p-Index From 2020 - 2025
0.702
P-Index
This Author published in this journals
All Journal FARMASAINKES
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK METANOL KULIT BUAH SUKUN (Artocarpus altilis (Parkinson) Fosberg) TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli Fajar Sidik; D. Elysa Putri Mambang
FARMASAINKES: JURNAL FARMASI, SAINS, dan KESEHATAN Vol. 1 No. 1 (2021): FARMASAINKES: JURNAL FARMASI, SAINS, dan KESEHATAN
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Muslim Nusantara Al Washliyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (376.936 KB) | DOI: 10.32696/fjfsk.v1i1.815

Abstract

Infeksi merupakan keadaan dimana masuknya mikroorganisme ke dalam tubuh, yang dapat berkembang biak dan menyebabkan penyakit, salah satunya adalah bakteri. Salah satu penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri adalah diare. Diare disebabkan oleh bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus, yang masih menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat. Pengobatan yang umum digunakan untuk penyakit infeksi adalah antibiotik, sehingga hanya dalam 4 tahun kemudian telah timbul problem resistensi dengan segala akibat yang sangat merugikan. Salah satu tanaman yang dipercaya dapat dijadikan obat adalah sukun (Artocarpus altilis (Parkinson) Fosberg) yaitu tanaman herbal yang memiliki banyak manfaat salah satunya sebagai antibakteri. Tujuan dilakukan penelitian ini untuk mengetahui metabolit sekunder dan aktivitas antibakteri dari ekstrak kulit buah sukun terhadap S. aureus dan E. coli dengan konsentrasi 50 mg/mL, 75 mg/mL, dan 100 mg/mL dengan kontrol positif kloramfenikol dan kontrol negatif DMSO. Pengujian daya hambat antibakteri dengan metode difusi agar (Kirby Bauer). Metodenelitian ini adalah eksperimental. Pembuatan ekstrak menggunakan metode maserasi menggunakan pelarut metanol. Data yang diperoleh dari pengukuran diameter daya hambat dianalisis secara statistik menggunakan metode uji Anova, kemudian dilanjutkan uji Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak metanol kulit buah sukun mengandung senyawa metabolit sekunder alkaloid, flavonoid dan tanin. Hasil pengukuran daya hambat terhadap S. aureus dan E. coli dilihat dari daerah bening menunjukkan konsentrasi 100 mg/mL dengan daya hambat kuat, konsentrasi 75 mg/mL dengan daya hambat kategori sedang, dan konsentrasi 50 mg/mL dengan daya hambat kategori lemah. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ekstrak metanol kulit buah sukun (Artocarpus alitilis (Parkinson) Fosberg) mengandung metabolit sekunder yaitu flavonoid, yang bertindak sebagai antibakteri. Aktivitas antibakteri ekstrak metanol kulit buah sukun tertinggi diperoleh pada konsentrasi 100 mg/mL yaitu dengan zona hambata sebesar 11,95 mm pada S. aureus dan 10,23 mm pada E. coli, yang keduanya dapat dikategorikan memiliki daya hambat yang kuat.
AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK METANOL DAUN TENGGEK BURUNG (Melicope ptelefolia (Champ. Ex Benth.) T.G.Hartley) TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli Anggi Silvana; D. Elysa Putri Mambang
FARMASAINKES: JURNAL FARMASI, SAINS, dan KESEHATAN Vol. 1 No. 1 (2021): FARMASAINKES: JURNAL FARMASI, SAINS, dan KESEHATAN
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Muslim Nusantara Al Washliyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (351.413 KB) | DOI: 10.32696/fjfsk.v1i1.816

Abstract

Daun tenggek burung memiliki aktivitas antibakteri dan fungisida. Secara farmakologis, ekstrak tumbuhan dilaporkan memiliki sifat antimikroba dan sitotoksik, serta kaya akan antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan ekstrak metanol daun tenggek burung dalam menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Metode penelitian ini adalah eksperimental meliputi pembuatan ekstrak metanol daun tenggek burung dengan metode maserasi, skrining fitokimia dan uji aktivitas ekstrak metanol daun tenggek burung terhadap S. aureus dan E. coli dengan menggunakan konsentrasi 10 mg/mL; 20 mg/mL; 30 mg/mL; kontrol negatif (DMSO) dan Kontrol positif (kloramfenikol). Pengujian daya hambat antibakteri dengan metode difusi agar menggunakan metode Kirby Bauer. Data yang diperoleh dari pengukuran diameter zona hambat dianalisis secara statistik menggunakan metode uji Anova, kemudian dilanjutkan uji Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak metanol daun tenggek burung mengandung senyawa golongan flavonoid, tanin, alkaloid dan saponin. Uji aktivitas antibakteri pada bakteri S. aureus menunjukkan daya hambat 9,08 mm pada konsentrasi 10 mg/mL, 13,28 mm pada konsentrasi 20 mg/mL dan 16,31 mm pada konsentrasi 30 mg/mL. Uji aktivitas pada bakteri E. coli menunjukkan daya hambat 9,28 mm pada konsentrasi 10 mg/mL, 14,64 mm pada konsentrasi 20 mg/mL dan 17,46 mm pada konsentrasi 30 mg/mL. Dapat disimpulkan bahwa ekstrak metanol daun tenggek burung memiliki aktivitas antibakteri terhadap S. aureus dan E. coli dilihat dari daya hambat pada konsentrasi 20 mg/mL dan konsentrasi 30 mg/mL masuk kategori kuat dan pada konsentrasi 10 mg/mL masuk kategori sedang.
UJI Aktivitas Antikolesterol Ekstrak Etanol Daun Tekelan (Chromolaena odorata (L.) R. King & H. Rob) Pada Tikus Jantan Putih (Rattus norvegicus) Ade Juliandi Siregar; D. Elysa Putri Mambang
FARMASAINKES: JURNAL FARMASI, SAINS, dan KESEHATAN Vol. 1 No. 1 (2021): FARMASAINKES: JURNAL FARMASI, SAINS, dan KESEHATAN
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Muslim Nusantara Al Washliyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (708.52 KB) | DOI: 10.32696/fjfsk.v1i1.818

Abstract

Tekelan (Chromolaena odorata (L.) R. King & H. Rob) merupakan salah satu tumbuhan yang termasuk famili Asteraceae yang mana ekstrak daun tekelan telah diteliti dapat menurunkan kadar kolesterol. Kandungan kimia dari ekstrak daun tekelan seperti tanin, flavonoid, saponin dan steroid diduga membantu mempercepat penyembuhan kolesterol. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji efek antikolesterol dari ekstrak etanol daun tekelan (EEDT) pada tikus putih jantan yang diinduksi menggunakan telur puyuh. EEDT dibuat dengan metode maserasi. EEDT dibuat dalam bentuk ekstrak dengan dosis 50; 100; 200 mg. Uji aktivitas penyembuhan kolesterol dari EEDT dilakukan terhadap tikus putih jantan, yang sebelumnya telah diinduksi dengan telur puyuh secara oral dan tikus yang diinduksi digunting bagian ekor untuk pengambilan darah sebelum dan setelah induksi sama. Hewan uji yang digunakan 25 ekor dan dibagi menjadi 5 kelompok, yaitu kelompok hewan uji kontrol positif (Simvastatin 10 mg), uji kontrol negatif (CMC 0,5%), ekstrak EEDT dengan dosis 50; 100; 200 mg. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan alat pengukur kadar kolesterol, dan diukur setiap 60 menit, dan dihitung persentase penurunan kadar kolesterol. Kemudian dilakukan analisis statistik dengan uji ANOVA menggunakan Statistical Program Service Solution (SPSS). Hasil evaluasi menunjukkan EEDT, baik terhadap pemeriksan homogenitas dengan nilai 0,512 > 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak EEDT mempunyai efek penyembuhan kolesterol pada tikus putih jantan yang telah diinduksi dengan telur puyuh. Hasil statistik menunjukkan kelompok hewan uji dengan pemberian ekstrak EEDT pada dosis 50; 100; 200 mg berturut-turut sembuh setelah pemberiaan ekstrak EEDT dengan jangka waktu yang berbeda, dan berbeda signifikan terhadap kelompok hewan uji dengan pemberian kontrol positif dan kontrol negatif. Penyembuhan tercepat terjadi pada kelompok hewan uji dengan pemberian ekstrak EEDT dosis 200 mg. Dapat disimpulkan bahwa ekstrak EEDT mempunyai aktivitas penyembuhan kolesterol pada tikus putih jantan dan penyembuhan tercepat terjadi pada kelompok hewan uji dengan pemberian dosis 200 mg.
UJI AKTIVITAS ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETIL ASETAT DAUN TEKELAN (Chromolaena odorata (L.) R. King & H. Rob) PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus) Ririn Situngkir; D. Elysa Putri Mambang
FARMASAINKES: JURNAL FARMASI, SAINS, dan KESEHATAN Vol. 1 No. 1 (2021): FARMASAINKES: JURNAL FARMASI, SAINS, dan KESEHATAN
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Muslim Nusantara Al Washliyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (613.289 KB) | DOI: 10.32696/fjfsk.v1i1.819

Abstract

Tekelan (Chromolaena odorata (L.)R. King & H. Rob)merupakan salah satu tumbuhan yang termasuk famili Asteraceae.Kandungan kimia dari ekstrak etil asetat daun tekelan yaitu alkaloid, flavonoid, tanin, saponin, steroid/triterpenoid yang diduga dapat menyembuhkan radang atau inflamasi.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji aktivitas antiinflamasi dari ekstrak etil asetat daun tekelan pada tikus putih jantan. Metode penelitian ini dilakukan dengan cara maserasi. Uji aktivitas penyembuhan radang dari EEADT dilakukan terhadap tikus putih jantan yang diinduksi dengan karagenan 1 % secara intraplantar. Hewan uji digunakan 25 ekor dan dibagi 5 kelompok, yaitu kelompok kontrol negatif (Na.CMC 0,5 %), uji kontrol positif (Natrium diklofenak 25mg/KgBB), EEADT masing-masing dengan dosis 50mg/KgBB,100mg/KgBB, 200mg/KgBB kemudian diukur radang dengan menggunakan alat plestimometer dengan pengamatan adanya penurunan radang dilakukan setiap 60 menit selama 360 menit atau 6 jam. Di hitung persentase penurunan radang diperoleh dilakukan analisis statistik dengan uji ANOVA menggunakan SPSS (Statistical Program Service Solution). Hasil statistik menunjukkan kelompok hewan uji dengan pemberian EEADT pada dosis 50mg/KgBB, 100mg/KgBB, 200mg/KgBB berturut turut sembuh. Hasil ANOVA menunjukkan (P<0,05) berarti terdapat perbedaan setiap perlakuan. Dapat disimpulkan bahwa EEADT mempunyai aktivitas penyembuhan inflamasi tercepat tejadi pada kelompok hewan uji dosis 200mg/KgBB.