindness in this case may be caused by the 3rd degree hypertensive retinopathy caused by malignant hypertension and Posterior Reversible Encephalopathy Syndrome (PRES)
Diabetes Mellitus and Hypertension are Associated with Bell's Palsy Romadhoni; Herianti, Silva Optalmi; Yekti, Murwani; Khamsiyati, Siti Istiqomah
Magna Neurologica Vol. 2 No. 1 (2024): January
Publisher : Department of Neurology Faculty of Medicine Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/magnaneurologica.v2i1.908

Abstract

Background: Bell's palsy occurs in approximately 40-70% of all cases of acute peripheral facial nerve paralysis, and its cause is unknown. Bell's palsy has several risk factors, including diabetes mellitus and hypertension. Objective: This study aims to identify the association between diabetes mellitus and hypertension with the occurrence of Bell's palsy. Methods: This research was conducted at RSUD Tugurejo Semarang in March 2022 using a retrospective study design and purposive sampling technique. Data collected included the history of diabetes mellitus, hypertension, and the occurrence of Bell's palsy. Medical records were used as research instruments. Hypothesis testing was performed using the Fischer exact test. Results: A total of 32 samples were included in this study. There were 11 patients (34.4%) with a history of diabetes mellitus, 21 patients (65.6%) with a history of hypertension, 11 patients experienced acute Bell's palsy (34.4%), and 21 patients had subacute Bell's palsy (65.6%). The statistical analysis showed a significant association between diabetes mellitus (p=0.017) and hypertension (p=0.033) with the occurrence of Bell's palsy. Conclusion: This study reveals a significant correlation between diabetes mellitus and hypertension and the occurrence of Bell's palsy. Several studies also suggest that hypertension is linked to a poorer prognosis in patients with comorbidities and facial paralysis in Bell's palsy. However, there are also studies stating that age and gender are associated with the occurrence of Bell's palsy independently of diabetes and hypertension.
Hubungan Lama Menderita DM Tipe 2 Dengan Kejadian Polineuropati Pada Pasien DM di RSUD Tugurejo Semarang Rozak, Anas Aria; Yekti, Murwani; Hajar, Nabil
Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia Vol. 5 No. 7 (2025): Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Publikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59141/cerdika.v5i7.2603

Abstract

Diabetes melitus (DM) adalah keadaan yang ditandai kemunculan hiperglikemia karena kelainan pada sekresi insulin dan atau kerja insulin. Dalam Riset Dasar Kesehatan 2018 (Riskesdas) menunjukkan prevalensi DM mengalami kenaikan dari 6,9% (2013) menjadi 8,5%. Neuropati diabetik adalah komplikasi yang paling umum dari DM, ditandai dengan disfungsi saraf perifer yang progresif. Terdapat faktor yang melatarbelakangi perkembangan komplikasi neuropati diabetik seperti durasi terkena DM, umur, jenis kelamin dan hiperglikemia. Penelitian studi analitik dengan rancangan case control guna mengetahui hubungan kelompok kasus dan kontrol.  Subjeknya merupakan penderita DM tipe 2 dengan polineuropati dan tanpa polineuropati yang berobat di RSUD Tugurejo Semarang sejak pertama kali didiagnosis. Dalam penelitian ini menggunakan instrumen rekam medis pada penderita DM tipe 2 dengan polineuropati. Sampel penderita DM tipe 2 dengan polineuropati dan penderita DM tipe 2 diambil dengan simple random sampling. Statistik univariat dan bivariat digunakan untuk analisis data penelitian. Jumlah keseluruhan sampel yaitu sebanyak 94 sampel. Dari analisis bivariat yang dilakukan menghasilkan bahwasanya  menunjukkan terdapat hubungan signifikan (p<0,05) lama menderita DM tipe 2 dengan kejadian polineuropati di RSUD Tugurejo Semarang. Terdapat hubungan yang bermakna antara lama menderita DM tipe 2 dengan kejadian polineuropati. Kejadian polineuropati pada pasien DM tipe 2 di RSUD Tugurejo Semarang menurut jenis kelamin didominasi oleh penderita perempuan dan rata-rata usia penderita 60-69 tahun, dengan lama menderita DM > 5 tahun.
HUBUNGAN INTENSITAS NYERI DENGAN KUALITAS TIDUR: STUDI PADA PENDERITA HERNIA NUKLEUS PULPOSUS (HNP) LUMBAL Sholicha Dyananti, Abel Larasati; Yekti, Murwani; Rohmani, Afiana
Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia Vol. 3 No. 09 (2023): Cerdika : Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Publikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59141/cerdika.v3i09.670

Abstract

Nyeri punggung bawah atau Low Back Pain (LBP) merupakan kondisi yang sering dialami oleh banyak orang. Sebanyak 30-80% dari kasus LBP disebabkan karena Hernia Nukleus Pulposus (HNP) lumbal. Penurunan kualitas tidur merupakan hal yang dapat ditemukan pada pasien LBP. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara intensitas nyeri pada pasien HNP dengan kualitas tidur. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional analitik dengan rancangan cross sectional dengan jumlah subjek dalam penelitian ini adalah 25 pasien HNP lumbal. Subjek tersebut dinilai dengan Numeric Rating Scale (NRS) dan Kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). Responden pada penelitian didominasi oleh responden yang mengalami intensitas nyeri berat dan sedang, yaitu 44% dari seluruh responden; Responden pada penelitian didominasi oleh responden yang memiliki kualitas tidur buruk, yaitu 80% ; Terdapat hubungan antara kualitas tidur dengan intensitas nyeri pada pasien HNP lumbal (p 0,000 < 0,05). Terdapat hubungan antara intensitas nyeri dengan kualitas tidur pada penderita Hernia Nukleus Pulposus Lumbal.
Hubungan Lama Menderita DM Tipe 2 Dengan Kejadian Polineuropati Pada Pasien DM di RSUD Tugurejo Semarang Rozak, Anas Aria; Yekti, Murwani; Hajar, Nabil
Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia Vol. 5 No. 7 (2025): Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Publikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59141/cerdika.v5i7.2603

Abstract

Diabetes melitus (DM) adalah keadaan yang ditandai kemunculan hiperglikemia karena kelainan pada sekresi insulin dan atau kerja insulin. Dalam Riset Dasar Kesehatan 2018 (Riskesdas) menunjukkan prevalensi DM mengalami kenaikan dari 6,9% (2013) menjadi 8,5%. Neuropati diabetik adalah komplikasi yang paling umum dari DM, ditandai dengan disfungsi saraf perifer yang progresif. Terdapat faktor yang melatarbelakangi perkembangan komplikasi neuropati diabetik seperti durasi terkena DM, umur, jenis kelamin dan hiperglikemia. Penelitian studi analitik dengan rancangan case control guna mengetahui hubungan kelompok kasus dan kontrol.  Subjeknya merupakan penderita DM tipe 2 dengan polineuropati dan tanpa polineuropati yang berobat di RSUD Tugurejo Semarang sejak pertama kali didiagnosis. Dalam penelitian ini menggunakan instrumen rekam medis pada penderita DM tipe 2 dengan polineuropati. Sampel penderita DM tipe 2 dengan polineuropati dan penderita DM tipe 2 diambil dengan simple random sampling. Statistik univariat dan bivariat digunakan untuk analisis data penelitian. Jumlah keseluruhan sampel yaitu sebanyak 94 sampel. Dari analisis bivariat yang dilakukan menghasilkan bahwasanya  menunjukkan terdapat hubungan signifikan (p<0,05) lama menderita DM tipe 2 dengan kejadian polineuropati di RSUD Tugurejo Semarang. Terdapat hubungan yang bermakna antara lama menderita DM tipe 2 dengan kejadian polineuropati. Kejadian polineuropati pada pasien DM tipe 2 di RSUD Tugurejo Semarang menurut jenis kelamin didominasi oleh penderita perempuan dan rata-rata usia penderita 60-69 tahun, dengan lama menderita DM > 5 tahun.