Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Pengaruh Aktivitas Melihat Komputer Terhadap Tekanan Intraokular Martiningsih, Wahju Ratna; Novitasari, Andra; Eka Almira, Wahyu Puspita
Syifa'Medika Vol 8, No 2 (2018): Syifa' MEDIKA: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Publisher : Faculty of Medicine

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/sm.v8i2.1349

Abstract

Tekanan intraokular merupakan tekanan dalam bola mata yang nilainya ditentukan oleh kecepatan pembentukan cairan humor aqueous dan resistensi keluarnya dari mata. Salah satu yang dapat mempengaruhi peningkatan tekanan intraokular yaitu penggunaan komputer dalam waktu lama. Komputer merupakan alat yang dapat mempermudah pekerjaan manusia dan penggunaan komputer semakin meningkat dari waktu ke waktu. Penelitian ini merupakan studi deskriptif analitik dengan uji paired-sample t test. Jumlah sampel ditentukan dengan teknik consecutive sampling sebanyak 69 mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang angkatan 2014 – 2016. Pengukuran dilakukan pada saat ujian CBT. Tekanan intraokular diukur sebelum dan setelah melihat komputer. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai tekanan intraokular sebelum melihat komputer dengan nilai tekanan intraokular setelah melihat komputer pada mata kanan (p = 0,000) dan pada mata kiri (p = 0,000), dengan nilai ? = 10% atau 0,1. Simpulan, terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai tekanan intraokular sebelum melihat komputer dengan tekanan intraokular setelah melihat komputer.
PENURUNAN CONTRAST SENSITIVITY PADA RETINOPATI DIABETIKA NONPROLIFERATIF DIABETES MELLITUS TIPE 2 DIBANDING NON DIABETES MELLITUS Wahju Ratna Martiningsih; Wilardjo -; Pramanawati -
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & INTERNASIONAL 2008: CONTINUING MEDICAL AND HEALTH EDUCATION (CMHE) | Peran Biomolekuler dalam Penegakan Diagnosis
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (79.704 KB)

Abstract

Tujuan: Mengetahui penurunan contrast sensitivity pada NPDR DM tipe 2,mengetahui kemunduran fungsi sel-sel kerucut dan batang yang diakibatkan oleh NPDR DM tipe 2.Metode: Merupakan penelitian observasional dengan pengambilan data cross sectional. Jumlah sampel penderita DM 37, jumlah sampel yang diperoleh terdiri dari 20 orang laki-laki dan 17 orang perempuan. Pada sampel orang normal, berhasil didapat 15 sampel laki-laki dan 22 sampel perempuan. Umur kelompok DM maupun orang normal antara 40 sampai 50 tahun. Kedua kelompok tersebut kemudian diperiksa contrast sensitivity dengan menggunakan Cambridge Low Contrast Sensitivity Chart sebanyak 4x kemudian hasilnya dijumlahkan dan dicocokan nilainya berdasarkan tabel konversi yang sudah ada. Nilai tersebutkemudian diuji statistik dengan uji Mann-Whitney U.Hasil : Uji statistik non parametrik dengan menggunakan uji Mann-Whitney U, didapatkan p=0,001 atau p<0,05, yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan Contrast Sensitivity antara kelompok penderita DM dan kelompok Non DM (orang normal). Rerata Contrast Sensitivity pada kelompok DM 217.00±65.703, sedangkan pada kelompok Non DM (orang normal). 431.35±50.34.Kesimpulan : Pada penderita diabetes mellitus (NPDR DM tipe 2) terjadipenurunan contrast sensitivity dibanding orang normal, penurunan contrast sensitivity terjadi akibat kemunduran fungsi sel batang dan sel kerucut pada penderita diabetes mellitus, meskipun visus masih baik.Kata kunci: Non Proliferative Diabetik Retinopati (NPDR) DM tipe 2, contrast sensitivity.
Pola Konsumsi Makanan Sumber Vitamin A dan Vitamin C pada Penderita Katarak Wahju Ratna Martiningsih; Kanti Ratnaningrum; Supartiningsih -
Jurnal Kedokteran Muhammadiyah Vol 2 (2013): JURNAL KEDOKTERAN
Publisher : Jurnal Kedokteran Muhammadiyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (74.186 KB)

Abstract

Latar Belakang : Katarak masih menjadi masalah kesehatan di masyarakat. Vitamin A, vitamin C dan vitamin Emerupakan sumber antioksidan yang dapat melindungi tubuh dari serangan radikal bebas yang menghentikan reaksioksidasi radikal bebas sehingga mampu menghambat proses terjadinya katarak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuihubungan pola makan buah dan sayuran sumber antioksidan dengan kejadian katarak.Metode : penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik desain kasus kontrol dengan pendekatan retrospektifdengan teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Data di analisis menggunakan uji Chi-square. Datamerupakan data primer yang diambil dari panti werda di wilayah SemarangHasil : Dari 23 sampel di dapatkan hasil konsumsi sumber vitamin A dan vitamin C berhubungan dengan kejadian katarak(?=0,000; CC=0,707) Simpulan : semakin sedikit konsumsi makanan sumber vitamin A dan vitamin C dapat meningkatkan kejadian katarak dikemudian hariKata Kunci : Antioksidan, katarak, vitamin A, vitamin C
Sudden Blindness as Post-Hemodialysis Complication Experienced by Patients at The End-Stage of Kidney Disease: a Case Report Perdhana, Langgeng; Chasani, Shofa; Martiningsih, Wahju Ratna; Yekti, Murwani; Arinawati, Arinawati
Sains Medika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 12, No 2 (2021): December 2021
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Islam Sultan Agung (UNISSULA), Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (290.895 KB) | DOI: 10.30659/sainsmed.v12i2.15636

Abstract

Introduction: Hemodialysis is the most preferred Renal Replacement Therapy (RRT) options for End-Stage Kidney Disease (ESKD) patients. Although it is safe and beneficial for patients, several complications may occur during hemodialysis process. One complication that is rarely found in the hemodialysis process is visual impairment. Visual impairment or even sudden blindness occured during or within 24 hours post hemodialysis. Objective: To describe the occurring sudden blindness as a rare complication in patients undergoing hemodialysis and its etiology.Brief Case: 19 years old man with ESKD undergoing hemodialysis for 1 month with a complaint of sudden blindness in both eyes occurring <24 hours post hemodialysis.Discussion: Fast and precise efforts are needed to diagnose the etiology of blindness, so that prevention and appropriate treatment can be immediately taken. Multidisciplinary teamwork is needed to diagnose the etiology of visual impairment.Conclusion: Sudden blindness in this case may be caused by the 3rd degree hypertensive retinopathy caused by malignant hypertension and Posterior Reversible Encephalopathy Syndrome (PRES)
HUBUNGAN ANTARA RIWAYAT DIABETES MELITUS DENGAN KEJADIAN KATARAK DI RS PANTI RAHAYU “YAKKUM” PURWODADI Ulfi Khasana Maswa; Wahju Ratna Martiningsih; Andra Novitasari
Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 7 No 2 (2024): Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Achmad Yani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Banyak faktor risiko yang dapat memengaruhi terjadinya katarak, yaitu proses penuaan, akibat bahan toksik khusus dan penyakit sistemik seperti diabetes melitus (DM). Penelitian tahun 2012 di RS Soedarso Pontianak, menunjukkan bahwa sebanyak 54% pasien katarak memiliki riwayat DM. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara riwayat diabetes melitus dengan kejadian katarak pada pasien di Rumah Sakit (RS) Panti Rahayu “Yakkum” Purwodadi. Penelitian observasional analitik dengan pendekatan case control. Kelompok kasus adalah pasien katarak (Katarak DM dan katarak tanpa DM) dan kelompok kontrol adalah pasien miopia (Miopia DM dan miopia tanpa DM), pemilihan sampel dengan teknik consecutive sampling sesuai kriteria inklusi yaitu responden yang berobat pada periode tahun 2020, menggunakan rekam medik yang berisi informasi usia, jenis kelamin, dan ada tidaknya riwayat DM pada pasien katarak tersebut di RS Panti Rahayu “Yakkum” Purwodadi. Penelitian ini dilakukan pada Desember 2021. Uji statistik menggunakan Chi-Square untuk analisis bivariat. Jumlah responden yang memenuhi kriteria inklusi sejumlah 72 orang masing-masing kelompok. Didapatkan jumlah pasien katarak lebih banyak berusia ≥50 tahun (88,9%), dan berjenis kelamin perempuan (62,5%), dan kelompok kasus yang memiliki riwayat DM 83,3% (60 orang) dan kelompok kontrol yang memiliki riwayat DM hanya 6,9% (5 orang). Hasil analisis diketahui p=0,000 dan OR=67,000 terdapat hubungan yang signifikan antara riwayat DM dengan kejadian katarak. Riwayat DM memiliki hubungan paling kuat dengan kejadian katarak Kata kunci : katarak, miopia, riwayat diabetes melitus DOI : 10.35990/mk.v7n2.p188-197
Hubungan Unsafe action dalam Penggunaan Smartphone dan Laptop Terhadap Kelainan Refraksi pada Siswa di SMA Negeri 1 Juwana Putri, Fadhilla Aurielia Arisya; Martiningsih, Wahju Ratna; Diatri, Devita; Swasty, Swasty
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 11, No 6 (2024): Volume 11 Nomor 6
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v11i6.14978

Abstract

Banyak diskusi baru-baru ini berfokus pada kemungkinan bahwa perangkat elektronik seperti laptop dan ponsel berkontribusi terhadap masalah refraksi. Orang yang menggunakan ponsel dan laptop dengan cara yang berisiko, termasuk lebih dari dua jam berturut-turut, sambil berbaring, dengan jarak pandang lebih dari 30 cm, dan tingkat kecerahan di bawah 200 lux, rentan mengalami kelainan refraksi pada matanya. Kondisi mata seperti miopia, hipermetropia, dan astigmatisme sering terjadi. Fokus penelitian ini adalah pengaruh penggunaan smartphone dan laptop yang berisiko terhadap kelainan refraksi pada siswa SMA Negeri 1 Juwana. 155 peserta dalam penelitian ini dipilih secara acak dari siswa SMA Negeri 1 Juwana pada Januari 2024 dan berpartisipasi dalam prosedur analitik observasional kuantitatif cross-sectional. Dengan asumsi p<0,05, uji chi-square digunakan untuk menganalisis data. Siswa dengan kelainan refraksi (62,6%) dan yang tidak memiliki kelainan refraksi (37,4%), sesuai dengan temuan masing-masing ciri. Ditinjau dari frekuensi faktor risiko perilaku berisiko di kalangan pelajar, berikut ini yang paling umum: durasi penggunaan (133 responden), lokasi (116 responden), jarak pandang (87 responden), dan kecerahan (133 responden). dengan maksimal delapan puluh satu peserta. Siswa SMA Negeri 1 Juwana mempunyai korelasi antara penggunaan smartphone dan laptop yang berisiko dengan kelainan refraksi (p = 0,014), berdasarkan analisis Chi-Square.
Skrining dan Pemeriksaan Mata pada Sivitas Akademika dan Warga di Lingkungan Universitas Muhammadiyah Semarang Martiningsih, Wahju Ratna; Swasty, Swasty; Novitasari, Andra; Kurniati, Ika Dyah
JURNAL INOVASI DAN PENGABDIAN MASYARAKAT INDONESIA Vol 3 No 1 (2024): Januari
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jipmi.v3i1.291

Abstract

Latar belakang: Gangguan penglihatan merupakan salah satu permasalahan kesehatan masyarakat yang sangat penting karena dapat menyebabkan kebutaan. Dua penyebab utama tersebut adalah kelainan refraksi yang tidak terkoreksi dan katarak yang tidak dioperasi. Diagnosis dini dan pengobatan akurat adalah satu-satunya metode untuk mencegah gangguan penglihatan. Tujuan: untuk  melakukan  deteksi  dini  gangguan  penglihatan  dengan pemeriksaan  mata. Metode: Sasaran kegiatan ini adalah sivitas akademika serta warga sekitar kampus UNIMUS. Pemeriksaan tajam penglihatan dengan Snellen chart dilakukan oleh dokter umum dan dokter muda, dilanjutkan dengan pemeriksaan lanjut dengan slit lamp dan konsultasi gratis dengan dokter spesialis mata. Setelah dilakukan pemeriksaan, pasien mendapatkan obat maupun rekomendasi sesuai diagnosis. Hasil: Kegiatan ini diikuti oleh 88 peserta. Berdasarkan hasil pemeriksaan sebagian besar peserta berusia 20-29 tahun dan memiliki kelainan mata miopi, presbiopi, dry eyes dan astenopia.  Kesimpulan: Mayoritas kelainan mata yang dikeluhkan salah satu penyebabnya yaitu perilaku penggunaan gadget. Perlu dilakukan edukasi terkait perilaku sehat penggunaan gadget serta senam mata. Kata kunci: deteksi dini, gangguan penglihatan, kebutaan, kelainan refraksi ____________________________________________________________________________________ Abstract Background: Visual impairment is a very important public health problem because it can cause blindness. The two main causes are uncorrected refractive errors and unoperated cataracts. Early diagnosis and accurate treatment are the only methods to prevent visual impairment. Objective: To carry out early detection of visual impairment by eye examination. Method: The target of this activity is residents around the UNIMUS campus. Visual acuity examination with a Snellen chart is carried out by general practitioners and junior doctors, followed by further examination with a slit lamp and free consultation with an ophthalmologist. After the examination, the patient receives medication and recommendations according to the complaint. Result: This activity was attended by 88 participants. Based on the results of the examination, most of the participants were aged 20-29 years and had myopia, presbyopia, dry eyes, and asthenopia. Conclusion: The majority of eye disorders that are complained of are caused by the behavior of using gadgets. Education needs to be carried out regarding healthy behavior in using gadgets and eye exercises. Keywords: early detection, visual impairment, blindness, refractive errors
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KEJADIAN COMPUTER VISION SYNDROME PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI S1 INFORMATIKA Sabina, Ardelia; Martiningsih, Wahju Ratna; Novitasari, Andra
Majalah Kesehatan Vol. 10 No. 3 (2023): Majalah Kesehatan
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/majalahkesehatan.2023.010.03.3

Abstract

Computer Vision Syndrome (CVS) didefinisikan sebagai sekumpulan masalah mata dan penglihatan yang berhubungan dengan aktivitas penggunaan komputer. Ditandai adanya gejala visual sebagai hasil dari interaksi dengan tampilan komputer. Gejala okuler utama yang dilaporkan adalah mata tegang, iritasi, sensasi terbakar, mata merah, pandangan buram, penglihatan ganda. Prevalensi kejadian CVS pada mahasiswa teknik dan kedokteran cukup tinggi. Teori sebelumnya menyebutkan bahwa pengetahuan menjadi faktor predisposisi yang mempengaruhi kesehatan seseorang. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan hubungan tingkat pengetahuan dengan kejadian CVS  pada Mahasiswa Program Studi Informatika Universitas Muhammadiyah Semarang. Metode penelitian adalah observasional analitik dengan desain penelitian cross-sectional. Penelitian dilakukan di Program Studi S1 Informatika Universitas Muhammadiyah Semarang pada bulan Maret 2022. Sampel dipilih menggunakan teknik consecutive sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner tingkat pengetahuan dari penelitian sebelumnya yang telah dimodifikasi dan Computer Vision Syndrome Questionnaire (CVS-Q). Analisis bivariat menggunakan uji Chi Square. Jumlah responden yang sesuai kriteria ekslusi dan inklusi sebanyak 73 orang. Mayoritas responden memiliki tingkat pengetahuan kurang (57,5%), diikuti pengetahuan cukup (21,9%) dan terendah dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak (20,5%). Sebanyak (63%) mengalami CVS dan sisanya yaitu (37 %) tidak mengalami CVS. Terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan kejadian Computer Vision Syndrome p = 0,000 (p < 0,05).
Computer Usage Behavior Relationship Against Refraction Status in Students of the Faculty of Medicine, University of Muhammadiyah Semarang Kurniati, Ika Dyah; Martiningsih, Wahju Ratna; Swasty
Ahmad Dahlan Medical Journal Vol. 4 No. 2 (2023): November 2023
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

During the 2019 COVID pandemic, the learning process was carried out online so that the level of computer usage was higher every day. Physical disorders that often occur due to computer use in the eyes, include refractive errors, one of which is myopia. The purpose of this study was to determine the relationship between visual distance, sitting position and computer screen brightness on refractive status in students of the Faculty of Medicine, University of Muhammadiyah Semarang. This research is an analytic observation research by design cross-sectional. The sample for this study was students from class 2019 – 2021 at the Faculty of Medicine, Muhammadiyah University, Semarang. Sampling technique using simple random sampling which selects objects at random. Researchers used the questionnaire method where the questionnaire contained written questions that had been validated. The data obtained were analyzed using the chi-square test. The number of respondents to this study was 74 students. The distance from the eye to the screen of the most respondents is close distance as many as 40 people (54.1%), The position of the most respondents when using a laptop is bending as many as 50 people (67.6%), The brightness of the laptop screen used by most respondents uses optimal brightness as much as 73 people (98.6%). Respondents who experienced an increase in myopia were 24 (32.5%). The results of this study showed that there was no relationship between distance (p 0.456), sitting position (p 0.690) and screen brightness (p 0.485) on refractive status, because both respondents the distance, position and lighting are appropriate or not, all show almost the same percentage to experience an increase in myopia.
Hubungan Perilaku Terhadap Kejadian Computer Vision Syndrome Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang Putri, Feby Ananda; Martiningsih, Wahju Ratna; Kurniati, Ika Dyah
Jurnal Sehat Indonesia (JUSINDO) Vol. 7 No. 2 (2025): Jurnal Sehat Indonesia (JUSINDO)
Publisher : CV. Publikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

CVS is a physical disorder that often occurs, one of which is in the eye where there is a combination of eye complaints with a duration of more than 4 hours without any rest breaks. Computer use without rest breaks can cause several eye complaints such as headaches, back pain, blurred vision, dry eyes, the sensation of burning or burning eyes, and red eyes. The factors that influence the incidence of CVS include women who are more susceptible to CVS, sitting or lying positions, distance <40 cm, and use of contact lenses or contact lenses. COVID 2019 requires learning to be done online. The purpose of this study was to determine the factors associated with CVS in students of the Faculty of Medicine, University of Muhammadiyah Semarang. Research method: this research is observational analytic research with a cross-sectional method. This study uses a questionnaire and a lux meter as instruments or measuring devices to obtain research data. The number of samples from this study was 81 students. The test data used to process the data are Chi-Square and Rank-Spearman. . Research Results: There is a relationship between CVS and the sitting position as indicated by p 0.018. There is a relationship between the distance from the eye to the screen which is shown with a p-value of 0.004. But there is no relationship between screen brightness and CVS as indicated by the p-value of 1.000 (p>0.05). Conclusion: Factors related to CVS are sitting position and distance from using a laptop, while factors not related to CVS are screen brightness