Achmad Subandrio
Teknik Geologi UPN "Veteran" Yogyakarta

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PERUBAHAN KETINGGIAN MUKA AIR LAUT DAN IKLIM PURBA BERDASARKAN ANALISIS MIKROPALEONTOLOGI PADA SATUAN BATUGAMPING FORMASI JAYAPURA DAERAH JAYAPURA DAN SEKITARNYA KOTA JAYAPURA PROVINSI PAPUA Angelina Majesty Randa; Conrad Danisworo; Achmad Subandrio
Jurnal Ilmiah Geologi PANGEA Vol 8, No 1 (2021): Jurnal Ilmiah Geologi PANGEA
Publisher : PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL UPN VETERAN YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jigp.v8i1.9608

Abstract

Daerah Jayapura memiliki jenis batuan yang sangat kompleks, salah satunya yaitu batuan sedimen dengan komposisi kimia karbonat yang cakupan wilayahnya cukup luas. Penelitian lebih berfokus pada satuan batugamping Formasi Jayapura (Qpj). Penelitian ini bertujuan untuk menentukan perubahan ketinggian muka air laut, dan lingkungan pengendapan serta iklim purba yang terjadi saat pembentukan satuan batugamping yang berumur Kuarter (Plio – Plistosen). Penelitian dilakukan dengan metode pemetaan (mapping), pengukuran stratigrafi detail (measured section), analisis petrografi dan mikropaleontologi. Selanjutnya dilakukan pengamatan pada fosil foraminifera untuk menentukan umur dan lingkungan pengendapannya. Penentuan perubahan muka air laut dan lingkungan pengendapan ini menggunakan identifikasi foraminifera bentonik pada 5 sampel batuan. Hasil identifikasi dari foraminifera bentonik menunjukkan selama pembentukan satuan batugamping Kuarter terjadi beberapa kali perubahan muka air laut dan lingkungan pengendapan, dimulai pada saat pembentukan berada pada Neritik Tepi (0 – 100 meter) hingga pengendapan berakhir pada lingkungan pengendapan Neritik Luar (100 – 200 meter). Dilakukan pula identifikasi fosil foraminifera planktonik dan nannoplankton, untuk menentukan umur tiaptiap lapisan batuan. Hasil identifikasi foraminifera planktonik dan nannoplankton menunjukkan umur satuan batuan berada pada Pliosen–Plistosen (N.19–N.23). Foraminifera planktonik ini juga digunakan sebagai indikator suhu pada saat pembentukan batuan. Hasil interpretasi diketahui bahwa pada saat pengendapan satuan batugamping Kuarter ini terjadi beberapa kali perubahan suhu mulai dari hangat hingga dingin sedang, maka dapat pula diketahui iklim purba pada saat pembentukan satuan batugamping Kuarter terjadi perubahan iklim dari iklim tropis sampai iklim transisi.Kata-kata Kunci : Perubahan muka air laut, lingkungan pengendapan, suhu, iklim, dan foraminifera.
GEOLOGI DAN ANALISIS DAYA DUKUNG BATUAN PADA FONDASI AREA MAIN DAM BENDUNGAN JRAGUNG, DAERAH DESA CANDIREJO, KECAMATAN PRINGAPUS, KABUPATEN SEMARANG Apri Untung Hertanto; Puji Pratiknyo; Achmad Subandrio
Jurnal Ilmiah Geologi PANGEA Vol 9, No 2 (2022): Jurnal Ilmiah Geologi PANGEA
Publisher : PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL UPN VETERAN YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jigp.v9i2.9512

Abstract

Lokasi penelitian terletak di Bendungan Jragung yang secara administratif berada di Desa Candirejo, Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang. Secara geografis daerah penelitian berada pada UTM Zona 49S dengan koordinat 447250 mE – 450250 mE dan 9207000 mN – 9210000 mN. Luasan daerah penelitian yaitu 3km x 3 km dengan luasan 9 km 2. Berdasarkan analisis aspek geomorfologi, pola pengaliran di daerah penelitian termasuk ke dalam pola pengaliran subdendritik. Sedangkan pembagian bentuk lahan terdiri dari Tubuh Sungai (F1), Dataran Aluvial (F2), Lembah Struktural (S1), Lereng Struktural (S2), Perbukitan Struktural (S3), dan Dataran Vulkanik (V1). Stratigrafi daerah penelitian dari tua ke muda yaitu Satuan batulempung Kerek (Miosen Tengah - Miosen Akhir), kemudian di atasnya terendapkan secara selaras Satuan napal Kalibeng AnggotaBanyak (Miosen Akhir - Pliosen Awal), kemudian di atasnya terendapkan secara tidak selaras Satuan endapan vulkanik Ungaran (Holosen), dan kemudian di atasnya terendapkan secara tidak selaras Satuan endapan aluvial (Holosen). Struktur geologi daerah penelitian yaitu shear joint (kekar gerus), sesar naik, dan lipatan memiliki arah tegasan utama (σ1) relatif sama yaitu berarah relatif NE – SW. Litologi di bawah fondasi main dam Bendungan Jragung yaitu batulempung, batupasir, dan batulanau. Kualitas batuan termasuk kelas C rendah (CL), C rendah – C sedang (CL – CM), dan C sedang (CM). Nilai SPT (Standard Penetration Test) didapatkan nilai N-SPT >50. Hasil pengujian WPT (Water Pressure Test) didapatkan nilai Lu>20 pada beberapa kedalaman. Total nilai daya dukung batuan Metode Terzaghi yaitu 50.607.793,7236 ton. Total nilai daya dukung batuan Metode Bowles yaitu 44.723.969,65 ton. Total berat volume material timbunan yaitu 18.478.437,64491 ton.Kata Kunci : Bendungan, Daya Dukung Batuan, Jragung, Semarang, Timbunan
GEOLOGI DAN PALEOBATIMETRI FORMASI SENTOLO BAGIAN BAWAH DAERAH KARANGSARI DAN SEKITARNYA, KECAMATAN PENGASIH, KABUPATEN KULON PROGO, PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Sapto Kis Daryono; Achmad Subandrio; Hana Dewi
Jurnal Ilmiah Geologi PANGEA Vol 8, No 2 (2021): Jurnal Ilmiah Geologi PANGEA
Publisher : PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL UPN VETERAN YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jigp.v8i2.9660

Abstract

Secara administratif lokasi penelitian termasuk Kecamatan Pengasih, Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Secara geografis, lokasi penelitian terletak pada koordinat UTM 402900 407900 dan 9132000 9137000, zona UTM 49S dengan total luas lapangan 25 km2 (5 km x 5 km). Geomorfologi daerah penelitian terbagi atas 7 satuan bentuk lahan yaitu, perbukitan bergelombang kuat (D1), lereng bergelombang kuat (D2), dataran bergelombang kuat (D3), perbukitan karst (K1), sungai (F1), dataran aluvial (F2), dan waduk (A1). Stratigrafi daerah penelitian terbagi atas 3 (tiga) satuan batuan dari tua ke muda yaitu, satuan breksi-vulkanik Kaligesing, satuan batugamping-klastik Sentolo, dan satuan endapan aluvial. Satuan breksi-vulkanik Kaligesing berumur Oligosen Akhir--Miosen Awal. Satuan batugamping-klastik Sentolo diendapkan pada umur Miosen Tengah--Miosen Akhir (N14--N16) secara tidak selaras di atas satuan breksivulkanik Kaligesing. Pada kala Holosen diendapkan secara tidak selaras satuan endapan aluvial. Struktur geologi di Daerah Karangsari dan sekitarnya yaitu sesar normal right slip fault yang menunjukkan arah umum barat--timur dan kekar berpasangan (shear joint) dengan arah tegasan N256oE/80 dan N166oE/85. Paleobatimetri daerah penelitian ditentukan dengan menggunakan dua metode analisis yaitu analisis kualitatif menggunakan spesies foraminifera bentonik kecil dengan 4 (empat) referensi dan analisis kuantitatif rasio P/B. Hasil analisis kualitatif menunjukkan kehadiran foraminifera bentonik yang melimpah seperti Planulina wuellerstorfi, Amphistegina gibosa, Dentalina subsoluta, Bolivina quadrilatura, dan Cassidulina subglobosa yang mencirikan paleobatimetri zona neritik tengah--abisal atas. Hasil analisis kuantitatif menggunakan rasio P/B menunjukkan ke enam sampel memiliki nilai > 90% yang berarti paleobatimetri zona batial bawah. Selain itu, berdasarkan karakteristik dinding cangkang fosil foraminifera dapat diketahui bahwa dinding cangkang berkomposisi hyalin (gampingan) yang mencirikan lingkungan laut dangkal. Dari beberapa pendekatan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa paleobatimetri formasi Sentolo menunjukkan lingkungan laut dangkal.Kata Kunci: paleobatimetri, foraminifera, formasi Sentolo
GEOLOGI DAN GEOWISATA DAERAH JATIMULYO DAN DONOREJO, KECAMATAN GIRIMULYO DAN KALIGESING, KABUPATEN KULON PROGO DAN PURWOREJO, PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DAN JAWA TENGAH Muhammad Jamaaluddin Zuhri; Achmad Subandrio; Basuki Rahmad
Jurnal Ilmiah Geologi PANGEA Vol 8, No 2 (2021): Jurnal Ilmiah Geologi PANGEA
Publisher : PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL UPN VETERAN YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jigp.v8i2.9641

Abstract

Secara administratif, lokasi penelitian berada pada Daerah Jatimulyo dan Donorejo, Kecamatan Girimulyo dan Kaligesing, Kabupaten Kulon Progo dan Purworejo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah. Secara geografis daerah telitian berada pada 400000.00 mE - 405000.00 mE dan 9139000.00 mN - 9134000.00 mN. Pemetaan dilakukan dengan luasan 5x5 km atau 25 km2 dengan skala peta 1:20.000. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi geologi serta mengidentifikasi geowisata yang sudah ada untuk dapat dikembangkan. Metode penelitian terdiri dari empat tahap, yaitu: a. Persiapan, b. Pemetaan, c. Pengolahan data, d. Penyusunan laporan. Geomorfologi pada daerah penelitian terdiri dari empat bentuk lahan yaitu Lereng Vulkanik (V1), Gawir (S1), Perbukitan Karst (K1), Lereng Karst (K2), dan Dataran Aluvial (F1). Stratigrafi daerah penelitian dari tua ke muda adalah satuan Breksi Kaligesing (Oligosen Akhir), satuan Lava-Andesit Kaligesing (Miosen Awal), satuan Batugamping Jonggrangan (Miosen Akhir), dan satuan Endapan Aluvial (Holosen). Struktur geologi di daerah penelitian berupa sesar Donorejo (left normal slip fault), sesar Teganing (normal left slip fault), dan sesar Sekedang (right normal slip fault). Potensi positif daerah penelitian berupa ata air, bahan galian golongan C, dan geowisata. Sedangkan potensi negatif berupa longsor. Geowisata didasarkan pada klasifikasi Chen (2015), jenis tempat wisata di daerah penelitian terbagi menjadi 3 kategori menurut skoring Kubalikova (2013) yaitu: Kategori Geowisata Gua terdiri dari dua subkategori yaitu Gua Kiskendo (G1) dengan nilai 78,38% (layak) dan Gua Seplawan (G2) dengan nilai 81,08% (sangat layak). Kategori Geowisata Geomorfologi terdiri dari satu subkategori yaitu Tebing Gunung Gajah (M1) dengan nilai 35,14% (tidak layak). Kategori Geowisata Sungai terdiri dari empat subkategori yaitu Sungai Mudal (S1) dengan nilai 70,27% (cukup layak), Air Terjun Kedung Pedut (S2) dengan nilai 64,86% (cukup layak), Air Terjun Kembang Soka (S3) dengan nilai 60,81% (cukup layak), dan Air Terjun Grojogan Sewu (S4) dengan nilai 58,11% (cukup layak).Kata Kunci : geologi, geowisata, geosite, Girimulyo, Kaligesing
GEOLOGI DAN PROVENAN BATUPASIR PADA SATUAN BREKSI KALIGESING DAERAH SENDANGSARI DAN SEKITARNYA, KECAMATAN PENGASIH, KABUPATEN KULON PROGO, PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Sapto Kis Daryono; Achmad Subandrio; Efrilia Mahdilah
Jurnal Ilmiah Geologi PANGEA Vol 8, No 2 (2021): Jurnal Ilmiah Geologi PANGEA
Publisher : PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL UPN VETERAN YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jigp.v8i2.9661

Abstract

Lokasi penelitian secara administratif berada di Desa Sendangsari dan sekitarnya, Kecamatan Pengasih, Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Secara geografis lokasi penelitian berada pada koordinat (UTM-WGS 84 zona 49 S) 401680 mE--406830 mE dan 9134250 mN--9139270 mN. Kehadiran berbagai batuan di Pegunungan Kulon Progo dipengaruhi oleh serangkaian peristiwa tektonis yang telah terjadi sebelum, selama dan setelah pembentukannya yang menghasilkan karakteristik batuan yang berbeda. Formasi Kaligesing menjadi fokus dalam penelitian ini dan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terdapat batupasir yang terdapat pada satuan breksi Kaligesing, batupasir tersebut dapat mencerminkan dari mana batuan asal sebelumnya. Sehingga, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi geologi dan provenance batupasir satuan breksi Kaligesing. Kondisi geologi meliputi geomorfologi, stratigrafi dan struktur geologi daerah penelitian. Stratigrafi daerah  penelitian di bagi menjadi tujuh satuan litostratigrafi tidak resmiyaitu dari tua ke muda sebagai berikut: satuan batupasir-kuarsa Nanggulan (Eosen Akhir-Oligosen Awal), satuan lavaandesit Kaligesing (Oligosen Akhir--Miosen Awal), satuan reksiKaligesing (Oligosen Akhir--Miosen Awal),satuan batugamping-terumbu Jonggrangan (Miosen Awal--Miosen Tengah), satuan batugamping-klastik Sentolo (Miosen Tengah--Miosen Akhir), satuan andesit Hargowilis (Oligosen Akhir--Miosen Awal, dan satuan endapan aluvial (Holosen). Struktur geologi berupa kekar berpasangan memiliki arah tegasan utama baratdaya—timurlaut dan barat—timur. Struktur sesar yang dijumpai pada daerah penelitian berupa dua sesar mendatar-kanan, sesar mendatar-kiri, dan sesar naik. Struktur antiklin dengan sumbu lipatan berarah baratlaut--tenggara. Analisis provenan dan tatanan tektonik berdasarkan diagram segitiga Dickinson dan Suczek (1985) dan (1979) menggunakan komponen fisik dari sayatan tipis petrografi. Analisis iklim purba dan kondisi relief menggunakan diagram Suttner dkk., (1981) dan diagram plot log-ratio semi-quantitative weathering index mengacu Weltje dkk., (1998). Batupasir satuan breksi Kaligesing secara masuk umum termasuk jenis feldspatic wacke dan lithic arenite. Berdasarkan komposisi mineral yang diamati batupasir tersebut berasal dari batuan beku vulkanik dan plutonik ditunjukan oleh butiran feldspar yang dominan dan sedikit butiran kuarsa monokristalin. Berdasarkan tatanan tektonik batuan sumber, batupasir satuan breksi Kaligesing berasal dari tatanan tektonik zona magmatic arc dengan subzona transitional arc. Iklim yang terjadi pada masa lampau (paleoclimate) adalah iklim kering (arid) dengan relief berupa pegunungan (mountains) dan tingkat pelapukan yang rendah.Kata Kunci: breksi, Kaligesing, batupasir, provenan