p-Index From 2020 - 2025
0.817
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Junior Medical Journal
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Metode Rehabilitasi Spiritual Hypnosis Motivation Theraphy pada Pasien Skizofrenia di Ponpes Nurul Firdaus Ciamis Firdaus, Fiqri Nurul; Agustina, Citra Fitri; Arifandi, Firman
Junior Medical Journal Vol. 2 No. 2 (2023): Oktober 2023
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33476/jmj.v2i2.3271

Abstract

Gangguan skizofrenia adalah sekelompok reaksi psikotik yang mempengaruhi area fungsi individu, termasuk berpikir dan berkomunikasi, menerima, dan menginterpretasikan realitas, merasakan dan menunjukan emosi, merasakan dan menunjukan emosi dan berprilaku dengan sikap yang kurang dapat diterima secara sosial. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah metode SHOT dan bagaimana proses rehabilitasi yang dilakukan pada orang dengan skizofrenia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif observasional., Tahapan analisis dalam penelitian ini meliputi pengumpulan data, analisis, dan simpulan. Hasil penelitian menunjukan penerapan metode SHOT pada pasien Skizofrenia di Lembaga Rehabilitasi Mental Nurul Firdaus dapat mengembalikan fungsi kehidupan baik dari aspek fisik,sosial,spiritual dll tetapi tidak dapat menghilangkan atau menyembuhkan gejala dari skizofrenia. 
Pengaruh Adiksi Internet dengan Pola Tidur Malam Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas YARSI Angkatan 2021 dan 2022 dan Tinjauannya Menurut Pandangan Islam Dilvianika, Rilla; Kamal Anas; Agustina, Citra Fitri; Karimulloh
Junior Medical Journal Vol. 2 No. 6 (2024): February 2024
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33476/jmj.v2i6.4122

Abstract

Kecanduan internet sangat berkembang pesat dan mengkhawatirkan di seluruh dunia. Adiksi internet dapat menimbulkan masalah psikologis dan fisik seperti mata kering, nyeri punggung, dan pola tidur yang buruk. Salah satu faktor yang memicu terjadinya pola tidur yang buruk adalah mengakses internet menggunakan perangkat elektronik. Penelitian yang digunakan yaitu penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional. Sampel pada penelitian ini adalah mahasiswa fakultas kedokteran Universitas YARSI Angkatan 2021 dan 2022 yang sudah diambil menggunakan Nonprobability purposive sampling dengan jumlah 100 responden dan dianalisis menggunakan uji spearman rank. Berdasarkan penelitian terdapat 62 responden (62%) yangmengalami adiksi internet dan mayoritas mengalami adiksi ringan sebanyak 41 responden (41%). Berdasarkan pola tidur terdapat 85 responden (85%) yang mengalami pola tidur yang buruk. Terdapat hubungan yang positif dengan kekuatan korelasi yang sangat lemah sehingga tidak terdapat korelasi yang signifikan antara pengaruh adiksi internet dengan pola tidur.
Laporan Kasus : Gejala Psikotik pada Pasien dengan Riwayat Epilepsi disertai Komorbid Penyalahgunaan Obat-Obatan dengan Ciri Kepribadian Antisosial PRATAMA, MAULANA YUDHA; Ahdimar, Friendy; Maryudhiyanto, Liko; Agustina, Citra Fitri
Junior Medical Journal Vol. 3 No. 4 (2025): Juni 2025
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33476/jmj.v3i4.4824

Abstract

Gejala psikotik adalah tanda yang menunjukkan gangguan dalam pemikiran, persepsi, atau perilaku seseorang. Gejala psikotik dapat muncul dalam berbagai kondisi mental, termasuk halusinasi organik. Pada kasus Tn. K, laki-laki 20 tahun, datang dibawa oleh keluarga dengan keluhan utama yaitu pasien merasa terganggu dengan bisikan-bisikan di telinganya serta. Menurut keluarga, pasien menunjukan sikap-sikap yang tidak biasa seperti bicara sendiri, perilaku kadang-kadang aneh seperti sifat kekanak-kanakan, sulit tidur, emosi tanpa sebab, memarahi setiap orang yang berinteraksi dengannya, selalu curiga dengan lingkungan sekitar dan selalu keluar rumah bahkan ketika malam hari. Keluarga pasien mengaku bahwa pasien memiliki riwayat penyalahgunaan obat-obatan tramadol dan hexymer sejak 1 bulan yang lalu. Pasien juga memiliki riwayat epilepsi sejak usia 10 bulan sampai sekarang, kejang terakhir 1 hari SMRS. Pasien juga menunjukkan halusinasi auditorik dan waham rujukan. Diagnosis adalah Halusinosis Organik dengan GAF 40-31. Kasus ini menunjukkan bahwa pasien dengan riwayat epilepsi memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami gangguan psikotik. Temuan dalam laporan kasus ini juga sejalan dengan penelitian-penelitian yang ada mengenai dampak penyalahgunaan zat seperti Trihexyphenidyl dan tramadol terhadap perkembangan gejala psikotik. Pada pasien ini juga menunjukkan ciri kepribadian antisosial yang dimana belum memenuhi kriteria diagnostik untuk gangguan kepribadian antisosial (ASPD). Tatalaksana psikotik akibat kondisi medis umum utama adalah mengobati kondisi medis umum yang menyebabkan psikotiknya tersebut melalui pemberian psikofarmaka dan psikoterapi yang tepat. Prognosis bergantung pada reversibilitas dari penyakit yang mendasarinya dan kemampuan otak untuk menahan pengaruh penyakit dasarnya.
Prevalensi Sindrom Metabolik Pada Pasien Skizofrenia di Rumah Sakit Soeharto Heerdjan Grogol Jakarta Barat dan Tinjauannya Menurut Pandangan Islam Naya, Nur Afifah Inayah; Agustina, Citra Fitri; Anshar, Fazlurrahman; Eliana, Fatimah
Junior Medical Journal Vol. 3 No. 4 (2025): Juni 2025
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33476/jmj.v3i4.5037

Abstract

ABSTRAK Pendahuluan: Skizofrenia adalah gangguan jiwa berat yang menyebabkan delusi, halusinasi, dan gangguan dalam berpikir, persepsi, serta perilaku. Pengidap skizofrenia sering mengalami peningkatan risiko sindrom metabolik, yang terdiri dari obesitas sentral, dislipidemia, peningkatan kadar gula darah puasa, dan hipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi sindrom metabolik pada pasien skizofrenia di Rumah Sakit Soeharto Heerdjan, serta distribusinya berdasarkan jenis kelamin dan kelompok usia. Metodologi: Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain observasi deskriptif. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dengan melakukan pengukuran fisik seperti lingkar pinggang, tekanan darah, dan kadar gula darah puasa. Analisis data menggunakan analisis univariat Hasil dan Simpulan: Sampel penelitian terdiri dari 58 pasien skizofrenia yang dirawat inap di rumah sakit di Rumah Sakit Soeharto Heerdjan. Berdasarkan hasil penelitian ini ditemukan bahwa sindrom metabolik dialami oleh 22 orang (37,9%), sementara 36 orang (62,2%) tidak menderita sindrom metabolik. Sindrom metabolik lebih banyak terjadi pada pasien perempuan (51,7%) dibandingkan laki-laki (24,1%). Selain itu, prevalensi sindrom metabolik lebih tinggi pada pasien berusia >25 tahun (46,5%) dibandingkan pasien berusia <25 tahun (13,3%). ABSTRACT Introduction: Schizophrenia is a severe mental disorder characterized by delusions, hallucinations, and disruptions in thinking, perception, and behavior. Individuals with schizophrenia often face an increased risk of metabolic syndrome, which includes central obesity, dyslipidemia, elevated fasting blood glucose, and hypertension. This study aims to determine the prevalence of metabolic syndrome among schizophrenia patients at Soeharto Heerdjan Hospital and its distribution based on gender and age groups. Methodology: This study employed a quantitative approach with a descriptive observational design. Primary data were collected through physical measurements, including waist circumference, blood pressure, and fasting blood glucose levels. Data analysis was conducted using univariate analysis. Results and Conclusion: The study involved 58 schizophrenia patients hospitalized at Soeharto Heerdjan Hospital. The findings revealed that 22 patients (37.9%) were diagnosed with metabolic syndrome, while 36 patients (62.2%) did not have the condition. Metabolic syndrome was more prevalent among female patients (51.7%) compared to male patients (24.1%). Additionally, the prevalence of metabolic syndrome was higher in patients aged >25 years (46.5%) than those aged <25 years (13.3%).