Bahri, Moh. Syaiful
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Problematika Evaluasi Pembelajaran dalam Mencapai Tujuan Pendidikan di Masa Merdeka Belajar Bahri, Moh. Syaiful
JIIP - Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan Vol. 6 No. 4 (2023): JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan)
Publisher : STKIP Yapis Dompu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (232.222 KB) | DOI: 10.54371/jiip.v6i4.1954

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hambatan dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan pendidikan di masa merdeka belajar. Subjek penelitian ini adalah di MI Salafiyah Bligo Pekalongan. Tulisan ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara dan observasi. Teknik analisis data menggunakan triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di MI Salafiyah Bligo Pekalongan ditinjau dari pembelajaran mandiri, pembelajaran sudah mengetahui fungsi dan tujuan evaluasi ini dan di era merdeka belajar menjadi siswa sebagai perantara untuk mencapai tujuan pendidikan. Namun nyatanya masih ada beberapa guru yang tidak memperhatikan dan peduli akan hal ini, karena beberapa faktor, baik internal maupun eksternal.
Manifestasi Jaring Pengaman Sosial Atasi Masalah Sosial Ekonomi Akibat Covid-19 Pada Masyarakat Kabupaten Sleman Istriyani, Ratna; Rizal, Derry Ahmad; Bahri, Moh. Syaiful
Community Development: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Vol 6, No 2 (2022): Community Development: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/cdjpmi.v6i2.16504

Abstract

Covid-19 yang muncul awal tahun 2020 membawa Indonesia pada situasi pandemi atau darurat kesehatan. Pasalnya virus tersebut membawa dampak kompleks tidak hanya pada sektor kesehatan melainkan juga sosial dan ekonomi. Physical distancing sebagai langkah darurat untuk mengantisipasi angka penularan justru berdampak pada mandegnya aktivitas sosial ekonomi sehingga berdampak pada produktivitas, tingginya angka pemutusan hubungan kerja, penurunan pendapatan, hingga kesejahteraan. Pada level makro menyumbang kondisi defisit sekaligus kemiskinan. Dampak yang kompleks tersebut sejatinya direspon pemerintah dengan membuat jaring pengaman sosial. Menariknya bahwa upaya pembuatan jaring pengaman juga dilakukan oleh masyarakat akar rumput (grass roots). Penelitian ini berupaya mengkaji mengenai jaring pengaman yang dilakukan oleh pemerintah maupun masyarakat pada masa pandemi. Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan melakukan observasi, studi literatur, dan analisis data sekunder dari artikel, portal pemerintah, hingga media online. Adapun hasil dari penelitian menunjukkan bahwa jaring pengaman sosial untuk mengatasi krisis pasca pandemi tidak hanya diupayakan oleh pemerintah. Komunitas atau masyarakat akar rumput juga secara inisiatif melakukan gerakan spontanitas membantu kelompok rentan yaitu yang terdampak langsung pandemi. Bantuan yang diberikan adalah dengan menyuplai kebutuhan pokok masyarakat, yaitu pangan baik siap konsumsi maupun bahan olahan. Program jaring pengaman yang dilakukan masyarakat lebih bersifat spontanitas karena bersifat filantropi, yaitu menghimpun donasi dari masyarakat lalu menyalurkannya dalam bentuk bahan makanan (sembako) maupun makanan siap konsumsi.
Konsep Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pandangan Karl Marx dan Max Weber Ahmad Rizal, Derry; Bahri, Moh. Syaiful
Mawaizh : Jurnal Dakwah dan Pengembangan Sosial Kemanusiaan Vol 13 No 02 (2022): Religion and Social Development
Publisher : Faculty of Da’wa and Islamic Communication, State Institute for Islamic Studies of Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32923/maw.v13i02.2367

Abstract

Community empowerment is a social movement that aims to make changes towards better things. This covers the economic side, development and people's lives are more organized. This practice in community empowerment requires a process and takes time. The role of the government as a policy is certainly a supporter in doing empowerment, the community as the main role in this activity. In this article aims to discuss the concept of community empowerment in outline, but especially presenting the concept of previous thinkers. Tokoh filusuf who has the concept of sociological thinkers or intersects with community empowerment. The figures presented in this paper are Karl Marx and Max Weber, the form of thought or perspective of these two figures in social science or sociology. In this paper using qualitative descriptive metode with a library or literature study approach. Presenting the concept of the thoughts of the two figures, along with their work and thoughts. Strengthening this concept of thinking also presents case studies in the application of community empowerment.
Tradisi Anderenat Dalam Ekologi Budaya: Dinamika Interaksi Manusia Dan Lingkungan Bahri, Moh. Syaiful; Ghufron, Muhammad
Empirisma: Jurnal Pemikiran dan Kebudayaan Islam Vol. 34 No. 1 (2025): Empirisma: Jurnal Pemikiran dan Kebudayaan Islam
Publisher : Prodi Studi Agama-agama Fakultas Ushuluddin dan Dakwah IAIN Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30762/empirisma.v34i1.2876

Abstract

This article aims to explore the Anderenat tradition on Gili Iyang Island through the lens of cultural ecology, with the objective of analyzing how local cultural practices function as mechanisms for environmental adaptation and conservation. Employing a qualitative descriptive method and an interpretive framework grounded in cultural ecology theory, the study investigates the embedded values and ecological functions within the Anderenat tradition, particularly in relation to how communities interact with and respond to their natural environment. The findings reveal that Anderenat is not merely a religious or ceremonial activity, but a complex ecological practice that embodies local wisdom transmitted through generations. It integrates spiritual beliefs, social rituals, and environmental actions—such as collective prayers, communal gatherings, and the symbolic planting of coconut trees—as strategic responses to ecological challenges like irregular rainfall and soil infertility. These practices not only reinforce communal solidarity but also cultivate ecological awareness and responsibility among community members. Moreover, the tradition fosters a sense of stewardship over natural resources, contributing to the long-term sustainability of the island’s fragile ecosystem. Theoretically, this study contributes to the discourse on environmental anthropology and cultural ecology by demonstrating how indigenous knowledge systems serve as functional and adaptive responses to environmental change. It suggests that traditions like Anderenat can serve as culturally grounded models for integrating local wisdom with modern scientific approaches in the development of inclusive and sustainable environmental policies