Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

PENGARUH METODE PEER TEACHING TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VII PADA MATERI ZAT DAN PERUBAHANNYA DI SMP NEGERI 26 SURABAYA TAHUN AJARAN 2022/2023 Aisyah Abiidatul C; Tatik Indayati
Widyacarya: Jurnal Pendidikan, Agama dan Budaya Vol 7, No 1 (2023)
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri Mpu Kuturan Singaraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55115/widyacarya.v7i1.2616

Abstract

Berdasarkan observasi yang dilakukan selama PLP, ditemukan keluhan tentang kondisi siswa yang prestasi akademiknya kurang baik. Saat pembelajaran berlangsung, ada beberapa siswa yang kurang memperhatikan proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Jika dibiarkan terus menerus akan menjadi tradisi yang sulit dihilangkan, sehingga seorang guru perlu untuk merancang sistem pembelajaran yang lebih efektif. Salah satunya dengan pembelajaran kooperatif metode pee teaching atau tutor sebaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengaruh metode peer teaching terhadap hasil belajar IPA siswa kelas VII pada materi zat dan perubahannya di SMPN 26 Surabaya tahun ajaran 2022/2022. Jenis penelitian adalah penelitian eksperimen semu. Desain penelitian yang digunakan adalah posttest only control design. Desain ini terdapat dua kelompok yaitu kelas kontrol dan kelas ekperimen. Kelas kontrol adalah VII G dan kelas ekperimen VII A. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah observasi, tes,dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan uji t-test, dengan uji prasyarat terlebih dahulu. Hasil penelitian menunjukkan nilai yang diperoleh rata-rata nilai kelas kontrol adalah 56 dan rata rata nilai kelas eksperimen adalah 70. Pada uji normalitas menujukkan nilai Sig. 0,90 > 0,05 maka data terdistibrusi dengan normal. Uji homogenitas menujukkan nilai Sig. 0,541 > 0,05 maka varians kedua kelas homogen. Pada uji independent sample T-Test Nilai Sig. (2-tailed) 0,028 < 0,05 oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Artinya terdapat pengaruh metode peer teaching terhadap hasil belajar IPA siswa kelas VII pada materi zat dan perubahannya di SMPN 26 Surabaya tahun ajaran 2022/2022.
Analisis Perspektif Guru Terhadap Penerapan Kurikulum Merdeka Pada Pembelajaran IPA di SMP Negeri 22 Surabaya Nadiah Arisa Faadhilah; Tatik Indayati
JURNAL MAPPESONA Vol 6, No 1 (2023): Edisi Februari 2023
Publisher : Institusi Agama Islam Negeri (IAIN) Bone

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30863/mappesona.v6i1.3819

Abstract

Penelitian ini mempunyai tujuan sebagai telaah sudut pandang guru/pendidik yang mengampu mapel IPA Kelas VII di SMP Negeri 22 Surabaya terkait dengan penerapan kurikulum merdeka. Pada penelitian ini menggunakan pengumpulan data yang memanfaatkan teknik wawancara dan teknik dokumentasi, serta dilakukan analisis dengan triangulasi data dan triangulasi metode. Wawancara dilakukan terhadap beberapa narasumber yang dianggap terkena imbas langsung dari perubahan kurikulum merdeka yang sedang diterapan di sekolah dan hanya dikhususkan untuk peerta didik kelas VII saja. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah, perubahan kurikulum menyebabkan beberapa kebingungan bagi sebagian besar guru yang mengampu pembelajaran IPA di kelas VII dengan kurikulum merdeka. Kurangnya pembinaan langsung dari pemerintah terkait pelaksanaan kurikulum merdeka membuat guru hanya bisa mencontoh sekolah-sekolah penggerak yang memang sudah terlaksana penerapan kurikulum merdeka bersama arahan langsung dari pemerintah. Jumlah pendidik untuk membina penerapan kurikulum merdeka di kelas VII juga dinilai kurang sehingga banyak guru yang merasa kewalahan, bahkan harus mengorbankan jam pendampingan untuk jadwal mengajar di kelas lain, yang memang jadwal yang berlaku bertabrakan. Guru juga merasa pelaksanaan pembelajaran projek memiliki beberapa dampak positif maupun negatif terhadap peserta didik. Dampak positifnya, peserta didik memiliki kemampuan yang terasah secara kemajuan teknologi, sedangkan negatifnya, peserta didik akan bosan karena pembelajaran projek dilaksanakan berturut-turut selama dua minggu tanpa adanya pembelajaran materi. Namun dari sekian banyaknya permasalahan, kurikulum merdeka memiliki keunggulan dalam hal pembelajaran berbasis pendidikan karakter yang mempunyai pengaruh pada pembentukan karakter peserta didik yang sempat hilang sebab pembelajaran secara daring. 
EFEKTIVITAS MODEL CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) BERBANTUAN ARTICULATE STORYLINE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA Silviana, Eka Putri; Tatik Indayati
Sindoro: Cendikia Pendidikan Vol. 8 No. 10 (2024): Sindoro Cendikia Pendidikan
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.9644/sindoro.v8i10.7458

Abstract

This research was motivated by the issue of low student learning outcomes at MTsN Gresik. The purpose of this study was to determine how the Creative Problem Solving (CPS) model supported by Articulate Storyline can improve students' learning outcomes. This study was designed using a quasi-experimental approach with a pretest- posttest control group design to compare the experimental and control classes. The study involved classes VIII C and VIII D at MTsN Gresik, with sample selection determined through purposive sampling based on specific considerations. The instrument used in this study was a test to measure student learning outcomes. The data collection technique was a test, while data analysis included validity, reliability, normality, homogeneity, prerequisite tests, paired t-tests, and N-gain tests. The results showed that the percentage data of cognitive learning outcomes from the pretest indicated an average N-gain score of 0.49 for the experimental class and 0.44 for the control class. Based on the independent sample t-test, there was a significant difference between the control and experimental classes, as indicated by the posttest sig (2-tailed) value of 0.000 < 0.05. This data suggests that the use of the CPS model is effective in improving student learning outcomes. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan rendahnya hasil belajar siswa di MTsN Gresik. Tujuan dari penlitian ini untuk mengetahui model Creative Problem Solving berbantuan Artuculate Storyline efektif terhadap hasil belajar siswa. Metode penelitian ini dirancang menggunakan Quasi eksperimen dengan desain penelitian pretest posttest control group design untuk membandingkan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Penelitian ini menggunakan kelas VIII C dan kelas VIII D di MTsN Gresik, Penentuan sampel ini diambil melalui teknik cluster random sampling karena sampel yang dijumpai mempunyai sifat homogen, tidak ada perbedaan dalam pengelompokkan akademik peserta didik. Instrumen yang digunakan di penelitian ini adalah soal tes untuk mengukur hasil belajar siswa. Adapun teknik analisis data menggunakan uji validitas lembar tes melalui expert judgement, reliabilitas, normalitas, uji paired t test dan uji N-gain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa data persentase pre-test hasil belajar kognitif siswa memperoleh nilai rata-rata N-gain pada kelas eksperimen yaitu 0.49 dengan kategori sedang dan nilai rata rata N-gain pada kelas kontrol yaitu 0.44 dengan kategori sedang. Berdasarkan uji independent sample t test terdapat perbedaan signifikan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen, hal ini diketahui dari nilai sig (2- tailed) posttest 0,000 < 0,05 dan nilai sig (2-tailed) posttest 0,000 < 0,05. Dari data tersebut menunjukkan jika model CPS efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AIR (AUDITORY, INTELLECTUALLU, REPETITION) TERHADAP HASIL BELAJAR Rosa, Farah Maulidya; Tatik Indayati
Sindoro: Cendikia Pendidikan Vol. 8 No. 10 (2024): Sindoro Cendikia Pendidikan
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.9644/sindoro.v8i10.7459

Abstract

Law Number 20 of 2003 concerning National Education states that education is a conscious and structured effort to create a learning environment and continuity of learning, enabling students to be active in developing their potential, so that they have skills in the fields of religion, self-control, character, skills, morals. good things that society will need. This study aims to determine the improvement of students' learning outcomes through the application of AIR (Auditory, Intellectually, Repetition) learning model and evaluate the implementation of the model. The methodology used involved an experimental class that applied the AIR model and a control class that used the conventional learning model. Data were collected through learning outcome tests, and analyzed using prerequisite test, T test, and gain value. The analysis results showed that all pretest and posttest data from both groups were normally distributed, allowing the application of parametric statistical analysis. The t-test revealed significant differences between the learning outcomes of the experimental and control classes, with the experimental class achieving a higher mean. Although most respondents had N-gains in the “Moderate” category, there were variations in performance improvement, with some respondents showing high N-gains. Overall, the application of the AIR (Auditory, Intellectually, Repetition) learning model was proven effective in improving students' understanding and skills, thus concluding that this model is more effective compared to conventional learning methods. penelitian ini dilatar belakangi hasil belajar siswa rendah karena menggunakan model pembelajaran konvensional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran AIR (Auditory, Intellectually, Repetition). Metodologi penelitian menggunakan menggunakan quasi eksperimental dengan tipe Non-equivalen Control Group Design. Penentuan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Data dikumpulkan melalui tes hasil belajar dan lembar observasi. Untuk tes yaitu menggunakan tes hasil belajar dan lembar observasi untuk melihat keterlaksanaan model pembelajaran AIR. Analisis data menggunakan uji validitas expert judgment , uji prasyarat, uji t, nilai gain, dan presentase analisis keterlaksanaan model pembelajaran AIR. Hasil menunjukkan bahwa semua data pretest dan posttest dari kedua kelompok berdistribusi normal, sehingga memungkinkan untuk menggunakan analisis statistik parametrik. Uji-t menunjukkan sig (2 tailed) 0,000 pada kelas eksperimen dengan nilai <0,005 menyatakan ada perbedaan peningkatan hasil belajar siswa menggunakan model pembelejaran AIR dan model pembelajaran konvensional. Dari n-gain dalam kelas eksperimen memiliki kategori “sedang” dengan nilai 0,535 sehingga ada peningkatan hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran AIR. Keterlaksanaan model pembelajaran AIR adalah 93,3% dengan kategori sangat efektif pada aktivitas guru, sedangkan pada aktivas siswa adalah 89% dengan kategori sangat efektif.
Penggunaan Model Contextual Teaching and Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Analitis Mayang Nabila Agustin; Tatik Indayati
Pengertian: Jurnal Pendidikan Indonesia (PJPI) Vol. 2 No. 3 (2024): Pengertian: Jurnal Pendidikan Indonesia (PJPI)
Publisher : Penerbit dan Percetakan CV. Picmotiv

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61930/pjpi.v2i3.880

Abstract

Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya kemampuan berpikir analitis siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan antara kemampuan berpikir analitis siswa dengan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dan pembelajaran konvensional. Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Experimental dengan Non-equivalent Control Group Design. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu metode tes keterampilan berpikir analitis dan observasi. Teknik analisis data instrumen tes dilakukan menggunakan uji t untuk melihat perbedaan nilai rata-rata keterampilan berpikir analitis kedua kelompok, sedangkan analisis data hasil observasi dilakukan dengan menentukan persentase keterlaksanaan model pembelajaran. Hasil uji t data tes dengan taraf signifikansi 0,05 diperoleh t.hitung > t.tabel (2,170134622 > 1,671552762). Ada perbedaan signifikan dalam peningkatan keterampilan berpikir analitis antara siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran CTL dan siswa dengan pembelajaran konvensional. Hasil uji analisis persentase keterlaksanaan model pembelajaran data observasi diperoleh hasil persentase keberhasilan pelaksanaan model pembelajaran sebesar 85,71% dengan kategori sangat baik, sehingga model CTL telah dilaksanakan guru dengan baik. model CTL mampu membantu peningkatan kemampuan berpikir analitis siswa.
Penerapan Model Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization Pada Kemampuan Pemecahan Masalah Nabila Aini; Tatik Indayati
Pengertian: Jurnal Pendidikan Indonesia (PJPI) Vol. 2 No. 3 (2024): Pengertian: Jurnal Pendidikan Indonesia (PJPI)
Publisher : Penerbit dan Percetakan CV. Picmotiv

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61930/pjpi.v2i3.881

Abstract

Kemampuan pemecahan masalah pada mata pelajaran fisika yang masih terbilang rendah yang melatar belakangi penelitian ini. Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemecahan masalah peserta didik dengan penerapan model kooperatif tipe team assisted individualization (TAI). Penelitian ini berbasis eksperimen semu dengan Nonequivalent Control Group Design. Sampel merupakan peserta didik kelas 7C sebagai kelas eksperimen dan kelas 7A sebagai kelas kontrol yang ditentukan dengan teknik cluster random sampling. Metode pengumpulan data dengan observasi keterlaksanaan model dan tes kemampuan pemecahan masalah. Analisis data yang dilakukan ialah dengan mealakukan uji instrumen, uji prasyarat, menentukan persentase keterlaksanaan model, dan uji-t. Hasil penelitian observasi keterlaksanaan model mendapatkan kriteria sangat baik dengan persentase 87,5%. Hasil uji t yang didapatkan dengan taraf signifikansi 5% adalah T hitung > T tabel dengan nilai yang diperoleh sebesar 6,498 > 1,671 sehingga H1 diterima dan H0 ditolak. Hal tersebut mengindikasikan adanya perbedaan kemampuan pemecahan masalah pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kesimpulannya penelitan ini didapati pembelajaran model kooperatif tipe TAI yang terlaksana dengan sangat baik mampu membantu meningkatkan kemampuan pemecahan masalah peserta didik.
PENGARUH MODEL OIDDE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA Nur Rakhmah Hidayah; Tatik Indayati
Jurnal Media Akademik (JMA) Vol. 2 No. 12 (2024): JURNAL MEDIA AKADEMIK Edisi Desember
Publisher : PT. Media Akademik Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62281/v2i12.1213

Abstract

Penelitian ini dilatar belakangi rendahmya hasil belajar siswa yang disebabkan oleh pembelajaran yang berorientasi pada guru. Tujuannys untuk mengetahui efektivitas model OIDDE terhadap hasil belajar siswa di SMP Negeri 5 Surabaya. Pendekatan kuantitatif dengan desain quasi-eksperimental berbentuk Non- equivalen Control Group Design. Adapun teknik penentuan  sampel menerapkan Culster Random Sampling yang melibatkan dua kelas yakni eksperimen VII C dan VII A  sebagai kelas kontrol dengan  pembelajaran konvensional. Pengalian data memakai tes dan lembar observasi. Hasil penelitian uji reliabilitas menandakan nilai Cronbach’s Alpha 0,690, yang cukup untuk konsistensi instrumen. Uji normalitas mengindikasikan bahwa data tidak berdistribusi normal, sehingga analisis non-parametrik dipertimbangkan. Hasil uji homogenitas menunjukkan perbedaan varians yang signifikan, sehingga analisis alternatif diperlukan. Uji hipotesis ANOVA menunjukkan perbedaan signifikan antara kelompok eksperimen dan kontrol dengan nilai F = 42,407 (p < 0,001), dan uji-t mengonfirmasi perbedaan signifikan pada kelompok eksperimen setelah perlakuan (t = 16,421, p < 0,000). Penelitian ini menyarankan bahwa penerapan model OIDDE dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa secara signifikan.
Analisis Tingkat Pemahaman Konsep Siswa Pada Pembelajaran IPA: Analysis of Students' Concept Understanding Level in Science Learning Ainul, Salsabila As Sa'adah; Wakhidah , Nur; Wahyuni Fajar Arum; Sri Hidayati; Tatik Indayati
Edu-Sains: Jurnal Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Vol. 14 No. 1 (2025): Januari 2025
Publisher : Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/jmpmipa.v14i1.39419

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis atau mendeskripsikan tingkat kemampuan pemahaman konsep pada pembelajaran IPA siswa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis metode penelitian deskriptif kuantitatif. Teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu dengan observasi, tes, wawancara. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh kemampuan pemahaman konsep siswa tergolong rendah pada materi IPA. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan berdasarkan hasil analisis deskriptif diperoleh nilai maksimum sebesar 70 dan nilai minimum sebesar 24 dengan rata-rata 46,67. Kemudian pemberian tes dengan acuan tes berdasarkan indikator menurut Anderson dan Krathwol, dimana terdapat 13 siswa dengan kriteria tingkat pemahaman konsep tergolong rendah dengan persentase sebesar 43,33%. Rendahnya kemampuan pemahaman konsep siswa disebabkan beberapa faktor di UPT SMP Negeri 14 Gresik diantaranya pertama, kurangnya minat dan motivasi belajar siswa; kedua guru masih dominan dalam proses pembelajaran IPA sehingga pembelajaran berpusat pada guru dan yang terakhir kurangnya inovasi dalam penggunaan media pembelajaran.