Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Ruang Terbuka Hijau sebagai Katalis Urban dalam Revitalisasi Kawasan Kota Lama Trunojoyo Malang Medha Baskara
Jurnal Lingkungan Binaan Indonesia Vol. 5 No. 4 (2016): JLBI
Publisher : Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32315/jlbi.v5i4.224

Abstract

Penurunan kualitas dan vitalitas pada kawasan kota lama Trunojoyo Malang akibat berkurangnya kinerja kawasan dan terjadinya ketidaksesuaian antara kemampuan kawasan dengan kebutuhan masa kini. Studi ini bermaksud untuk menguji ruang terbuka Trunjoyo mampu menciptakan kawasan kota lama berkarakter unik yang mampu berperan skala kota dengan vitalitas yang tinggi secara fisik, sosial dan ekonomi. Secara spesifik ruang terbuka hijau sebagai katalis urban menekankan pada terbentuknya kawasan sebagai destinasi baru, yang selaras dan terintegrasi secara fisik maupun visual dengan lingkungan kota lama maupun kawasan lain disekitarnya. Studi berkesimpulan bahwa pengembangan strategis elemen katalis urban pada ruang terbuka hijau didasarkan pada karakteristik ruang terbuka di kawasan Trunojoyo dengan pengembangan kegiatan-kegiatan yang tepat yang dapat menjadi alternatif penggerak revitalisasi kawasan kota lama Malang.
Pengaruh Waktu Pengendalian Gulma Pada Pertumbuhan dan Hasil Tiga Varietas Buncis (Phaseolus vulgaris L.) Tipe Tegak Mila Kumala Dewi; Medha Baskara; Jody Moenandir
Produksi Tanaman Vol. 8 No. 6 (2020)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Faktor biotik dan abiotik ialah faktor pembatas yang menentukan produksi buncis. Faktor biotik tersebut ialah adanya gulma yang bersaing dengan tanaman buncis dalam memenuhi kebutuhan cahaya, suhu, kelembaban dan nutrisi sehingga dapat menurunkan pertumbuhan dan hasil tanaman budidaya. Cara yang digunakan untuk mengurangi faktor pembatas biotik dan abiotik ialah dengan melakukan pengendalian gulma dan penggunaan varietas unggul. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui waktu pengendalian gulma dan varietas terbaik untuk pertumbuhan dan hasil tanaman buncis tipe tegak, serta mengetahui interaksi antara waktu pengendalian gulma dan varietas pada pertumbuhan dan hasil tanaman buncis tipe tegak. Penelitian disusun dalam rancangan acak kelompok (RAK) faktorial dengan 2 faktor, 9 kombinasi perlakuan, dan 3 ulangan. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei – Juli 2019 di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian Jatimulyo UB, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur. Waktu pengendalian gulma dan varietas yang berbeda memberikan pengaruh yang berbeda pada pertumbuhan dan hasil tanaman buncis tipe tegak serta terdapat interaksi antara waktu pengendalian gulma dan varietas pada pertumbuhan dan hasil tanaman buncis tipe tegak. Penggunaan varietas Balitsa-1 dan penyiangan gulma pada 7, 14, 21, 28, 35, 42 dan 49 HST memberikan hasil terbaik pada parameter bobot kering tanaman, jumlah polong / tanaman, bobot basah polong / tanaman, bobot kering polong / tanaman, jumlah polong / petak, bobot basah polong / petak dan bobot kering polong / petak. Terjadi pergeseran vegetasi yang menyebabkan terjadinya perbedaan beberapa jenis gulma pada sebelum olah tanah dan sesudah olah tanah.
Pengaruh Dosis Pupuk Kandang Dan Dosis Pupuk Nitrogen Terhadap Hasil Tanaman Krisan (Chrysanthemum morifolium Ram.) Indyana Agzarida; Medha Baskara; Husni Thamrin Sebayang
Produksi Tanaman Vol. 9 No. 7 (2021)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Unsur hara merupakan salah satu faktor penting dalam keberhasilan budidaya tanaman krisan. Pemberian pupuk  yang tepat dan unsur hara yang seimbang dilakukan untuk mendapatkan pertumbuhan dan hasil bunga krisan yang di inginkan. Tujuan dari penelitian ini untuk mempelajari dan mendapatkan dosis pupuk kandang dan pupuk nitrogen yang tepat dalam pertumbuhan dan produksi bunga krisan potong. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai September 2019 di dalam rumah lindung di Desa Sidomulyo, Kecamatan Batu, Kota Batu. Penelitian dilakukan menggunakan Rancangan Acak kelompok (RAK) sederhana dengan 10 perlakuan dan mendapat ulangan sebanyak 3 kali. Hasil Penelitian menunjukkan perlakuan P9 : dosis pupuk kandang sapi 15 ton ha-1 + Pupuk nitrogen 52,5 kg ha-1 dapat meningkatkan pertumbuhan krisan potong meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, diameter batang dan meningkatkan hasil krisan potong meliputi panjang tangkai, diameter bunga, umur panen dan lama kesegaran bunga.
Pengaruh Suhu Dan Curah Hujan Terhadap Produktivitas Bawang Merah (Allium Ascolonicum L.) Di Sentra Produksi Kabupaten Nganjuk Mochammad Fahmi Susanto; Medha Baskara; Ninuk Herlina
Produksi Tanaman Vol. 9 No. 7 (2021)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan tanaman semusim yang dimanfaatkan sebagai sayuran bumbu. Tanaman ini menjadi salah satu komoditas hortikultura yang sangat penting di Indonesia, karena hampir semua masakan membutuhkan komoditas ini. Selain digunakan sebagai bahan bumbu masakan, dunia medis dan nutrisi diyakini bahwa bawang merah memiliki khasiat yang sangat baik bagi kesehatan antara lain membantu menurunkan kolesterol dalam darah. Sentra produksi bawang merah di Jawa Timur adalah kabupaten Nganjuk. Terdapat lima Kecamatan penghasil bawang merah di Kabupaten Nganjuk yaitu kecamatan Bagor, Sukomoro, Wilangan, Gondang, dan Rejoso. Cuaca di Indonesia akhir-akhir ini sulit diprediksi, pada saat musim kemarau suhu udara begitu tinggi, sedangkan pada musim hujan memiliki curah hujan sangat tinggi. Adanya perbedaan produksi pada musim kemarau dan musim penghujan, mengakibatkan fluktuasi produksi selalu terjadi pada usaha tani bawang merah. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Sawahan, Kecamatan Bagor, dan Kecamatan Sukomoro, Kabupaten Nganjuk Jawa Timur pada bulan November – Desember 2019. Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui hubungan antara suhu dengan produktivitas bawang merah diberbagai dataran di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, hasil dari uji korelasi antara Suhu dengan produktivitas dan Curah hujan dengan produktivitas Bawang merah. dihasilkan dari kecamatan Sawahan, Kecamatan Bagor, dan Kecamatan Sukomoro. Kecamatan Sawahan yang mempuyai pengaruh paling tinggi yaitu sebesar 97,9%, Kecamatan Bagor yaitu sebesar  55,4%,  sedangkan Kecamatan Sukomoro pengaruhnya rendah yaitu sebesar 32,1%.
Pengaruh Berbagai Jenis dan Ukuran Mulsa Organik Pada Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Bawang Merah (Allium Cepa var. Aggregatum) Varietas Bauji Faizal Achmad Lazuardian; Nur Edy Suminarti; Medha Baskara
Produksi Tanaman Vol. 9 No. 8 (2021)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bawang merah (Allium Cepa var. Aggregatum) merupakan kelompok rempah yang tidak bisa digantikan oleh komoditas lain. Dalam lima tahun terakhir luas lahan bawang merah terus mengalami peningkatan, walaupun luas lahan terus meningkat namun produktifitas terus menurun tiap tahun.            Bawang merah sangat rentan terhadap iklim sehingga perlu dilakukan penanganan khusus agar bawang merah dapat berproduksi secara maksimal dengan iklim yang ada. Kelembaban tanah dan suhu tanah sangat berpengaruh terhadap perkembangan umbi bawang merah. Salah satu cara untuk mempertahankan suhu dan kelembaban adalah dengan menggunakan mulsa. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Jatimulyo Kecamatan Lowokwaru Kota Malang pada bulan Juli 2018 sampai dengan Agustus 2018. Penelitian menggunakan rancangan petak terbagi dengan menempatkan jenis mulsa pada petak utama yang terdiri dari: Mendong, Jerami, Rumput Gajah. Sedangkan panjang mulsa ditempatkan sebagai anak petak, terdiri dari tiga ukuran yaitu: 50 cm, 25 cm, 5 cm. Masing – masing kombinasi diulang 3 kali sehingga diperoleh 27 petak kombinasi perlakuan. Pengamatan yang dilakukan terbagi menjadi 3 aspek yaitu (1) aspek lingkungan mikro tanaman, meliputi suhu tanah, dan kelembaban tanah (2) aspek pertumbuhan dari hasil tanaman serta (3) panen. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan jenis dan ukuran mulsa tidak menunjukkan adanya interaksi, akan tetapi perlakuan jenis mulsa mendong dibandingkan dengan mulsa jerami dan rumput gajah dapat meningkatkan suhu minimum sebesar 5,5% dan 3,2%, menurunkan suhu maksimum sebesar 3,3% dan 2,5%, meningkatan jumlah anakan produtif sebesar 14% dan 8,3%, serta meningkatkan bobot kering sebesar 25% dan 18,8%.